NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: tamat
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar / Disfungsi Ereksi / Tamat
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten—seorang mafia berdarah dingin, kejam, dan disegani. Tak pernah membayangkan akan menerima vonis memalukan dari dokter: ia didiagnosis impoten. Tapi Daniel bukan pria yang mudah menyerah. Diam-diam, ia mengirim orang kepercayaannya untuk mencari gadis polos nan perawan, dengan harapan bisa menghidupkan kembali gairah yang lama padam.

Sampai pada suatu malam, harapannya terjawab. Seorang gadis berlesung pipi, polos dan menawan, berhasil membangkitkan sisi pria yang sempat hilang dalam dirinya. Namun karena sikap arogan dan tempramental Daniel, gadis itu justru ketakutan dan melarikan diri tanpa jejak.

Empat tahun berlalu, takdir mempertemukan mereka kembali. Tapi kali ini, gadis itu tak datang sendiri—ia membawa tiga anak kecil yang menggemaskan, penuh keberanian, dan... sangat mirip dengan Daniel.

---------

"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" – Azkia "Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." – Azam "Talau olang d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Pahlawan

Tok tok tok!

"Ay, kamu sudah siap belum?"

Ayang yang masih menggunakan mukena berjalan membuka pintu kamar yang di ketuk dari luar.

"Lah, kok kamu belum siap juga?"

Kening Ayang berkerut melihat pemuda yang berdiri diambang pintu.

"Kamu lupa ya? Siang tadi kan aku sudah bilang ngajak kamu ke pasar malam. Cepat, ganti baju sana!"

Ayang menggeleng di sertai bibir yang mengerucut, menandakan menolak ajakan pemuda itu.

"Iiih, kamu jangan gitu dong. Kan kamu sendiri sudah janji. Pokoknya, sekarang kamu harus ikut aku pergi ke pasar malam." Lantas pemuda itu menarik tangan Ayang masuk kedalam kamar. "Buka mukenamu!" perintahnya yang telah berdiri di depan meja rias.

Ayang terpaksa menuruti perintah pemuda itu membuka mukenanya, lalu duduk di depan meja rias.

Mata pemuda itu liar, seperti mencari sesuatu. "Kamu gak ada make-up ya?"

Ayang menggeleng.

Pemuda itu masih mengedar pandangan. Tas selempang Ayang tergantung menjadi fokusnya, tas tersebut lansung di sambar dan di bukanya tanpa izin pemilik. "Wah, ternyata uangmu banyak juga? Kalau begitu nanti kamu aja yang traktir aku belanja ya?"

Ayang menoleh, melihat pemuda itu memeriksa tas selempang pemberian hajah Rodiah yang sama sekali belum di bukanya.

"Wah, ponsel kamu juga bagus, Ay! Aku dari dulu pengen banget memiliki ponsel ini!"

Ayang semakin keheranan melihat pemuda itu mengeluarkan sebuah ponsel dari dalam tas sandang tersebut.

"Udin! Kamu ngapain di kamar disini?" bentak pak Mamad yang sudah berdiri diambang pintu.

Udin lansung meletakkan tas beserta ponsel yang telah di keluarkannya dari dalam tas, lalu bergegas keluar kamar.

"Ayang, lain kali jangan biarkan Udin masuk ke dalam kamarmu!" peringat pak Mamad pada Ayang.

Ayang mengangguk, mulutnya juga mengucapkan kata maaf.

"Sekarang keluarlah, Ibu sudah menyiapkan makan malam," ucap pak Mamad, sebelum berlalu meninggalkan kamar.

Sebelum keluar kamar, Ayang melihat isi dalam tas yang di berikan Hajjah Rodiah. Disana terdapat uang tunai, ponsel beserta kartu ATM.

"Ya Allah, kenapa Bu Hajah memberikan semua ini untukku?"

Dalam hati Ayang bersyukur, meski cobaan menimpanya silih berganti, akantetapi Allah selalu memberikan pertolongan melalui orang-orang sekitar yang tulus menyayanginya.

Ayang menyimpan kembali barang-barang itu kecuali ponsel, lalu ia bergegas keluar kamar.

"Cah Ayu, mari makan dulu," panggil bu Parida dari arah meja makan.

Ayang mengangguk dan berjalan kesana.

"Pak, sana panggil Udin dulu. Dia pasti masih ngambek karna Bapak memarahinya tadi," ucap bu Parida pada suaminya.

Pak Mamat menghela nafas. "Dapat anak laki-laki, lembutnya mengalahkan perempuan."

"Pak, gak baik bicara seperti itu, Ibu yakin suatu hari nanti anak kita pasti berubah."

Pak Mamat menghembuskan nafas pelan, dari dulu istrinya memang selalu memanjakan putra mereka. Bukan ia tidak mensyukuri titipkan Allah pada mereka, hanya saja sebagai orang berilmu dan seorang tokoh agama di desa tersebut, pak Mamad terkadang malu dengan kelakuan aneh putranya yang menyerupai perempuan. Sering juga ia dengar bisik-bisik warga yang mengatakan anaknya penyuka sejenis.

