NovelToon NovelToon
Bukan Pernikahan Biasa

Bukan Pernikahan Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Desnisa

"Saya tidak merasa terjebak dengan pernikahan ini.Kamu tau,tak ada satu pun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan.Semua atas kehendak Tuhan.Daun yang jatuh berguguran saja atas kehendak Tuhan.Apalagi pernikahan kita ini,terjadi atas kehendak-Nya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 11

Salma mengeluarkan bekal makan siangnya.Hari ini dia tak jadi ngantor.

Kedua insan manusia yang gagal ngantor itu sarapan pagi yang kesiangan dalam diam.

"Maaf ya...kamu jadi gak kerja hari ini." Kata Elang begitu menghabiskan jatahnya.

"Paling nanti aku di pecat." Salma merapihkan peralatan makanan dan memasukkannya kembali kedalam wadahnya kembali.

"Kalau kamu nanti di pecat,aku yang akan menghidupi kamu." Tegas Elang.Salma tersenyum bahagia dan mengucapkan terimakasih.

Elang melihat jam tangannya."sudah jam sembilan.Jam sepuluh pas aku ada rapat penting di kantor." Elang terburu-buru merapihkan dirinya kembali.

"Kamu ga masalahkan aku tinggal di sini sebentar? Aku akan datang saat makan siang." Sambung Elang

"Iya ga apa-apa.Mas,kamu gak ganti kemeja dulu...itu...basah." Salma menunjuk malu-malu pada kemeja Elang yang masih tampak basah karna air matanya.

"Oh iya..." Elang tergesa-gesa mengambil kemeja salin dari lemari dan menggantinya.

Baru saja Elang akan beranjak keluar,suara bel pintu berbunyi.Salma dan Elang saling tatapi,suasana tiba-tiba mencekam,takut keluarga Elang ada yang datang.

Elang mencoba mengintip dari layar interkom,terlihat wajah mami Rieta.Elang seketika panik.

"Siapa yang datang mas?" Salma ikutan panik.

"Mami.Cepat kamu sembunyi." Elang menarik tangan Salma dan membawanya ke balik gorden ruang tamu.Untungnya di depan gorden itu ada sofa.

Dia tak ingin mami Rieta melihat kehadiran Salma di apartemennya.Gawat kalau sampai ketahuan dan mami Rieta bisa berpikir yang tidak-tidak tentang mereka.Tak masalah seandainya mami menyuruh mereka menikah.Tapi kalau mami Rieta justru menyalahkan Salma dan mengusir gadis itu.Bisa kacau semuanya.Karna Elang tahu,sang mami tidak menyukai Salma.Mami Rieta tidak suka Salma memiliki hubungan dengan Galang.Untuk saat ini belum saatnya mami Rieta tahu bahwa Elang telah menikah dengan Salma.

Elang dengan sigap menyembunyikan sepatu, tas kerja Salma dan peralatan makan tadi kemudian segera membuka pintu.

"Mami...mami mau ngapain ke sini?" Sapanya ramah dan lembut.

"Kamu ada di dalam ternyata,pantesan mami sudah pencet password pintunya gak bisa di buka.Kamu gak kerja,El?" Sahut mami Rieta.

"Tadi pulang dulu sebentar mengambil berkas yang ketinggalan.Ini mau balik kantor lagi.Mami mau ngapain?"

"Mau ambil scarf mami yang minggu lalu ketinggalan di sini."

"Oh iya,sudah El benahi." Elang mengambil scarf sang mami yang dia simpan di laci kamar sebelah kamarnya.

"Oh iya El,hari Sabtu kita kerumah Vania untuk membicarakan hari pernikahan kalian,jangan sampai kamu tidak datang." Ucap mami Rieta sambil memasukkan scarf kedalam tasnya.

"Iya mi." Jawab Elang cepat tak mau berdebat agar maminya bisa segera pergi

"Mami langsung pulang aja ya." Sambung Elang sambil matanya melirik gorden yang bergerak-gerak.

"Iyalah,lagian gak ada kamu di sini.Tapi kamu anterin mami ya."

