NovelToon NovelToon
Pesona Istri Titipan

Pesona Istri Titipan

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:380.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Wiji

"Shaka! Nimas sedang hamil anakku. Tolong nikahi dia, jaga dia seperti kau jaga orang yang kau cintai. Ada darahku yang mengalir di janin yang sedang di kandung. Terima kasih."

Itu adalah amanah terakhir dari Bryan, Kakak dari Shaka. Sejak saat itu Shaka benar-benar menjalankan amanah dari sang Kakak meskipun ia sendiri sudah memiliki kekasih yang ia pacari selama dua tahun.

Tidak mudah bagi Shaka saat sedang menjalani apa yang sudah di amanahkan oleh Bryan. Berbagai tentangan dari sang kekasih dan juga kedua orang tuanya tak bisa ia hindari.

Mampukah Shaka menjalani bahtera rumah tangga dengan wanita yang bahkan belum ia kenal? Sampai kapan Shaka kuat menjalankan amanah yang di limpahkan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Periksa Kandungan

Sesuai dengan apa yang dikatakan Shaka tadi. Mereka bersiap ke rumah sakit saat jarum panjang di jam dinding itu menunjukkan angka setengah tujuh malam.

"Sudah siap?"

"Sudah. Shaka apa tidak apa-apa aku malam ini tinggal di sini? Aku tidak punya hak atas rumah ini. aku nggak masalah kok kalau harus tinggal di kos atau di kontrakan dulu."

"Siapa bilang kamu tidak punya hak atas rumah ini? Rumah ini dibuat oleh kak Bryan dan mungkin saja rumah ini rencananya akan kalian tempati nantinya ketika sudah menikah. Kamu takut tidur sendirian di sini?"

Nimas hanya menggeleng pelan.

"Aku udah dapet teman kok buat kamu, nanti bisa bantu bersih rumah juga. Kamu jangan kerja yang berat-berat, nggak boleh capek, nggak boleh mikir yang nggak-nggak, pokoknya kamu harus tenang, harus senang, harus bahagia. Itu bukan kata aku, ya. Kata dokter yang tadi pagi periksa kamu pas pingsan. Aku dikasih pesan itu."

Shaka mulai melajukan mobilnya. Hari memang sudah gelap, tapi jalanan masih ramai karena belum terlalu malam, bahkan cenderung masih sore.

Malam ini mereka berada di langit yang sama, namun dengan situasi yang berbeda. Jika biasanya sesekali mereka menghabiskan malam dengan para kekasih masing-masing, mereka kali ini harus menghabiskan waktu dengan orang asing.

"Shaka!"

"Hm?"

"Apa kamu yakin dengan keputusan yang kamu ambil? Maksudku begini, apa tidak ada yang terluka ketika kamu menikah denganku nanti? Aku takut kalau apa yang akan terjadi nanti menyakiti hati banyak orang."

Shaka tidak langsung menjawab, ini adalah pertanyaan yang tidak pernah terpikirkan akan keluar dari mulut Nimas. Diamnya Shaka sedang mencari kalimat yang pas untuk pertanyaan Nimas. Menjawab jujur tidak mungkin, berbohong pun akan menyakiti."

"Kenapa kamu bertanya seperti itu, Nimas? Kenapa kamu peduli pada perasaan orang lain kalau hati kamu sendiri juga terluka. Kamu tidak perlu memikirkan hal-hal yang seperti itu."

"Tapi aku akan menjadi bagian dari keluargamu dan aku datang dengan cara yang sangat salah."

"Yang terjadi sekarang bukan hanya kesalahanmu saja, tapi kesalahan Kak Bryan juga, kesalahan kalian dan yang paling penting adalah, ini semua terjadi atas izin yang di Atas. Itu artinya, ya memang jalan kita yang kita lalui harus seperti ini. Kita nggak bisa milih jalan lain, karena memang ini sudah jalan yang ditentukan oleh Tuhan. Ini sudah jalannya, Nimas. Kamu menikah denganku, menjadi bagian dari keluargaku, itu sudah kehendak yang di Atas. Kalaupun memang Tuhan tidak menginginkan aku dan kamu bersama nantinya, pasti Tuhan tidak akan memberitahuku di mana kamu berada tadi. Pasti aku nggak akan ketemu sama kamu, ya, kan?"

Nimas diam, matanya ia alihkan pada bangunan yang sudah disinari oleh lampu. Ia merasa setiap ucapan yang ia pertanyakan untuk Shaka selalu dijawab dengan bijak. Hal itu membuat dirinya bungkam dan tidak tahu lagi bagaimana cara menyangkal atau membuat pernikahan ini tidak terjadi. Hanya satu yang ia khawatirkan, keluarga Shaka yang tidak menerima kehadirannya dan juga ia khawatir kalau Shaka sudah memiliki kekasih. Jika memang itu benar, maka ia sudah menyakiti hati perempuan lain.

Sedang asyik menikmati keheningan di dalam mobil yang sama, tiba-tiba bunyi ponsel yang menari-nari memecah keheningan malam ini. Ponsel siapa lagi juga bukan ponsel Shaka?

Pria itu hanya mengambil dan membaca siapa yang menelepon dirinya lalu ia kembali meletakkan ponselnya di tempat. Hal tentu saja mengundang tanya di pikiran Nimas.

Sebenarnya Nimas ingin tahu siapa yang menelepon, tapi ia menekan rasa keponya karena merasa belum akrab dan juga belum dekat dengan pria itu. Tidak mungkin ia bertanya sejauh itu atau mengurusi urusan Shaka terlalu jauh.

Namun, benda pipih itu kembali berbunyi untuk yang entah ke berapa kali. Seperti yang dilakukan di awal tadi, Shaka sama sekali tidak menggubris ponselnya yang meronta-ronta.

