Keiko yang hendak menolak perjodohan yang di lakukan ayahnya seketika menerimanya tanpa pikir panjang setelah bertemu dengan pria tersebut.
Pria dengan sejuta pesona membuat dirinya bergetar, Hingga bertekad membuat pria itu jatuh dalam pelukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan pria itu
Dan ketika Keiko baru saja masuk kedalam kamarnya, Dia sudah melihat kedua sahabatnya berdiri di ambang pintu dengan raut wajah penasaran mereka.
"Jadi katakan pada kami, Apa yang di katakan wanita itu?"
Tanya Zee langsung tanpa menunggu Keiko beristirahat lebih dulu
"Dia memintaku meninggalkan kak Jonathan dan berniat memberiku uang"
Jawab Keiko kemudian.
"Ayolah apa dia pikir aku semiskin itu? Dia tidak bagaimana perusahaan Yamada di Jepang?"
Lanjut Keiko yang bersungut sungut mengatakannya, Melepaskan tas dan heels indah miliknya.
"Yakkk dia tidak tau sekaya apa dirimu?"
Zee juga menimpalinya dengan kesal, Dia pikir apa wanita itu cukup bodoh sehingga berniat menyogok sahabatnya dengan uang? Apa wanita itu tidak tau bagaimana kayanya keluarga Yamada?
"Jadi katakan bagaimana kamu membalasnya?"
Clara kini bertanya dengan penasaran.
"Aku memperlihatkan tas baruku, Bukankah itu sudah cukup, Aku yakin uang yang akan dia berikan tidak sebanding dengan tas milikku"
Keiko menjawab dengan semangat, Kemudian tiba tiba sosok Orlando melintas di benaknya, Membuat wajahnya kembali memanas mengingat pria tersebut.
Ahh bisa dia katakan jika dia merindukan pria itu? Ahh sial sial sial, Dia bahkan baru bertemu dengannya tadi.
"Ahh yaa tas baru, Aku baru melihat tas mu bukankah itu keluaran baru? Bagaimana kamu mendapatkannya, Aku bahkan mengantri di store nya dan tidak bisa mendapatkannya, Aku berniat memakainya di pesta pernikahanmu nanti"
Zee terlihat menimpali, Kemudian tangannya bergerak mengelus tas Keiko dengan perasaan bahagia.
"Emm Zee"
"Ya?"
Zee menyahut tanpa mengalihkan tatapannya dari tas milik Keiko, Dia juga sama gilanya dengan Keiko dalam mencintai barang branded.
"Kau ingat pria yang aku temui di club"
Sahut Keiko yang kini telah mengganti pakaiannya dengan piyama tanpa lengan, Duduk di samping Clara.
Sedangkan Zee yang mendengar pertanyaan sahabatnya lansung mengalihkan pandangannya, Menatap Keiko dengan memicingkan matanya.
"Apa kau bertemu lagi dengannya?"
Tanya Zee penuh selidik.
Namun dengan cepat Keiko menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Bagaimana bisa aku bertemu dengannya, Hari ini pertunanganku dengan kak Jo, Lalu aku baru saja menemui mantan kak Jo, Jadi bagaimana bisa aku bertemu dengannya"
Ucap Keiko panjang lebar dan di lingkupi sedikit kejujuran dan banyak kebohongan dari kalimatnya.
Zee menganggukkan kepalanya, Dia pikir yang di katakan Keiko ada benarnya, Jadi dia memutuskan untuk mempercayainya.
"Jangan tertipu dengan wajah tampannya Keiko, Aku tau kau penggila pria tampan, Yang lain mungkin aku mendukungmu, Tapi untuk pria itu, Tidak"
Oceh Zee panjang lebar yang kemudian ikut bergabung dengan kedua sahabatnya yang duduk di atas tempat tidur king size milik Keiko.
"Kenapa?"
Tanya Keiko yang penasaran, Berniat mengulik semua hal tentang Orlando pada Zee, Seperti yang di katakan Orlando sebelumnya.
Sedangkan Clara hanya terdiam, Memilih mendengar percakapan kedua orang itu sebab dirinya tidak tau menau soal pria yang di bicarakan oleh Keiko dan Zee.
"Bukankah sudah ku katakan, Dia pria menyeramkan, Dan berbahaya"
Jawab Zee dengan malas.
"Kenapa? Maksudku apa kau pernah bertemu dengannya? Sepertinya kau memiliki kenangan buruk dengan pria itu"
Tanya Keiko kembali.
