Dibalik diamnya seorang istri ada penyesalan suami yang sangat mendalam.
Zhia Vanelesia yang telah merasa lelah dengan sikap sang suami yang suka seenaknya saja akhirnya memilih untuk Diam. Dia tidak perduli lagi dengan apa yang di lakukan suaminya dan memilih untuk mengejar karirnya kembali.
Rayyan Ardinata sosok suami yang masih suka kebebasan. Dia selalu menghabiskan waktunya dengan nongkrong dengan teman temannya di bar. Hingga akhirnya Rayyan terkejut melihat reaksi istrinya yang akhirnya diam dan tidak perduli lagi akan apa yang dia lakukan.
Rayyan langsung saja membuat keputusan untuk membawa wanita ke rumah besar mereka untuk melihat bagaimana reaksi istrinya nantinya.
Namun, alangkah terkejutnya Rayyan melihat reaksi istrinya ketika melihatnya sedang bercumbu mesra dengan selingkuhannya di dalam kamarnya.
Mulai dari kejadian itu, Rayyan memilih untuk berubah dan mengejar kembali cinta sang istri.
Akankah Rayyan berhasil merebut hati istrinya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 02
Setelah batrai ponsel Rayyan habis Zhia, menutup wajahnya dengan telapak tangannya dengan frustasi. Dia tidak menyangka jika rumah tangganya yang baru dia jalani selama satu tahun bersama Rayyan akan goyah karna kelakuan suaminya sendiri.
Padahal Zhia telah berusaha menjadi yang terbaik untuk suami yang sangat dia cintai. Tapi, ternyata usahanya sia sia. Rayyan tetap saja tergoda dengan wanita wanita cantik di luar sana. Zhia mencoba menatap kulit kusamnya yang tak terurus karna Rayyan tidak pernah memberikan uang lebih untuknya merawat tubuh.
Zhia tak henti hentinya menghapus air matanya yang mengalir dengan derasnya. Dia terus saja menangis kesegukan mengingat penghianatan suaminya yang begitu menyakitinya. Lelah menangis Zhia langsung saja meletakkan ponsel Rayyan yang telah lowbet di atas meja lalu melangkahkan kakinya menuju ranjang mereka.
"Uang, uang dan uang terus yang ada di pikiranmu. Apa tidak ada hal lain yang bisa kau pikirkan selain uang" ucapan Rayyan setiap kali dia meminta uang lebih dari Rayyan terus saja tergiang ngiang di telingga Zhia.
Zhia langsung saja membaringkan tubuhnya lalu mencoba memejamkan matanya. Namun, hanya mata Zhia yang tertutup tapi, air matanya terus saja mengalir membasahi bantalnya.
Sakit sungguh sakit hati Zhia saat ini. Hancur berkeping keping membuat Zhia sangat terluka. Zhia terus saja menangis dalam tidurnya hingga akhirnya terlelap dalam tangisnya.
Tepat pukul satu malam Rayyan pulang ke rumah mereka dengan penampilan yang berantakan dan juga bau alkohol di tubuhnya. Dia berjalan sempoyongan mencari keberadaan Zhia. Dia menatap ke arah sofa yang biasanya Zhia tempati untuk menunggu kepulangannya.
Rayyan langsung saja mengerutkan keningnya binggung. Dia langsung saja memangil pelayan yang kebetulan melewatinya.
"Hei... Mana istriku?" ucap Rayyan sambil sempoyongan.
"Nyonya satu hari ini tidak keluar dari kamar, Tuan. Setelah selesai membereskan rumah dia langsung pergi ke kamar dan tidak keluar sampai sekarang. Bahkan kami mencoba memangilnya untuk makan malam dia tetap tidak mau keluar, Tuan" jelas pelayan itu menunduk.
Mendengar penjelasan pelayan itu Rayyan mengipaskan tangannya menyuruh pelayan itu untuk segera pergi. Rayyan membuka kancing kemejanya satu persatu lalu kembali melangkahkan kakinya. Dia menaiki anak tangga sambil sempoyongan.
"Sayang" ucap Rayyan ketika membuka pintu kamar.
Dia mengaruk kepalanya yang tidak gatal ketika melihat Zhia telah tertidur di atas ranjang mereka. Rayyan langsung saja melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja rias, Zhia.
Dia mengambil ponselnya dan Rayyan langsung saja binggung ketika ponselnya telah lowbet. Dia menatap Zhia yang sedang tertidur dengan lelapnya. Rayyan naik ke atas ranjang mereka lalu mencoba membaringkan tubuhnya lalu menatap punggung Zhia yang membelakanginya.
Rayyan mencoba memejamkan matanya sambil memeluk Zhia. Zhia yang merasakan deru napas Rayyan langsung saja mebuka matanya. Melihat Zhia yang terbangun Rayyan tersenyum lalu melahap bibir Zhia dengan rakusnya.
