NovelToon NovelToon
One Night Stand With Brother In Law

One Night Stand With Brother In Law

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Single Mom / Percintaan Konglomerat
Popularitas:401.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nana Hutabarat

Kaisar merasa dirinya punya kelainan karena menyukai calon adik ipar lelakinya, Airlangga. Dia menepis rasa itu, tapi tetap tidak bisa hilang.
Di sisi lain, Airlangga kebingungan karena dirinya dinyatakan hamil oleh dokter. Sedangkan pria yang menghamili nya adalah kakak iparnya sendiri. Dia tidak mungkin membuka jati dirinya jika sejatinya dia adalah seorang anak perempuan bukan lelaki seperti yang keluarganya ketahui. Jika sampai itu terjadi maka keluarga ayahnya akan menghentikan pengobatan ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Hutabarat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 12 Dia itu Wanita

Airlangga duduk di sebelah makam ibunya. Masih tidak rela dengan apa yang terjadi. Semua begitu cepat dan tidak disangka akan berakhir seperti ini.

Semua pengorbanan yang dia lakukan terasa sia-sia belaka. Orang yang dia perjuangkan selama ini, kini telah tiada. Mulai detik ini, dia tidak perduli dengan semuanya, bahkan jika identitas dirinya terbuka pun dia sudah siap.

Sayup-sayup terdengar suara adzan berkumandang, langit juga sudah mulai menggelap. Langit yang menurunkan hujan gerimis seperti ikut bersedih dengannya.

Baju yang dia kenakan sudah mulai basah dan berlumpur. Namun, dia mengabaikannya dan masih ingin tinggal di sana lebih lama.

Andaikan bisa meminta pada Tuhan, dia ingin turut serta dimakamkan bersama ibunya. Pikiran dan hatinya telah mati dan sekarang dia tidak punya tujuan hidup lagi.

Emilio yang membawa senter lampu mulai menyalakannya agar tempat itu lebih terang. Orang-orang yang telah membantu pemakaman pun sudah mulai pergi.

Kaisar sendiri masih setia berdiri di samping Airlangga. Mengabaikan panggilan dari orang tua dan sahabatnya yang akan melakukan pesta malam bujang sebelum pernikahannya besok.

Kaisar tidak tega melihat pria ini memeluk makam ibunya. Takut jika dia berbuat nekat seperti bunuh diri. Ya, hanya itu yang terlintas dipikiran Kaisar.

Tangan Kaisar diletakkan di pundak Airlangga dengan pelan. Membuat anak muda itu mengangkat wajahnya ke atas.

"Ngga, ayo pulang ke rumahmu," ajak Kaisar.

Airlangga menggelengkan kepala. "Kakak pergi saja dahulu. Aku masih mau di sini bersama dengan Ibu."

"Ini sudah malam, Ngga...."

Sebuah panggilan masuk ke handphone Kaisar. Kaisar langsung mematikannya.

"Itu sepertinya dari keluarga Kakak, mereka pasti membutuhkan kakak. Bukankah prosesi acara sebelum pernikahan belum selesai?" tebak Airlangga. Kaisar terdiam.

"Kakak jawab saja, jangan sungkan padaku. Kalau tidak pulang segera pulang ke rumah. Mereka pasti khawatir."

"Aku akan pergi jika kau juga ikut bersamaku!" tegas Airlangga. "Tunggu aku akan menjawab Mommy dulu."

Kaisar lalu berjalan sedikit menjauh untuk mengangkatnya. Airlangga lantas menatap kembali makam ibunya. Berpikir apa yang harus dia lakukan nanti. Dia tidak mungkin pulang ke rumah ayahnya karena di sana seperti neraka.

Kaisar melihat Ayah Fadil berjalan mendekat ke arah mereka. Pria itu berjalan tergesa-gesa dan dengan raut wajah tegang serta tatapan penuh kebencian ke arah Airlangga.

Kaisar memerintahkan Emilio dengan isyarat tangan untuk berada di dekat Airlangga.

