Mampuhkan sesosok wanita muslimah itu menaklukkan hati suaminya yang berhati dingin melalui doa malam nya, berhasilkah atau sebaliknya yang akan terjadi di dalam pernikahan mereka hasil perjodohan itu.
Dan bagaimana kelanjutannya ikuti terus kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30
" Alhamdulillah anak bunda sudah cantik,wangi,dan gemesin." ujar Laila saat sudah memakaikan baju pada Humairah.
" Dan waktunya kita makan sayang." sambil menggendong Humaira dan membawa balita tersebut keluar dari kamar dengan wajah yang lucu. apa lagi tangan Humaira memainkan hijab yang dikenakan oleh Laila membuat Laila tersenyum, sambil mencium puncak kepala Humaira dengan sayang.
Dan sampainya Laila di dapurnya ia sudah kedapatan dewa yang sudah duduk di mejanya, sambil meminum kopi yang sudah Laila siapkan.
Lalu memangku Humaira di pahanya sambil mengambilkan makanan untuk balita tersebut yang sudah ia siapkan.
Dewa sendiri hanya melihat yang di lakukan oleh Laila saat menyuapi balita tersebut, dengan kesabaran dan ketelatenan Laila menyuapi balita itu makan dengan lahap.
Laila yang tak sengaja melihat piring dewa yang masih kosong hanya mengerutkan keningnya, biasanya Dewa paling cepat kalau soal makanan, apalagi masakannya tapi ini kok biasa aja. lalu ia pun menatap dewa dan dewa pun juga sedang ke arah dirinya palu berkata.
" Kenapa gak di makan, makanan nya."
" Orang nggak ada yang ngambil kan aku gimana aku mau makan, sedangkan yang disuruh ambil makan malah menyuapin orang lain." jawab dewa dengan sedikit kesal dengan Laila.
Laila sendiri malah bingung terhadap perubahan Dewa, kenapa pagi ini Dewa begitu manja seperti anak kecil yang tidak dilayani baik oleh ibunya, sangat kekanak-kanakan sekali." batin laila, namun Laila senang dengan perubahan tersebut, berarti Dewa sudah mau menerima dirinya sebagai suara istri serta sudah mulai ketergantungan dengannya, walaupun iya masih kesal dan marah terhadap Dewa karena peristiwa malam tersebut itu, namun dengan perlahan ia sudah memaafkan kesalahan suaminya tersebut.
Lalu tanpa mengatakan apapun Laila mengambil piring kosong milik Dewa, dan mengisinya dengan makanan yang tadi ia masak, lalu menyerahkan kembali di depan Dewa.
Dewa sendiri hanya tersenyum tipis, saat Laila mengambil makan untuk dirinya, lalu menyantap makanan yang sudah di ambilkan oleh laila dengan cepat, apalagi makanan yang dimasak oleh Laila begitu nikmat dan sangat pas di lidahnya.
Laila sendiri hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja melihat tingkah suaminya tersebut mau minta tapi malu.
Laila juga mengambil nasi dan mengisinya di piring beserta lauknya, lalu memakannya sambil memegang tubuh Humaira yang sedang duduk di atas pangkuannya tersebut sambil memainkan hijabnya, agar tidak terjatuh.
Namun tiba-tiba saja Dewa mengambil Humaira yang berada di pangkuan dirinya, dengan cepat sampai membuat Laila terkaget.
"Saya sudah menyelesaikan makan, sekarang giliran kamu makan dengan tenang dan saya yang akan menjaga Humaira." ujar Dewa dengan tiba-tiba lalu membawa Humairah ke ruang tamu mengajaknya bermain. Meninggalkan Laila yang terbengong dengan sikap Dewa yang tiba-tiba saja berubah menjadi baik, padahal kemarin ia marah-marah tidak jelas dan sekarang malah baik terhadapnya dan kepada Humairah tentunya.
Namun hal tersebut membuat laila sangat bahagia,dengan begitu secara perlahan dan sedikit lagi ia akan mengambil hati suaminya seluruhnya.
lalu dengan cepat-cepat Laila menyelesaikan makanannya lalu menyusul Dewa dan Humaira yang berada di ruang tamu yang sedang bermain bersama, pemandangan yang begitu indah di mata Laila seperti seorang ayah terhadap anaknya sendiri, membuat ia begitu bahagia.
" Kalo kamu mau berangkat kerja, silahkan nanti malah kesingan lagi." kata Laila setelah menyelesaikan makanannya dan mengehentikan main bersama Humaira." Biar saya saja yang membawa Humaira ke sekolah atau mengembalikannya kepada panti asuhan itu, atau ketika saya pulang sekolah akan saya ambil kembali Humaira di sana."ucap Laila dengan tiba tiba.
" Jadi maksudnya,kamu akan memulangkan balita ini ke tempat asalnya gitu, kalo itu pemikiran kamu mendingan nggak usah sama sekali kamu bawa dia ke sekolah ataupun apartemen saya buat apa kamu lempar sana sini dia, itu sama saja seperti kamu tidak sayang kepadanya mendingan kamu tinggal aja dia di panti asuhan itu. dan kalau memang kamu nggak bisa menjaga Humairah biarkan saya yang menjaga dan menceritakannya baby sitter, agar ada yang mengurusnya!” Jelas dewa sambil menatap laila dengan tajam.
