NovelToon NovelToon
SUARA UNTUK DILARA

SUARA UNTUK DILARA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:613.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Qiev

Keberanian Dila, seorang gadis tunarungu yang menolong pria tua penuh luka, membawanya pada nasib cinta bagai Cinderella untuk seorang anak pungut sepertinya.

Tuduhan, makian, cacian pedas Ezra Qavi, CEO perusahaan jasa Architects terpandang, sang duda tampan nan angkuh yang terpaksa menikahinya. Tak serta merta menumbuhkan kebencian di hati Dilara Huwaida.

"Kapan suara itu melembut untukku?" batinnya luka meski telinga tak mendengar.

Mampukah Dila bertahan menjadi menantu mahkota? Akankah hadir sosok pria pelindung disekitarnya? Dan Apakah Dila mempunyai cerita masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Qiev, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12. PERGULATAN BATIN EZRA

"Lepas, lepaskan aku!" sentak Cheryl pada Eldo yang mencengkeram lengannya bersisian dengan security. Menarik paksa tubuh sintalnya masuk kedalam lift turun ke lantai dasar.

"Keluar!" Bentak Eldo saat mereka telah tiba di depan mobilnya. Suara berat dan tegas miliknya lolos dari mulut yang terpoles liptint pink itu.

"Dasar ben-ces kaleng," balas Cheryl tak kalah sengit. Dia terpaksa masuk ke mobilnya dan membawa si merah kesayangan pergi dari sana setelah Eldo menggebrak kap atas BMW miliknya.

"Mas Eldo, kalau udah pake lipstik itu ga boleh kasar loh," tegur security.

"Ape Lo! lagian ini liptint, bukan lipstik ... eh, kalau kamu ga suka, boleh dihapus deh tapi pake itu," tunjuk Eldo pada bibir seksi security dengan body lumayan tegap dan klimis.

"Mampus gue ... hmm suka-suka Mas Eldo dah kalau gitu," security berlalu pergi begitu saja meninggalkan Eldo yang terbahak di sana.

"Gue kagak selera ama Elu juga keles," tawa Eldo menggema ke seantero basement EQ Building.

"Sial, gagal lagi." Cheryl memacu mobilnya melesat cepat lalu menepi setelah jarak beberapa ratus meter dari tempat tadi.

"Sh-itt, dia mengancamku lagi ... argghh!" Cheryl histeris berteriak dan memukul stir mobilnya berkali saat membaca pesan dari pria misterius.

Tak lama kemudian, Cheryl pun tenang kembali.

"Ok, kita relaksasi dulu sembari aku memikirkan lagi strategi baru, lets go to the party," gumamnya di iringi tangan yang menarik turun tuas rem dan kaki yang kembali menginjak pedal gas. (mari kita berpesta)

...***...

Sementara di ruangan Ezra.

Lelaki berusia awal tiga puluh tahunan itu merenungi sikap bobroknya barusan. Rasa perih yang merayapi lambungnya seakan tak mampu membuat tubuh tegap itu bangkit untuk menyantap makan siang yang sudah terlambat.

Dia ternyata masih goyah saat wanita itu kembali merayunya. Apakah ini murni hanya nafsu ataukah dirinya yang masih cinta?. Batin Ezra kembali terusik.

Teringat kembali percakapan dengan sang Ayah kemarin. Apakah dirinya akan mengambil pilihan pertama atau kedua. Apakah dengan menikahi gadis belum matang itu akan menjauhkannya dari Cheryl?

Beberapa pertanyaan itu berulang memenuhi otak sang duda, hingga kedatangan Rolex ke ruangan pun tak Ezra sadari.

"Bos, bad news ... Bos, are you Ok? lunch Anda belum dimakan?" (Bos, kabar buruk, Anda baik sajakah? makan siang Anda....)

Hening.

"Bos, Hello," tegur Rolex lagi seraya menjatuhkan papan nama dari mejanya guna memancing reaksi Ezra.

Praakk.

