"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 - TGSP
"Ju-an hmpphh.." Syera meronta, dia menepuk-nepuk dada Juan. Tapi bukan nya melepaskan ciuman nya, Juan semakin mengikis jarak, bahkan sebelah tangan nya menyusup di balik tengkuk belakang Syera, untuk memperdalam ciuman nya.
Tangan pemuda itu membingkai wajah cantik Syera, hingga beberapa detik kemudian Juan pun melepaskan ciuman nya. Juan mengusap bibir Syera yang terlihat mengkilat karena saliva, bibir gadis itu juga terlihat sedikit bertambah volume nya karena perbuatan Juan.
"Juan.."
"Iya, Nona." Jawab Juan, dia kembali ke posisi nya. Mata nya menatap intens pada gadis di depan nya yang nampak berantakan, mungkin karena ciuman mereka tadi.
"Itu ciuman apa?"
"Maksud nya?" Balik tanya Juan datar.
"Itu ciuman untuk merayakan apa?"
"Apa ciuman hanya untuk merayakan sesuatu, Nona? Saya rasa tidak." Jawab Juan, dia kembali bersiap mengemudikan kembali kendaraan nya, tapi tangan Syera menepis tangan Juan dari setir, dia bahkan mencabut kunci mobil nya.
"Nona.."
"Katakan, kenapa kamu mencium ku tadi?" Tanya Syera lagi, dia menuntut sebuah jawaban, namun entahlah apa jawaban Juan akan mengecewakan nya atau tidak.
"Haha, Nona. Aku hanya gemas saat melihat anda mengoceh, bahkan seolah lupa bernafas saat mengoceh seperti itu."
"Hanya karena itu, Ju?" Tanya Syera, rasanya dia belum puas dengan jawaban Juan.
"Iya, memang nya Nona ingin jawaban seperti apa hmm?"
"Aku kira, kamu bernafssu padaku." Lirih Syera sambil mengetuk-ngetuk tangan nya.
"Kalau saya memang begitu, menurut nona bagaimana?" Mendengar pertanyaan Juan, Syera mendadak gelagapan sendiri. Dia bingung harus menjawab apa, harusnya dia tak mengatakan hal itu tadi. Memang nya kebanggaan apa yang akan dia dapat jika memang Juan bernafssu padanya?
"Ini, ayo pergi." Syera memberikan kunci mobil nya pada Juan, pemuda itu pun mengambil nya dengan wajah datar nya lalu kembali melajukan mobilnya ke mall.
Tadi, katanya Syera ingin pergi ke rumah teman nya kan? Tapi nyatanya malah ke mall, entahlah.
"Ju.."
"Iya, Nona." Jawab Juan tanpa menoleh sedikit pun ke arah Syera, membuat gadis itu berdecak kesal. Dia paling tidak suka saat dia mengajak bicara, tapi lawan bicara nya tak menatap dirinya.
"Tatap aku dong, Ju!"
"Saya kan lagi nyetir, Nona."
"Hmmm.."
"Kenapa Nona, ada hal penting?" Tanya Juan pelan, dia melirik sekilas ke arah Syera yang terlihat sedang bad mood.
"Kalau misalkan pacar kamu selingkuh, reaksi kamu gimana?"
"Putusin aja sih, simple." Jawab Juan, Syera menatap wajah pemuda itu dengan tatapan yang entah apa artinya, hanya Syera yang tahu.
"Kenapa, Nona? Kok diam?"
"Kalau seandainya kamu masih sayang banget sama dia, gimana?"
"Jangan mengorbankan diri untuk orang tidak penting, Nona. Jangan bertindak bodooh hanya karena cinta, simple saja jika dia melakukan hal semenjijikan itu, jawaban nya adalah karena kebahagiaan nya tidak bersama kita. Menurut saya begitu." Jelas Juan panjang lebar, ini pertama kali nya pemuda itu bicara seperti ini.
"Hmmm, tapi cukup sulit melupakan nya."
"Nona putus dengan pria itu, atau dia selingkuh di belakang Nona?" Tanya Juan serius.
"Ya, aku mencurigai nya seperti itu, Ju." Jawab Syera ragu.
"Selidiki dulu, Nona. Jangan asal menyimpulkan."
"Bantu aku menyelidiki nya, Ju."
"Membantu seperti apa, Nona?" Tanya Juan lagi.
"Berpura-pura pacaran."
"Maksud Nona? Jangan konyol, apa yang akan kita dapatkan dari pura-pura seperti itu. Aku lebih suka kalau kita pacaran beneran, tanpa harus berpura-pura." Jawab Juan, membuat Syera terhenyak.
"Juan.."
"Iya iya, Maaf nona."
"Jadi, kamu mau kan?" Tanya Syera.
"Saya tidak tertarik, Nona."
"Ayolah, Ju." Bujuk Syera, tapi sepertinya Juan memang benar-benar tidak tertarik dengan topik pembicaraan ini.
"Ju.."
"Isshhh nyebelin." Kesal Syera sambil menyedekapkan tangan nya di dada, lengkap dengan ekspresi cemberut nya membuat Juan sangat gemas. Ingin sekali dia kembali mencaplok bibir mungil kemerahan yang cerewet nya bukan main itu, tapi tadi kan sudah? Gimana kalau bibit nya makin bengkak ya, belum lagi nanti kena amuk, bisa berabe kan urusan nya.
Hingga beberapa saat kemudian, mobil yang di kendarai oleh Juan pun sampai di depan mall. Setelah memarkir nya di parkiran, Juan di tarik oleh Syera untuk mengikuti nya masuk ke dalam mall.