Laila sendiri justru terkejut dengan apa yang Dewa ucapkan, seolah-olah dirinya itu hanya mempermainkan Humaira tersebut, dan tidak menyayanginya, bukan begitu maksud Laila. karena dirinya yang bekerja begitu pun dengan Dewa, takutnya Humaira tidak ada yang ngurusnya makanya Laila pulangkan sementara ke panti setelah itu ia akan mengambilnya kembali bukan maksudnya ingin melempar sana sini bayi itu.
Laila sangat menyayangi Humairah dengan tulus dan ikhlas merawatnya, apalagi Humairah belum ia adopsi secara resmi, jadi belum bisa dengan bebas ia membawa Humaira tersebut tanpa berbicara terlebih dahulu kepada Bu Sumiati.
"Bukan begitu maksud saya, karena jika saya membawa Humaira ke sekolah, itu akan menjadi pertanyaan besar di pikiran para guru-guru di sana,karena tidak ada berita sama sekali tentang pernikahan saya, takutnya mereka beranggapan yang tidak tidak tentang saya."
Dan anda anda sendiri juga bekerja bagaimana mau mengurus nya, dan saya sendiri tidak setuju sama sekali dengan adanya baby sitter yang mengurus humairah karena saya tidak percaya sama sekali dengan orang lain untuk mengurus humairah. karna Humaira sendiri tidak terbiasa dengan orang lain ia akan histeris ketika digendong dengan orang asing yang baru ia kenal.
Mengapa saya ingin menitipkan kembali humaira ke tempat asalnya karena saya sama sekali belum mengadopsi Humaira untuk menjadi anak saya sendiri, memang kemarin ibu panti sudah mengizinkan saya membawa Humaira ke sini Karena humaira yang tidak mau saya tinggalkan, dan menangis dengan histeris, dan tidak mungkin Humairah ikut dengan saya berlama-lama, tanpa ada dokumen yang menerangkan bukti tentang pengadopsian dia atas persetujuan mengangkat humairah sebagai anak kandung saya sendiri.
Deg.
Tiba-tiba saja Laila menyinggung tetang pernikahan yang mereka sembunyikan dari orang luar membuat perasaan dewa jadi tak menentu sekarang.
Dan Dewa sendiri hanya terdiam saat Laila menjelaskan hal tersebut sambil memandang Laila dengan serius. sedangkan humaira sedang bermain main dengan tangan besar dewa kadang kadang di cium ciumi oleh Humaira dengan gemas.
Laila yang di tatap oleh dewa hanya menundukkan kepalanya ke lantai, karna mata hazel itu seperti mengintimidasi seluruh penampilan Laila.
" Baik biar saya yang mengurus surat mengadopsi Humaira, jadi saat ini kamu boleh pergi mengajar,biar Humaira saya yang bawa kerja." tutur dewa dengan tiba tiba membuat Laila terkejut atas apa yang dewa sampai kan.
" Emang gak bikin kamu repot kalo Humaira menangis minta susu gimana, trus kalo dia buang air kecil gimana, truss kalo mencari aku gimana." kata Laila dengan panjang,seola olah tidak menyetujui apa yang dewa sampaikan.
" Kamu tenang saja,nanti kalo Humaira mencari kamu, saya akan telfon kamu buat datang ke kantor saya paling dia menangis pas waktu mau tidur siang saja. Kan kamu pulangnya cepat jadi pasti bisa langsung datang ke kantor saya saat itu juga." jelas dewa dengan tegas Tampa di batah lagi pada Laila.
Sedangkan laila yang melihat itu hanya bisa menghela nafas dengan kasar, lalu berjalan ke dalam kamar, meninggalkan dewa dan juga Humaira.
Dan tak lama kemudian Laila pun kembali dengan membawa tas kerjanya, dan 1 tas lagi yang berisikan perlengkapan dari Humaira, seperti pempes,baju,dan susu buat Humaira minum semua sudah Laila siapkan dalam tas tersebut.
" ini perlengkapan dari Humaira,sudah saya siakan semua dan sebelumnya saya minta maaf kalo merepotkan kamu,dengan membawa Humaira ke kantor saat sedang bekerja.” lanjut Laila.
" Ya gak papa kalo sekali, tapi kalo memang kamu gak suka aku mencari baby sitter mendingan kamu sendiri aja yang mencari untuk menjaga Humaira jadi saat dia sudah kita adopsi ,dan ketika kita kerja akan ada yang menjaganya, Dan tidak akan kesulitan untuk menitipka di mana-mana." Usul dewa.
" Baik nanti akan saya fikirkan lagi saran dari anda." sahut Laila.
" Yaudah kalo gitu saya pergi dulu ke kantor." dan saat itu pun Laila langsung mendekati dewa, lalu melabuhkan ciuman kepada Humaira yang berada di gendongan dewa di pipi dan di kening,balita tersebut, dan secara tidak langsung Laila mendekati kepalanya ke dagu dewa dan dengan secepat kilat bibir dewa sudah di kening Laila.
Cup.
Membuat Laila langsung menarik tubuhnya dengan cepat, lalu memalingkan wajahnya ke arah laian karna malu dengan yang barusan terjadi kepadanya.
Sedangkan dewa juga membuang pandangannya ke arah lain karena membuat wajahnya memerah, tak sengaja mencium kening Laila secara reflek tak sengaja.
.......
.....
Haaii Author , salam kenal
Jangan lupa mampir ya 💜