NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta, Suamiku

Mengejar Cinta, Suamiku

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Harem / Tamat
Popularitas:60.7k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Cerita Hanum dan suaminya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 33 siapa pelakunya???

"Mana suratnya tadi?" Tanya Gus Fauzan sambil melirik ke arah Hanum. Saat ini keduanya sedang ada di dalam kamar mereka. Saat sampai di ndalem, Gus Fauzan langsung menarik Hanum dan membawanya masuk ke dalam kamar. Bahkan mereka belum bertemu dengan kyai Al-Ghazali dan ummi Sekar.

Hanum mengeluarkan surat yang di simpan dari saku gamisnya tadi. Dirinya langsung memberikan pada suaminya itu.

Gus Fauzan dengan tergesa-gesa membuka kertas itu, matanya langsung menyusuri setiap tulisan yang di tulis dengan tulisan yang tidak rapi itu.

|Ning Hanum. Saya mau menyampaikan sesuatu, jika yang sudah membuat saya seperti ini adalah seorang ustadz yang ada di pondok pesantren itu. Ustadz  Fa~|

Mata Gus Fauzan mendelik.

"Apa-apaan ini? Surat gak jelas begini." Kesal Gus Fauzan sambil melempar surat itu ke sembarang arah, saat seperti di permainkan saat membacanya. Dirinya padahal sudah senang karena sudah mendapatkan bukti, tapi tau-taunya malah mendapatkan zonk. Mana seperti main tebak-tebakan lagi. Kan lucu saja. Menyebalkan.

Hanum menghela nafasnya kasar. Tak tau kenapa suaminya itu seorang Gus, tapi kenapa tidak bisa sedikitpun menahan emosinya. Apa-apa langsung marah saja. Hanum membungkuk mengambil surat itu dan melihatnya. Keningnya berkerut, dirinya bahkan mengabaikan suaminya yang sudah mengomel tidak jelas.  Hanum sibuk melihat tulisan yang memang tak rapi itu, dan menelisik semuanya.

"Dasar perawat kurang kerjaan, kalau jumpa nanti saya omelin" kata Gus Fauzan bersungut-sungut kesal. Padahal dirinya sudah berharap mendapatkan bukti, dan bisa menemukan siapa dalang di balik semua ini, tapi sayang, surat itu tak berguna sama sekali.

Sampai beberapa saat. "Mas, coba lihat ini." Seru Hanum menunjuk surat itu.

Gus Fauzan bersungut. "Apanya mau di lihat. Surat nggak jelas begitu, paling juga kita juga di tipu sama perawat nggak jelas tadi." Kata Gus Fauzan.

Hanum menghela nafasnya kasar. Dirinya langsung menarik tangan suaminya, membuat Gus Fauzan tersentak.

"Mas lihat dulu, jangan marah dulu." Kata Hanum, lalu menunjukkan surat itu. Hanum menunjukkan surat yang ada tulisannya itu.

"Ini sambungannya mas. Kayaknya dia mau nulis ustadz Fa, tapi nggak jadi. Kira-kira siapa ya mas? Dan kenapa dia nggak nerusin tulisannya, semuanya kayak ada yang janggal di sini" kata Hanum dengan kecurigaannya.

Gus Fauzan tampak berpikir, sampai detik kemudian, dirinya menganggukkan kepalanya. Ya, semuanya seperti ada yang menjanggal, dan ini sudah jelas. Dan dirinya malah mencurigai seorang ustadz yang ada di pondok pesantren ini. Sampai dirinya tersentak, saat mengingat tadi malam, saat rapat yang di adakan oleh sang abi. Di sana seorang ustadz yang paling menonjol di antara yang lainnya.

"Fa, ustadz Fajar kah?" Kata Gus Fauzan tercetus nama itu.

Hanum terbelalak, "masa' iya mas?" Tanya Hanum tak percaya.

Gus Fauzan mengangguk, lalu menceritakan semua hal yang membuatnya sampai curiga pada ustadz itu.

"Dan kamu tau sayang, hanya ada dua nama ustadz yang namanya di awal huruf Fa. Ustadz Faisal dan ustadz Fajar. Kalau ustadz Faisal nggak mungkin, karena dia udah punya istri juga. Istrinya masih sepupuan sama Abi." Kata Gus Fauzan.

