Pria, 30 tahun. keturunan gelap dari pewaris utama klan, terpaksa menikah untuk memangkas opini keluarga tentang kehidupannya dan demi kesepakatan-kesepakatan lainnya demi menjaga kehormatan klan.
"Bagian mana dari tubuhku yang membuatmu tak pernah berselera untuk menyentuhnya," protes Dorrota sambil menanggalkan seluruh pakaiannya.
"Aku bukannya tak berselera, tapi..."
"Jadi benar kabar yang kudengar, kamu memiliki wanita lain. Ah, bukan! tapi Pria lain!"
"Aku tidak peduli apapun yang kamu pikirkan, kesepakatan tetaplah kesepakatan. Ingat batasanmu!" ucap tegas Math Male meninggalkan Dorrota yang terisak dalam kemarahan dan kekecewaannya.
mampukah Dorrota mengambil hati Math Male?
ataukah Math Male akan menemukan hati yang lainnya?
.......
Hallo reader, karya ini hanya berdasarkan imajinasi author sepenuhnya. jika ada kesamaan nama tokoh, latar atau kejadian, hanya merupakan kebetulan yang tidak disengaja.
selamat membaca,
Salam, author Yoshua,
Semoga Semua Bebahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 29
Dorrota mendengus kesal, memutar manik matanya dengan malas, tetap berdiri di tempat semula. Math kembali meletakkan gelas tehnya ke atas meja, lalu berjalan menuju ke beberapa jendela, menutupnya satu per satu.
"Ap-apa yang dilakukannya? Be-benarkah dia akan melakukannya? Ah, aku harus bagaimana?" Dorrota kembali salah tingkah, ia segera berlari kecil menutup jendela lainnya.
Math menangkap bahu Dorrota, menggeleng lembut dan melemparkan senyuman tipis. "Jangan sungkan, ambil waktumu sebanyak mungkin, dan ...." Seseorang mengetuk pintu, tanpa memberikan kesempatan bagi Math untuk melanjutkan ucapannya.
Math membuka pintu, mendapati ibu tirinya berdiri dengan cemas, sepertinya sesuatu tengah terjadi. "Maafkan ibu terpaksa mengganggu waktu berharga kalian, tapi ada yang harus ibu bicarakan denganmu, Math."
Dorrota mendekat, ikut melongok dan memberi salam setelah mendengar suara Kallida. "Ada hal apa Ibu? Terjadi sesuatu pada Usstica kah?"
"Iya, Sayang, baru saja ibu melihat keadaannya, tapi ..."
"Ada apa Ibu? Mari kita ke tempat Usstica sekarang." Dorrota mendahului langkah, ikut merasa khawatir, Math dan Kallida mengikutinya.
"Entah kenapa, ibu hanya membuatkan minuman teh itu, tapi beberapa saat setelah meminumnya, Usstica merasa mual dan pusing." Kallida menjelaskan situasi sebelumnya.
Dorrota adalah putri dari Codi, dimana hampir semua orang Codi diwajibkan belajar tentang ilmu kesehatan, minimal harus mengetahui cara meramu makanan dan minuman yang bermanfaat untuk kesehatan, termasuk Dorrota. Ia bahkan mendapatkan keistimewaan karena kecerdasannya, ia diberikan ijin untuk sekolah kedokteran, mengikuti dua saudara laki-lakinya.
Dorrota segera memeriksa keadaan Usstica yang terbaring lemah di ranjangnya. "Ibu, mana sisa teh yang tadi diminum Usstica?" Dorrota tampak ingin memastikan hal lain.
"Karena rasanya segar, aku menghabiskannya," sahut Usstica dengan sangat lemah.
"Kalau begitu gelas bekasnya dimana?" Tanya Dorrota lagi.
"Ah, aku terlanjur mencucinya juga." Usstica memaksakan diri menjawab semua pertanyaan Dorrota dengan suaranya yang lemah.
Dorrota menghela napas, "Baiklah, akan aku lihat sendiri. Semoga masih ada hal yang bisa aku temukan."
Math dan Kallida hanya bisa memperhatikan apa yang dikerjakan Dorrota, tak mengerti harus membantu melakukan apa.
Kallida menghampiri Putrinya yang terlihat semakin pucat, "Masih pusing, Sayang?"
"Tadi kamu baik-baik saja kan?" Math duduk di tepi ranjang Usstica.
