NovelToon NovelToon
Penghianatan Di Hari Pertunanganku

Penghianatan Di Hari Pertunanganku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Pelakor
Popularitas:80.6k
Nilai: 5
Nama Author: Eys Resa

Follow IG @ersa_eysresa

Bagaimana jika kekasih yang kamu cintai ternyata bermain hati dengan adikmu. Dan di hari pertunanganmu dia membatalkan pertunangan kalian dan mempermalukanmu dengan memilih adikmu untuk dinikahi.

Malu sudah pasti, sakit dan hancur menambah penderitaan Rayya gadis berusia 23 tahun. Gadis cantik yang sudah mengalami ketidakadilan di keluarganya selama ini, kini dipermalukan di depan banyak orang oleh adik dan kekasihnya.

Namun di tengah ketidakadilan dan keterpurukan yang dia alami Rayya, muncul sosok pangeran yang tiba-tdi berlutut di depannya dan melamarnya di depan semua orang. Tapi sayangnya dia bukanlah pangeran yang sebenarnya seperti di negeri dongeng. Tapi hanya pria asing yang tidak ada seorangpun yang mengenalnya.

Siapakah pria asing itu?
Apakah Rayya menerima lamaran pria itu untuk menutupi rasa malunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 Rumah Tempat Pulang

Rumah itu terasa sunyi saat Saka dan Rayya membuka pintu dan menjejakkan kaki ke dalam. Langkah-langkahnya pelan, namun berat seakan membawa beban yang tak kasat mata. Setelah kejadian tadi di rumah utama, keputusan sepihak dari sang ayah membuatnya merasa sangat kesal. Tidak ada diskusi, tidak ada ruang untuk bicara. Hanya keputusan bodoh tanpa bertanya kepadanya atau sang mama.

Ia melempar jasnya ke sofa, lalu duduk diam, menunduk sambil memijit keningnya. Satu tangannya mengusap wajah, mencoba menenangkan diri. Rayya yang dari tadi hanya diam dan berdiri ragu di ambang pintu dapur, menatap pria yang kini menjadi suaminya dengan mata penuh iba.

"Aku nggak balik ke kantor lagi hari ini," ucap Saka tiba-tiba, suaranya datar. "Aku cuma… mau di rumah dan Istirahat."

Rayya menelan saliva perlahan. Ia melihat betapa kusutnya ekspresi Saka. Mata yang lelah, rahang yang mengeras menahan emosi, dan tubuh yang nyaris runtuh karena beban yang dipikul.

Ia mendekat, duduk perlahan di sampingnya. Tak ada suara, hanya kehadirannya saja yang bisa dirasakan oleh Rayya

"Minumlah. Aku di sini, Mas" ucapnya lembut. "Kalau kamu mau cerita apapun... aku siap dengerin."

Saka menoleh pelan. Ada sebersit kelembutan di matanya. Perlahan ia tersenyum dan menggeleng. "Aku cuma capek. Kesal banget sama papa. Rasanya kayak nggak dianggap sama sekali. Papa mutusin semuanya tanpa tanya aku. Dan tidak mencaritahu siapa Nita terlebih dulu."

Rayya mengangguk, memahami. Ia mengulurkan tangan, menggenggam tangan Saka erat.

"Kamu tidak sendiri, mas,” bisiknya. "Aku tahu kamu kesal pada papamu, Tapi ingatlah kamu juga manusia. Boleh kok merasa kecewa, merasa capek. Yang penting jangan di simpan sendiri, ada aku siap untuk berbagi dengan mu. "

Saka memejamkan mata sejenak. "Aku takut, Ray, aku takut papa akan tetap melakukan perjodohan itu. Aku tidak mau,karena aku tau seperti apa Nita itu dan lebih dari itu Aku sudah memiliki kamu sebagai istriku." ujar Saka sendu.

Rayya mendekat, memeluknya pelan dari samping. Detik itu, ia tahu ia tidak bisa hanya berdiri dan menonton suaminya perlahan tenggelam dalam tekanan sang papa. Ia ingin menjadi sandaran. Ia ingin menjadi tempatnya pulang.

