Bukan Pernikahan Biasa
"Salma,memangnya kamu sama Gaga sudah putus ya?" Tanya Renata melalui sambungan telepon jarak jauh dari Australia.Renata adalah teman kuliah Salma dulu,dia merupakan sepupu jauh Gaga.
"Putus? Maksud kamu gimana Ren?" Salma bingung dengan pertanyaan sahabatnya itu.Galang yang biasa dipanggil Gaga adalah kekasih Salma sejak dua tahun yang lalu,dan sampai saat ini mereka masih sepasang kekasih.Makanya Salma bingung dengan pertanyaan Renata.
"Besok kan Gaga menikah,aku kira Gaga nikah sama kamu Sal.Pas aku baca undangan yang dikirim tante Rieta sama aku,nama mempelai wanitanya bukan nama kamu Sal.Aku bingung,makanya aku telepon kamu untuk memastikan."
DEG!!
Seketika dada gadis berhijab itu terasa sesak dan sakit,bagai di hantam palu puluhan ton.Matanya mulai mengembun.Jadi inilah alasannya mengapa selama empat hari ini Gaga menghilang bagaikan ditelan bumi.Ponselnya tidak aktif.Dan tak pernah lagi menjemput Salma setiap pulang kerja.Dikantornya pun sulit ditemui,tidak seperti biasanya.Salma sendiri tidak berani mendatangi rumah Gaga,karna mamanya Gaga tidak menyetujui hubungan mereka.Adik Gaga satu-satunya yang bernama Erlangga, Salma tidak dekat dan juga tidak punya nomor ponselnya.Dan satu yang mengganjal hati Salma,pasalnya Gaga telah berjanji pada kedua orang tuanya di kampung,dua minggu yang lalu,akan datang hari Minggu besok untuk melamar Salma bersama keluarganya.
"Sal...Salma..." Panggil Renata di sebrang telepon.
"Eh,iya Ren..." Jawab Salma dengan suara sedikit gemetar,kemudian menarik nafas agar air matanya tidak luruh.
"Jadi kamu dan Gaga beneran udah nggak ada hubungan?"
"I-iya Ren..." Jawab Salma berbohong,dengan suara sedikit tercekat.
"Trus kamu di undang nggak?"
"Nggak Ren...dimana nikahnya,kenapa aku nggak diundang ya?" Salma berusaha untuk tenang.Dia ingin tahu,ada apa sebenarnya.
"Mungkin dia lupa Sal atau bisa juga belum bisa move on dari kamu.Karna setau aku ya,Gaga itu cinta mati sama kamu.Ini aku kirim aja foto undangannya." Terdengar suara tawa Renata.
Tangan Salma gemetar saat membuka undangan yang dikirimkan Renata via WA.Ingin memastikan apakah nama yang tertulis di buku undangan pernikahan itu benar adalah Galangnya.
Seketika tubuh Salma merosot di lantai kamar kosannya.Begitu melihat nama Galang Pratama kekasihnya tertulis dengan jelas,juga foto yang di pajang adalah wajah kekasihnya.Namun calon mempelai wanita bukan dirinya,ada foto wanita lain yang sangat cantik bernama Sabrina bersanding dengan foto Galang di undangan itu.
Salma menatap nama panggilan sayangnya untuk Gaga yaitu My Lovely di kontak ponselnya.Berusaha menghubungi Gaga berkali-kali tapi hasilnya nihil.Nomor ponsel Gaga sedang tidak aktif.
Semalaman Salma tidak bisa memejamkan matanya,hingga pagi menyongsong.Hanya air matanya yang setia menemani sepanjang malamnya.Melirik pada jam digital yang ada di ponselnya,jam enam pagi.Salma berusaha bangkit dari atas tempat tidurnya dengan kepala terasa sakit dan berat.
Salma membersihkan diri dan bersiap-siap,berniat ingin menyaksikan langsung,apakah kekasih hati yang telah menemaninya selama dua tahun itu benar telah mengkhianatinya.
Akad nikah diadakan jam sembilan pagi disebuah hotel ternama di kawasan kota Jakarta.Salma bergegas memesan taksi online.Sepanjang dalam perjalanan Salma berdoa dan berharap semoga bukan mas Gaga nya yang menikah.