.

.

.

Selesai membantu membereskan meja makan serta mencuci piring-piring kotor bekas makan malam, Ayang mencari keberadaan Syafarudin. Ia ingin meminta bantuan pria itu mengajarinya menggunakan ponsel yang di berikan hajah Rodiah, karna dari dulu ia tidaklah pernah menggunakan benda itu.

Diteras rumah, Ayang melihat Udin sedang memainkan ponsel. Ia lalu mendekat, memberikan ponselnya pada pria itu.

"Buat aku?"

Ayang menggeleng.

"Terus?"

Ayang menggunakan bahasa isyarat, meminta pria itu agar mengajarinya menggunakan benda tersebut, ia ingin mengucapkan terimakasih pada hajah Rodiah.

"Ya Ampun, Ay! Masa kamu gak bisa menggunakan ponsel sih? Mommy aku saja yang kerjanya kesawah masih bisa bermain sosmed," omel Syafarudin.

Ayang tersenyum kikuk.

"Baiklah aku akan mengajarimu. Tapi, ada syaratnya."

"Apa?"

"Kamu harus ikut aku pergi ke pasar malam."

Ayang berpikir sejenak dan mengangguk.

"Nah, gitu dong! Cuzz, kita berangkat sekarang." Udin berdiri dan lansung menarik tangan Ayang.

Ayang menahan tubuhnya.

"Kenapa lagi?"

Ayang memberikan isyarat agar mereka meminta izin dulu pada bu Parida dan pak Mamad.

"Gak usah! Yang ada Daddy gak akan mengizinkan kita pergi."

Ayang hanya pasrah mengikuti langkah pemuda gemulai yang terus saja menarik tangannya menuju motor matic yang terparkir.

.

.

.

Beberapa menit berselang, Ayang dan Udin tiba di lokasi pasar malam.

"Eh, Din, siapa ini? Cantik dan mulus banget." Seorang pemuda tiba-tiba merangkul bahu Udin dari sebelah kanan, sementara Ayang berjalan di sebelah kiri Udin.

"Hai, kenalan dong, cantik!" Pemuda itu mengulurkan tangan ke hadapan Ayang.

Udin lansung menepiskan tangan pemuda itu. "Roni! Pergi sana, jangan ganggu kami!" Lalu Udin menarik tangan Ayang, berjalan cepat meninggalkan pemuda itu.

"Ay, kita kesana dulu yuk!" ajak Udin sambil menunjuk tempat penjual aksesoris.

Ayang pasrah saja mengikuti kemana pemuda gemulai itu membawanya. Puas mengelilingi acara pasar malam dan mencoba beberapa arena permainan. Ayang mengajak Udin segera pulang.

Pemuda itu pun menurut, karna sejak tadi ia melihat Ayang tidak nyaman berada di tempat seperti ini.

Namun, dalam perjalanan pulang, motor yang di kendarai Udin nyaris jatuh, disebabkan dua pengendara motor lain berhenti tepat di depannya.

"Kau mau apa lagi sih, Roni?"

Pemuda yang bertemu dengan Udin di pasar malam tadi turun dari motornya, berjalan mendekati Udin dan lansung mencengkram pipi Udin. "Lihat bro, banci sialan ini ternyata punya cewek juga." ejek pemuda itu.

Mata Udin liar membaca pergerakan pemuda itu yang berjalan mengitari motornya. Secepat kilat tangannya menepiskan tangan pemuda itu yang akan menyentuh Ayang dan lansung memelintirnya.

"Auwh! Banci sialan! Lepaskan tanganku!" Pemuda itu meringis menahan sakit di tangannya.

"Ay, kamu turun dulu!"

Ayang yang sejak tadi ketakutan, segera turun dari motor.

Udin juga bergerak turun dari motornya, tanpa melepaskan kuncian tangan pemuda itu.

"Woi! Kalian kenapa hanya diam! Cepat habisi banci sialan ini!" ucap pemuda itu pada tiga orang temannya.

Tiga orang teman pemuda itu bergegas turun dari motor, menggepung Udin dari segala arah.

Udin tersenyum sinis. "Beraninya main keroyokan, dasar banci!" sinisnya meledek mereka.

"Gak usah banyak bacot kau banci!" geram pemuda yang tangannya masih di pelintir Udin.

"Baiklah." Udin memelintir lebih keras lagi tangan pemuda itu hingga terdengar tulang bergelatuk.

Kreeek!

"Aaaakh!"

Sejurus kemudian Udin mendorong pemuda itu hingga jatuh tersungkur.

"Sekarang giliran kalian, majulah!" tantang Udin yang sudah memasang kuda-kuda. Meski gerakannya gemulai, tapi kuda-kudanya tetap kokoh.

"Jangan sok kau banci!"

Satu dari tiga orang yang menggepung Udin lansung menyerang.

Dengan gerakan gemulai, Udin menangkis serangan pemuda tersebut, lalu mendorong ke arah Roni yang masih terduduk di tanah.

"Kalian! Cepat habisi banci itu!" perintah Roni pada dua orang temannya.