Dorrota memeriksa sesuatu di rak peralatan pribadi Usstica. Di dalam klan Male, di setiap kamar wanita, akan ada ruangan tersendiri di sebelahnya sebagai dapur kecil yang membuat si pemilik kamar merasa bebas jika ingin membuat sesuatu untuknya secara pribadi. Di sana juga akan lengkap dengan peralatan makan pribadi, yang boleh dibeli khusus sesuai keinginan masing-masing.
"Aku menemukannya, benar gelas yang ini kan?" Dorrota kembali dari dapur dengan sebuah gelas kaca sederhana.
Math berdiri memperhatikan Dorrota. "Apa yang terjadi?"ucapnya.
"Aku rasa teh yang Ibu seduh sudah sedikit kedaluwarsa, apa Ibu tidak menyadari itu?" Dorrota tersenyum lembut. "Usstica sedang mengandung, akan aku buatkan ramuan untuk membuatnya lebih baik."
"Sebentar, aku tidak mengerti, apa itu artinya kamu menuduhku meracuni anakku sendiri?" Kallida terhenyak lalu bertanya dengan raut wajah sedikit marah dan kecewa.
"Bukan begitu, Ibu." Dorrota menghentikan langkah, kembali menghadap ibu mertuanya. "Tapi ada aroma tak sedap dari gelas itu, dan aroma itu biasanya berasal dari bekas teh yang kedaluwarsa." Dorrota menjelaskan dengan sopan dan lembut.
"Teh kami diproses dengan pengeringan sempurna, tidak mungkin sampai kedaluwarsa seperti katamu itu," Sahut Math sambil mengernyitkan dahi.
"Ah ... kepalaku semakin pusing, rasanya mual sekali," ucap lemah Usstica, memijat pelipisnya dengan kedua jemarinya, tanpa berani membuka mata.
Dorrota kembali memeriksa Usstica, lalu mengambil air putih hangat. "Ibu, maaf bantu Usstica untuk minum perlahan, aku akan segera membuatkan ramuan untuknya."
Dorrota bergegas kembali ke kamarnya, langkah kakinya semakin cepat, Math mengikutinya di belakang. "Kenapa mengikutiku?"
"Aku hanya ingin tahu apa yang akan kamu lakukan," jawab Math mengiringi langkah Dorrota.
Dorrota sedikit tersipu dan tersenyum kecil, "Aku hanya akan meracik minuman obat, tapi aku butuh waktu untuk merebusnya, seharusnya kamu bersama Usstica sekarang."
"Bagaimana aku bisa mempercayaimu? Kamu bahkan masuk ke dalam keluarga ini belum genap satu hari satu malam," ucap Math seraya membukakan pintu untuk Dorrota.
Dorrota semakin meleleh akan perlakuan manis Math, meskipun kalimat Math rasanya berbanding terbalik dengan hal itu. "Aku ini putri Codi, datang ke sini mempertaruhkan nama baik klan ayahku, juga kemampuan istimewa kami, jika aku terbukti melakukan kebodohan, silahkan penggal kepalaku, Tuan Math, sang penerus."
"Ah, bagaimana pun aku tidak bisa mempercayaimu dengan mudah, aku harus melihat apa yang akan kamu kerjakan."
Dorrota kembali tersenyum manis menatap Math, "Katakan saja, kamu terkesima dengan kemampuanku kan?"
"Ap-apa?" Math sedikit tak menyangka dengan gurauan Dorrota. "Baiklah aku akan meninggalkanmu, tapi ingat, aku tidak segan-segan menyakiti wanita yang terbukti melakukan kesalahan."
...****************...
To be continue...
"Cinta hadir krna terbiasa"
mungkin itu yg tak disadari Math Male.
Itu si Hellena namanya dia itu wanita yang dicintai Tedd suamimu, dan perempuan yg bikin Tedd gamon wkwkwkwk
tak paham jln pikiran Miltus.... jdi cwok kom plin plan...
Pen Lupain tapi diminta Sama Usstica menolak.
Klo alasannya Mesh, aku msh bisa dipahami, secara Mesh dan Math itu kan kek bumi dan langit sok sokan mo bersatu .... syulitttt lahhh wkwkwkwk
untungnya Math Iman dan Imin kuat yaak... coba klo tak? kejadian kek Tedd sama Kallida bisa wae terjadi.
🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔 kura kura dlm perahu