NovelToon NovelToon
Pria Pilihan Sang Perawat

Pria Pilihan Sang Perawat

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikahkontrak / Cintamanis
Popularitas:476.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: SHIRLI

Cantik, cerdas dan mandiri. Itulah gambaran seorang Amara, gadis yang telah menjadi yatim piatu sejak kecil. Amara yang seorang perawat harus dihadapkan pada seorang pria tempramental dan gangguan kejiwaan akibat kecelakaan yang menimpanya.

Sanggupkah Amara menghadapi pria itu? Bagaimanakah cara Amara merawatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHIRLI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suara syahdu

Usai memarkirkan mobilnya, Juan lantas berjalan memasuki rumah dengan hati yang senang. Sudah lewat tengah malam saat ia pulang, hingga membuat rumah megah itu terasa hening dan tenang.

Sampai di ruang tengah ia sedikit terkejut saat mendapati sang mama tengah duduk di sofa sambil menundukkan kepala membaca majalah. Entah apa yang membuatnya masih terjaga selarut ini.

Tak mau ambil pusing, Juan melewatinya begitu saja hendak melangkah menuju tangga.

"Juan, dari mana kamu?"

Juan sontak menghentikan langkah saat Winda memanggilnya. Pria bertubuh tegap itu mendesah pelan lalu menolehkan kepalanya untuk menatap sang mama. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu rupanya masih membolak-balikkan lembaran majalah tanpa menatap dia.

"Aku cuma nemuin Amara sebentar." Juan menjawab datar, tapi cukup membuat sang mama meradang.

Menutup bukunya, Winda lalu mengarahkan pandangan ke arah Juan. "Amara lagi!" ia sontak bangkit dan membanting majalah itu penuh kemarahan. "Sudah Mama bilang untuk jauhi gadis itu! Kenapa kamu masih saja nekat menemui dia di belakang Mama!" sentaknya sambil menatap Juan dengan sorot tajam.

Juan yang sudah menyangka ini akan terjadi segera memutar tubuhnya menghadap pada Winda. "Ma, salah Amara apa si sampai Mama benci sama dia!"

"Gadis itu bisa merusak hubungan kamu dengan Gladys, Juan! Mama tidak suka kamu lebih mementingkan Amara dari pada kekasihmu sendiri!"

Juan tersenyum getir, lalu melangkahkan kaki berjalan mendekati mamanya. "Mama tahu, kan, sebesar apa cintaku pada Amara? Tapi demi Mama aku rela menelan perasaan dan hanya menganggapnya sebagai sahabat. Tapi kenapa Mama masih mempermasalahkan kedekatanku dengan dia? Aku nyaman bareng sama dia, Ma! Aku merasa tenang! Beda dengan kebersamaan yang kulewati bersama Gladys."

"Juan Mama mohon, terimalah Gladys dengan sepenuh hati kamu! Mama yakin kamu bisa mencintainya melebihi cintamu pada Amara. Gladys gadis yang baik."

"Tapi dia bukan Amara, Ma." Juan menyahut dingin.

"Tentu saja, bukan! Karena dia adalah Gladys, gadis yang jauh lebih berkelas dari Amara. Dia adalah calon istri kamu." Winda berucap penuh penekanan di setiap kata. "Secepatnya kamu harus menikahi dia."

"Ma! Sudah kubilang, aku baru akan menikah setelah Amara menikah!"

"Hey! Apa-apaan kamu! Memang kamu adiknya sampai nikah saja harus menunggu setelah dia!"

"Sudah Juan bilang, Amara itu segalanya buat Juan, Ma!" terang Juan. Pria berhidung bangir itu menatap Winda penuh peringatan. "Ma, aku minta sama Mama untuk tidak menggangu Amara! Jika sampai mama mengusiknya sedikit saja,--"

"Apa!" ketus Winda saat Juan menggantung ucapannya.

"Juan nggak akan tinggal diam!" ancam pria bernama lengkap Aditya Juanda itu dengan tegas.

"Hah!" Winda sontak terperangah.

"Sudahlah Ma, Juan capek mau istirahat. Juan lelah harus mendebatkan masalah yang sama setiap harinya. Juan enggak akan melebihi batas Juan sebagai sahabat Amara Ma, jadi Mama tenang aja. Juan udah biasa kok, menelan rasa sakit hati ini sendirian," ucap Juan dengan senyum getir tersungging di bibir. Iapun berbalik badan dan melangkah membawa wajah lelahnya meninggalkan Winda yang masih tertegun heran.

"Juan! Mama belum selesai bicara!"

Juan tak mempedulikan teriakan sang mama. Lelaki itu malahan terus saja menaiki anak tangga tanpa mau menoleh lagi menatap Winda.

"Hey, kau ini putraku apa bukan, sih! Kenapa kau malah lebih membela wanita itu dibanding mamamu sendiri!"

Juan tetap tak terpancing. Ia tetap melangkah hingga menghilang dari pandangan mamanya.

Winda mendesah pelan lalu menjatuhkan tubuhnya kembali duduk di sofa. Tangannya bergerak mengusap wajahnya lelah dan hampir-hampir putus asa.

Sebagai seorang ibu, ia mengenal betul bagaimana karakter sang putra. Anak itu memiliki pendirian yang teguh dan tipe lelaki setia. Bahkan ia tetap bertahan mencintai Amara meski hanya dalam diam.

