NovelToon NovelToon
Petani Berkuasa

Petani Berkuasa

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Fantasi Wanita
Popularitas:868.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Liyo Owi

Seorang gadis yang berasal dari masa depan bertransmigrasi pada masa lalu di tubuh gadis bodoh keluarga petani yang miskin.
Mereka sebenarnya adalah keluarga bangsawan yang dijebak dan diasingkan.

Bisakah gadis ini dengan sistem pertanian yang mengikutinya bertransmigrasi mengubahkan dan mengangkat kembali harkat dan martabat keluarga nya...
Atau musuh-musuh ayahnya justru akan menghalangi jalannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Liyo Owi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seratus keping emas

Wajah tuan muda itu terlihat sangat tidak nyaman saat dia memandang dua penjaga bayangannya yang begitu asyik makan semua makanan yang seharusnya dia nikmati sebelumnya.

Entah kenapa sejak dia keracunan, dia tidak lagi bisa merasakan kelezatan makanan yang paling enak di ibukota.

Berapa hari itu dalam kekesalannya karena tidak tahu lagi apa yang mau dikerjakannya dan meskipun racun itu sudah ternetralisir setengahnya tetapi itu benar-benar menghilangkan selera makannya. Jadi dengan disertai dua penjaga bayangannya yang juga teman dekatnya, dia meninggalkan ibukota untuk berjalan-jalan di desa-desa yang belum dikenalnya.

"Enak sekali bos, sayang dirimu tidak merasakannya"; kata salah satu penjaga bayangannya yang biasa dipanggil Mo Yi.

"Ehm, habiskan saja semuanya, sayang memang kalau harus diberikan kepada anjing".

"Uhuk".

Kedua orang itu langsung tersedak...

"Astaga mereka disamakan dengan anjing".

Perkataan bos mereka itu tidak enak didengar tapi biarlah itu mungkin timbul dari rasa iri hatinya karena tidak bisa makan makanan lezat ini

Saat itu manajer memasuki ruangan itu dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur itu.

Dengan rasa sakit hati dia melihat kedua penjaga bayangan yang entah kapan masuk ruangan VIP itu menghabiskan semua makanan itu dengan cepat.

Dia sendiri meskipun dia manager rumah makan itu tetapi dia belum pernah makan makanan sebanyak itu

"Apa itu".

Tuan muda itu mengernyitkan dahinya saat dia memandang manager meletakkan semangkuk bubur putih dengan telur mata sapi dan irisan bawang di atasnya.

Dia hampir menyapu mangkok bubur itu dari meja saat jiwanya merasa ringan waktu keharuman dari uap bubur yang masih panas itu menyambar penciumannya.

Dia segera mengambil sendok keramik dan mengambil satu sendok bubuk dan menyuapkan ke mulutnya. Rasa yang segar dan nyaman langsung dia rasakan bahkan dia merasakan meridiannya sedikit terbuka dan rasa tidak nyaman di dadanya juga sedikit berkurang.

Badannya terasa hangat dan seperti ada api yang berkobar di dalam dadanya.

Setelah itu suapan demi suapan mengalir dengan lancar ke dalam mulutnya bahka tanpa terasa sendok terakhir masuk tanpa ada sedikitpun bubur di dalamnya.

Manajer dan kedua penjaga bayangannya memandangnya dengan mulut membulat seperti huruf "O"...

Mereka terpesona dengan pemandangan yang ada di hadapannya, meskipun kelihatannya tuan muda makan dengan terburu-buru seperti takut ada orang lain yang akan merebut makanannya tetapi tetap saja enak untuk melihatnya karena dia makan dengan begitu elegan

Tetapi bukan itu yang menarik perhatian mereka tetapi pada bubur yang mempesona panca indera mereka. Meskipun mereka tidak ikut menikmatinya tetapi seolah-olah rasa bubur itu juga memenuhi mulut mereka sehingga tanpa sadar, mereka juga mengecapkan bibir mereka.

"ahh"

Kali ini bukan lagi mulut tetapi mata mereka melebar dengan tatapan kosong dan tidak percaya saat mereka melihat tuan muda mereka menjilati sisi dalam mangkuk kosong itu dengan lidahnya.

Tuan muda itu seolah tidak menyadari tatapan mereka dan melanjutkan keseruannya saat kemudian dia menyadari benar-benar tidak lagi sisa rasa bubur itu di mangkok itu.

Dengan enggan dia meletakkan mangkok itu di atas meja

Setelah merenung untuk berapa saat. Matanya beralih dan memandang kepada manajer itu.

"Siapa yang membuat bubur ini? nasi ini berasal dari mana?. Ini nasi mistis, daun bawang dan telur ini juga mengandung kekuatan mistis, aku merasakan energi yang murni di dalamnya ".

