menceritakan seorang Pemain atau gamer no 1 di dunia yang tak sengaja masuk ke dalam game Vr yang tengah ia mainkan bersama karakter yang ia pakai di dunia game.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danang EP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
para PK yang mulai bermunculan
Seven yang berada di guild karena ajakan Gina untuk mengikuti rapat entah dari mana seorang anak kecil memiliki telinga srigala mendekat dan memangil nya papa.
gadis tersebut memiliki rambut berwarna perak dengan sedikit belang berwarna hitam.
sejenak ia ingin berteriak untuk memangil orang tua nya yang lalai mengasuh anak nya namun di hentikan oleh Nana yang berada di samping nya.
Tak lama seorang Wanita berambut hitam menghampiri gadis setengah binatang tersebut, gadis berambut hitam itu pun meminta maaf karena ganggu dari gadis setengah binatang tsb.
seven pun tak mempermasalahkan nya, setelah meminta maaf gadis berambut hitam tersebut pergi dengan gadis srigala yang di panggil Selina tersebut.
entah kenapa saat seven melihat Selina menangis, hati nya tak rela melihat nya bersedih dengan suara yang terus memanggil nya papa.
setelah kepergian Selina, Gina datang memangil seven untuk masuk ke dalam dan melaksanakan rapat.
"sayang ayo masuk, rapat sudah akan di mulai ". Ujar Gina di dekat pintu memangil seven.
"iya sebentar, nana apa kamu juga mau ikut ke rapat ". Ucap seven kepada gadis 10 tahun yang ada di depan nya yang tak lain Nanasaki putrinya.
"tidak papa, Nana di luar aja ". Ucap Nana seraya duduk di kursi dekat bar.
"baiklah jangan jauh jauh, papa tidak lama kok ". Ucap seven seraya mengelus surai rambut Nana.
Nana hanya mengangguk lalu seven pun memberikan sejumlah uang.
" ini ambil dan belikan sesuatu bila kamu kekuarangan uang ". Seven memberikan sekantong koin emas dan silver dan di terima oleh nana dengan senang hati.
"iya pa ". Jawab nya singkat setelah itu seven pun naik ke lantai 2 dan masuk ke ruangan tempat rapat akan di mulai.
di sisi Nana ia hanya tengok kanan dan kiri karena merasa bosan lalu tak selang lama Luna yang dulu menjadi penjaga resepsionis sekarang menjabat sebagai ketua resepsionis.
"duh..dek Nana kenapa di sini sendirian ". Ucap nya seraya duduk di samping Nana yang kelihatan seperti orang yang kebosanan.
"ah bibi Luna tidak apa apa kok ". Ujar Nana sembari melihat wanita yang dulu sangat cantik segarang tambah makin cantik.
"oh iya bi.. bagaimana kemajuan nya ". Ucap Nana dengan senyum terukir di bibir nya.
"k-kemajuan a-apa ". Ucap Luna gugup Karena di tanyain pertanyaan oleh Nana.
"itu loh..papa ". Ucap nya seraya menaikan turunkan alisnya.
Luna hanya bisa gugup karena dulu saat Nana berumur 7 tahunan, Nana tak sengaja memergoki Luna yang sedang menatap seven dengan pandangan berbeda.
"ada a apa dengan seven". Ujar nya bertambah gugup karena Nana semakin memojokkan nya.
"huh..bibi selalu malu aja lihat kalau papa mungut wanita lagi, bibi akan ketingalan loh ". Ucap Nana menggompori perasaan Luna.
"em..a..aku..tidak tahu ". Luna berucap seraya menudukan kepala karena ia selalu menganggap diri nya kurang cocok bersanding dengan seven karena semua wanita yang ada di sisi seven sangat kuat dan cantik.
"ayolah bi..di mansion udah Banyak maid yang dekat dengan papa loh masa bibi ketingalan ". ucap nya lagi yang selalu mendukungmu Luna.
"Nana sebenarnya aku punya pertanyaan". Ujar nya membuat Nana hanya mengangguk.
"tanyakan saja bi ". Jawab nya seraya menatap manik mata Luna.
"apa kamu tidak keberatan papa memiliki banyak wanita?" tanya Luna membuat Nana terdiam.
"sebenar nya aku setuju asal.." Nana menghentikan ucapan nya lalu menatap Luna dengan tajam membuat Luna gugup.
"a-asal apa ". Ucap nya dengan terbata-bata.
"asalkan tidak ada yang menghianati ayahku seperti wanita itu ". ujar nya dengan dalam membuat Luna sedikit takut entah kenapa tatapan tersebut memiliki aura tersendiri yang buat orang susah bicara bila menatap nya.