"Gak bisa mi,El buru-buru.Mami naik taksi aja ya."

"Iya deh,kita turunnya bareng aja." Akhirnya Elang dan mami Rieta turun bareng ke lantai dasar.

Elang mengantarkan mami Rieta sampai ke dalam taksi.Kemudian naik keatas lagi untuk memeriksa keadaan Salma.

Elang menemukan Salma masih ada di balik gorden dengan tubuh gemetar dan tubuhnya berkeringat dingin."Maaf ya,aku harus menyembunyikan kamu."

Elang merasa bersalah kemudian menyeka keringat yang ada di kening gadis itu.

"Mas,aku lebih baik pulang saja.Aku takut kalau ada keluargamu yang datang lagi." Ucap Salma dengan suara gemetar seraya menarik nafasnya berkali-kali untuk menormalkan detak jantungnya.Peristiwa tadi sungguh hampir membuatnya mati karna ketakutan dan kehabisan nafas.

"Kamu ikut aku aja ke kantor." Elang merasa tak rela kalau Galang menemui Salma di kosannya.Dan entah kenapa dia merasa berat untuk berjauhan dengan gadis itu.

"Gak usah mas,nanti yang ada kamu malah di pecat sama atasan kamu."

"Gak akan ada yang berani pecat saya." Elang mengambil tangan Salma dan menggandengnya menuju mobil.

Sesampainya di parkiran tempat Elang bekerja,Salma menolak untuk turun dari mobil.

"Mas,aku menunggu di sini saja." Ucap Salma sambil memeluk tas kerjanya.

"Salma,ini sudah sampai.Lagi pula saya akan rapat selama dua jam.Apa kamu mau menunggu di dalam mobil selama itu?" Elang bingung dengan sikap Salma.

"Kalau gitu aku mau ke toilet dulu,toilet yang paling dekat di mana?"

"Kamu ke toilet yang ada di ruangan ku aja."

"Gak mau mas,jauh." Salma terlihat gelisah.

"Ruangan saya ada di lantai tiga,naik lift pasti cepat." Salma menggeleng membuat Elang bertambah bingung,ada apa dengan gadis ini.

"Salma,sebenarnya kamu mau ikut atau tidak ke kantor saya?" Elang menatap lekat pada wajah Salma.

"Mau mas,tapi..."

"Tapi apa...?"

"Ini...anu..." Salma bingung mau mengatakan kalau pengait bra-nya terlepas.

"Ini,anu apa...?"

"Pengait bra saya lepas mas." Akhirnya kalimat itu terucap walau dengan wajah terasa panas karna rasa malu.

"Terus?"

"Makanya saya mau pulang mas,untuk membenarkan pengait bra saya."

"Sini saya benarkan."

"Tapi...mas jangan lihat ya."

"Kalau perlu saya merem." Sahut Elang.Salma kemudian mengangkat blouse bagian belakangnya sedikit dan Elang mulai memegang kedua ujung bra dan mengkaitkannya.

Pria itu mengalami kesulitan karna dia mengaitkan tanpa melihat.Tangannya mulai gemetar karna tanpa sengaja menyentuh kulit punggung Salma yang terasa halus dan lembut membuat konsentrasinya buyar.Spontan dadanya terasa sesak.Seluruh tubuhnya terasa panas.Ada sesuatu yang bergejolak di dalam tubuhnya.Dia tak menyangka,hanya dengan menyentuh kulit punggung Salma bisa membuat tubuhnya bereaksi.

"Mas,sudah belum?"

"Be-belum..." Suara Elang terdengar berat dan serak.

Elang mengeluarkan tangannya dari balik blouse Salma." Sepertinya...saya harus lihat tutorialnya dulu lewat youtube..." Sambung Elang.

Salma tertawa geli." Mana ada tutorial cara mengaitkan bra yang terlepas di youtube.Kamu ada-ada aja mas."

"Eh,ga ada ya..." Elang tersenyum kikuk.

Salma meraba-raba punggungnya dan menemukan kedua ujung tali bra-nya.

