NovelToon NovelToon
Pernikahan Suamiku

Pernikahan Suamiku

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Patahhati
Popularitas:2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sari Nurdiyanti

Apa jadinya jika suami yang kita banggakan akan kesetiaanya nyatanya telah memiliki anak bersama wanita lain. Bian Mahardika seorang pengusaha kaya raya yang memiliki istri cantik muslimah bernama Nayla Saraswati seorang anak dari panti asuhan yang ditelantarkan oleh kedua orangtuanya. Dua tahun pernikahannya belum juga mendapatkan buah hati, hingga Nayla pun yakin bahwa Bian adalah pria setia dan penyabar. Cinta Nayla dan keyakinannya harus terpatahkan oleh fakta bahwa suami yang ia banggakan ternyata telah memiliki anak bersama wanita lain. Hingga pernikahan diam diam yang Bian Lakukan pun terungkap. Akan kah Nayla terus bertahan dengan pernihakan yang sudah didasari dengan ketidak jujuran. Ataukah ia mundur dan memulai hidup baru bersama cinta sejatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Nurdiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka

Tawa dan tangis menjadi satu. Aku menangis karna aku telah gagal menjaga Arumi dari orang jahat yang telah merenggut dirinya dariku. Aku tertawa untuk menertawakan semua takdir hidup yang sudah digariskan Allah padaku.

Sekarang aku hanya sebutir debu yang terhempas dengan bayang bayang masa lalu. Ibu dan Ayah pergi meninggalkanku sewaktu aku kecil, dan sekarang Arumi yang menjadi semangatku hidup nyatanya pergi juga meninggalkanku.

"Siapa yang sudah berbuat semua ini pada Arumiku! Siapa?!" semua orang menatapku dengan iba. Tatapan yang paling kubenci saat masih kecil dulu, kini harus ku alami kembali.

"Arumi sejak kemarin malam hilang dan tak ada siapapun yang menemukannya. Ak...aku kemarin bersama ibu dipanti tapi Arumi pergi dan tak pernah kembali" isak Nayla dihadapanku.

"Bagaimana mungkin kau tak bisa menemukannya, andai saja kau menghubungiku pasti aku akan mencarinya. Mengapa kau seceroboh ini Nay?" aku tak bisa hidup tanpa Arumi. Separuh nyawaku ada bersamanya.

Ibu yang sedari tadi menangis kini mengelus kepalaku dengan lembut, bulir bening selalu saja menetes dari matanya yang sembab.

"Ikhlaskan nak, ini sudah takdir. Jangan pernah menyalahkan siapapun. Kami dipanti sudah mencoba menghubungi ponsel Arumi Namun dia membalas bahwa ada keperluan sebentar, setelah itu ponsel Arumi tak pernah aktif"

Aku yang teringat saat saat kemarin malam bersamanya kini mulai meraung tak terkendali.

"Ini salahku bu, salahku. Jika saja aku tak mengajaknya pergi mungkin Arumi masih hidup. Aku yang telah membuatnya berbohong pada ibu"

Ibu Aisyah dan Nayla kini menatapku. Terlihat kebencian dimata Nayla saat aku mengungkapkan pertemuan diam diamku bersama Arumi.

"Kau apakan Arumi?! Kau itu pria tak punya hati! kau sudah mengambil Arumi dariku dan ibu!" teriaknya padaku.

"Maafkan aku Nay, aku hanya ingi bertemu saja dengan Arumi. Aku hanya ingin memberikannya kalung ini agar dia pakai saat pertunangan kami" aku bersimbuh dihadapan Nayla dan jasad Arumi.

"Sudah cukup. Jangan menyalahkan diri sendiri. Sudah ibu bilang ini mungkin takdir untuk Arumi. Allah lebih sayang Arumi dibandingkan kita. Sekarang kita tunggu polisi dan ambulan untuk membawa jasad Arumi kerumah sakit" sanggah Ibu Aisyah.

Hancur sudah harapanku, impian bahagia kini telah sirna begitu saja. Aku hanya dapat diam dan sesekali menangisi Arumi yang kini pergi meninggalkanku begitu saja. Tak ada kata yang mampu ku ucapkan selain kata maaf saja.

Maaf karna aku yang membuatmu menjadi korban kejahatan sehingga kau tak bisa bernafas.