"Shaka, kenapa tidak diangkat? Seseorang yang menelepon orang lain lebih dari dua kali itu artinya penting, kan?"

"Tidak sopan kalau kita menelepon orang lebih dari dua kali. Jika kita menelepon orang dua kali dan tidak terangkat itu artinya dia sedang sibuk. Dalam menelepon seseorang pun kita ada aturan, Nimas."

"Kamu, kan nggak lagi sibuk."

"Aku, kan lagi nyetir. Aku lagi bawa tiga nyawa loh, nyawaku, nyawa kamu, nyawa janin yang ada dalam perut kamu. Aku emang gak sibuk, tapi aku harus fokus, kan?"

Skak!

Untuk yang kesekian kalinya Nimas tidak lagi bisa menyangkal apa yang keluar dari mulut Shaka. Pria itu benar-benar pandai mengolah kalimat untuk membuat seseorang bungkam.

Beberapa saat setelah itu, mereka berdua sampai di rumah sakit. Sudah seperti pasangan suami istri, mereka berjalan beriringan meskipun tidak bergandengan tangan.

"Aduh kita berangkatnya kurang sorean. Nggak apa-apa, ya antri."

"Ya nggak apa-apa, kenapa harus mempermasalahkan antrian?"

Shaka hanya tertawa kecil karena melihat wajah Nimas yang nampak bingung.

Mereka akhirnya memilih tempat duduk yang paling dekat dengan mereka. Tidak ada obrolan lagi di antara keduanya. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing, Nimas memperhatikan sekeliling, melihat para wanita yang sudah hamil besar dan di antar oleh para suaminya.

Mata Nimas lalu turun ke perutnya sendiri. Tanpa sadar ia mengelus perutnya dengan pelan. Dan sialnya Shaka memergoki pergerakan dari Nimas.

"Lagi ngebayangin perutnya buncit kayak mereka, ya?" tanya Shaka terkekeh.

Mendapat pertanyaan seperti itu tentu saja membuat Nimas sedikit salah tingkah dan malu.

"Nggak usah dibayangin, itu terjadi sebentar lagi."

Obrolan mereka terhenti karena nama Nimas sudah dipanggil oleh suster. Nimas refleks berdiri dengan cepat dan melangkahkan kaki meninggalkan Shaka ke dalam ruangan.

Sementara yang ditinggal bingung, harus menunggu di luar atau ikut masuk menemani Nimas.

Sedang berada dalam ambang kebingungan tiba-tiba Shaka dipanggil oleh suster.

"Suaminya Ibu Nimas, silakan masuk, Pak. Tidak apa-apa kok ikut masuk. Bapak juga perlu tahu perkembangan calon anak Bapak."

"Oh, iya Sus," jawab Shaka sedikit malu dan kikuk.

Shaka terlonjak terkejut begitu masuk ke dalam ruangan dan melihat Nimas yang sudah berbaring di ranjang pemeriksaan dan terlihat perut Nimas yang sedang diperiksa.

"Astaghfirullahaladzim," pekik Shaka yang seketika mengubah arah pandangan.

Shaka meraba detak jantungnya masih sangat terasa nyata bahwa detakannya begitu cepat.

"Ada apa, Pak?" tanya Suster.

"Hah? Enggak kok, tidak apa-apa. Saya kaget aja tadi."

"Silakan duduk di sini, Pak! Memang tidak ingin melihat calon bayi Bapak?"

Terlihat raut wajah yang sama gugupnya antara Shaka dan juga Nimas. Dengan langkah ragu dan pelan, Shaka mendekati ranjang dan duduk di kursi yang tersedia di sana. Pandangan matanya ia paksakan untuk menatap layar monitor yang tak jauh darinya.

1
Ratih Hermansyah
part ini mengandung bawang/Sob/sedih jg jadi bryan
Ahmad Nashrullah
aneh,,,,,berzina,,,,meninggalkan aib n anak tak bernadab ke dirinya mo metong malah meninggalkan wasiat g genah,,,,,anehhhh
Yani Mulyani
Biasa
Ogi Ngatama
baik
Marlina Pardede
p
Erlinda
nimas ini super super goblo..hadeeeh sorry Thor aq stop sampai disini
Erlinda
yg aq ga ngerti kenapa author nya selalu menciptakan sosok wanita bodoh dan lemah disiksa dan dilecehkan jujur aq yg sudah ratusan membaca novel online ini baru 7 novel yg luar biasa karakter cewek nya.ga lebay ga bodoh .ini seperti sinetron ku menangis deh
Erlinda
ya Allah dasar mertua iblis semoga kau mati ditabrak mobil sampai hancur berkeping keping..
Erlinda
si nimas ini kenapa sih kok keras kepala banget ga nurut kata suami .lama lama benci jg aq dgn sikap nimas yg bodoh bin tolol ini
Erlinda
hei pak Malik itu adalah calon cucumu darah daging Bryan ..jadi orang kok seperti ga punya hati..ntar klo cucumu udah lahir dan besar jgn kau akui dia cucumu .seperti kebanyakan novel
Sri Sunarti
,lanjut
Dafila Nurul
bagus ceritanya tp banyak typo nya.
ayu irfan
Bu Marisa tega, pdhal ke cucu sendiri lo😢
ayu irfan
Shaka, kamu langka.
Susi Andriani
cintanya saka bikin aku baper😃😃😃
Susi Andriani
semangat mas saka💪💪💪
Susi Andriani
owalah ibu ibu jadi ibu itu ya mbok jangan jahat
Susi Andriani
mau aja aku mencekik ibunya saka
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus sehar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!