NovelToon NovelToon
Hidup Kembali Di Tubuh Anak Kecil

Hidup Kembali Di Tubuh Anak Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Menjadi bayi
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

Di khianati dan terbunuh oleh orang yang dia cintai, Nada hidup kembali di tubuh seorang gadis kecil yang lemah. Dia terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa?

"Kakak, tolong balaskan dendam ku." Pinta gadis kecil yang namanya hampir sama dengan Nada.

"Hah!! Gimana caranya gue balas dendam? tubuh gue aja lemah kayak gini."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.15

Kara menatap Bagas dengan intens, dia yakin Bagas tidak akan membantunya. Apalagi istrinya sangat posesif pada Bagas, Kara pun mendesah dengan pelan dan berucap.

"Kalau Papa gak mau bantu, gak apa-apa kok!"

"Tidak sayang, Papa akan bantu." Sahut Bagas.

"Baiklah terima kasih, aku akan kasih tahu Papa."

Kara berdiri lalu berbisik pada Bagas, kalau dia curiga Evelin di apa-apain oleh Alfa. Dia juga memperlihatkan botol kecil yang tinggal setengah.

"Kamu yakin? Papa rasa, Mama mu bucin sama dia. Bukan kena pelet," ujar Bagas.

"Kamu tahu, Kara. Mama mu selingkuh saat menjadi istri Papa," lirih Bagas saat Kara akan berbicara.

"Aku gak percaya, pasti ada yang memfitnah Mama. Mungkin yang selingkuh Papa, bukan Mama." Ucap Kara dengan sinis.

"Nak..."

"Mas, dimana anaknya Evelin?" pekik Rina.

"Nah kan, belum juga satu jam gue disini. Dah heboh aja tuh pelakor, cih ngakunya cinta pertama." Ucap Kara dalam hati, dia melipatkan tangan didada dan bersandar di kursi menyaksikan drama rumah tangga.

"Ada apa, sayang? Memang kenapa Kara, disini? Dia juga anakku." Balas Bagas.

"Kau gak peduli, dia anakmu atau bukan. Mas, dia pasti dikirim Evelin buat minta uangkan? Ayo ngaku kamu anak kecil, pasti kamu minta uangkan. Dasar serakah, memang uang selama ini gak cukup apa?" teriak Rina, Kara pun berdiri di sofa agar sejajar dengan pelakor tersebut dan menatap Rina.

"Apa tadi Tante bilang, uang? Aku minta uang? Cih." Kara tersenyum sinis menatap tajam Rina.

"Bahkan sepeserpun aku gak menerima uang nafkah dari Ayahku!" Ucap Kara, membuat Bagas terkejut.

"Maksudnya? Setiap bulan Papa selalu kasih kamu uang, Kara." Sahut Bagas.

"Tapi kenyataannya, pelakor ini tidak rela memberikan hakku sebagai anak dari suaminya ini. Dia terlalu takut, Bagas kembali dengan Evelin." Cetus Kara, tanpa sadar dia mengucap Evelin dan Bagas.

"Jangan fitnah kamu!" Teriak Rina.

"Oke! Mari kita buktikan ini fitnah, atau bukan?" Kara menyeringai, dia pun turun.

"Ayo kita buktikan, kita ke bank dan melihat apakah uang itu pernah masuk?"

Tak lupa Kara membawa tasnya, lalu menatap Bagas dan Rina. Terpaksa mereka pun mengikuti keinginan Kara, didalam mobil hanya ada keheningan yang terjadi.

Tiba-tiba Kara terisak dengan pelan, dia menggumam kata yang tak jelas. Sungguh Nada yang ada dalam tubuh Kara pun terkejut, jika reaksi Kara akan seperti ini.

"Kara tenang sayang, ada Kakak. Kara tenang ya!" Nada berucap dalam hati dan memejamkan mata, Bagas mengira sang anak tertidur.

"Ngapain sih kita harus nurutin, apa maunya dia. Mas, lebih baik kita pulang saja. Aku yakin, uang yang aku kirim atas perintah kamu pasti di gunakan Evelin untuk membiayai pacarnya." Hasut Rina.

"Lagian Kara kan tidur, nanti setelah sampai kamu bilang saja kalau tadi sudah sampai. Namun, Kara tidur." Usul Rina.

"Baik aku setuju dengan ide kamu, Rina. Tapi..."

"Lanjutkan, jangan berani berbohong." Sela Kara, yang mendengar semua pembicaraan mereka.

Rina dan Bagas pun terdiam, mereka melajukan mobil ke arah bank. Rina pun cemas dan gelisah, dia takut ketahuan berbohong sesekali melirik ke arah Bagas yang menyetir dengan tenang.

Sementara Nada yang ada dalam tubuh Kara melamun, dan mulai berpikir apakah setelah semua dendamnya selesai. Kara akan kembali ke tubuhnya? Dan dia kembali ke alam yang berbeda. Ada rasa tak rela. Namun, mau bagaimana lagi dia sudah meninggal dan di beri kesempatan untuk balas dendam.

Tak lama mereka sudah sampai disalah satu bank ternama, Bagas pun meminta pegawai untuk memberikan laporan atas nama Evelin Laurencia.

Setelah menerima laporan, dan menatapnya Bagas memandang Rina dengan tajam. Tak ada satu rupiah pun yang masuk ke dalam rekening Evelin untuk Kara.

"Jelaskan dirumah." Ucap Bagas dengan dingin, setelah mengucapkan terima kasih dia pun keluar lebih dulu untuk meminta maaf pada Kara.