Salma sampai di depan hotel yang dituju.Begitu banyak karangan bunga ucapan selamat berjejer di sepanjang jalan dan pelataran hotel.Dia sangat jelas membaca nama Galang Pratama dan Sabrina yang terukir di karangan bunga itu.
Kedua kakinya mulai terasa lemas,degup jantungnya bertalu-talu lebih cepat saat memasuki ballroom hotel di mana akad nikah sedang berlangsung.
Petugas yang berjaga mencegat Salma,meminta untuk memperlihatkan undangan.Karna tanpa menunjukkan undangan dilarang masuk.Untungnya Salma punya foto undangan dari Renata,dan petugas pun mengizinkannya masuk.
Salma menyeruak masuk lebih dekat tepat saat kata Sah diucapkan semua yang hadir.Perasaannya luluh lantak,air mata luruh seketika saat menyaksikan kekasih hatinya mengecup kening seorang wanita yang telah resmi menjadi istrinya.
Dari balik mata indahnya yang berkaca-kaca,Salma melihat,tiba-tiba tatapan Gaga mengarah padanya dengan ekspresi terkejut.Sebelum Salma pergi meninggalkan tempat itu,Salma sempat melihat,Gaga berbicara pada Erlangga yang biasa di panggil Elang yang duduk di belakangnya.Elang duduk berdampingan dengan Vania kekasihnya.
Salma berjalan dengan wajah menunduk dan tergesa-gesa keluar dari ballroom hotel.Sesekali mengusap air matanya dengan ujung jilbab yang dia kenakan.Tanpa melihat kearah mana kakinya melangkah,yang jelas menjauh dari tempat itu.
Tiba-tiba suara klakson mobil mengagetkannya,saat mengangkat wajah,tampak Elang berdiri tepat di hadapannya menghalangi sebuah mobil yang hampir saja menabraknya.
"Ayo saya antar kamu pulang." Ucap Elang.
"Tak perlu,saya bisa sendiri,tolong jangan halangi jalan saya." Salma akan melanjutkan langkahnya namun Elang tetap menghalangi dengan tubuhnya yang tinggi tegap.
"Bahaya berada dijalan sendiri dalam keadaan kamu begini,mari saya temani." Elang menatap iba pada wajah Salma yang penuh air mata.
Salma kembali mengangkat wajahnya dan kembali mengusap air matanya dengan ujung jilbabnya yang sudah basah oleh air mata.Rasa benci tiba-tiba menyeruak ketika menatap wajah tampan Elang.Ya,wajah Elang dan Galang sangat mirip,mereka berdua bagai anak kembar.Usia mereka hanya terpaut satu setengah tahun.Tinggi badan mereka pun hampir sama.Bedanya,kulit Galang putih bersih,sedangkan kulit Erlangga agak lebih gelap.Tubuh Elang agak lebih kekar dari tubuh Galang.
Kemudian Salma mendorong tubuh Elang yang menghalangi jalannya dan berlari kecil.Lagi,tubuh wanita itu hampir tertabrak sebuah sepeda motor yang melintas dengan kecepatan lumayan tinggi.
"Aaaa...!!!" Salma berteriak karena kaget sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.Hampir saja dia jatuh ke aspal kalau saja Elang tidak menahan tubuhnya.
Tanpa permisi,Elang menarik paksa tangan Salma dan membawanya menuju ke parkiran kemudian memasukkan tubuh gadis itu kedalam mobilnya.Elang tidak memperdulikan begitu banyak mata yang menatap mereka berdua.
Setelah memasukkan tubuh Salma di jok depan sebelah kemudi,Elang berputar masuk dan duduk dibelakang kemudi.
Elang menahan tubuh Salma yang hendak memaksa keluar dari dalam mobil.Dan segera mengunci pintu mobil secara otomatis.
"Turunkan saya." Salma memukul bahu Elang yang mulai melajukan kendaraanya menggunakan tasnya.
Elang bergeming,tetap menjalankan mobilnya dan mengarahkan masuk kejalan tol.
"Kamu mau membawa saya kemana,jangan macam-macam ya! Saya akan lompat dari mobil kalau kamu macam-macam." Salma tampak cemas dan ketakutan.
Kini Elang mempercepat laju mobilnya dengan kecepatan tinggi,tak terpengaruh pada Salma yang terus memukulinya,bahkan kini mulai menarik-narik kemeja batik yang dia dikenakan.Dia yakin Salma tidak akan berani melompat.
