NovelToon NovelToon
SECRETS

SECRETS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia / Trauma masa lalu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sam Lee

Irene, seorang gadis cantik yang gampang disukai pria manapun, tak sengaja bertemu Axelle, pria sederhana yang cukup dihindari orang-orang, entah karna apa. Sikapnya yang dingin dan tak tersentuh, membuat Irene tak bisa menahan diri untuk tak mendekatinya.

Axelle yang tak pernah didekati siapapun, langsung memiliki pikiran bahwa gadis ini memiliki tujuan tertentu, seperti mempermainkannya. Axelle berusaha untuk menghindarinya jika bertemu, menjauhinya seolah dia serangga, mendorongnya menjauh seolah dia orang jahat. Namun anehnya, gadis ini tak sekalipun marah. Dia terus mendekat, seolah tak ada yang bisa didekati selain dirinya.

Akankah Irene berhasil meluluhkan Axelle? Atau malah Axelle yang berhasil mengusir Irene untuk menjauh darinya? Atau bahkan keduanya memutuskan untuk melakukannya bersama setelah apa yang mereka lalui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sam Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Friendship

"Lee, Leee, Leee..."

"Apaan sih, berisik!!" Teriak seorang pria, menanggapi panggilan pria yang tengah tiduran di kasur itu.

"Hmm, aku bosen, keluar yuk!!" Ajak pria itu sambil duduk disamping pria yang ia panggil Lee itu, membuat pria lain yang tengah membaca buku menoleh.

"Besok ujian, Park, kau mau nilaimu jelek? Gimana tanggapan orangtuamu nanti?"

"Heh, aku tuh gak bisa kayak gini. Diem dirumah sambil belajar, cihh, bukan aku banget." Gerutu pria bernama Park itu, sebal. "Kamu enak, belajar gak belajar nilainya tetep bagus."

"Heh, mana ada kayak gitu." Ujar pria itu sambil memukul pelan pria yang paling muda diantara mereka itu, membuat Park menatapnya sengit.

"Udahlah, Kang, dia kan emang kayak gitu." Ujar Lee, tersenyum.

"Ck!! Kau terlalu memanjakannya, gay ya kalian?"

"Enak aja, aku udah ada yang punya." Teriak Park, tiba-tiba.

"Ck!! Berisik, Park." Ujar Kang, sebal. "Ngayal aja terus, dia sadar juga nggak."

"Kita udah pacaran kok."

"Jangan bercanda, mana mau dia sama kamu?" Ujar Kang, membuat Park sebal.

"Lee..."

"Kalian berdua ini, kenapa gak akur-akur sih, katanya mau belajar. Ayo Park, belajar..."

"Gak mauu..."

"Ishh, gak usah ngurusin cewek dulu, Park, nilai dulu yang bener..." Ujar Kang, membuat Park menekuk wajahnya, hal itu tentu saja membuat keduanya tertawa. Melihat itu, Park akhirnya juga ikut tertawa.

Axelle menatap ayahnya itu dalam diam, lalu ayahnya Bryan yang diam-diam ikut mengawasi mereka sedari tadi. Rupanya keduanya saling mengenal, bahkan bersahabat dari dulu, Axelle tak pernah tau itu sebelumnya. Tapi aneh sekali merasakan atmosfer yang mereka ciptakan, membuat Axelle meyakini ada yang salah pada hubungan mereka, pasti karna kesalahan dirinya pada Bryan waktu itu.

"Kalian memang takkan pernah bisa melepaskanku dan anakku, padahal aku sudah membuat anakku tidak dikenal kalian." Ujar Kang, kesal.

"Kamu yang gak bisa menjauh dari keluargaku, apa belum cukup semua yang terjadi pada Bryan?" Ujar Park, tak mau kalah.

"Apa ini ucapan pertama kalian setelah sekian lama tak bertemu, sulit dipercaya." Ujar Andrew, tersenyum sinis. "Hei, Pak tua, kau tak ada dendam pada Ahjussi ini?" Tanyanya, lagi.

"Tidak!!" Jawab Park, langsung. Pria itu memalingkan wajahnya, ia terlihat gelisah.

"Papa, kenapa Papa bersikap seperti ini? Papa kan tau, Winter itu..."

"Anakku bukan pembunuh." Ujar Kang, tegas. "Dia juga korban, mengerti??"

"Korban? Hanya Bryan yang meninggal, kenapa dia juga korban??" Ujar Joy, kesal.

"Tanyakan sendiri pada ayahmu, dia yang memutuskan untuk melepaskan Axelle dari penjara dan menjadikannya saksi, bukan lagi tersangka."

"Kang!!" ujar Park, tak suka.

"Kau harus menjelaskan semuanya, tak ada yang bisa disembunyikan lagi, Park."

"Bukan aku, Kang, percayalah. Aku bukan dalang dari semua itu, kau tau itu." Ujar Park, memohon.

"Lalu, kenapa kau melepaskan anakku dari tuduhan itu? Kenapa kau takut sekali aku membuka case lama itu? Karna apa?"

"Joy, bisakah kau keluar?" Tanya Park, pelan. "Papa mohon, Papa akan keluar sebentar lagi."

"Dia berhak tau, Park, dia berhak tau perbuatan ayahnya yang membuat dia tak pernah bertemu ibunya yang asli, lalu..."