Akhirnya, mau tak mau pun Juan harus mengikuti kemana pun Syera pergi. Hingga akhirnya langkah perempuan itu terhenti di sebuah toko pakaian khusus untuk laki-laki.
Juan tak heran, kan memang Syera punya pacar. Mungkin saja dia ingin membelikan sesuatu untuk kekasihnya.
Syera memilih beberapa pakaian, celana juga sepatu yang sekiranya cocok untuk pria yang akan dia belikan pakaian.
"Nih, cobain." Ucap Syera, membuat Juan terhenyak.
"S-aya?" Tanya Juan, sambil menunjuk dirinya sendiri. Apa dia tidak salah mendengar?
"Iya kamu, ayo buruan cobain gih." Syera pun mendorong tubuh besar pemuda itu ke changing room. Mau tak mau, akhirnya Juan pun masuk ke dalam sana. Sambil menunggu Juan berganti pakaian, iseng dia juga memilih beberapa pakaian lagi.
Hanya beberapa menit kemudian, Juan keluar dengan kaos yang di balut kemeja kotak-kotak berwarna biru, celana chinos berwarna abu, juga sepatu berwarna putih. Syera menatap pemuda itu nyaris tanpa berkedip.
'Gilee, keren banget si Juan kalo gini penampilan nya. Kalo kek gini mah, dia udah gak cocok jadi pengawal atau supir, cocok nya jadi laki gue.'
"Nona?"
"H-ah, apa?" Tanya Syera.
"Apa penampilan saya terlihat aneh, sampai Nona melongo kek gitu?"
"Apaan melongo, kagak. Geer lu." Ketus Syera, dia pun mengambil beberapa kaos berlengan pendek dan membawa nya ke kasir.
Juan tak menyangka dia di belikan pakaian oleh Syera, jujur saja dia merasa tak enak. Meskipun dia tak meminta, tapi tetap saja.
"Nona, untuk apa Nona membelikan saya pakaian sebanyak ini?" Tanya Juan setelah keduanya keluar dari toko itu dan Syera sedang berburu mencari barang lain.
"Udah, gak usah bawel. Hari ini aku lagi mau belanja, itu aja." Jawab Syera ketus. Dia kembali masuk ke sebuah toko pakaian anak.
"Punya adik kan?"
"P-unya, Nona."
"Kelas berapa?" Tanya Syera tanpa menatap Juan.
"Empat SD, Nona."
"Perempuan?"
"I-iya." Jawab Juan terbata, jangan sampai Syera membelikan pakaian untuk adik nya juga. Namun, seperti nya Syera bisa membaca isi hati Juan. Dia mengambil beberapa setel pakaian bermerk.
"Yang ini cukup buat adikmu, Ju?"
"Nona, jangan.."
"Aku tanya, ini cukup buat adik kamu enggak?" Tanya Syera lagi, membuat Juan akhirnya menjawab dengan anggukan. Syera pun mengambil nya dan segera membayar nya ke kasir.
Setelah puas belanja, Syera pun mengajak Juan untuk makan siang bersama di salah foodcourt. Pilihan Syera jatuh pada spaghetti bolognese dengan ikan salmon, sedangkan Juan hanya memilih burger.
"Kenapa cuma burger, Ju?"
"Gapapa, Nona. Saya hanya penasaran dengan rasa nya."
"Kamu belum pernah makan burger?" Tanya Syera. Juan menggeleng sambil cengengesan.
"Belum Nona, mahal soalnya. Jadi cuma bisa lihat di iklan televisi aja."
"Hmmm, yaudah makan yang banyak." Ucap Syera, dia tersenyum menatap Juan. Dari awal, Juan memang terlihat sebagai pemuda yang sederhana juga dewasa dan satu lagi, dia punya pesona yang membuat nya bisa nyaman saat berdekatan dengan Juan. Berbeda saat dia sedang bersama Martin, padahal mereka berpacaran tapi rasa nya benar-benar berbeda.
"Terimakasih, Nona."
"Nanti bungkus juga buat adik kamu, dia juga belum pernah makan burger kan?"
"Gak usah, Nona."
"Gak usah sok-sokan nolak, aku cuma mau ngasih adik kamu, bukan kamu kali." Sinis Syera membuat Juan terkekeh pelan, yang mana membuat Syera terpana. Bahkan suara kekehan pemuda itu terdengar sangat seksii, dia menyukai nya sungguh.
Lamunan Syera buyar saat pelayan datang membawakan makan mereka, kedua nya pun memulai acara makan siang mereka.
"Gimana rasa nya, Ju?"
"Enak sih, tapi kayaknya bukan selera saya, Nona." Jawab Juan, mungkin lidah nya belum terbiasa dengan makanan orang kaya, makanya dia merasa aneh saat pertama kali memakan makanan bernama burger ini.
"Kenapa?"
"Gak tau, kurang cocok aja. Saya lebih suka mie instan dari pada ini." Jawab Juan, membuat Syera tertawa. Juan sangat lucu, apalagi ekspresi nya.
"Jadi, kuat gak makan itu sampai habis atau mau pesen yang lain?"
"Kuat kok, sayang kalo gak di habisin. Kalau kata Mama tuh pamali buang-buang makanan." Mendengar ucapan Juan, Syera sedikit tersentil, karena dia sering makan tak habis dan masih tersisa di piring nya.
"Yaudah, setelah ini kita pulang."
"Baik, Nona." Jawab Juan, meskipun dia tak menyukai makanan ini, tapi dia harus menghabiskan nya. Dia selalu ingat perkataan ibu nya untuk makan secukupnya, jangan sampai tersisa. Itulah alasan nya, kenapa Juan selalu menghabiskan makanan nya, apapun itu.
.....,
🌻🌻🌻🌻