"Jawablah,kamu mau membawa saya kemana?!" Suara Salma mulai meninggi sembari menatap Elang dengan mata memerah,antara marah dan hendak menangis.Namun pemuda itu tetap fokus pada jalanan.
Akhirnya mobil memasuki gerbang mengarah ke pantai Ancol.Elang memarkirkan mobilnya.
Salma melihat sekeliling pantai,gadis itu bingung,mengapa Elang membawanya ke sini.Apakah adik kekasihnya itu berniat jahat padanya?
"Disini kamu bisa menangis dan teriak sesuka hati kamu." Ucap Elang begitu mereka berada ditepian pantai,kemudian menjauh dari Salma.Dia ingin memberikan waktu untuk gadis itu melampiaskan kemarahannya.
Salma memandang lautan lepas yang ada didepan matanya.Tiba-tiba peristiwa saat di ballroom hotel tadi tergambar jelas diatas permukaan air laut.
Sungguh tak menyangka kalau dia akan di khianati kekasih yang berjanji akan melamarnya besok.Bahkan keluarga Salma yang dikampung telah bersiap-siap untuk menyambut dan menerima lamaran.Galang bilang bahwa sang mama telah memberi restu atas hubungan mereka.Tapi kenyataannya pria itu malah menikah dengan wanita lain.
Sakit hatinya telah dikhianati sang kekasih,besok sakit itu akan bertambah,melihat keluarganya harus menanggung malu,karna anak mereka tidak jadi dilamar.Apalagi kerabat dan tetangga-tetangga di kampung pun sudah tau bahwa besok Salma akan dilamar.
Salma berjongkok di pasir pantai,tangisnya seketika pecah.Tubuhnya berguncang hebat,menumpahkan semua rasa yang dari tadi dia tahan.Hampir sejam lebih Salma berjongkok sambil menangis.
Elang mendekat,mengeluarkan sepotong sapu tangan dan sebotol kecil air mineral yang ada disaku celana panjangnya dan menyodorkan pada Salma.
Salma menerima dan menyeka wajahnya dengan sapu tangan berwarna navy itu.Kemudian meminum air mineral hanya sedikit.Tenggorokannya terasa tersekat karna rasa sakit yang menghujam dada hingga untuk menelan air saja susah.
"Kenapa dia nggak berterus terang saja,kalau dia akan menikah dengan perempuan lain.Kenapa harus berjanji pada kedua orang tua saya bahwa besok dia akan datang melamar.Kenapa mas Gaga tega melakukannya." Ucap Salma merasa enakan setelah meneguk sedikit air sembari menyeka kembali bekas air matanya.
Elang memandang pada Salma,dia memahami kebingungan gadis itu."Sebenarnya...kak Gaga terpaksa menikah karna di jodohkan,demi kelancaran kerjasama antara dua keluarga.Suatu saat nanti,kak Gaga akan menemui kamu dan akan menjelaskan semuanya.Dan saya di suruh sama kak Gaga untuk menemani kamu.Itu pesannya yang harus saya sampaikan sama kamu.Jadi sebenarnya kak Gaga tidak mengkhianati kamu,seperti apa yang kamu pikirkan." Jelas Elang.
"Tapi tetap saja dia telah mengkhianati cinta saya.Biasa aja kan dia menolak,lagi pula pernikahan itu bukan sesuatu yang main-main." Salma menengadah keatas agar air matanya tidak kembali tumpah.
Hening,Salma menghela nafas dalam-dalam hingga bisa menguasai emosinya.Ini hari Sabtu terburuk dalam kisah asmaranya.Galang yang selama ini memperlakukannya dengan baik,bisa setega itu terhadapnya.
Elang memecah keheningan itu."Ini sudah saatnya makan siang,kita makan dulu." Elang merasa perutnya mulai keroncongan,dari pagi dia hanya sempat minum segelas kecil kopi pahit,akibat keriwehan persiapan pernikahan Galang di rumahnya.
Elang berjalan menuju kafe yang tidak begitu jauh dari pesisir pantai,Salma mengikutinya dari belakang.
Tanpa bertanya,Elang memesan makanan yang sama dengan punya dia untuk Salma.Dia tau Salma sedang tidak berselera untuk berbicara apalagi makan.Elang memesan dua mangkok baso dan dua gelas jus jeruk dingin.
