Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara, atau bisa di sebut anak bungsu. Aku memiliki keluarga yang hampir mendekati sempurna karena aku terlahir dari keluarga konglomerat ternama di kota Jakarta, 3 saudaraku adalah CEO di perusahaan ternama. Setelah lulus kuliah di luar negeri aku kembali ke Jakarta, kembali ke keluargaku aku yang sudah biasa hidup sederhana karena jauh dari keluarga akhirnya mendapatkan pekerjaan yang tergolong biasa di bandingkan saudaraku dan aku menutup rapat-rapat identitasku.
Keluargaku selalu mendukung apapun yang aku lakukan dan apa yang aku mau, baru kali ini papa, mama, dan ketiga saudaraku menentang aku menikah dengan orang biasa yang membuat hidupku berubah drastis karena selalu bersitegang dengan mertua dan adik iparku sampai perselingkuhanpun terjadi dalam pernikahanku.
Apa yang akan terjadi dalam kehidupannya ?. yuk simak selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Tragedi Di Kos
“Keluar kalian dasar pencuri” Teriak seseorang dari luar
“Asatafirulloh siapa tuh mas ?” Tanya Wulan
“Sudah jelas pasti ibu, dari suaranya yang nyaring aku sudah hafal benar” Jawab Juna dingin
Mereka berdua keluar dan menuju pintu kosan.
“Ada apa lagi bu ?, apakah ibu tidak capek bertengkar dengan kami ?” Tanya Juna lesu
“Enak saja kalian keluar membawa barang-barang aku dan Mayang, minggir ibu mau periksa” Jawab Rina lalu mendorong Juna dan Wulan dan menerobos masuk ke dalam
Kosan kecil ada 1 kamar, 1 dapur dan 1 kamar mandi di dalam itulah fasilitas yang ada di kosan Juna dan Wulan yang baru. Rina masuk dan menggeledah semua tempat dari kamar sampai kamar mandi, namun nihil bahkan hanya beberapa pakaian kerja dan barang-barang Wulan sedangkan sisanya hanyalah barang-barang yang tidak bernilai harganya.
“Sial, mereka tidak punya apa pun yang berharga” Umpat Rina
“Ibu sudah puas ?, Jika sudah silahkan pergi dari sini” Ucap Juna mengusir ibu angkatnya secara halus.
“Heh, sombong sekali kamu Juna. Lupa dari mana kamu berasal ?, dasar laki-laki bodoh” Umpat Rina lagi
“Bu sudahlah, apa ibu ngin diberikan azab oleh tuhan karena mulut beracun ibu itu ?. Walau mas Juna hanya anak pungut tapi ibu menikmati semua hasil keringat suamiku bu. Apa ibu tidak malu ?” Teriak Wulan tak mau kalah
“Diam kamu !!! dia pantas melakukan itu semua, kenapa ? karena saya yang menghidupinya” Ucap Rina
“Ralat, bukan ibu menghidupi saya tetapi bapak. Setelah bapak meninggal aku mencari uang biaya kuliahku, kehidupan kita dan bahkan untuk menyekolahkan saudara angkatku yang nyatanya lebih suka menjual tubuhnya dari pada kuliah. Sungguh sial nasibku” Jawab Juna
“Sialan kamu Juna, apa maksud kamu mengatakan itu semua dasar anak tidak tau di untung” Teriak Rina
“Pergilah bu, berhentilah mencariku seperti yang ibu bilang aku sudah tidak berguna dan juga aku berterima kasih karena ibu sudah mau merawatku sedari kecil. Tapi asal ibu tahu, jika aku tahu masa depanku akan sesusah ini sudah pasti aku memilih mati tenggelam di sungai itu dari pada hidup bersama perempuan yang tak punya hati nurani” Jawab Juna dingim
“Baiklah, kamu akan menyesal akan aku buat kamu membayar semuanya Juna. Hanya sebagai Ob saja gayamu ssampai langit, ingat Wulan ibumu pasti tidak akan suka dengan keputusanmu untuk hidup susah” Ucap Rina lalu pergi dari sana
Setelah kepergian Rina, Wulan menutup pintu kos mereka. Juna yang duduk di sudut ruangan, hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang tidak baik. Apa mau di kata nasi sudah menjadi bubur lebih baik di buat bubur ayam supaya bisa di makan, lebih baik memperbaiki walaupun terlambat dari pada terpuruk selamanya.