"Ba-baik Bos."

"Hiat!" Kudua pemuda tersebut secara bersamaan menyerang Udin.

Namun, serangan mereka dengan mudah di tangkis oleh Udin. Hingga akhirnya kedua pemuda itu juga tumbang.

"Masih mau lagi?" Udin memasang ancang-ancang ingin memukul mereka.

"Am-ampun Din," ucap dua orang yang baru saja di jatuhkan Udin.

"Kamu masih mau lagi, Ron?"

Pemuda itu tidak menjawab, hanya matanya menatap tajam pada Udin.

"Cepat, singkirkan motor kalian!"

"Ba-baik Din." Salah seorang pemuda disana bergegas menyingkirkan kendaraan mereka.

"Ayo Ay, kita pulang." Udin segera naik ke motornya.

Ayang masih terpaku di tempat, ia tak percaya pemuda gemulai itu dengan mudah mengalahkan lawan-lawannya. Padahal dibandingkan fisik, empat pemuda itu lebih besar dan berotot.

"Ay, ayo!"

Ayang tersentak, lalu bergerak naik ke atas motor matic yang di kendarai Udin.

"Dadah banci!" ledek Udin sebelum meninggalkan empat pemuda itu.

Setelah sampai di rumah, Ayang mengacungkan dua jempolnya sembari tersenyum.

"Pasti tadi kamu mengira aku gak bisa melawan mereka kan?"

Ayang mengangguk dan tersenyum bangga.

"Dari kecil, aku sudah diajari Daddy ilmu bela diri. Katanya, laki-laki harus bisa berkelahi," Udin terkekeh sendiri sambil menutup mulut dengan kedua tangan. Mungkin janggal saat menyebut dirinya laki-laki.

Ayang ikut tertawa, lalu mereka masuk kedalam rumah.

1
shena
😍
Kalsum
gawat ayang sepertinya hamil
Mama Mama
tambah ngeselin si dani,ayang nya juga ga bisa ngapa2 in
Ning Suswati
alexandernya punya nyawa cadangan kali y, kok masih hidup
Ning Suswati
kelamaan sih mengungkap siapa sebenarnya pak bambang, dan terus apa hubungannya mereka menyayangi ayang
Ning Suswati
isss dah kesel aja melayani si dani laki2 banci kaleng, gk mau kerja cari duit tambah keenakan dikasih duit tabpa harus jerja, gimana sih
Ning Suswati
jgn2 keluarga tsb sdh lenyak ditelan bumi, oleh tangan2 si paksu
Ning Suswati
memelihara manusia daqjal dan benalu gk tau diri dan bikin masu sampai keurat nadi, laupun sdr sendiri, biarkan dia hidup jadi gelandangan, daniel juga tdk pernah mendidiknya jadi laki2 yg bertanggung jawab, jgn jadi pecundang terus2an dikasih duit
Ning Suswati
sebenarnya di kantor ada acra apa sih, sdh tau banyak musuh sok2an jagoan memboyong anak isteri tanpa pengawal, berkeliaran, gk takut musuh selalu mengintai
Ning Suswati
jadi laki2 gk guna sama sekali, kok bisa2 daniel sabar dg dani selalu memberi uang, tambah ngelunjak aja,
RatuElla11: halo kak, mampir juga yuk kekaryaku "Istri Simpanan Pemuas Tuan Eden."
total 1 replies
Ning Suswati
salah mencari lawan, gk tau aja kalau suami wanita kampung tsb mantan mafia yg baru insyaf
Ning Suswati
hhhhhh dasar naga nya nakal, tuh dengar kata tuannya 🤭🤭🤭🤭
Ning Suswati
dasar saudara gk tau diri, sok2an mau mengakui yg bukan miliknya, syukur ayang bisa tegas dg wanita sok2 kaya, gk tau aja dani si pemalas tukang ngemis dg ipar, sama sekali gk ada harga dirinya, sdh hidup numpang bla bla bla
Ning Suswati
salah sendiri anak kembar tiga sdh tambah lagi brojol dua, gak mau pake baby syster, uang banyak, buat apa coba menyiksa badan, sdh hamil nngurus anak 5 sekaligus di + lagi baby besar, apa gk remuk badan
Ning Suswati
jgn2 tangan dingin daniel yg sdh melenyapkan bu rodiah dan suaminya
Ning Suswati
ayang sdh mulai nakal ni yeee, tapi ubah dong manggil paksu, masa dipanggil tuan sih
Ning Suswati
masa selama nikah ayang gk pernah dikasih uang, gila tu paksu, kerjanya hanya memaksa
Ning Suswati
hhhhh, itu emang yg di tunggu2 paksu, kan sdh halal, gk usah malu2 lah ayang 🤭🤭
Erina Munir
aku udh baca kanjutanya...mskasih ya thoor
RatuElla11: halo kak, mampir juga yuk kekaryaku "Istri Simpanan Pemuas Tuan Eden."
total 1 replies
Ning Suswati
ya semoga saja buka puasanya lancar,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!