"Airlangga!" bentak Fadil keras. Benar saja tebakan Kaisar. Fadil memang sedang marah besar. Bukannya malah bersimpati atas kematian istrinya atau malah dia marah karena Airlangga tidak memberitahu malah langsung melakukan pemakaman ini.

Airlangga yang terkejut, menoleh dan bangkit. Fadil yang sudah berdiri di dekatnya langsung melayangkan tangannya dengan cepat ke arah Airlangga. Sesuatu yang membuat semua orang tercengang.

Airlangga yang tidak menyangka mendapat serangan itu tidak bisa menjaga keseimbangan, tubuhnya terhuyung kesamping dan terjatuh diatas tumpukan tanah marah yang masih baru dan basah.

Pipinya terasa panas, tetapi tidak sepanas hatinya yang sudah mendidih. Dia menyentuhnya. Kedua netranya merah dan penuh airmata.

"Bangun brengsek!" ujar Fadil menarik kerah kemeja Airlangga dari belakang. Emilio yang ada di dekatnya mencegah dengan memegang lengan Fadil.

"Sabar, Pak Fadil," seru Kaisar berjalan mendekat dengan tergesa.

"Kalian tidak usah ikut campur urusanku. Aku akan menghajar anak ini karena telah berani menipuku. Dia itu licik dan sama murahannya seperti ibunya. Sangat memalukan, aku bahkan malu punya anak seperti dirinya."

Airlangga bangkit sambil menggigit bibir dalamnya.

"Bagaimanapun bisa kau anak kemarin sore berpikir bisa menipuku selamanya! Mulai hari ini, kau bukan lagi anakku, darah dagingku!"

"Om Fadil, ini bukan tempat yang tepat untuk berbicara, selain itu, Airlangga sedang berkabung atas kematian ibunya," ujar Kaisar mencoba menengahi pertikaian ini.

"Aku bahkan bersyukur wanita jalan itu mati, jika tidak mungkin kebohongan mereka berdua tidak akan terungkap," lanjut Fadil penuh kebencian.

Airlangga tertawa keras yang hampa. Dia lantas tersenyum sinis pada Fadil. Dia boleh dihina, tapi bukan ibunya.

"Kau bilang ibuku ******? Yang membuat dia seperti itu siapa? Bukankah kau yang merayunya dan berkata jika kau masih sendiri? Jika seperti itu, julukan apa yang tepat untukmu? Pecundang?"

"Kau!" Gigi Fadil gemeletuk mendengar umpatan Airlangga.

"Dari awal ibuku hamil, kau sudah meminta anak lelaki, jika tidak kau akan membuang dan mencampakkan kami. Lantas salahkah jika ibuku berbohong karena sangat takut kehilangan cintanya? Pikir pakai akal jangan nafsumu!"

Kaisar menatap semua orang, tatapan tidak faham dengan semua yang dikatakan oleh kedua orang di depannya. Emilio hanya bisa mengatupkan bibir rapat dan menarik nafas panjang.

"Lalu siapa yang jadi korban di sini, bukankah aku? Aku bukan jadi diriku sendiri, bahkan aku tidak punya identitas, semua palsu."

"Aku dan ibuku menipumu? Ya, itu bukan kehendak ibuku, tapi aku yang memaksa karena aku tidak tega melihat dia menderita oleh penyakitnya. Kau ingat, aku bahkan bersimpuh di kakimu agar kau mau membantu pengobatan ibuku. Jika mengobati istrimu sendiri itu sebuah dosa maka maafkanlah aku karena aku yang merencanakan itu. Jangan salahkan ibuku karena dia hanya ingin bisa melihatmu walau dengan cara berbohong. Dia sangat mencintaimu," ucap parau Airlangga di sela isak tangisnya.

"Aku minta maaf untuk ibuku, atas nama cintanya padamu."

Airlangga membungkuk dan meletakkan tangan di dada sebagai tanda permintaan maaf. Dia kembali menatap Fadil dengan penuh luka yang membuat Fadil terdiam.