Winda sendiri sudah kewalahan memperingatkan putranya. Semakin ia menekan, justru malah membuat Juan semakin membangkang.

***

"Da-dah, aku pulang dulu ya," pamit Amara sembari melambaikan pada teman-temannya yang bertugas dinas malam. Amara bernapas lega sebab telah menyelesaikan pekerjaan hari ini dengan baik seperti biasa.

Gadis periang itu tetap memasang senyum ceria di balik wajah lelahnya. Menyapa setiap orang yang berpapasan dengan ramah.

Namun bukan ke arah pintu keluar ia berjalan, melainkan menuju ruang ICU, tempat dimana pasien koma bernama Dimas itu dirawat di sana.

Menutup pintu di belakangnya, Amara yang sudah mengenakan pakaian steril melangkah mendekati ranjang pasien dan berdiri tepat di sisi kepala Dinas. Entah mengapa ia merasa iba pada pasien itu. Duduk di kursi yang tersedia, tangannya merogoh sesuatu di dalam tas dan mengeluarkan sebuah kitab suci berukuran kecil.

Memang sudah seminggu sejak kecelakaan itu terjadi, tapi pasien ini masih belum sadar juga dari komanya.

Amara hanya berharap dengan mendengar dirinya mengaji, membuat lelaki bisa mendengar dan memiliki keinginan kuat untuk bangun. Sebab tak ada yang mustahil di dunia ini selama manusia mau berusaha. Tentunya atas izin Tuhan yang maha esa.

Entah berapa lama Amara melantunkan dengan indah ayat-ayat suci itu pelan dan penuh penghayatan. Hingga ia merasa sudah cukup melakukannya untuk hari ini.

Amara menyimpan kembali kitab sucinya, lantas berpamitan sebelum dirinya melangkah keluar.

Sepeninggalnya Amara dari sana, tubuh tanpa daya yang selama seminggu ini hanya terbaring tak sadarkan diri itu tiba-tiba menunjukkan pergerakan.

Jemari yang semula hanya diam tanpa kekuatan itu kini berkedut menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Lelaki itu telah seminggu ini merasa tenang dan terasing dari hiruk pikuknya duniawi. Ia merasa senang berlindung pada kegelapan yang nyaman, melupakan segala kepedihan yang telah menghantam.

Namun entah mengapa suara lembut dan syahdu yang akhir-akhir ini selalu terdengar mengalun indah membelai rongga telinganya seolah-olah sedang memanggilnya. Suara itu seperti jemari lembut yang semula melambai. Kemudian terulur dan menariknya dari kesunyian menuju cahaya dan memaksanya untuk keluar dari sana.

Rasa penasarannya pada suara itu begitu kuat mendorong untuk segera bangkit dari tidur panjang. Dan pada saat matanya terbuka, secara spontan monitor alat-alat penunjang kehidupan yang sudah terpasang alarm secara otomatispun bekerja dan menimbulkan suara yang nyaring.

Amara yang sudah berjalan semakin jauh meninggalkan tempat itu terkejut saat berpapasan dengan tim dokter dan perawat lain yang berlari-lari kearah berlawanan dengan dirinya.

Gadis itu menatap bingung sembari mencari tahu dengan bertanya pada salah satu teman perawatnya.

"Ada apa? Apa telah terjadi kecelakaan?" Tanya Amara dengan wajah kebingungan.

Temannya itu sudah berusaha menjawab. Namun karena keadaan yang mendesak dan terburu-buru sehingga Amara tidak mendapatkan jawaban yang jelas. Gadis itu memilih mengabaikannya, karena merasa ini sudah di luar jam kerja. Sehingga ia tak lagi memilik wewenang dalam urusan ini.

Bersambung

1
Sumarni Tina
akhirnya Dimas ketahuan
Sumarni Tina
Luar biasa
Enjelika h
Lumayan
Sulistiawati Kimnyo
semangat lg kakak....
Via
kebanyakan dram jd bosen bacanya
Via
huhhh TOLOL si Amara goblok anjing gitu aj mau ngalah setan😤😤😤😏😏😏
Firda Fami
dah tinggalin aja tuh si Dimas biar mati sekalian 👿
beybi T.Halim
gak asek .., karakter wanitanya seharusnya keren.,barbar dan gak gampang ditindas.,biasanya anak yatim-piatu itu punya sifat yg keren😊
Fa Rel
amara bodoh mending minta cerai biarin dimas nyesel seumur idup
Fa Rel
rasain lu dimas emang enak di.bhongin biar amara ma juan aja lah dripada.ma.dimas g tau trima kasih
Zahra Cantik
masa udah tamat thor 😔😔
kasih bonus dong 😘😘😘
Nina Latief
Lanjut thooorrr...nanggung nih
Bagus X
tamat ?
😨😨
Bagus X
wah wah wah,,tanda tanda wereng coklat ini😌
Bagus X
💖💞👄
Bagus X
eeelahdalah,,,
Bagus X
wadaw,,dalem bngeeeet
Bagus X
😁😁😁😁😁😁😁😁 sa ae mu Thor idenyaaa
Bagus X
ooohhhh,,,so swiiiitttt 😜
Bagus X
ya'ampun othooor,,,benar benar tega dehhh🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!