Dan mungkin, inilah saatnya ia menunjukkan bahwa cinta tak selalu soal kata-kata. Terkadang, cinta adalah keberanian untuk hadir seutuhnya, dalam keheningan sekalipun.

"Perasaan apa yang kamu miliki untukku, mas? apakah masih perasaan kasihan , atau lebih dari itu. Atau kamu hanya menganggapku sebagai seorang istri saja, yang melengkapi rumah ini? " tanya Rayya memberanikan diri.

Saka langsung menatap Rayya dan bertanya apa maksud dari pertanyaannya itu. "Maksudmu? "

" Kau tau maksudku, mas. " ujar Rayya dengan senyuman lembut.

Saka membalas senyuman Rayya tak kalah lembutnya, dia bisa merasakan kelembutan yang diberikan Rayya meski hanya melalui senyuman.

"Aku sudah memutuskan untuk menikahimu, Sejak saat itu aku sudah belajar untuk mencintaimu. Ya, walau banyak ujian yang harus kita lewati di awal pernikahan kita. Mungkin karena Tuhan sayang kepada kita dan mencoba menguji kita untuk menaikkan derajat kita. " ucap Saka dengan lembut.

Rayya merasakan kehangatan saat mendengar semua ucapan Saka, benar-benar sebuah ucapan yang menghangatkan hatinya. Kini dia benar-benar yakin dengan apa yang harus dia lakukan.

"Mas, aku ingin menyerahan hatiku padamu, semua yang ada pada diriku sudah halal untuk kamu sentuh. Saat ini kita butuh untuk saling menguatkan, bukan hanya lewat ucapan. Tapi lewat hati kita."

Saka menatap Rayya dan terdiam. Lalu ia menyentuh pipi Rayya dan turun ke bibir dengan jemarinya yang hangat, seolah mencoba memastikan bahwa istrinya benar-benar di sana, dan apa yang dia dengar benar-benar ucapan dari bibir Rayya..

"Rayya…" gumamnya pelan.

Rayya tersenyum kecil. "Aku siap, Mas. Kalau kamu juga siap…"

Beberapa menit kemudian, mereka sudah berada di kamar. Siang hari itu panas, matahari membakar jendela, tapi di dalam kamar mereka, suasananya berbeda terasa hangat, namun menenangkan.

Saka menatap Rayya dengan dalam. Tatapan yang tak lagi menyimpan kegundahan, tapi sebuah permohonan, sebuah ungkapan syukur. Istrinya, perempuan yang perlahan ia pelajari dan cintai, kini bersedia membukakan hatinya lebih luas.

Dengan lembut, ia menyentuh rambut Rayya, menyelipkannya ke belakang telinga. "Terima kasih, karena sudah berada di sisiku," bisiknya.

Mereka saling mendekat, pelan. Seperti dua samudra yang akhirnya bertemu di ujung waktu. Ciuman pertama yang dalam sejak mereka menikah, bukan karena kewajiban, tapi karena cinta yang akhirnya mekar.

Rayya gemetar, bukan karena takut, tapi karena ini pertama kalinya ia membiarkan hatinya terbuka sepenuhnya. Ia percaya pada Saka. Pada tangan yang menyentuhnya dengan hati-hati. Pada bibir yang mengecupnya dengan sabar.

Saka membawa Rayya ke tempat yang belum pernah ia singgahi sebelumnya. Bukan sekadar surga dunia, tapi ruang aman yang diisi kehangatan, sebuah penerimaan dan kasih.

Dalam pelukan itu, Saka lupa sejenak pada dunia luar. Ia lupa pada masalah yang baru menderanya. Kini dia semakin yakin untuk tetap mempertahankan Rayya sebagai istrinya.

Yang ada hanya Rayya. Hanya detak jantung istrinya yang berpadu dengan detaknya. Hanya napas yang saling mencari, dan tangan yang saling menggenggam.