"Kalau jenis kelamin ini membuatku bernilai rendah di matamu, aku tidak bisa menolaknya. Namun, sama seperti Cantika, aku juga putrimu. Entah kau mau menerima atau tidak, terserah padamu sekarang. Aku tidak perduli lagi, aku tidak peduli padamu dan semuanya. Kini aku hanya ingin sendiri, jangan ganggu aku lagi dengan kehidupan keluargamu yang penuh dengan muslihat dan kepura-puraan."

"Airlangga!"

"Jangan bentak aku lagi karena semua sudah selesai!" balik Airlangga lalu membalikkan tubuhnya dan berlari cepat, pergi dan menghilang diantara kegelapan malam.

Pikiran Kaisar kosong seketika. Darah sepertinya tidak mengalir ke otaknya setelah mendengar dan memahami ucapan Airlangga.

"Putri," gumamnya lirih sambil mengerjapkan mata menatap ke arah Airlangga yang berlari pergi.

Emilio memegang bahu Tuannya membuat Kaisar tersentak dari lamunan. Dia menunjuk ke arah Airlangga sambil menatap ke arah Fadil.

"Dia anak gadis?" tanya Kaisar.

Fadil terdiam, tubuhnya terasa lemas lalu berjongkok di depan makam Sarah.

"Dia wanita Emilio," ulang Kaisar. Sesaat dia teringat dengan wanita yang ada di kamar bersamanya saat itu.

"Jangan katakan jika dia itu...." gumam Kaisar panik yang masih terdengar Emilio.

"Om Fadil, maaf, aku harus segera pergi, orang tuaku mencariku," kilah Kaisar berpamitan pada Fadil.

"Terimakasih Kak Kaisar karena kau telah membantu Airlangga. Kau pasti sangat repot mengurus semua ini."

"Tidak apa-apa, Om, bukan hal besar karena kita akan jadi keluarga. Sampai jumpa lagi."

Hayoo angkat tangan yang masih penasaran sama kelanjutannya.... Apakah setelah ini Kaisar bisa bersama dengan Airlangga?

1
Khun Tee
walau bingung karna sering salah nulis nama tapi mencoba lanjut pengen tau akhir dari langga kek mana 🥰
AR Althafunisa
kan lihat begini senang, bahagia ku harap mereka semua bahagia 🥰😌
AR Althafunisa
aku berharap Rosebdan Emillio hidup bahagia, masa mereka sad ending. Yang satu karena penyakit yg satu krna resiko pekerjaan 😩😭😭😭
dan aku bahagia, Farida dan Kaisar hidup bahagia 🥰🥰🥰
AR Althafunisa
kasihan Rose sama Emilio aka author, jangan sad ending untuk mereka 😩😩😩
AR Althafunisa
ternyata yang bukan pelakor malah suhu si Ira 😃
AR Althafunisa
dan akhirnya Cantika tak mendapatkan harta bahkan cinta krna keserakahan nya seperti ibunya 😂🤭😌
AR Althafunisa
wkwkwk... parah banget, istri anak yg dibanggakan dan diterima ternyata... 😂🤭
AR Althafunisa
apa sih rahasia itu? apa Alias yg bukan anak Kaisar atau ibu nya Cantika yg punya selingkuhan? hmm.. Atau Cantika ternyata bukan anak Fadil 😃
AR Althafunisa
ntar giliran Rose cinta Emilio mati lagi dalam tugas 😪
AR Althafunisa
Sebenarnya gemana sih perasaan Kaisar sama Rose??? 🤔
AR Althafunisa
nasib mu Air 😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
ya ampun kasihan kamu Air 😭😭😭😭
AR Althafunisa
semoga penjahat yg nyulik Air punya hati pas tau air adalah perempuan, disayang seperti adik dan ga dibuat jalang 😫😫😫😫
AR Althafunisa
😭😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
di sini pelakor yang teraniaya parahnya juga dia korban lelaki bernama Fadil 🤧
AR Althafunisa
kasihan Air 🥲🥲🥲
Jjlynn Tudin
manusia biasa gitula ...buat apa rajin ibadah kalau Masih ada dendam🤭
Fachri Dhavi
lnjut crt alisa dan lana donk thor
Enni Etiningsih
farida gi jadi mak lampir..
Enni Etiningsih
serem kamu Kai..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!