NovelToon NovelToon
Teman Diatas Ranjang

Teman Diatas Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Teen School/College
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: redwinee

Catherine dulunya adalah murid kutu buku yang polos dan kerjaannya hanya belajar di perpustakaan. Namun suatu hari, dia terlibat taruhan dengan Bastian. Mereka mereka memulai sebuah taruhan gila dan semenjak itu hidup Catherine benar-benar berubah drastis. Bastian mengajarinya hal-hal aneh dan liar yang tidak pernah Catherine ketahui ataupun coba sebelumnya.

Intinya, Bastian dan Catherine adalah teman di atas ranjang.

Hubungan mereka hanya sebatas sebagai teman yang saling memanfaatkan untuk memuaskan nafsu.

Tidak kurang, tidak lebih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Masa Lalu

[Untuk bab 3 sampai seterusnya akan menjadi flashback masa lalu mereka ya]

Note tambahan : Untuk cerita ini bakal update 1 bab per hari ya, tapi kalau rameee aku bakal usahain double bahkan triple update 😁]

 

Flashback On...

Di sebuah kelas dimana terlihat para mahasiswa yang sudah duduk secara lengkap didalamnya. Dengan dosen yang sudah berjalan masuk melalui pintu, menandakan kelas akan dimulai sebentar lagi.

Setelah melakukan sesi absensi diawal kelas, dosen tersebut akhirnya memulai pembelajaran mereka hari itu.

Baru berjalan beberapa menit, tiba-tiba pintu kelas terbuka lagi, sontak membuat perhatian seisi kelas tertuju pada pelaku dibalik pintu itu.

Bastian dengan santainya berjalan masuk sembari membungkuk sedikit ke arah dosennya yang dibalas gelengan kepala dari si dosen. Sudah biasa melihat mahasiswanya yang satu itu datang terlambat.

“Bastian, jika kau berniat terus-terusan terlambat dan bahkan nilaimu yang jelek itu tidak dapat menolongmu, maka kupastikan kau tidak akan bisa lulus di kelasku ini,” ujar si dosen serius sembari menatap Bastian yang berjalan melewatinya itu.

“Tidak apa-apa dan aku menyukaimu prof, jadi mengulang kelasmu satu tahun lagi bukanlah ide yang buruk. Kau benar-benar tipeku,” balas Bastian kepada profesor itu kemudian mengedipkan matanya sekali yang langsung disambut suara ricuh dari seisi kelas.

Para pria hanya bersiul tampak ikut menggoda si profesor sedangkan para wanita sibuk berbisik-bisik sembari tak melepaskan tatapan mereka ke arah Bastian.

“Kalai begitu aku akan ikut denganmu Bastian.”

“Aku rela ikut kelas profesor satu tahun lagi.”

“Aku menyukaimu prof.”

Kelas mendadak ricuh lagi membuat si profesor mendadak sakit kepala. Ia memijat pelipisnya sekali smebari membuat gerakan tangan mengusir ke arah Bastian, mengisyaratkan pria itu untuk segera duduk dan tidak bertingkah aneh lebih jauh lagi.

Semua orang sudah tahu, Bastian si pangeran sekolah yang selalu menjadi idola para penghuni kampus. Kemanapun ia pergi, Bastian selalu mendapat sorot perhatian dan fokus dari orang-orang. Seolah ada cahaya yang terpancar terang dari tubuh pria itu, Bastian selalu bersinar baik dari ketampanannya dan sikap tengilnya yang biking geleng-geleng kepala.

Tetapi perlu digaris bawahi, tidak semua orang menaruh perhatian mereka pada Bastian sekarang.

Seorang wanita dengan kacamata bulatnya yang bertengger pas pada wajahnya yang nyaris tertutupi surai panjangnya yang menjuntai ke bawah itu. Tatapannya hanya menunduk fokus pada buku bacaannya, tidak perduli pada kericuhan yang terjadi di kelas itu.

Wanita itu bernama Catherine. Dijuluki mahasiswi culun yang tidak mengikuti zaman, baik dari cara berpakaiannya yang terkesan ketinggalan zaman Hanya kaos biasa dibalut jaketnya berikut dengan celana panjangnya. Rambutnya di gerai lurus ke bawah, menutupi sebagian wajahnya dengan kacamata yang sengaja ia pakai untuk menghindari interaksinya dengan orang-orang.

Bisa dibilang Catherine itu tipe wanita yang pendiam dan pemalu. Tetapi Catherine termasuk mahasiswa yang rajin dan pintar, dia bahkan bisa masuk ke kampus ternama itu berkat beasiswanya. Tidak seperti Bastian yang masuk lewat jalur orang dalam.

Karena kampus itu adalah milik kakeknya, Bastian dapat secara leluasa menancapkan kehadirannya di kampus dan menarik perhatian semua orang.

Berbeda dengan Bastian yang selalu berada d tengah-tengah pusat perhatian semua orang, Catherine adalah kebalikannya. Catherine benar-benar berada dalam dunianya sendiri.

“Bastian semakin tampan.”

“Tubuhnya semakin kekar.”

“Aku ingin melihatnya bermain basket lagi.”

“Bilang saja kau ingin melihat perut kotak-kotaknya itu, dasar.”

Berbagai bisikan mulai menggema saat Bastian berjalan melewati barisan tempat duduk untuk mencari tempat yang kosong dan berakhir menuju barisan belakang kemudian duduk di tempat kosong yang ada disana.

“Semuanya harap diam, ayo kita lanjutkan kelas hari ini,” ujar dosen lagi berusaha menenangkan kelas tersebut dan kembali melanjutkan pelajaran mereka.

