Mila terjebak oleh keadaan. Ia terpaksa harus sabar mendengar cacian dari Angga. Angga sangat membenci Mila. Karena menurut Angga, Mila adalah wanita miskin, rendahan yang hanya ingin menikmati kekayaan keluarganya.
Mila juga sangat membenci Angga semenjak kejadian yang menimpa dirinya bersama Angga. Angga adalah satu-satunya orang yang tidak ingin Mila temui lagi di dunia ini tapi, takdir berkata lain. Dimana pun Mila berada pasti ada Angga.
Walaupun keduanya saling bermusuhan, tapi mereka tidak menyadari bahwa setiap hari mereka saling bertemu dan bersama. Kapankah benih-benih cinta akan tumbuh di hati mereka?
Baca kisah Mila dan Angga hanya di Novel toon dengan judul Menikah dengan Mr. Arogan.
Jangan lupa like dan share nya ya.... Terima kasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Mawarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Tidak Ingin Menikah Dengannya
Angga sedang menyetir mobilnya menuju apartemennya. Ia sudah memberikan tugas kepada anak buahnya untuk mencari Mila namun, sampai malam itu belum ada kabar dari mereka. Angga terus memikirkan Mila. Ia menyetir sambil merenungi semua perbuatannya.
Drrrtt.. Drrrtt.... HP Angga bergetar tanda panggilan masuk. Itu adalah panggil dari Papa Roy. Angga pun menerima panggilan tersebut.
Papa Roy : “Ngga pulanglah. Ayo kita makan malam bersama”.
“Em... Maaf Pa, aku tidak bisa....”
Pap Roy : “Papa tidak menerima penolakkan. Ini adalah perintah. Datanglah sekarang juga. Atau kamu akan menyesalinya”.
Saat Angga hendak menyatakan penolakan lagi, Papa Roy sudah menutup panggilannya. Angga pun menarik napasnya. Kalau sudah seperti itu, ia tidak bisa menghindarinya lagi.
***
Dengan langkah yang malas, Angga memasuki rumahnya. Ia lihat tidak ada siapa-siapa di ruang tamu. Maka, ia pun terus berjalan untuk mencari anggota keluarganya. Ia mendengar ada keributan dari arah dapur. Angga pun langsung menuju ke sana untuk melihat mereka.
Kemudian, hatinya terasa begitu lega melihat sosok itu bersama keluarganya. Ia pun menyimpulkan senyumnya dan dengan senang hati bergabung di meja makan.
Semua orang menyambut gembira kedatangan Angga kecuali, Mila. Ia memalingkan wajahnya ke sisi lain untuk tidak melihat Angga.
“Kakak payah sekali. Untung aku berjumpa dengan Mila”, ucap Reina bangga sekaligus mengejek kakaknya. “Kalau tidak, kakak mungkin nggak akan pernah bisa meminta maaf padanya”.
Angga hanya diam menundukkan kepalanya. Ia mengingat apa yang dirinya lakukan pada Mila selama ini. Ia mengunyah makanannya sambil sesekali melirik Mila. Ia tahu jika Mila begitu membencinya, tapi hal apa yang membuat mau datang ke rumah ini.
“Mila, kamu tenang aja ya. Biar Mama yang mengurus semuanya sekarang”, ucap Mama Siska lembut.
Mila mengerutkan dahinya. Ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh Mama Siska. Tapi, di hatinya ia sudah menduga-duga sesuatu yang tidak beres.
“Maaf tante. Mengurus apa ya maksudnya?”, tanya Mila yang ingin tahu maksud ucapan Mama Siska.
Mama Siska pun menghela napas panjang. Tiba-tiba ia menampilkan wajah yang begitu sedih. Mila semakin tidak mengerti.
“Mama kan udah bilang tadi, jangan panggil tante lagi. Panggil Mama aja. Karena kamu itu kan calon menantu Mama”, jelas Mama Siska sedih.
Seketika Mila langsung terbatuk-batuk mendengar ucapan Mama Siska. Reina yang ada di sebelahnya langsung memberikan segelas air untuk Mila. Begitu pula dengan Mama Siska, ia langsung bangun dari duduknya dan mendatangi Mila untuk memberi bantuan.
“Sayang, kamu kenapa? Kok sampai tersedak gitu sih?”, tanya Mama Siska polos.
“Gimana gak tersedak Ma? Lagian Mama langsung ngomong kalau Mila calon menantu Mama!”, ucap Reina kesal.
“Loh, emang Mama salah? Mila kan memang akan segera menikah dengan Angga. Karena Angga harus bertanggung jawab atas perbuatannya”, sahut Mama Siska.