"Mas tunggu." Pekik Rina, mengikuti langkah cepat sang suami.

"Mas, aku bisa jelaskan semuanya. Mas," mohon Rina, dia pun memegang tangan Bagas agar berhenti.

"Menjelaskan apa, hah? Menjelaskan bahwa kamu gak memberikan hak anakku!" bentak Bagas, dia memejamkan mata dan menarik Rina untuk masuk kedalam mobil karena tidak mungkin dia bertengkar di depan umum.

Kara pun hanya diam dan tersenyum mengejek saat Rina menatapnya.

"Mas, aku hanya mengamankan uang untuk masa depan Kara. Karena aku tahu, bahwa pasti akan di pakai oleh kekasih Evelin. Kamu tahu sendirikan, kekasih Evelin pengangguran dan suka judi." Jelas Rina.

Bagas pun mulai berpikir dan membenarkan ucapan Rina.

"Kara, maafkan Tante. Tante janji akan memberikan uang untukmu setiap bulan, Tante langsung yang akan menemui mu." Ujar Rina.

"Baiklah aku percaya, tapi aku minta lima juta setiap bulan." Balas Kara tersenyum sinis.

"Apa? Jangan gila kamu," bentak Rina.

"Sudah, berikan itu pada Kara atau aku akan berhenti memberikan kamu uang." Ancam Bagas, Kara pun bersorak dalam hati.

Kini hanya keheningan di antara mereka, Rina menahan emosi yang ingin meledak. Sementara Kara tersenyum mengejek kembali, seolah Kara berkata.

"Aku pemenangnya."

"Sialan." Bisik Rina, dia akan membalas semua perbuatan Kara dan Evelin.

****

Rowman menatap kosong kedepan, pemandangan dari atas ruangannya tak membuatnya menjadi tenang. Beberapa hari yang lalu, orang suruhannya memberitahu bahwa barang-barang milik Nada hilang.

Mereka juga mengatakan bahwa sempat ada kecil disekitaran lantai tersebut, anak tersebut mengaku salah lantai dan pergi begitu saja.

"Huh! Nada, maafkan aku." Bisik Rowman.

Dia menyesal telah mengikuti keinginan Salsa, untuk menghabisi Nada dan menguasai seluruh harta peninggalan orang tuanya. Dulu kedua orang tau Samudra sempat datang dan menuntut Rowman. Namun, bukti tanda tangan Nada sah dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

"Aku harus secepatnya, mengalihkan semua harta atas nama Hana. Entah mengapa akan terjadi sesuatu." Gumam Rowman.

Dia harus menyelamatkan semua hasil kerja kerasnya, walau milik Nada tapi perusahaan ini maju karena dirinya.

"Hubungi pengacara dan suruh dia datang besok kerumah ku." Titah Rowman pada sang asisten.

"Baik Tuan, ada lagi?" tanya Rowman.

"Bakar semua barang milik Nada yang ada dirumah susun. Dan tutup permanen."

"Baik akan saya kerjakan segera."

Rowman pun menatap kembali cuaca yang cerah. Namun, tak secerah hatinya.

Berbeda dengan Rowman dan Rina, Hana terus merengek pada Diana ingin bertemu dengan Kara.

"Kara sudah janji akan main kesini, tapi dia gak datang juga. Mbak, cepat hubungi Kara. Mbak," rengek Hana.

"Hana, sayang Mbak gak punya nomor Mamanya Kara." Sesal Diana, membuat Hana menjadi menangis.

Salsa yang mendengar tangis sang anak, turun dengan emosi.

"Kenapa sih kamu, Hana. Sehari saja bisa gak sih gak bikin ulah atau bikin ribut." Marah Salsa, dia menatap tajam sang anak yang memeluk Diana dengan penuh ketakutan.

"Nyonya sudah, namanya juga anak kecil."

"Jangan pernah kamu membela anak ini," bentak Salsa, Diana pun menunduk tak berani melawan.

"Diam kan dia, atau kamu saya pecat." Ancam Salsa.

"Ba-baik, Nyonya." Balas Diana, Hana tak berani bersuara dia sesegukan dan memeluk Diana.

"Sudah ya jangan nangis lagi, nanti Mommy marah. Kara pasti datang sayang," bisik Diana.

"Iya, maafkan aku Mbak. Gara-gara aku, Mbak di marahi."

Diana mengusap punggung Hana, agar anak itu tenang.

Bersambung ...

Komen guys

1
AriNovani
Yang baru baca tolong jangan di skip ya!! soalnya ngaruh ke pendapatan kalo di skip, ya aku gk bayaran 😢
Diah Susanti
kirain udah SMP karena di bab sebelumnya disebut gadis kecil diduga kena pelecehan, ternyata masih balita. miris banget nasibnya, sampai meninggal dianiaya pacar ibunya
Epi Widayanti
lanjut 💪💪💪
Mochi 🐣
Lanjut /Determined//Determined//Determined/
Anonymous
semangat nulis/Determined/
AriNovani: /Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
Epi Widayanti
semangat Kara kamu pasti bisa /Determined//Determined/
Epi Widayanti
lanjut /Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart/
AriNovani
luar biasa
Mochi 🐣
lanjut
Margaretha Indrayani
lanjut thor
pecinta dunia fantasi
hai kak,aq pendatang baru 🥰
Epi Widayanti
next
Mochi 🐣
Lanjut /Heart//Heart/
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart/
Mochi 🐣
Bagus 💙💙💙
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!