"Ini mas,tolong kamu kaitkan."

Elang mengikuti aba-aba dari Salma hingga akhirnya berhasil.

"Terimakasih ya mas,kalau gitu mari kita turun.Takut mas terlambat rapatnya." Salma bersiap-siap hendak turun.

"Kamu turun duluan ya,saya mau menelepon seseorang dulu." Elang mengalihkan wajahnya kearah luar,takut Salma melihat wajahnya yang merah padam menahan gejolak aneh yang dari tadi dia rasakan.

Setelah gadis itu keluar dari mobil,Elang menarik nafas sekencang-kencangnya.Berusaha menetralisir gairah yang sempat mengusainya.Celananya yang tadi sempat terasa sesak kini mulai mengendur.Setelah di rasa cukup,Elang keluar dari mobil,tampak Salma sedang menunggunya di samping mobil.

Elang dan Salma jalan bersisian memasuki gedung perkantoran.Tampak karyawan yang berpapasan dengan mereka menyapa dengan ramah.

"Perusahaan ini punya kamu mas?" Salma merasa bertanya-tanya dari tadi karna semua orang yang ada di gedung kantor itu terlihat hormat dan sungkan pada Elang.

"Perusahaan ini saya bangun bersama dengan beberapa sahabat saya.Kamu tunggu di sini,saya sudah di tunggu di ruang rapat." Ucap Elang begitu berada di ruangannya seraya merapihkan dasi yang dia kenakan.

Mata Salma memindai ruang kerja Elang yang terlihat rapih dan bersih.Sambil menunggu Elang selesai rapat,wanita menelepon Kanaya.

"Halo,Naya."

"Salma,kamu kenapa gak masuk kantor? Pak Frans marah-marah tuh karna kamu gak masuk tanpa izin."

"Ini aku mau minta sama kamu,tolong izinin aku sama pak Frans ya."

"Kamu aja ah Sal,takut aku lihat pak Frans kalau lagi marah."

"Naya,please...aku lagi gak enak badan ini..." Mohon Salma memelas.

"Iya deh,sebagai balasannya,besok bawain aku bekal makan siang ya,pakai paru bledak sama capcay." Ucap Kanaya seraya terkikik di sebrang telepon.

"Ish,pamrih kamu.Yaudah besok aku bawain." Salma pun tertawa kemudian menutup sambungan teleponnya.

Saat Elang masuk ke ruangannya,dia mendapati Salma tertidur di sofa yang ada di pojok kantornya.

Di tatapnya wajah cantik Salma dengan tersenyum.Damainya rasanya menatap wajah manis istrinya itu.Di bungkukkan nya sedikit tubuhnya untuk menatap wajah Salma lebih dekat.

Semakin dia menatap wajah Salma,dirinya semakin yakin bahwa dia mulai jatuh hati pada gadis itu.Ada getar-getar cinta yang dia rasakan memenuhi setiap sendi tubuhnya.

Elang merapihkan hijab Salma bagian bawah agar menutupi dada gadis itu.Dirinya begitu bersyukur mendapatkan istri yang berhijab,cantik dan sederhana seperti Salma.

Dulu Elang memang pernah mengagumi sosok seorang Salma,saat Galang membawa gadis itu ke rumah.Hanya kagum tak lebih.

Karna memang dirinya bercita-cita ingin mempunyai seorang istri yang berhijab.Kelak bila dia akan menikah dengan Vania,dia akan meminta Vania mengenakan hijab.

Dimatanya wanita berhijab itu mempunyai nilai lebih.Tak menyangka,wanita dulu yang di dikaguminya itu kini menjadi istrinya.Elang semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah istrinya. Namun saat nafas hangatnya menerpa wajah Salma,gadis itu terbangun.

"Mas,rapatnya sudah selesai?" Salma membuka matanya,agak terkejut saat menemukan wajah Elang begitu dekat dengan wajahnya.

