NovelToon NovelToon
Pamit

Pamit

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Cerai
Popularitas:606.8k
Nilai: 5
Nama Author: Wiji

Bagaimana perasaanmu jika jadi aku? Menjadi istri pegawai kantoran di sudut kota kecil, dengan penghasilan yang lumayan, namun kamu hanya di beri uang lima puluh ribu untuk satu minggu. Dengan kebutuhan dapur yang serba mahal dan tiga orang anak yang masih kecil.
Itulah yang aku jalani kini. Aku tak pernah protes apalagi meminta hal lebih dari suamiku. Aku menerima keadaan ini dengan hati yang lapang. Namun, semua berubah ketika aku menemukan sebuah benda yang entah milik siapa, tapi benda itu terdapat di tas kerja suamiku.
Benda itulah yang membuat hubungan rumah tangga kami tak sehat seperti dulu.
Mampukah aku bertahan dengan suamiku ketika keretakan di rumah tangga kami mulai nampak nyata?
Jika aku pergi, bisakah aku menghidupi ke tiga anakku?
Ikuti perjalanan rumah tangga ku di sini. .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Bertemu Lagi

Aku tak mau sedih berlarut-larut, ada yang lebih penting yang harus aku urus dari pada aku memikirkan hinaan mas Anang. Aku pagi ini berencana akan ketemuan dengan teman ku. Sudah seminggu ini aku berhubungan lagi dengan teman yang sudah lama tak bertemu, jangankan bertemu, komunikasi saja jarang.

Aku sengaja pergi menunggu Alif pulang sekolah, agar aku tak kerepotan membawa dua anak. Meskipun banyak pertanyaan terlontar dari mulutnya serta aku menciptakan banyak kebohongan, akhirnya aku bisa pergi dengan tenang.

"Ibu nggak akan lama, ini ada uang kalau kamu sama adik mau jajan. Jangan di habiskan ya. Jangan main jauh-jauh dan jangan bawa adik ke jalan." Aku mengecup kening kedua anakku singkat setelah memberikan pesan.

Aku buru-buru pergi dari sana. Aku hari ini akan bertemu dengan Rifki, salah satu temanku yang bekerja di pegadaian. Aku dulu sangat dekat dengannya, tapi hubungan kami semakin lama semakin renggang karena aku memiliki pasangan.

"Sorry banget nunggu lama," ucapku begitu menghampiri Rifki.

"Its ok. Nggak apa-apa. Gimana persyaratan udah lengkap?"

"Udah, ini aku udah bawa semua. Kamu cek lagi." Aku menyodorkan satu map bersisi beberapa berkas. Dia dengan teliti melihat berkasnya satu persatu.

Ya, aku saat ini sedang bermain dengan mas Anang dan ibunya. Aku menggadaikan rumah menggunakan nama mas Anang. Atas bantuan temanku ini, aku bisa menggadaikan rumah tanpa harus survey ke rumah terlebih dahulu.

"Sudah lengkap kan?" tanyaku lagi.

"Udah, udah lengkap ini. Jadi lu pinjam berapa?"

"Dua ratus juta bisa? Suamiku gajinya sudah belasan juta. Aku yakin dia bisa mengatasi utangnya ini." Aku menjawab dengan ekspresi meremehkan.

"Bukan hutangnya, tapi utang lu," sahutnya menjitak kepala ku. "Udah di kasih tahu, jangan lupa rawat diri malah bablas bikin anak aja lu," ledek nya lagi.

Aku dan Rifki memang sudah kenal dari kecil, kami pun selalu satu sekolah dahulu. Namun, semenjak aku bekerja dan mengenal mas Anang, dia sedikit menjauh dariku. Aku tak tahu alasannya apa, jika aku boleh menebak, mungkin saja dia tak ingin menimbulkan kesalahpahaman antara aku dan mas Anang.

Aku menceritakan apa yang terjadi padaku, tapi tidak keseluruhan. Aku hanya cerita kalau mas Anang punya simpanan dan aku tidak terima itu. Itulah kenapa aku ingin pergi dari kehidupan mas Anang dan membawa serta anak-anakku. Aku jelaskan semua maksud ku pergi dari rumah. Sekalian aku meminta bantuannya untuk mencarikan rumah yang sederhana dan tentunya jauh dari rumah keluarga mas Anang.

"Bukannya nggak urus diri Rif, tapi nggak ada waktu buat urus diri sendiri. Emang aku kucel banget ya?" tanyaku mulai insecure.

"Ya lah, dekil banget lu, seriusan. Mending lu nge janda dari pada punya suami berasa janda. Lu perbanyak duit lu, fokus aja sama anak dan duit. Kalau banyak duit, lu nggak butuh lagi laki-laki menye-menye kayak mas Anang lu itu. Laki-laki yang selalu lu banggain depan gue," ucapnya mengejek.

"Ya kan dulu memang dia membanggakan, Rif." Aku masih mengelak, tak mau di salahkan.

"Semua orang bisa berubah. Ya udah sono lu pulang. Kasian anak lu kalau harus kepanasan, udah mulai siang nih. Gue juga nggak mau kalau ada yang kenal sama lu, terus gue di tuduh pebinor."

"Iya, makasih ya udah bantu aku. Jangan lupa cari rumah ya, yang sederhana aja, penting layak ditinggali."