"Apa, tidak salahkah tuan muda "; kata Mo Yi dengan tidak percaya. Bagaimana di kota sekecil ini ada hal-hal yang begitu ajaib yang biasanya sulit diketemukan bahkan di tempat kediaman sekte-sekte besar.

Mereka bertiga memandang kepada manajer rumah makan yang terbengong di tempat nya.

"Mistis"....

Tidak pernah ada dalam pikiran yang paling liar sekalipun bahwa orang desa itu menjual beras mistik apalagi dengan harga yang begitu murah, dia langsung merasa bahwa dia merampok ayah Joan dengan kejam

Berapa harga nasi mistik? Hanya keluarga dari sekte-sekte besar yang bisa memakannya dan biasanya pembeliannya juga bukan dengan mata uang biasa tapi batu roh kelas tinggi.

Manajer itu langsung gemetar hebat

"Tuan muda, tunggu sebentar....".

Manajer itu seperti asap sudah keluar dari ruangan itu tetapi setelah berjalan mengitari seluruh rumah makan itu, dia tidak mendapati keluarga Joan lagi

"A Hui, kemana mereka pergi".

"Siapa tuan?"; tanpa A Hui...

"Orang desa dengan anak gadisnya yang menjual beras premium itu".

"Oh, mereka sudah pulang tuan. Bukankah tuan tadi menyuruhku untuk melayani dan membereskan penjualan beras mereka. Oh ya, mereka juga mau menjual ayam dan itu kuletakkan di kandang belakang. Aku belum membayarnya karena belum sepakat dengan harganya. Mereka meminta harga dua kali lipat dari harga ayam yang biasa kita beli di pasar. Jadi aku meminta mereka untuk kembali berunding dengan tuan".

"Dua kali lipat? Seratus kali lipat pun tidak masalah "!

Tiba-tiba terdengar suara dari belakang mereka.

Manajer dan A Hui melihat sumber suara itu dan menyadari bahwa tuan muda dan kedua penjaga bayangan sudah keluar menemui mereka karena tidak sabar untuk menunggu.

Mereka segera menundukkan tubuh mereka untuk menghormati atasan mereka.

"Seratus kali lipat"! ..

Angka apa itu. A Hui merasa ada yang salah dengan pendengaran nya.

Manajer itu menatap A Hui yang tercengang tapi dia tidak menjelaskan apa-apa, malah meminta A Hui untuk mengambil sekantong beras yang mereka sudah beli dari Joan

A Hui segera meninggalkan mereka dan tidak lama kemudian dia datang dan menyerahkan kantong beras itu kepada manajer.

Manajer membuka kantong beras itu, Mo Yi segera mengambil segenggam beras membawanya mendekat ke bawah hidungnya.

"Ha, ya Tuan muda. Ini benar-benar beras mistik, betapa beruntungnya kita tuan muda ".

Moyi menyerahkan segenggam beras itu kepada teman yang ada di sampingnya, Mo Yan melihat kepada beras di genggamannya dan memastikan bahwa itu benar-benar segenggam beras mistik.

Dengan suara gemetar, Mo Yan berkata kepada A Hui;

"Apakah ayam itu juga ayam mistik"

"Ti.. tidak tahu tuan, hanya aku perhatikan ayam-ayam itu memang agak berbeda dari ayam yang biasa aku beli di pasar. Terlihat lebih besar dan bulunya pun berkilau"

"Ayo cepat kita lihat"; kata tuan muda itu dan dengan langkah lebar dia segera berjalan ke taman di ruang belakang. Mereka semua mengikutinya dari belakang dan dengan tergesa-gesa nya berapa orang ini berjalan. Itu menarik berapa pegawai di rumah makan itu untuk melihat dengan mata penasaran tetapi tentu saja mereka tidak punya hak untuk mengikuti mereka sehingga para pegawai itu kembali dengan tugas mereka masing-masing.

A Hui segera membawa kandang kecil yang berisi berapa ayam jantan dan meletakkannya di atas sebuah meja kecil.

"Astaga, ini benar-benar hewan mistik. Dari mana orang - orang itu mendapatkannya. Kalau berita ini tersebar keluar pasti akan menarik sekte-sekte besar untuk datang memperebutkannya"; seru Mo Yi.

"Ya benar, kita harus merahasiakan hal ini".

"Manajer apakah orang-orang ini menjual benda-benda ini di tempat lain juga"; kata tuan muda pada Manager.

Manajer itu memandang kepada A Hui.

"Sepertinya tidak tuan. Mereka menjanjikan bahwa ini hanya dijual kepada kita saja".

"Berapa yang kalian bayarkan untuk beras dan ayam ini?"; tanya Mo Yi.