Rayya memejamkan mata, merasakan setiap sentuhan Saka yang tak hanya menyentuh kulit, tapi juga relung jiwanya. Ia merasa dilindungi, dicintai, dan dihargai. Rasa hangat itu merambat ke seluruh tubuhnya, membawa gelombang rasa yang belum pernah ia tahu sebelumnya.

Saat semuanya mencapai puncaknya, saat dua tubuh berpadu dalam ritme yang selaras, mereka saling menatap. Tak ada kata yang perlu diucapkan. Hanya mata yang saling berbicara.

Setelah semuanya usai, mereka masih berbaring dalam diam. Tubuh Rayya menyandar di dada Saka, mendengar detak jantungnya yang tenang.

Saka mengecup keningnya. "Kamu cahaya di saat aku gelap," ucapnya lirih. "Makasih udah jadi rumah buat aku, Ray.”

"Aku juga berterima kasih, karena kamu sudah memilihku menjadii istrimu. Dan membawaku dari keterpurukan dan rasa malu. "

Rayya tersenyum, mengusap dada suaminya dengan lembut. "Dan sekarang kamu adalah alasan aku ingin selalu belajar mencintai. Meskipun pelan, aku ingin jadi istri yang kamu butuhkan.”

Hari itu, di tengah panasnya siang dan hiruk pikuk dunia luar, dua hati yang terluka saling menyembuhkan. Melalui keintiman yang bukan sekadar fisik, tapi juga jiwa.

Saka tahu apa pun yang terjadi di luar sana, rumah akan selalu menjadi tempatnya kembali. Tempat di mana Rayya menunggunya, dengan cinta yang tak pernah menuntut apa pun dan menerimanya apa adanya.

"Tetaplah berada disisiku, apapun yang terjadi. Pertahankan aku, karena aku juga akan mempertahankan mu sebagai istriku,"

Rayya mengangguk tanpa ragu sedikitpun, "Aku akan selalu berada di sisimu, mas. "

"Terima kasih, sayang. "

1
Ratna Mazdah
Menurut ku cerita nya bagus. Tpi gk cocok aja masak papa mertua ngajak ketemu menantu diluar. Seharusnya kalau memang ngajak ketemu diluar. Ibu saka harus nya ikut. Aneh aja rasanya. Perasaan😁 mf ya thor sekedar masukan. Atau diundang makan malam kerumah biar enak ngobrolnya. Ni kek ketemu sugar baby aja papa si saka ini😄
Reni Anjarwani
lanjut
Inisial M
next..
Mefiani
semoga twin segera lahir dengan selamat dan sehat..juga mamanya..
Rahma Inayah
semoga rayya slmt dlm melahirkan twins
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Amy
calon oma Dan opa heboh luar biasa,, excited bangat belanjanya 🤣
Tarwiyah Nasa
pas adil dua laki..satu pewaris kelg saka satunya lagi pewaris kelg rayya
Rahma Inayah
yg heboh oma dan opa nya ..utk menyabut kelahiran si twins....semoga sehat sampe lahiran dan baby nya sehat dan gemoy
Mefiani: q jdi gak sabar pengen liat hebohnya opa bara dan opa bima saat momong si kembar🤣🤣
total 1 replies
Inisial M
next....
Iqlima Al Jazira
next thor👍🏻
Mefiani
kok jualan rujak serut ma cendol gak ikut tampil..bener2 acara yg penuh makna...
Mefiani: bener banget👍❤
Eys Resa: ingat Brian 🤭
total 2 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Inisial M
next..
Rahma Inayah
acara yg sakral dan penuh makna
Rahma Inayah
lanjut thor moga BS up lagi
Mefiani
memaafkan mungkin bisa tpi melupakan tidaklah mudah..padti masih membekas.semiga keluarga livia gak neko2 lagi bila suatu hari rayya memaafkan mereka..lanjut kakak...
Inisial M
next...doble up
Rahma Inayah: lanjut thor
total 1 replies
Inisial M
next...
Rahma Inayah
malu sendrikn ortu Livia klu telat saja rayya bwk Livia kerumh sakit bs2 TDK tertolg baik ank nya atau ibunya.bkn nya mksh mlh nuduh yg nabrak ank nya saka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!