"Ustadz Faisal, katanya abi-nya ustadz Dafa, kah?" Kata Hanum saat mengingat ucapan ustadzah Rahayu pada waktu itu.

Gus Fauzan mendengus. "Kalau ustadz Dafa saja langsung ingat!" Ketus Gus Fauzan jadi mendadak kesal.

Hanum mengerucutkan ujung bibirnya. "Mas ih, cuman ngomong doang." Dan Hanum tersentak saat menyadari sesuatu. "Eh jadi ustadz Dafa itu sama mas, masih sepupuan dong?"

Gus Fauzan mencibir. "Ya, tapi jauh." Kata Gus Fauzan sewot.

"Ihhh nggak usah sewot juga kali, mas. Cuman tanya doang."

Gus Fauzan menghela nafasnya kasar. "Jadi beneran ini sih ustadz Fajar, CK, harus kasih tau Abi ini." Kata Gus Fauzan dan langsung melesat pergi keluar dari kamarnya itu.

"Mas, tunggu!" Teriak Hanum dan langsung berlari menyusul suaminya...

*

Malam itu... sebelum Laila meninggal..

"Sus, to-tolong."

"Jangan bergerak dulu, mbak. Mbak baru saja siuman dari operasi." Kata sang perawat yang kebetulan malam itu dirinya mengganti cairan air infus Laila. 

Tadi ada dua ustadzah di sana, tapi keduanya sedang ada di mushalla melaksanakan shalat isya...

"Ta-tapi saya butuh. Saya tidak tau ntah besok saya masih bisa bernafas atau tidak." Kata Laila dengan suara pelannya. 

Sang perawat menatap iba. Dirinya sudah sering mendapati seorang pasien yang berbicara seperti ini. 

"Mbaknya harus berpikir positif, saya yakin mbak pasti kembali sehat. Apalagi kondisi mbaknya sudah lumayan pulih." Kata perawat itu menyemangatinya. "Mbak butuh apa? Saya bisa bantu mbaknya."

"Saya butuh pulpen dan juga kertas." Kata Laila lagi.

Kening perawat itu mengerut, sampai dirinya mengangguk, mengiyakan permintaan pasien itu. 

"Saya ambilkan dulu ya mbak." Perawat itu berlalu pergi mengambil apa yang di minta oleh pasien itu.

Sampai tidak lama, perawat itu kembali, dirinya langsung menyerahkan pulpen dan kertas itu. 

"Sa-saya tidak kuat untuk menulisnya. Tolong saya,"

Perawat itu lagi, lagi mengangguk. Lalu Laila meminta perawat itu mendekat dan membisikkan sesuatu, membuat mata perawat itu terbelalak. Dirinya langsung menulis dengan tangan yang bergetar, telinganya terus mendengarkan. Tapi baru beberapa kata, tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka.

Ceklek 

Tubuh perawat itu langsung menegang saat mendengar suara pintu terbuka, dirinya langsung menegakkan tubuhnya, dan apa yang di tulis olehnya belum sepenuhnya selesai...

Laila menatap perawat itu penuh arti, beruntung dirinya sudah menyebutkan untuk siapa surat itu, namun dirinya belum menyebutkan nama ustadz itu. 

"Ada apa itu" kata seorang ustadz yang datang ke ruangan Laila. 

"Ti-dak apa-apa, saya permisi" dengan gerakan cepat, perawat itu langsung pergi dari sana. Dirinya tau bahwa pasien itu tak baik-baik saja. Ada suatu hal yang sangat serius di sini. Dan ini bukan main-main. 

Pria berpeci itu menatap datar perawat itu, sampai akhirnya tak nampak lagi...

Prak

"Argghh" teriak perawat bernama Susi itu, menjerit ketakutan saat sebuah pot bunga di banting oleh pria yang ada di depannya itu, hingga pecahannya berserakan di lantai sana.

"Sialan! Sampai ada yang mencurigai saya, saya habisi kamu." Ancam pria itu, matanya menyorot tajam Susi.

Saat selesai memberikan surat itu pada Hanum tadi, siapa sangka, Susi di ikuti oleh dalang di balik semua ini.  Susi langsung di sekap, di bawa entah kemana, sampai dirinya di paksa mengaku apa yang di berikan pada Hanum tadi. Susi terpaksa mengatakannya karena nyawanya menjadi taruhannya.

