Karya ini hanya fiksi bukan nyata. Tidak terkait dengan siapa dan apapun.
Elyra Celeste Vesellier, putri bungsu dari Kerajaan Eryndor. Lahir di tengah keretakan hubungan orang tuanya, ia selalu merasa seperti bayangan yang terabaikan.
Suatu hari, pernikahan nya dengan Pangeran dari kerajaan jauh yang miskin ditentukan. Pukulan terbesarnya saat dia mengetahui siapa gadis yang ada dihati suaminya. Namun, Elyra pantang menyerah. Dia akan membuktikan jika dialah yang pantas menjadi Ratu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Solace, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Raja terbaring lemah di tempat tidur megahnya, napasnya tersengal. Wajahnya pucat, dan setiap tarikan napas terasa seperti perjuangan.
Di sampingnya, Ratu duduk sambil menggenggam tangan Raja, matanya penuh kecemasan, tetapi amarah terlihat jelas di raut wajahnya.
Ethan dan Evander berdiri tegang di sudut ruangan, masing-masing diam dengan pikiran nya. Sementara itu, Lyra, hanya berdiri kaku di sudut lain. Wajahnya tenang, tetapi tatapan nya kosong. Seperti berusaha menjauhkan dirinya dari kekacauan yang terjadi.
Setelah beberapa saat, pintu kamar terbuka perlahan. Cedric masuk dengan menggandeng tangan Sierra yang tampak gugup. Langkah mereka terdengar berat. Terutama ketika tatapan tajam Ratu langsung tertuju pada mereka.
"Kamu punya keberanian membawa gadis itu ke sini?", suara Ratu bergetar marah, "wanita tidak tahu diri itu yang membuat ayahanda mu seperti ini!".
Wajah Ratu berubah merah padam. Ia berdiri dengan cepat, amarahnya tak lagi bisa dibendung. Baginya Sierra adalah penyebab dari kekacauan ini. Penyakit jantung Raja kambuh, dan keluarganya berada di ambang kehancuran. Ia meluapkan semua amarahnya pada Sierra, kata-kata tajam keluar tanpa kendali.
Sierra hanya menunduk, tubuhnya gemetar. Cedric mencoba melindunginya, dengan berdiri di antara Sierra dan ibunya, tetapi itu hanya membuat suasana semakin panas.
"Ibunda, ini bukan salah Sierra. Ini keputusan yang telah saya buat. Saya mencintai Sierra", ucap Cedric.
Mendengar suaminya berkata demikian, ada rasa luka dan mengganjal di hati Lyra. Namun, dia tetap diam, tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Apa kamu kehilangan akal mu? Apa kamu tidak peduli pada ayahanda mu?", Ratu nyaris berteriak, emosinya meluap.
Ratu melanjutkan, "kamu bahkan tak peduli pada kerajaan! Bagaimana jika Kerajaan Eryndor tidak menerimanya, dan mereka menyerang kita!".
"Ibunda, saya akan bertanggung jawab atas segalanya", ucap Cedric dengan tatapan penuh keyakinan.
Sebelum Ratu bisa menjawab, tangan Raja yang lemah terangkat sedikit, mencoba memberi isyarat pada mereka untuk tenang. Tangan lemah Raja menggenggam tangan Ratu.
"Cukup…", suara Raja terdengar pelan, tetapi tegas. Semua di ruangan itu terdiam seketika.
...****************...
Raja tahu ini bukan salah Cedric. Anaknya itu hanya mengikuti hatinya, memilih seseorang yang ia rasa bisa melengkapi hidupnya.
Dalam hati, Raja mengerti alasan Cedric. Sierra adalah gadis lembut, tidak heran jika Cedric sangat menyukainya.
Namun, Raja juga melihat amarah istrinya, dan ia tidak bisa menyalahkan nya juga. Keluarga kerajaan telah mengalami banyak tekanan. Dan Sierra meski tanpa niat, telah menjadi simbol dari perpecahan itu.
"Sekarang bukan waktunya untuk berkelahi. Bagaimana pun darah kerajaan mengalir di tubuh bayi itu. Sudah sepantasnya kita menjaganya", ucap Raja.
"Lalu bagaimana dengan Lyra? Apa anda tidak memikirkan bagaimana perasaan nya?", ucap Ratu, matanya berkaca-kaca.
Ratu merasa sangat bersalah pada Lyra. Dia merasa gagal membesarkan putranya dengan baik. Dia merasa menjadi ibu yang buruk.
"Bagaimana jika Kerajaan Eryndor yang besar dan perkasa itu menghancurkan Kerajaan Eldrath yang kecil ini?", ucap Ratu gugup, suaranya terdengar penuh kekhawatiran.
Sejujurnya, Raja juga sangat mengkhawatirkan hal tersebut. Meskipun dia tahu, jika Lyra tak begitu dianggap di Eryndor. Namun, Lyra tetaplah Tuan Putri sah Eryndor. Kejadian ini seperti mencoreng nama baik Kerajaan Eryndor.
Evander yang sedari tadi sudah berusaha untuk diam, akhirnya dia berjalan lebih mendekati Lyra. Dia berpikir semua ini kesalahan Lyra.
Lyra yang telah merusak kebahagiaan gadis pujaan hatinya, Sierra. Lyra yang membuat ibunya khawatir. Lyra juga yang menjadi alasan, jika Eryndor menyerang Eldrath.
Namun, belum sempat Evander mendekat, Ethan sudah berubah posisi. Ethan berdiri di depan Lyra, seolah sedang melindunginya dari penjahat.
Evander dan Ethan saling menatap dengan tajam. Hal tersebut tidak luput dari penglihatan Cedric. Tentunya, Cedric merasa sangat terganggu dengan itu.
"Lyra tidak ada hubungan nya dengan ini, Evan", ucap Ethan datar, namun terdengar sinis.
Mendengar Ethan memangil Lyra begitu akrab, ada rasa tidak nyaman di hati Cedric. Lyra tetaplah istrinya, meskipun Cedric tidak menyukainya.
Saat Cedric ingin melangkah ke arah Lyra, Sierra menggenggam lengan nya. Sierra memekik kesakitan. Dia memegangi perutnya.
"Ada apa, Sierra?", suara Cedric terdengar sangat khawatir.
"Aku... aku tidak tahu. Perutku sakit sekali, Ceddy", suara Sierra serak, dia hampir menangis.
Dengan sigap Cedric menggendong Sierra keluar dari ruangan itu. Dengan langkah lebar dan cepat, Cedric berniat membawa Sierra pada tabib kerajaan.
Ethan yang cemas dengan Sierra, tentu saja menyusul Cedric. Dia tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada wanita itu. Sebelum meninggalkan ruangan, Evander dan Ethan saling melirik sinis.
Sementara di sudut ruangan, Lyra tetap berdiri diam. Tidak mengatakan apa pun. Bagi Lyra, ini adalah urusan yang tidak perlu ia campuri. Meskipun ini menyangkut kehidupan nya.
...****************...