"Bad news kenapa, Lex," Ezra menyahuti lemas ucapan Rolex tanpa membalikkan kursinya.

"Tagline fitnah tentang Anda dengan Nona Dilara kembali muncul dan trending satu jam ini. Leon sedang mengurusnya, namun sepertinya ini pesanan seseorang yang ingin menjatuhkan nama Anda. Dan keputusan pemegang project design Kementerian Pariwisata akan dilakukan lusa after lunch di gedung yang sama dengan saat pembukaan lelang," Rolex menjelaskan rinci agenda sekaligus peristiwa hari ini.

"Mengenai Nona Cheryl, aku sudah mengganti security yang terlibat meloloskannya kemari, Bos," pungkas Rolex lagi.

"Thanks Lex ... bagaimana dengan Papa?" ujar Ezra menimpali sekenanya. Sungguh tidak mood melanjutkan pekerjaan hari ini. Ingin pulang lalu berendam di air dingin untuk menetralkan pikirannya yang kusut atas segala hal yang terjadi beberapa hari kebelakang.

"Kondisi beliau hari ini stabil. Bos, jika di rasa ini semakin parah, esok hari Anda sebaiknya melakukan konferensi pers untuk menjelaskan duduk perkara sebenarnya," saran Rolex.

"Lakukan saja apa yang menurutmu baik, Lex ... intinya jangan sampai Papa khawatir atau berpikir berlebihan," titah Ezra lagi.

"Baik," Rolex membungkukkan badan meski Ezra tak melihatnya.

"Jangan lupa makan Bos, dipaksa, agar Anda tetap fit ... banyak rival bisnis yang menginginkan Emery Qavi segera lengser dengan kehancuran dan tugas utama Anda memastikan semua yang beliau bangun tetap terjaga ... tetaplah sehat, Tuan Muda," Rolex mengerti kemelut hati Tuan Mudanya. Dibesarkan bersama dengannya membuat Rolex sedikit banyak mengerti tabiat sangat putra mahkota El Qavi.

Sapaan resmi dari mulutnya Rolex keluarkan apabila Ezra sudah dalam mode diam seperti ini, dan hanya dirinya yang masih diajak bicara.

Brugh.

Rolex keluar dari ruangan Ezra menuju meja kerjanya. Jemarinya mengetikkan sebuah pesan untuk seseorang di sana agar tetap menjaga Dilara sesuai permintaan sang Tuan Besar.

Tak lama kemudian, Ezra keluar dari ruangan. Jemarinya menekan tombol menuju rooftop pada panel lift. Tempat favorit jika dihadapkan pada sesuatu yang belum dia temukan cara terbaik untuk menyelesaikannya.

"Tuhan, apa yang sebaiknya aku lakukan, permintaan Papa terlalu sulit untuk dikabulkan. Ku akui masih ada sedikit sisa sayang untuknya ... bagaimanapun Cheryl yang membawaku bangkit dan keluar dari kebencian teramat pada Mama, meski ternyata dia pun sama...." Ezra bermonolog seraya melonggarkan simpul dasi, sesaat setelah dirinya keluar dari lift dan kini berdiri di tepi atap gedung.

"Mamaaaaaaaaa...."

"Setiap melihat Cheryl, aku bagai melihat obat dan luka dalam waktu yang sama, sekaligus mengingatkan padamu."

"Kau tahu? aku berusaha selalu menonjol dalam semua bidang sesungguhnya hanya ingin mendapatkan pujian darimu ... sentuhan sayang darimu yang tak pernah kudapat."

"Kiranya benar sangkaan orang bahwa kau hanya memanfaatkan Papaku, menguras habis hartanya padahal kau juga sama berasal dari kasta tak berpunya...." Ezra meluapkan semua amarahnya.

Ezra jatuh terduduk. Perceraiannya, kekhilafannya serta permintaan sang ayah seakan memberikan beban berat dipundaknya dalam waktu yang bersamaan.

Sunyi, hanya terdengar desiran angin kencang yang berkelebat menyentuh ujung jasnya.