Zhia yang mencium bau alkohol di tubuh Rayyan langsung mendorong tubuh Rayyan dengan kasar. Melihat penolakan Zhia, Rayyan mengerutkan keningnya bingung. Padahal selama ini Zhia selalu menerima ajakannya kapanpun dan di manapun.
"Apa kau belum puas tidur dengan wanita ****** itu sehingga kau menyentuku lagi?" teriak Zhia menatap tajam Rayyan dengan mata memerahnya.
"Wanita mana?" ucap Rayyan pura pura bodoh.
Mendengar ucapan Rayyan, Zhia tersenyum kecil. Zhia melirik ke arah kemeja Rayyan yang ada noda lisptick wanita. Zhia memang sering melihat noda lisptick yang berbeda beda di kemeja Rayyan. Bahkan tak jarang Zhia mencium wangi parfun wanita di pakain Rayyan setiap kali dia pulang malam.
Tapi, Rayyan selalu mengelak dengan mengatakan jika itu noda lisptick dan wangi parfum karyawannya. Rayyan selalu mengalaskan pekerjaannya sebagai atasan yang selalu bertemu dengan karyawan karyawan wanita bahkan rekan bisnisnya.
"Kau tidak perlu berbohong lagi! Aku sudah tau semuanya. Ini apa ini? Lisptick karyawan atau rekan bisnismu yang mana?" teriak Zhia sambil menarik kemeja Rayyan.
"Zhia! Kau ini apa apaan sih? Terus saja mencari pertengkaran denganku" bentak Rayyan dengan emosi yang memuncak.
"Aku tidak akan mencari pertengkaran denganmu jika kau tidak memancingnya. Kau memang pria bejat, Ray. Aku menyesal menikah denganmu"
Plakkk....
Untuk kedua kalinya Rayyan mengangkat tangannya kepada Zhia. Tidak tingal diam Zhia membalas tamparan Rayyan dia menjambak rambut Rayyan sehingga membuat Rayyan langsung saja mencium ranjang mereka. Zhia juga memukul punggung Rayyan sekuat tenaganya sehingga Rayyan meringkuk.
"Bagaimana sakit'kan? bahkan aku merasakan sakit yang jauh dari itu, Ray" teriak Zhia sambil menendang tubuh Rayyan hingga membuat Rayyan terjatuh ke lantai.
"Aawww, Zhia!" teriak Rayyan sambil memegang pinggangnya yang sakit karna ulah Zhia.
"Apa! Mau nampar? Apa mau memaki?" ucap Zhia tanpa ada rasa takut sedikit'pun.
Rayyan terus saja menatap perubahan Zhia dengan penuh rasa tidak percaya. Zhia mengambil tas kerja Rayyan dan memeriksanya. Benar saja dia melihat kotak perhiasan yang sangat indah yang akan Rayyan berikan kepada selingkuhannya.
"Kau memberikan hadiah semewah ini untuk wanita lacknut itu. Sedangkan aku pembantumu ini meminta uang untuk merawat diri saja tidak pernah kau berikan" ucap Zhia sambil mematah matahkan kalung berlian yang sangat mahal itu.
"Zhia! Apa apaan kamu ini. Ini mahal kau tidak akan mampu membelinya" ucap Rayyan kesal sambil merampas kalung itu dari Zhia.
"Ia, aku tidak akan mampu membelinya jika aku masih jadi istri alias pemuas ranjangmu. Aku ingin kita pisah" ucap Zhia menatap Rayyan dengan penuh kemarahan.
"Tidak bisa! Aku tidak mau berpisah denganmu"
"Terserahmu. Tapi, aku tetap mau pisah"
"Tidak, bisa!"
"Pisah!"
"Tidak" ucap Rayyan kesal lalu mendorong tubuh Zhia ke atas kasur mereka. Rayyan menakup tubuh Zhia dengan tubuh kekarnya.
Melihat Rayyan yang mencoba menjelajahi tubuhnya Zhia tidak tinggal diam. Dia terus saja memberontak. Namun, sekuat apapun tenaganya dia tidak akan mampu mengalahkan tenaga Rayyan.
Rayyan terus saja menjelajahi tubuh Zhia dengan rakusnya. Hingga akhirnya dia berhasil melepaskan seluruh pakaian Zhia dan memperlihatkan tubuh polos Zhia yang sangat indah.
Tidak mau banyak bicara Rayyan melepaskan kemejanya. Namun, ketika Rayyan membuka kemejanya Zhia melihat ada tanda kepemilikan yang terlukis di leher Rayyan suaminya. Berlahan tubuh Zhia melemas dan air matanya berhasil lolos dari mata indahnya. Zhia tidak menyangka jika pernikahan dia kira indah ternyata sangat kelam
Melihat Zhia yang tidak memberontak lagi Rayyan mengambil kesempatan itu. Dia melakukan pemanasan dan lalu bergerak liar di atas Zhia. Rayyan langsung saja menyemburkan bibit bibit unggulnya ke dalam rahim Zhia. Bahkan Rayyan melakukannya berkali kali tanpa memperdulikan keadaan Zhia yang sangat kacau.
Bersambung.....