Angga tidak bisa menyanggah ucapan orang tuanya lagi. Dari awal Angga sudah paham apa yang orang tuanya inginkan saat mereka menyuruh Angga untuk membawa Mila ke rumah ini. Tapi, apakah ia harus segera menikahi Mila? Karena hatinya pun masih rapuh. Namun, Angga teringat lagi apa yang telah ia lakukan pada Mila dan itu membuatnya tidak enak hati. Ia pun berpikir menikahi Mila adalah jalan yang tepat. Selain untuk menebus semua kesalahannya, hal itu memang harus ia lakukan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah menodai Mila.
Tapi, berbeda dengan Mila. Membayangkan wajah Angga saja ia sudah merinding. Apalagi harus menjadi istrinya. Bisa-bisa dirinya bisa mati perlahan karena Angga akan menyiksanya setiap hari. Mila sama sekali tidak menginginkan hal itu. Menikah dengan Mr. Arogan? Yang benar saja! Itulah yang ada di batin Mila.
“Maaf Tante, sepertinya saya tidak bisa menikah dengannya”, ucap Mila dengan menundukkan kepalanya.
Seketika semua orang melihat ke arah Mila. Mereka tidak menyangka jika Mila tidak ingin menikah dengan Angga. Mereka tidak tahu bagaimana traumanya Mila dengan Angga. Dan menikah dengan Angga adalah hal yang paling di hindari olehnya.
“Apa maksud kamu Mila? Kenapa kamu tidak membiarkan Angga bertanggung jawab atas perbuatannya?”, tanya Papa Roy yang juga kaget mendengar penolakkan dari Mila.
Sedangkan Angga terus saja melihat Mila. Sama dengan yang lainnya. Angga juga penasaran dengan alasan Mila yang menolak menikah dengannya. Angga berpikir jika Mila akan mengadukan semua perbuatannya. Tapi, jika pun demikan, Mila memang tidak salah jika ia mengadu pada orang tuanya.
“Saya.....”, Mila sedikit segan untuk berbicara.
Mama Siska pun duduk di sebelah Mila sambil mengelus-elus punggungnya. Ia ingin Mila berbicara terus terang. Kenapa Mila sampai menolak menikah dengan Angga.
“Saya tidak bisa menikah dengannya Tan. Saya mau datang ke sini karena ingin menjelaskan jika, saya sudah mengikhlaskan semuanya. Jadi, tidak ada yang perlu bertanggungjawab kepada saya”, jelas Mila dengan yakin.
Lagi-lagi semua orang di buat kaget dengan ucapan Mila. Mereka tidak mengerti apa yang ada di pikiran Mila. Menolak menikah dengan seorang pria yang sudah terlanjur kaya? Jika saja wanita lain, pasti tidak akan menolaknya.
“Kenapa kamu berkata seperti itu sayang? Kalau kamu hamil gimana?” ucap Mama Siska sedih.
Mila menggelengkan kepalanya, “Aku tidak hamil tan. Setelah kejadian itu aku langsung membeli obat untuk menunda kehamilan dengan uang terakhirku. Untung saja aku masih memilikinya. Lagi pula, aku sedang menstruasi sekarang. Jadi, kalian tidak perlu khawatir lagi”.
Semua orang lagi-lagi tercengang dibuat Mila. Terutama Mama Siska yang sudah berharap Mila hamil agar ia segera memiliki cucu. Namun, harapan itu langsung musnah mendengar cerita Mila. Ia tampak lesu dan kecewa.
Begitu juga dengan Angga. Entah mengapa ia juga kecewa dengan ucapan Mila yang terus menolaknya dan juga enggan menyebutkan namanya. Alih-alih hanya berdiam diri, ia pun bangun dari duduknya dan bejalan mendekat pada Mila. Saat sudah berada di dekat Mila, Tiba-tiba Angga langsung Berlutut di samping Mila.
Semua orang kaget melihatnya. Karena tidak biasanya Angga melakukan hal seperti itu kecuali, pada orang yang benar-benar ia sayang dan ia hormati. Hal itu langsung membuat kedua orang tuanya dan juga adiknya berpikir jika Angga benar-benar menyayangi Mila. Tapi, Mila masih saja enggan untuk memandang wajah Angga. Tidak ada yang tahu betapa hancur hatinya karena perbuatan Angga terhadapnya selama ini. Mila ingin sekali segera lari dari rumah itu dan menghilang jika ia bisa. Tapi, sepertinya kakinya terasa sangat sulit untuk di gerakkan.
"Maaf. Aku mohon maafkan aku", ucap Angga lembut sambil menundukkan kepalanya.
***