"Ini di beberapa tahun yang lalu, Saat aku masih sekolah menengah pertama, Malam hari aku melihat dia masuk ke rumah uncle ku dengan tubuh berlumuran darah dan memegang sebuah pistol"
Dan cerita itu persis dengan tebakan Orlando, Tidak lebih, Tidak kurang, Dan melesat tepat sasaran.
"Itu menjadi trauma mengerikan untukku"
Zee bergidik ngeri ketika teringat kejadian itu.
"Kau tau, Aku juga pernah mendengar pembicaraan dia dan uncle ku, Saat itu uncle ku menanyakan kejantanan pria itu, Karna sejak dulu pria itu seolah anti dengan sosok wanita"
Lanjut Zee yang membuat Keiko terkejut, Bola mata gadis itu sedikit membulat seolah tidak percaya dengan apa yang di katakan Zee baru saja.
"Itu sangat di sayangkan jika kejantanannya bermasalah, Meski pria itu sangat tampan tapi kejantanan seorang pria sangat penting"
Clara membuka suaranya, Dengan memainkan ponselnya tanpa menatap kedua sahabatnya.
"Kau yakin?"
Keiko bertanya ke arah Zee cukup tidak percaya dengan apa yang di katakan gadis itu.
Namun Zee menganggukkan kepalanya dengan mantan, Seolah yang di katakan benar adanya
"Aku tidak tau ini pasti atau tidak, Tapi uncle ku mengatakan itu, Dan juga selama ini aku tidak pernah mendengar ataupun melihat dia dekat dengan seorang wanita, Bahkan uncle ku juga memberitahu jika seluruh pekerja di rumah pria itu berjenis kelamin laki laki"
Lanjut Zee dengan heboh yang berhasil membungkam mulut Keiko.
"Kenapa bertanya soal banyak hal tentang dia Keiko? Apa jangan jangan kau"
Zee memicingkan matanya, Menatap Keiko dengan penuh curiga, Dia mulai menebak nebak kenapa sahabatnya itu cukup penasaran dengan sahabat dari unclenya.
"Jangan pikirkan banyak hal, Aku hanya sedikit terpesona dengan ketampanannya, Tidak lebih"
Kilah Keiko yang berusaha meyakinkan Zee yang menatapnya penuh curiga.
Pada akhirnya Zee menganggukkan kepalanya, Dia percaya dengan apa yang di katakan oleh Keiko karna dia tau bagaimana Keiko menyukai pria tampan.
"Itu bagus"
Sahut Zee kemudian.
Lantas dalam beberapa waktu pintu kamar Keiko di ketuk beberapa kali.
"Yaa, Masuklah"
Teriak Keiko yang kemudian pintu kamarnya terbuka, Di mana dia melihat pelayannya Nima masuk ke kamarnya dengan buket bunga mawar merah dalam ukuran besar, Tidak lupa dengan paper bag kecil di tangan lainnya.
"Nona, Ada paket untuk anda"
Sahut pelayan itu cepat, Kemudian meletakkan buket dan paperbag itu di atas meja yang ada di sana.
"Dari siapa, Nima?"
Yang bertanya adalah Zee dan Clara, Mereka cukup terkejut ketika melihat hadiah hadiah mewah di atas meja.
"Tidak tau non Zee, Tidak ada namanya"
Jawab Nima cepat.
"Keiko, Tidak ingin menceritakannya pada kita?"
Clara bersuara, Menatap Keiko yang tampak santai saja di atas tempat tidurnya.
"Nima, Pergilah, Buatkan makan malam untuk kami, Hmm dan juga camilannya"
Sahut Keiko yang membuat Nima menganggukkan kepalanya, Kemudian memilih beringsut dari sana.
"Keiko"
Kini Zee yang bersuara, Menatap kesal ke arah sahabatnya.
"Zee, Yang pasti ini bukan dari pria tua itu, Ini jelas bukan gayanya"
Ucap Clara ke arah Zee yang kini memeriksa buket itu, Berharap ada inisial dari pengirimnya.
"Ya tentu saja bukan dari uncle Jonathan''
Timpal Zee yang menganggukkan kepalanya setuju.
Sedangkan Keiko hanya diam, Berusaha menahan senyumnya yang ingin mengembangkan. Tanpa di beritahu dia jelas tau siapa pengirimnya, Tentu saja itu dari Orlando, Pria tampan itu.
"Keiko"
"Girls, Aku tidak tau, Lihatlah tidak ada nama pengirimnya bukan"
Sahut Keiko berbohong, Dia kemudian mengambil buket itu, Tersenyum tipis di sela sela rasa bahagia dalam hatinya.
"Aku ini populer, Jadi mungkin saja ini hadiah dari penggemar ku"
Jawab Keiko lagi dengan asal