"Saya tidak tau apa-apa, tolong lepaskan saya" kata Susi.

Pria di depannya tertawa sinis. "Jangan harap! Bahkan saya akan menghabisi kamu, seperti saya menghabisi Laila malam itu."

Deg

Mata Susi melotot dengan tubuh yang menegang hebat..

*

Keesokan harinya...

"Abi..." Ustadz Dafa menatap sang Abi dengan tatapan sendu, dirinya bahkan tak percaya dengan apa yang baru saja di lihat olehnya di rumah sakit tadi.

"Ya Dafa? Ada apa nak? Wah, Abi rindu sekali sama kamu, setelah pulang dari luar kota, kita belum sama sekali bertemu. Abi tidak mempermasalahkannya sama sekali, Abi tau kamu sibuk." Kata ustadz Faisal sambil tertawa kecil.

Ustadz Dafa menghela nafasnya kasar. Matanya menatap sang Abi dengan tatapan yang sulit di artikan. "Jangan mengelak, Abi. Dafa mau Abi menyerahkan diri langsung pada kyai Al-Ghazali supaya masalah ini cepat selesai."

Deg

Tubuh ustadz Faisal menegang, tawa yang tadi di keluarkan seketika langsung lenyap..

1
Eva Karmita
Alhamdulillah sehat selalu untuk shanum dan Dede Azzam
Julia and'Marian: makasih kakak
total 1 replies
Uthie
Happy ending 👍🤗🤗🤗🤗
Julia and'Marian: makasih kakak udah ikutin kisah Shanum dan Gus Fauzan 🥰
total 1 replies
Uthie
Cieeeee 😁
Uthie
Cieeee .... yg mau pisah kayanya malah gak jadi 😜😁😂😂
Julia and'Marian: hehehe
total 1 replies
Naya En-lish
/Rose//Rose//Rose//Watermalon//Watermalon//Watermalon//Heart/
Julia and'Marian: makasih kak, semangkanya
total 1 replies
Eva Karmita
salah lagi kan Gus 😅😅
Hanum ngambeknya jangan lama" ya 🤗🥰
Uthie
Seneng banget sama posesif nya si Fauzan .. macam bayi besar memang 😂👍

btw.. Ardi dan Tika gimana tuhhh?!?
Uthie
Jangan-jangan ngasih suprise itu Hanum mu, Zan 😂😂
Julia and'Marian: hehehe
total 1 replies
Uthie
Hmmm.... penasaran terus sama kelanjutan kisah rumah tangga Ardi dan Tika ,👍☺️
M Yhati Made
luar biasa
Eva Karmita
jangan pisahkan mereka otor biarkan Ardi berjuang mempertahankan rumah tangga nya
Eva Karmita
semangat Ardi jgn menyerah rajut lagi cinta kalian berdua ❤️❤️❤️❤️
Muhammad Rafli321
maaf Thor cerita arfira judulnya apa ya
Julia and'Marian: nah begitulah kak, jadi kesel, capek kak mikir alurnya malah receh
Muhammad Rafli321: klo ga dpt retensi itu biasanya reader yg baca itu bacanya acak Thor mksudnya babnya dilompatin,AQ udh ngerasain mknya Hiatus Krn capek nulis tp kyk ga dihargai dpt rate bintang 1 jg retensi bkl turun mknya skrg LBH suka jd readers daripada jd author😁
total 4 replies
Muhammad Rafli321
ceritanya bagus tulisannya rapi ga byk typo, semangat nulisnya
Julia and'Marian: terimakasih
total 1 replies
Uthie
Nahh... kisah Ardi dan Tika juga yg saya tunggu dr cerita ini 👍😍
Uthie
Hanum kenapa malah jadi salahin dirinya melulu sihhhh.... jangan terlalu lembut banget kenapa 😌
Uthie
balasan untuk orang yg jahat, Hanum....
Uthie
gak jelas si Fauzan /Facepalm//Facepalm/
Uthie
dasar nii si Gus 😂😂😂
Eva Karmita
cepat siuman Hanum kasihan Gus Fauzan , ayah dan keluarga mu 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!