Polisi datang berserta perawat yang mulai mengangkat tubuh Arumi masuk kedalam ambulan. Tangis Nayla terdengar begitu pilu. Bian yang melihatku hanya bisa diam dan menenangkan Nayla. Kulihat ia menelpon ayah bahkan ibu, namun tak ada satupun yang mau datang kerumah sakit tempat Arumi diotopsi.

Ini memang takdir, namun takdir ini akibat kelalaianku. Jika saja aku tak menurunkannya dipesimpangan mungkin ia takan pernah bertemu dengan orang jahat. Dan jika aku tak memintanya menemuiku mungkin saja hari ini aku bisa memasangkan cincin ditangan lentiknya.

Perawat berlalu lalang melewatiku yang sedang menunggu hasil visum Arumi. Banyak dokter dan polisi bertanya pada Ibu Aisyah dan Nayla. Hingga akhirnya, dokter yang menangani Arumi keluar seraya membawa surat ditangannya.

"Maaf keluarga dari Arumi" sapanya pada ibu.

"Iya dok ada apa?"

"Dari hasil pemeriksaan Arumi mengalami pendarahan hebat dikepala akibat pukulan benda tumpul dan juga cekikan dilehernya. Ada beberapa robekan di area sensitifnya akibat pemaksaan atau bisa dibilang pelecehan" jelas dokter.

Aku yang sedari tadi menatap kosong kearah dokter, kini mulai tertawa dengan keras. Tak bisa kubayangkan Arumi yang polos dan alim, menjadi korban pelecehan dari seorang pria yang tak memiliki hati nurani.

"Hahaha jadi sebelum Arumi meninggal dia dilecehkan terlebih dahulu? Benar benar setan! biadab! akan ku cari orang itu dan menghancurkan hidupnya. Aku takan biarkan dia bernafas lega walaupun hanya sedetik saja"

Dipeluknya tubuhku oleh Ibu Aisyah, wanita paruh baya yang sudah kuanggap ibu sendiri kini menangis dipelukanku. Hancur, benar benar hancur. Aku yang hanya tahu Arumi jadi korban pembunuhan, kini harus mendengarkan pernyataan bahwa mahkota yang ia jaga selama ini diambil paksa oleh orang tak bertanggung jawab.

"Sekarang bapak bisa ikut kami ke kantor polisi untuk memberikan keterangan mengenai malam sebelum nona Arumi dibunuh" ucap polisi padaku.

Kuhapus kasar air mata ini, kuikuti langkah kaki pria berseragam coklat yang saat ini ada didepanku. Bian yang sedari tadi menemaniku kusuruh pulang agar dia memberikan kabar kepada keluarga besarnya supaya bisa membantu proses pemakaman Arumi besok.

Siang berganti malam, kepalaku terasa sangat sakit. Aku yang sedari pagi belum makan tak merasakan lapar bahkan haus sekalipun. Pertanyaan demi pertanyaan yang ditanyakan petugas, kujawab dengan jujur agar semua penyelidikan bisa selesai.

"Pak ini barang bukti yang kami temukan di TKP" salah satu polisi masuk untuk menyerahkan semua barang barang yang terakhir kali Arumi pakai.

Terlihat jelas bungkusan plastik, berisi gamis biru yang ia kenakan saat bertemu denganku, bunga mawar yang sudah layu dan dilumuri percikan darah, hingga sendal yang sudah rusak pun ada. Kupalingkan muka agar tak melihat lebih jelas gamis yang berlumuran darah dan sudah terkoyak paksa. Tanpa kusadari, liontin ibu yang digenggam Arumi pun ada didalam kantong plastik transparan.

"Pak apakah boleh saya minta liontin itu. Itu adalah pemberian ibu saya, yang sengaja saya berikan pada Arumi" aku memelas pada petugas yang berdiri dihadapanku.

"Maaf pak, ini akan menjadi barang bukti yang akan kami telusuri. Jika ini sangat berharga bagi bapa, tunggu proses penyelidikan selesai sebab siapa tahu pada liontin ini terdapat sidik jari pelaku. Insyaallah saya akan meminta ijin terlebih dahulu pada atasan apakah bisa barang ini kembali pada bapak saat penyelidikan sudah selesai"

"Terimakasih pak, terimakasih. Saya mohon tolong usahakan agar liontin itu bisa dikembalikan pada saya. Terlalu banyak kenangan saya bersama almarhumah ibu dan itulah barang yang terakhir Arumi pakai"

Malam kian merangkak, tak ada satupun keluargaku yang datang kesini. Bahkan saat aku dirumah sakit ayah dan ibu tak ada untuk menenangkan jiwaku yang sudah goyah. Aku mungkin bisa gila jika terus saja begini.