"Diam, Kang!! Apa kau benar-benar membenciku? Hanya karna aku merebut gadis itu darimu? Persahabatan kita hanya sebatas itu?"

"Persahabatan? Kau masih percaya itu? Kau tak hanya merebutnya, kau merenggutnya, Park. Merenggutnya dariku dan anakku, kau..."

"Apa... Maksudnya?" Tanya Axelle, bingung.

Andrew terdiam, ternyata kisah mereka lebih rumit dari keliatannya.

***

June menatap Rose yang diam tak jauh darinya, pria itu benar-benar tak menyangka akan bertemu gadis itu disini. Keliatannya Rose baik-baik saja, June lega melihatnya. Pria itu tak berani mendekati orang yang masih dicintainya itu, ia masih takut untuk menerima kenyataan bahwa Rose masih memiliki perasaan yang sama pada Axelle.

"Siapa kelompok yang tiba-tiba menyerang itu? Apa mereka masih dari kelompokmu? Atau..."

"Jelas bukan, mereka datang dari kelompok lain, kalaupun bukan darimu." Ujar June, menjawab pertanyaan John tadi. "Lalu, bagaimana dengan gadis itu? Apa ia ditemukan?"

"Tidak, ia berhasil lolos, gadis yang membawanya begitu gigih." Jawab John, tersenyum. Ya, ia mengenal Gisel yang memang teman baik Irene. Gadis itu benar-benar nekad menerobos keamanan mereka kemarin, membuatnya mengagumi gadis itu. Ia juga yang diam-diam membantu Gisel untuk membawa Irene pergi dari sana, ia tak bisa membiarkan gadis itu sendirian menghadapi orang-orang yang menggila pada saat itu. "Mereka dari EXO, sepertinya."

"EXO? Untuk apa mereka kemari? Bagaimana bisa mereka tau tempat ini?" Tanya June, bingung.

"Tentu saja mereka bisa tau, Stuart pasti sudah mengirim mereka untuk membantu kami."

"Itu tindakan bodoh, John. Lihatlah, banyak yang terluka diantara kita, dan kau masih bisa tersenyum?" Tanya June, tak percaya.

"Gadis itu tak pernah memimpin mereka, dia hanya menggunakan instingnya untuk menyerang." Gumam John, membuat June menatapnya.

"Gadis itu? Siapa?" Tanya June, penasaran. "Apa pemimpin mereka seorang gadis? Bagaimana bisa leader mereka begitu ceroboh? Mereka pasti memiliki korban lebih banyak dari kita,..."

"Kalau mereka berhasil kabur, berarti mereka cukup kuat untuk melawan kita." Jawab John, tersenyum. Pria itu menepuk pundak June, lalu berjalan pergi.

"Dia sudah benar-benar gila..." Ujar June, tak habis pikir. Pria itu duduk di kursi yang tak jauh dari Rose, diam-diam melirik gadis yang tengah menunduk itu. Tapi kemudian salah tingkah, saat Rose menangkap basah dirinya. June masih berusaha mengalihkan perhatiannya, saat Rose beranjak menghampirinya.

"Loe baik?" Tanya Rose, membuat June menatapnya. "Boleh gw duduk disini?"

"Silahkan." Jawab June, berusaha terdengar sedatar mungkin.

Rose duduk disamping pria itu, membuat June menghela nafas pelan. "Loe, apa kabar?"

"Hah? Gw baik, kenapa?" Tanya June, bingung.

"Syukurlah, seenggaknya loe gak luka karna insiden tadi." Jawab Rose, lega.

"Loe, khawatirin gw?" Tanya June, tak percaya.

"Kita udah lama gak berhubungan, June, jelas gw khawatir sama loe." Jawab Rose, pelan. "Kemarin gw ketemu Axelle, dia juga baik-baik aja."

June membuang tatapannya, saat mendengar nama Axelle dari mulut gadis itu. Entah kenapa moodnya seketika berubah, padahal tadi dia sudah berbunga-bunga. "Kenapa loe bisa dateng sama Black Swan?" Tanyanya, penasaran.

"Gw udah lama gabung sama Andrew, June, sejak loe ngilang, sejak Axelle gak ada kabar, sejak Bryan pergi. Kalian sering nyebut Black Swan saat itu, jadi gw berharap ketemu kalian selama gw nyari tau tentang mereka. Tapi ternyata gw bener, semua masalah yang muncul selama ini selalu berhubungan dengan Black Swan, diam-diam gw nyelidikin itu semua." Ujar Rose, pelan.

"Gimana bisa loe lakuin itu? Gimana kalo ketahuan? Apa yang bakal terjadi kalo loe nekad kayak gitu?" Ujar June, khawatir. Dia tak menyangka gadis itu begitu nekad, bagaimana kalau ia terbunuh? June pasti takkan bisa memaafkan dirinya, kalau sampai itu terjadi.

"Karna gw takut, gw takut kehilangan kalian berdua. Setelah apa yang terjadi sama Bryan, gw takut itu terulang sama kalian." Ujar Rose, tulus.

June terdiam, perlahan ia memeluk Rose. "Maafin gw ya, maaf karna loe harus ngadepin kejadian itu sendirian." Ujarnya, pelan.

Rose tersenyum, ia menangis dipelukan June. "Makasih, June, loe emang teman terbaik gw."

June terdiam, ia memeluk erat Rose. Ya, gak papa, yang penting semuanya kembali seperti semula.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!