Mengingat Mo Yi mengatakan bahwa harga beras mistik itu seharga batu roh kelas tinggi, manajer nyaris tidak berani membuka mulutnya.

"Hanya 1 keping tembaga untuk per kilogramnya tuan dan ayam ini belum ditentukan harganya. Mungkin saat mereka kembali lagi nanti, kami akan sepakati harganya ".

"Hah, hanya sekeping tembaga, betapa murah dan untungnya kita".

Mo Yi dan Mo Yan serasa mau terbang ke langit mendengar betapa murahnya harga beras mistik itu.

"Hrpph".

Dengusan berat terdengar dari mulut tuan muda mereka...

"Apa kalian tidak malu menipu orang. Berikan harga 1 keping emas untuk setiap kilogram beras mistik dan 10 keping perak untuk seekor ayam tapi buat perjanjian tertulis dengan materai bahwa mereka hanya boleh menjual untuk kita di kota ini, penjualan eklusif untuk kita saja"; kata tuan muda itu.

"Hah"!

Kali ini manager dan A Hui yang sangat terkejut.

Mo Yi dan Mo Yan menyadari bahwa harga itu pun masih terhitung murah apalagi dengan perjanjian eklusif untuk mereka

"Tapi tuan, saat ini mereka membawa 100 kg beras dan kami baru memberikan 100 keping tembaga bagi mereka. Kamu tidak memiliki cukup uang emas karena minggu lalu kami baru mengirimkan uang hasil penjualan tahunan ke kantor pusat"; kata manajer hati-hati takut tuan muda marah

Tuan muda mengeluarkan dua lembar uang kertas bernilai 50 keping uang emas kepada manajer.

"Berikan uang ini kepada mereka dan bayarkan juga 30 keping perak untuk pembelian ayam mereka. Uang tembaga yang sudah dibayarkan jangan ambil kembali. Anggap saja itu sebagai uang muka untuk mereka"

"Kirimkan 9 karung beras ini ke rumahku di ibukota dan sisakan satu karung ini dan 3 ekor ayam ini untukku makan selama di sini, aku akan kembali ke penginapan dulu".

Tuan muda beserta kedua penjaga bayangannya segera meninggalkan tempat itu. Ketiganya langsung menghilang dari tempatnya.

Begitu cepat sehingga Manajer dan A Hui hanya dapat melihat sekilas bayangan saja.

Manajer itu merasa menyesal mendengarkan perintah untuk mengirimkan beras itu ke ibukota tetapi kemudian dia tersenyum saat menyadari bahwa dia masih menyimpan sekarung beras yang dibelinya dari ayah Joan waktu pembelian pertama

A Hui juga menyadari hal itu dan dia berbicara dengan suara kecil.

"Manajer...".

Manajer menatap dengan tajam

A Hui menyadari hal ini dan menundukkan kepalanya.

"A Hui panggil aku saat mereka datang kembali".

"Mereka siapa tuan".

"Astaga, kamu kok semakin bodoh saja. Tentu saja keluarga yang menjual beras itu".

"Oh ya tuan".

Manajer segera masuk kembali ke kantornya untuk menyiapkan surat perjanjian

1
Nanda Akbar
Luar biasa
Murni Dewita
😭😭😭
Aruna
Keluarkan aura julid mu Tuang Lung!
Yayuk Hartini Baharuddin
banyak narasi
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
joan dapat binatang mistis
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
kopi☕
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
Luar biasa
Minote 105g
rasa8n sekarang? emank dia sadar saat ditarik ke dimensi?
Nabila Zahra
ojo ojo iki wong jowo lah enek desa krikilan kalibaru karo desa genteng
genteng wetan opo genteng kulon
Minote 105g
busyet, q yg jawa asli malah tidak paham 🤔🤔🤔
Minote 105g
bantu juga penulis novel ini jika ada lebihan walau receh, benar gak thor? 😂😂
Minote 105g
titip sendal yang beda warna bisa? nganggur dirumah ini 😂🤣🤣🤣😀
Minote 105g
desa edan aslinya cuma author takut digunjing pembaca setianya 🤣🤣🤣
Minote 105g
beberapa bukan berapa... malas nambahin huruf ya thor 🤣🤣🤣
Sanja Amel
Luar biasa
Santi.can
apa ini baru episode 1 sudah mengandung bawang😭
Maya Ratnasari
mungkin maksudnya loyal (setia), bukan royal
Maya Ratnasari
angka fantastis kali yaa, bukan angka astronomis. qiqiqiii. baru denger akuh. pengetahuan baru nih, ada frase angka astronomis.
Inyoman Raka
desa kecil tapi bikin ini itu kan jadi semakin sempit dong
Inyoman Raka
wa ada penambahan penduduk jadi ada. beban dapur juga meningkat dong bayangin ribuan orag ug perlu makan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!