Kak, jika bukan kita yang saling mendukung, tidak akan ada yang dapat membantu kita bangkit. Jangan biarkan orang lain bertepuk tangan diatas kesusahan kita.

"Benar yang kamu katakan Mita, Bismillahirrahmanirrahim...."

Ezra bangkit, menghapus air mata yang menyembul di sudut mata, membenarkan dasi dan pakaiannya yang sudah tak elok dipandang lalu menaiki lift turun menuju lantai sepuluh guna memanggil Rolex.

"Lex, ikut aku," pintanya pada sang aspri.

"Ok Bos," Rolex meraih kunci mobil milik bosnya dari atas meja kerja dan bergegas masuk ke dalam lift bersama Ezra.

"Ke Pesantren Assalam," ujar Ezra pelan saat telah didalam mobil.

"Menemui Kyai Said atau Ibunya Dilara?" tanya Rolex memastikan.

"Keduanya," jawab sang Bos, lagi.

"Bos, Anda sudah tahu? bahwa Nona Dilara itu spesial?"

"Biasa saja, tidak ada yang menarik dari dirinya. FLAT," gumam Ezra dengan mata terpejam.

"Nona Dilara, seorang tunarungu, Bos ... dia adalah anak angkat Ibu Ruhama," Rolex berkata pelan menjelaskan sosok Dilara.

"Apa! jadi aku harus menikahi gadis ca-," serunya tak habis pikir pada sang ayah.

"Berkebutuhan khusus Bos, Nona Dilara itu cerdas juga gadis manis," puji Rolex atas Dilara karena memang telah mengetahui keseharian gadis itu.

Kenapa bukan kamu saja yang menikahinya, Lex.

Setelah info singkat dari Rolex, Ezra terdiam hingga mobil mereka memasuki pelataran pesantren.

Kyai Said menemui keduanya di ruang tamu pondokan. Menanyakan maksud kedatangan tamu yang belum lama dikenalnya.

"Jadi maksud Nak Ezra ingin melamar Dilara?" tanya Yai.

"Iya Kyai," sahut Ezra.

"Apa niatan Nak Ezra tiba-tiba ingin menikahinya? jika alasannya bisa diterima akal dan sesuai syara', aku akan menyampaikan kepada walinya," tutur Kyai Said.

"Aku...."

.

.

...______________________...

...Besok mommy safar, mau nengok sulung dulu yaa, tapi diusahakan tetap UP after midnight. Mata mommy baru enakan, sudah ga terlalu merah dan perih. Thanks supportnya yaa dear... luv kalian 😘...

1
Novie Achadini
pd bermusuhan ya
Novie Achadini
cheryl mati
Novie Achadini
ceritanya bagus pelajaran agama nta subhanallah jadi belajar dr sini
Novie Achadini
lope lope rokex
Novie Achadini
dilara salah jg
Novie Achadini
jagat nuh anaknta sanjaya
Novie Achadini
dilara anak sanjata
Novie Achadini
iya noh nggak ngerti siapa yv disiksa masalah nta apa
Novie Achadini
apaan sih? siapa yg mau dilenyapkan? adik kecil siapa?
Novie Achadini
pebinor sakit jiwa
Istiqomah
luar biasa/Good//Good/
Sumintiari Widiastuti
Luar biasa
Novie Achadini
karya mimny luar biasa penyampauan agama bta bagua bgt.makin sukses ya mommy
Nay Nayla
nicee
sakura
...
🪱ᵘᵄᵟᵘᵎᵓᵄᵓ𝐀⃝🥀🍾⃝ᴄʜͩᴀᷞɪͧʀᷠᴀ
LUAR BIASA⭐⭐⭐⭐⭐
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ℝ𝔸 ᴄʜᴀɪʀᴀ
luar biasa
⭐⭐⭐⭐⭐
Ummu Ayyas
MasyaaAllah luar biasa muantap
Ummu Ayyas
MasyaaAllah 😭😭😭
Ummu Ayyas
MasyaaAllah terharu ayah emery 😢😢
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!