Kendati semua orang masih mencuri pandang ke arah Bastian bahkan ada juga yang secara terang-terangan menatap pria itu, namun Bastian hanya memfokuskan pandangannya kepada seorang wanita yang duduk di baris paling depan.

Mereka jelas berbeda.

Bastian adalah tipe murid penghuni baris belakang yang malas belajar dan hobi bolos, sedangkan wanita itu adalah tipe murid penghuni baris depan yang rajin belajar dan teladan.

 

Pembelajaran mereka hari itu akhirnya selesai juga disusul kelas yang ikut dibubarkan dengan para mahasiswanya yang sudah berpencar keluar. Sebagian dari mereka kembali ke gedung asrama yang terletak satu kawasan dengan area kampus dan sebagian dari mereka ada juga yang pergi keluar untuk makan bersama dengan teman mereka.

Sebab itu adalah salah satu kampus ternama yang terkenal, banyak orang dari luar yang juga ingin berkuliah disana, sehingga disediakan fasilitas seperti kantin kemudian ada juga semacam asrama khusus yang terbagi menjadi dua gedung. Gedung pertama untuk para wanita dan gedung kedua untuk para pria.

Bagi para mahasiswa yang rumahnya jauh, mereka bisa tinggal disana.

Masinh-masing gedung dijaga ketat oleh para pengawal dan satpan sehingga mahasiswa yang pulang ke asrama melewati jam malam mereka yaitu paling telat jam 10.30 malam maka akan dikenakan hukuman. Dan dilarang berkunjung ke gedung asrama lawan jenis walaupun dengan alasan bermain ke kamar teman.

Itu sudah peraturan kampus yang mutlak.

Bastian sedang menyenderkan tubuhnya pada dinding di lorong kampus sembari melipat tangannya saat tiba-tiba ada yang menepuk bahunay dari arah belakang.

Basstian menoleh dan menemukan Richard, temannya itu adalah pelakunya.

“Bas, kau tidak pergi malam ini?” tanya Richard kepada Bastian.

Bastian masih menancapkan pandangannay ek depan, tampak fokus seakan tengah mencari keberadaan seseorang sembari mulutnya terbuka untuk membalas pertanyaan Richard.

“Ada,” jawab Bastian singkat.

“Kalau begitu kita pergi bersama saja sekarang,” ujar Richard kemudian melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul lima tiga sore.

Matahari sudah hampir tenggelam dan malam sebentar lagi akan menjemput mereka.

“Tidak bisa, mungkin aku juga akan telat nanti,” ujar Bastian yang baru menoleh ke arah Richard.

Bastian mendapati alis Richard yang tertaut kebingungan.

“Kenapa? Bukannya kelas sudah selesai? Come on, kita sudah lama tidak latihan basket.”

“Aku ada urusan,. Aku akan menyusul nanti,” jawab Bastian lagi singkat.

Sedangkan Richard semakin bingung, tidak biasanya Bastian menolak ajakannya itu, biasa Bastiana dalah makhluk yang paling santai dan senggang di muka bumi ini. Diajak kemanapun dan melakukan apapun pasti pria itu dengan mudahnya menyetujuinya.

Hidup Bastian penuh dengan kebebasan, ia tidak terikat dengan apapun membuatnya bebas melakukan hal apapun sesukanya. Terlebih dia berasal dari keluarga yang kaya raya, uang bukanlah penghalang bagi Bastian.

“Urusan apa?” tanya Richard yang semakin penasaran. Sebab ia tahu betapa sukanya Bastian dengan basket. Selain merupakan hobinya, Bastian juag sangat ahli dalam permainan basket itu yang terkadang memukau Richard dan membuatnya iri.

Terkadang dalam sekali lihat, kehidupan Bastian terlihat begitu sempurna.

“Kepo,” ujar Baastiand engan nada sewotnya membuat Richard mendendug kasar sekali saat Bastian dengan mudahnya berjalan meninggalkan Richard di belakang.

Richard sudah hendak menyusul Bastian sebelum seseorang merangkul lengannya kuat membuat Richard menoleh ke samping dan menemukan Lily, pacarnya itu.

“Richard sayang, ayo antar aku ke salon. Aku ingin membuat rambutku menjadi sedikit bergelombang untuk persiapan pesta besok malam,” pinta Lily dengan nada manjanya sembari memeluk tangan Richard manja.

“Oke,” jawab Richard kemudian mereka berdua langsung membelokkan langkah ke area parkiran kampus tempat mobil Richard di parkir.

“Ngomong-ngomong Bas ikut ke pesta besok?” tanya Lily sedikit penasaran sembari mencuri pandang ke arah Richard, menanti jawaban pria itu.

“Kenapa? Jika dia ikut, kau ingin berdandan lebih cantik lagi?” tanya Richard sebelum mencubit pipi Lily sekali dengan gemas.

“Tidak, aku hanya bertanya saja. Kau sudah sempurna untukku Richard, aku tidak butuh yang lain lagi,” ujar Lily dengan nada bicaranya yang dilembutkan sebelum menggeleng pelan, mengisyaratkan bahwa tuduhan yang diberikan Richard kepadanya itu salah.

“Baiklah, aku percaya. Dan Bastian akan datang, kita tahu pasti bahwa pria itu tidak pernah melewatkan pesta sekalipun.”

1
Elmi Varida
ikut nyimak thor..
Chung Chung
Up
Chung Chung
Jangan up 1, up, 2,3 tak puas baca
Wineeeee: Ditunggu kakk, besok aku bakal usahain double updatee 😚
total 1 replies
Chung Chung
Up 2,3
Chung Chung
Up
partini
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!