“Sudah mas, jangan bersedih lagi maaf aku gak bisa bantu banyak. Bunda sudah menyetop uang bulananku semenjak kamu menjadi OB, bahkan bunda sudah pergi bersama pacar barunya maaf mas aku akan menjadi bebanmu” Ucap Wulan merendah
“Bunda punya pacar ?, sejak kapan ?, kenapa kamu tidak cerita sama mas ?” Tanya Juna
“Mas sudah banyak pikiran di tambah dengan semua masalah bertubi-tubi aku rasa percuma hanya akan menambah bebanmu mas. Tapi aku masih punya sedikit tabungan akum au buka usaha jualan kecil-kecilan buat tambah-tambah keperluan kita nantinya” Jawab Wulan
“Ya ampun Wulan, makasih banget sayang tapi mas masih sanggup gaji OB di perusahaan Sivanya lebih dari cukup untuk makan berdua dan bayar kosan kita sayang” Ucap Juna tak mau merepotkan istrinya
“Tapi mas, tak apalah biar kita punya simpanan apalagi kalau nanti kita punya anak tidak mungkin selamanya kita tinggal di kosan mas” Jawab Wulan
“Ya benar juga, jadi mari kita cicil bibir anak-anak kita” Ucap Juna terkekeh
Setelah melaksanakan ibadah suami istri, mereka beristirahat. Menjelang pagi, Wulan menyiapkan sarapan serta bekal untuk Juna suaminya.
“Mas sarapan dulu” Panggil Wulan
“Iya sayang” Jawab Juna
“Mas ini bekalnya, kamu ke kantor naik apa mas ?” Tanya Wulan
“Makasih sayang, mas ke kantor jalan kaki saya dekat jika lewat Lorong depan lalu ambil simpang kiri langsung sampai di pagar belakang perusahaan” Jawab Juna
“Semoga kamu banyak rezeki ya mas supaya kita bisa beli motor bekas buat kamu ke kantor” Ujar Wulan
“Amin…., mas berangkat sekarang ya” Ucp Juna
“Iya mas, hati-hati di jalannya” Jawab Wulan
*****
Saat sampai kantor seperti biasa Juna mengerjakan seuanya, perihal Rina dan Mayang dia sudah tidak mau tahu lagi. sempat berpapasan dengan Burhan namun mereka berdua memilih diam entah apa yang mereka pikirkan.
“Juna, bawa kopi ke ruangan bos seperti biasa ya” Ucap teman sesame OB
“Udah lo aja yang buatnya, aku lagi malas” Jawab Juna, dia malu bagaimana Sivanya menasehatibWulan dia sangat beretrima kasih karena itu semua membuka sebuah rahasia kelam yang walau pun harus melukai hati namun jelas adanya.
“Eh gue masih ada job, dari pak manajer bisa diamuk gue. Tolong ya” Ucap OB tersebut lal meninggalkan Juna
Mau tak mau akhirnya, Juna memberanikan diri mengantarkan kopi ke ruangam Sivanya. Berdiri cukup lama di depan pintu ruangam mantan istrinya yang menjadi bu bosnya sekarang akhirnya dia berani mengetuk dan meminta ijin masuk.
“Masuk” Ucap Sivanya dari dalam ruangan
“Pagi bu, maaf ini kopi pesanan ibu harusnya OB lain mengerjakan yang antar tapi dia masih ada pekerjaan dari pak manajer” Jelas Juna menunduk
“Apa kabar Juna ?” Tanya Zulfikar
“Ba-baik pak Zul” Jawab Juna
“Santai, aku tidak akan memakanmu Juna. Apa kamu sudah bercerai ?. aku dengar dari Sivanya istrimu bertengkar hebat dengan ibu dan adikmu yang tidak tahu diri itu, sudah di tolong tidak tahu berterima kasih” Sindir Zulfikar
“Maafkan sifat adik saya pak, tapi saya tidak bercerai dengan istri saya. Saya memilih tinggal berpisah dar keluarga saya pak” Jawab Juna
“Keluarga ya ?, masih menganggap mereka mereka saudara setelah tahu kebenarannya ?. ternyata kamu sudah berubah ya ?” Tanya Zulfikar
“Ma-maksud bapa apa ?” Tanya Juna tergagap
Sivanya yang sedari tadi memperhatikan mereka akhirnya buka suara,
“Kami tahu kamu bukan anak kndung ibu Rina, aku mendengar semuanya saat di rumah sakit. Maaf aku sudah lancang mendengar semuanya itu karena ketidak sengajaanku” Ucap Sivanya
“Tidak apa-apa, itu sudah terjadi dan begitu pun kebenarannya tidak dapat di hindari lagi” Jawab Juna lesu
“Andai saja, otakmu lebih bekerja dengan baik saat masih bersama Sivanya mungkin, tapi ya sudah semua sudah terjadi” Ucap Zulfikar
“Maafkan saya pak, maafkan saya bu Sivanya” Ujar Juna keluar begitu saja terdengar sangat tulus dari seorang Juna yang angkuh, ternyata keadaan pahit membuka mata dan pikirannya menjadi lebih baik.
“Berhentilah bekerja di sini Juna” Ucap Zulfikar tiba-tiba
“Ta-tapi salah saya apa ?, maafkan saya. Saya janji akan bekerja lebih giat lagi tolong pak saya butuh pekerjaan ini untuk menghidupi istri saya pak. Kasihan kami pak” Jawab Juna berlutut