Kulangkahkan kaki menuju gerbang rumah, senyap dan sepi kurasakan. Jas yang kupakai kini kusut tak berbentuk. Wangi parfum kini berganti dengan bau lumpur dan air sungai.

Hari ini bumi menentang niat baikku, mulai detik ini aku takan pernah bergantung lagi pada cinta dan pengharapan. Senyum yang selalu kurindu, suara yang menyentuh kalbu hilang bersaaman dengan tangis haru.

"Ahhhhhhh!" Sekencang mungkin aku berteriak dikeheningan malam. Sesak yang kurasakan takan pernah bisa terbayarkan.

"Mengapa kau tega Arumi! mengapa kau sama seperti ibu dan ayah?! kau sudah berjanji takan pernah meninggalkanku. Tapi kau bohong! kau bohong Arumi !"

"Aku yang menjadikanmu haluan hidupku, menjadikanmu sebagai harapan untukku dengan kegagalanku menjagamu, kau marah dan pergi meninggalkanku seorang diri didunia yang jahat ini! mengapa kau begitu tega?! kau marah? kau kesal? kau bisa memukulku ataupun membunuhku! tapi kumohon kembalilah!" lirihku.

Hujan kembali mengguyur tubuhku, aku yang luruh didepan pagar rumah hanya bisa menatap nyalang pada pintu putih disebrang sana. Tak ada satu orangpun yang peduli dengan lukaku ini. Mereka hanya perduli dengan aset dan harta yang aku punya. Tak ada sandaran untuk aku mengadu. Tak ada tempat untuk aku mencurahkan semua kesedihanku.

1
Rina
Siap kaka rhor , thx buat infonya 🙏🏻
Sari ND: Terharu aku ternyata masih ada yang baca 🙏😭mohon maaf ya kakak, aku hiatusnya terlalu lama ❤️sehat selalu ya kakak, lancar terus rezekinya 🥰🥰🥰🙏
total 1 replies
Pisces97
sepertinya Zidan mencintai Nayla makanya setiap pertemuan selalu bertiga...
kalau sama Arumi mungkin sayang sekedar sebagai adik kakak
Ika Surya Ningsih
kasian hamdi..
terlalu bnyk berkorban tpi g di anggp..
semoga kmu bahagia y hamdi..
tanpa Siska..
Siska jg g pntas buat kmu..
Kasma Aisya
endingnya mengecewakan
Yuli Yuli
kok mlah Uda slse crtanya Thor kn blom tamat Siska blom mndpt kbhgiaan ksian Siska SM hamdi
Yuli Yuli
Siskaaaa.....kok mlah bunuh dri g mau cari Hamdi dl sis, Hamdi mengumu siskaaa.....😭😭😭
Yuli Yuli
msok polisi g ngsi kabar kpda Zidan klo Hamdi dthan
Yuli Yuli
msih g nyadar jg dgn ulah smpe ayahnya mengorbankan nyawanya dmi anaknya
Yuli Yuli
kau pikir Hamdi lemah Ra km slah bsar
Yuli Yuli
cleooo.....😭😭😭😭😭, tlog jg. pisahkan Hamdi dn Siska Thor ksian dua" nya....
Yuli Yuli
Allah smga zidan Hamdi dn Cleo slmt
Yuli Yuli
trnyata ayah Naura takut jg SM Hamdi, blangya org byak koneksi kok takut SM hamdi
Yuli Yuli
klo Siska dsatukan dgn Jonathan ksian Hamdi, dia mnikah dgn Naura krna ancaman dr Naura dgn ayahnya yg ingin menyelakai siska
Yuli Yuli
pinter jg tu Naura dgn liciknya nyulik Cleo atas nm Hamdi, tak mgkn Hamdi mnyakiti Cleo zidan
Yuli Yuli
ajudan kok kalah
Yuli Yuli
kok g pingsan tu nenek lampir
Yuli Yuli
lnjt
Yuli Yuli
oohh....trnyata Hamdi Uda dikasih tau siska
Yuli Yuli
knp Hamdi kliatan marah SM siska
Yuli Yuli
Uda hamdi intip sj jgn smpe kthuan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!