"menghianati maksudmu dan juga wanita itu ". Luna benar benar penasaran tentang apa yang terjadi dengan seven tanpa ia ketahui.
"bila bibik ingin tahu ceritanya ya dekati para ibuku dulu ". Ucap nya dengan entengnya lalu memesan minuman jus.
Luna hanya bisa terdiam ia memikirkan harus berbicara dengan istri seven dan lagi ia harus minta izin ke bos nya karena bis nya juga termasuk istri seven juga.
"aduh gimana ya, aku harus bisa sebelum aku kedahuluan orang lain ". Gumam Luna pernah tekad.
di sisi rapat seven duduk di kursi milik Gina sedangkan Gina berdiri di samping seven seraya membahas tentang rapat yang akan di adakan.
"terimakasih semua nya yang sudah menghadiri rapat mendadak ini l, saya sebagai ketua Serikat guild mengadakan rapat ini karena terjadi banyak masalah belakangan ini ". Ucap Gina membuka rapat yang di adakan.
"masalah apa ketua?". tanya seorang pria yang mengikuti rapat yang di adakan.
"sebelum bertanya, saya akan menjelaskan detail masalah yang kita hadapi ". Gina menghirup nafas dalam dalam lalu mengeluarkan nya dengan pelan.
"sebenarnya masalah yang kita hadapi adalah 1 semakin marak nya terjadi perampokan di pertengahan jalan yang di lalui banyak pedagang."
"2 ada juga banyak nya bandit yang menyerang desa desa terpencil dan merampok harta yang mereka miliki dan ke tiga banyak sekali petualang yang menjadi korbannya dan akhir akhir ini petualang dengan level yang lumayan tinggi juga ikut imbas nya." Gina pun menjelaskan apa yang sedang terjadi di kerajaan dan desa maupun kota terdekat.
"jadi rapat ini di adakan karena masalah bandit yang menyerang pedangan, warga desa dan petualangan ". Ucap pria yang tadi ingin bertanya.
"ya karena itu rapat ini di adakan ". Jawab Gina seraya meminum air yang ada di cangkir yang sudah di sediakan.
"gin aku mau tanya apakah petualang yang bisa hidup kembali di kuil juga terkena imbas nya?" tanya seven yang sudah memikirkan kondisi yang terjadi saat ini.
"iya, petualang yang di berkahi Dewi juga terkena imbas nya dan level yang di miliki adalah level berkisar LV 400 ". Seven hanya mengangguk ia Bun bergumam dalam hati nya.
"pk sudah mulai bertindak ya dan juga mereka bisa mengalahkan level 400 ini benar benar tak masuk akal atau ini karena bug yang semakin meluas ". batin nya seraya mengangguk mengerti dengan keadaan.
"apa kita punya solusi ketua?" tanya seorang wanita yang duduk di depan pria tadi.
"semetara aku tidak punya ". Jawab Gina lalu seven pun mengutarakan solusi nya.
"bagaimana bila petualang yang di berkahi Dewi meninggal kita langsung tanyakan lokasi nya atau kita membuat pengaturan dimana party harus di sisi dengan atu petualang level tinggi ". Ujar seven mengutarakan pendapat nya.
"saya setuju yang pertama ".
"saya pilihan yang kedua ".
"kalau keduanya oke juga namun saya masih meragukannya bila bandit akan berpindah tempat ". Mereka semua yang ikut rapat pun mulai menyetujui saran seven namun ada yang masih meragukannya.
Seven hanya tersenyum lalu berkata "bagaimana kalau kita memiliki alat sihir yang bisa melacak posisi seseorang ". perkataan seven membuat semua orang terkejut pasal nya hanya petualang yang di berkahi Dewi yang bisa melacak seseorang.
Petualang yang di maksud adalah player yang memainkan game karena player bisa melacak keberadaan teman maupaun kekasih mereka.
"bagaimana itu bisa terjadi masalahnya hanya petualang yang di berkahi Dewi yang memiliki nya ". Ucap seorang pria yang tak percaya dengan ucapan seven.
"tunggu saja 5 hari, aku akan memperlihatkan alat nya ". Ucap seven langsung berdiri dari kursi nya lalu keluar dari ruang rapat.
Semua orang hanya terdiam terutama Gina yang terkejut melihat suami nya dengan percaya diri akan bisa membuat alat pelacak yang seharusnya di miliki petualang yang di berkahi Dewi.
Setelah itu rapat pun di bubar kan oleh Gina dan akan di adakan lagi 5 hari berikutnya nya.