Namun yang di tanya hanya diam dengan masih tersenyum,dan dengan tatapan yang lembut membuat Salma salah tingkah.Gadis itu bingung harus melakukan apa.Mau bangun,tak mungkin karna posisi tubuh Elang begitu dekat dengan dirinya.

Akhirnya Salma kembali memanggil Elang sedikit agak keras."Mas...!"

Elang tersadar dan menarik tubuhnya dengan cepat."Mas,rapatnya sudah selesai?" Ulang Salma.

"Eh iya,sudah.Maaf ya,saya membuat kamu menunggu sampai tertidur.Kalau masih ngantuk tidur lagi aja."

"Aku lapar mas."

"Kalau gitu,kita makan." Elang mengulurkan tangannya untuk membantu Salma berdiri.Kini jarak mereka berdua begitu dekat.Salma menatap Elang yang juga tengah menatapnya.Ada getar-getar indah yang mereka rasakan.

Namun tatapan mereka terbuyarkan oleh suara pintu yang terbuka.

"Elang..."

Elang membalikkan badannya ketika terdengar suara mami Rieta memanggilnya.

"Brakkk!"

Tentengan yang ada di tangan mami Rieta terjatuh ketika melihat ada Salma bersama Elang dan mereka sedang berpegangan tangan.

"Mami..." Elang terkejut dengan kehadiran maminya begitu juga dengan Salma.Dengan cepat wanita itu melepaskan tangannya.

"Mengapa perempuan itu ada di sini?!" Dada wanita paruh baya itu terlihat naik turun menahan amarah.

Elang mendekat pada maminya."Mami..."

"Mami tunggu kamu di rumah." Ucap mami Rieta dengan cepat dan langsung pergi.

"Bagaimana ini,mas?" Tanya Salma dengan wajah ketakutan.

"Kamu tak perlu takut." Sahut Elang seraya menutup pintu.

"Tapi aku belum siap,kalau keluarga kamu tau bahwa kita sudah menikah.Tante Rieta pasti marah dan semakin membenci aku." Salma menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Elang mendekat pada Salma dan melepaskan tangannya kemudian menangkup wajah gadis itu.

"Ada saya,kita hadapi sama-sama ya...saya akan selalu ada di samping kamu.Percaya sama saya,semua akan baik-baik saja.Saya akan mengatakan yang sebenarnya nanti malam.Apapun yang akan terjadi saya tidak akan pernah meninggalkan kamu.Kamu bantu doa agar semua baik-baik saja." Elang berusaha meyakinkan Salma.

Salma mengangguk sambil memegang tangan Elang yang menangkup wajahnya.

1
ngatun Lestari
modus ah Helena... elang jaga hatimu ya .istrimu bentar lagi juga nyampe...ketemu, dan kuharap kalian bisa bersama dengan bahagia sampai mau memisahkan...tanpa drama ulat keket
ngatun Lestari
Salma, nanti ketemu suami kamu ya di rantau
ngatun Lestari
ayo...semangat menulis lagi.. lanjut
mukhlisar Sar
kalau begini untuk membaca bertahan tahan gak usah aja novel ini disini
ngatun Lestari: jangan berkomentar yang tidak baik, maaf.
menulis juga butuh ketrampilan dn ketenangan juga kecerdasan, kalo tidak suka mendingan tinggalkan saja tidak usah dibaca. tapi jgn komentar yg merugikan penulis, kasian sudah mengeluarkan energi dan waktu juga ide yg tidak mudah.
total 1 replies
mukhlisar Sar
karya yg sangat bagus dengan alur ceritanya membuat kita penasaran untuk melanjutkan untuk membacanya
ngatun Lestari
lanjut...
ngatun Lestari
kalo jodoh tak kan kemana...yakinlah itu
ngatun Lestari
lanjut dong.... seru ini
ngatun Lestari
semangat...cerita yg bagus.
Hary Nengsih
klo gakbada restu mending pidsh aja gak bakalan bahagia kedepan nya
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
wah salma jd rebutan ya
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
elang plin plan
Hary Nengsih
lanjut
Hary Nengsih
wah istri rasa pacar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!