"Iya bawel, nggak pernah berubah deh lu. Lu juga, jangan lupa di permak wajahnya, badan di kecilin dikit. Siapa tahu gue tertarik. Hahaha." Rifki tertawa lebar, aku sudah biasa jika Rifki mengatai ku atau mengejekku. Karena dari kecil memang dia begitu, tapi karena ejekan nya itulah aku jadi seperti Ayu yang sekarang. Eh bukan sekarang, Ayu yang dulu sebelum menikah lebih tepatnya.

"Aku yang nggak tertarik, kamu sampai sekarang belum kawin. Aku takut kalau kamu lemah. Hahaha." Aku membalas ejekannya seraya berlari dari sana. Karena aku hapal, tangannya lah yang bekerja ketika dia mendapat ejekan. Entah itu melempar sesuatu, atau memukul pelan lengan yang mengejek. Sudah persis seperti wanita yang sedang salah tingkah, aku geli sendiri jika mengingat masa lalu kami yang begitu dekat. Aku geli, bagaimana bisa aku bersahabat dengan laki-laki begitu.

Di tengah perjalanan, aku melihat kedai mie ayam yang cukup ramai. Aku menepikan motor di sana. Memesan dua bungkus mie ayam beserta es campur. Pasti Alif dan Agil senang jika aku pergi dan kembali membawa oleh-oleh.

"Mbak, mau makan juga?" Sebuah suara tak jauh dari tempat ku duduk. Aku menoleh ke sumber suara, memastikan apakah suara tadi bicara denganku atau tidak.

Seorang pria yang wajahnya seperti pernah aku lihat, nampak tersenyum hangat padaku. Aku membalas senyumnya dengan canggung, aku seperti pernah melihat tapi lupa dimana.

"Anaknya yang lain mana mbak?" tanyanya lagi. Pertanyaan yang tadi saja belum sempat aku jawab, dia sudah kembali melempar pertanyaan.

"Lagi di rumah. Maaf sebelumnya, apa kita kenal?" tanyaku sedikit gugup.

"Nggak, kita nggak kenal. Tapi saya pernah di maki sama ibu mertua mbak."

"Oalah ya Allah. Mas supir taksi ya, maaf mas saya lupa, pantesan tadi kok ngerasa kayak pernah lihat mukanya," jawabku cengengesan.

"Panggil Jaka aja, mbak, Jaka yang sudah menduda."

Refleks aku tertawa dengan keras, entahlah selera humor ku hari ini kenapa jadi rendah seperti ini. Hanya dengan mendengar guyonan receh begitu aku sudah tertawa. Di detik berikutnya aku seketika menutup mulut karena beberapa orang di sekeliling ku menatap ke arah ku dan Jaka yang duduk tak jauh dariku. Astaga, seandainya kalian tahu, wajahku kini sudah memerah menahan malu.

"Aku lucu ya, mbak?" tanyanya dengan berbisik.

"Kalau kamu nggak lucu, kata-kata kamu yang lucu."

"Ah mbak Ayu bisa aja."

"Dari mana kamu tahu namaku?" tanyaku mengerutkan dahi.

"Mbak kan pernah pesen taksi dia aku."

"Ya kan yang pesan taksi banyak dong, kok hapal namaku? Nama semua penumpang kamu ingat?"

"Nggak sih, aku ingat nama kamu, ya karena memang namanya simple aja. Jadi aku ingat."

Mengalir lah obrolan kami seperti dua orang yang baru mengenal satu sama lain. Membahas yang biasa orang-orang bahas saat baru berkenalan.

Jaka adalah pria yang asyik menurut ku. Dia sangat ramah dan mudah bergaul dengan orang baru. Orang-orang yang mempunyai kepribadian introvert butuh sosok seperti Jaka ini agar tak kehabisan bahan saat bicara. Bicaranya sangat banyak dan cukup membuat aku tertawa sepanjang obrolan kami.

1
Jessica
Luar biasa
UfyArie
50 ribu seminggu ini tahun berpa
meris dawati Sihombing
Hahhh, umur 25 dah jd Dokter spesialis?? yg bener???H suka2 mu lah thorrr
niken babyzie
kuliah fadil gak kelar2 yah thorrr
niken babyzie
nenek2 laknat
niken babyzie
campur racun sekalian
meris dawati Sihombing
Haluuuu, 1 minggu cuma 50 rebu
niken babyzie
judul novelnya cocok di beri judul.. ternyata aku baru sadar telah menikahi suami pelit
niken babyzie
mokondo
Ratnasihite
kocak nih alif udah tau suka sama suka😄😄
Ratnasihite
Luar biasa
yuyunn 2706
bodoh ayu,kasusin itu mantan mertua biar kapok
yuyunn 2706
kok ndridil anaknya,kan bs KB
Mastina Maria siregar
novelmu sukses bikin aku mewek Thor...
ceritanya sperti di dunianya nyata.
Mastina Maria siregar
dr awal baca sampe bab ini suka,,mewek trust,seolah olah saya yg mengalaminya.alurnya bagusjg penggunaan bahasanya.pokoknya suka,
Mastina Maria siregar
sperti di dunia nyata,sedih Thor...
Sulati Cus
jgn2 si jaga cosplay nya si rifki
Sulati Cus
😂😂😂 g mungkin lah jd Winda yg mau sm suami orang lah Wong yg bujang aja msh banyak
Sulati Cus
kyknya jodoh nih eh apa si jaka lg nyamar ???
Sulati Cus
mase keknya pgn di tabok bolak-balik nih, cantik jg perlu modal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!