Elang menghabiskan pesanannya dengan sekejap,karna dia benar-benar lapar.Sesekali matanya melirik pada Salma yang hanya menyeruput jus jeruknya dengan enggan.
Tiba-tiba ponsel Elang yang berada di saku celana panjangnya berdering.Tertera nama sang mama di layar ponsel.Namun Elang tidak menjawab panggilan itu.Tak lama kemudian ada panggilan masuk dari Vania,pemuda itu pun tak menjawabnya.Karna dia yakin,Vania pasti paham.
"Ayo saya antar kamu pulang." Elang berdiri,karna dia juga hendak kembali ke acara pernikahan Galang.Pasti keluarganya mencari-cari keberadaanya.
"Kamu pulang aja sendiri,saya masih mau disini.Terima kasih telah menemani saya." Salma juga berdiri dan melangkahkannya kembali menuju pinggir pantai.
Elang memandang tubuh Salma,ada rasa kuatir menghinggapinya.Kuatir,gadis itu akan bunuh diri bila di tinggal sendiri.Akhirnya dengan berat hati,Elang memutuskan menemani Salma sampai gadis itu mau diajak pulang.Dia menyetel mode silence pada ponselnya.Elang duduk di sebuah batu dan hanya memperhatikan gerak-gerik Salma dari jarak lima meter darinya.Gadis itu hanya memandang laut dengan tatapan kosong,sesekali dia menyeka air matanya.
Hari hampir gelap,tapi Salma masih setia pada posisinya.Elang memutuskan mendekati Salma dan membujuknya untuk pulang.
"Salma,ini sudah hampir malam,mari saya antar kamu pulang." Ajak Elang,merasa bosan berlama-lama menunggu Salma sampai mau pulang sendiri.Angin malam pantai membuatnya kedinginan,dia hanya memakai kemeja batik dan celana panjang bahan.
"Kamu pulang aja sendiri,jangan kuatir kan saya." Sahut Salma.
Kini Salma kembali terisak." Mas Galang berjanji pada kedua orang tua saya dikampung akan datang melamar saya besok.Dia bilang mamanya sudah merestui hubungan kami.Dan akan ikut datang bersama untuk melamar.Orang di rumah sudah melakukan persiapan untuk menyambut.Bahkan kerabat dan tetangga sudah pada tau,bahwa besok saya akan dilamar.Bagaimana saya harus menjelaskannya besok." Salma mengungkapkan isi hatinya terbata-bata disela isak tangisnya.
Elang tersenyum tipis melihat Salma,menurutnya wanita itu sungguh lucu,di sela isak tangisnya dia dapat bercerita.
Elang menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.
"Besok saya akan ikut menemui kedua orang tuamu di kampung.Saya yang akan menjelaskan semuanya." Ucap Elang dengan yakin.
Salma menatap Elang,dengan tatapan penuh tanya.Akhirnya Salma setuju untuk diantar oleh Elang besok ke kampung halamannya.Dia juga butuh orang untuk membantunya bicara dengan kedua orang tua dan kerabatnya yang lain.
"Mari saya antar kamu pulang,ini sudah jam sembilan malam." Elang berjalan menuju ke tempat mobilnya terparkir.Salma dengan patuh mengikutinya.
Di dalam mobil,Salma memberi tau jalan menuju kosannya.Weekend begini jalanan masih macet parah walau pun sudah hampir larut malam.
Sampai didepan kosannya,"Mas Elang, terimakasih ya sudah menemani saya seharian." Ucap Salma sebelum masuk melewati pintu pagar kosan.Namun dia terpaku menatap pintu pagar kosannya telah tertutup rapat.
"Ada apa Salma?" Tanya Elang melihat Salma hanya diam,tidak segera masuk.
"Pintu pagarnya sudah di gembok sama ibu kos mas.Peraturannya,jam sepuluh batas akhir orang boleh keluar masuk.Ini sudah jam sebelas." Sahut Salma.
"Terus bagaimana?"
"Saya coba panjat pagar mas."
"Panjat pagar?" Elang mengernyit.
Elang melihat Salma menyelipkan kakinya diantara sela-sela pagar yang terbuat dari besi itu dan berusaha untuk naik.
"Itu tak akan berhasil,yang ada nanti kaki kamu terluka.Saya akan bantu kamu." Tiba-tiba Elang jongkok di depan pagar.
"Naik.' Ucapnya.
Salma hanya melongo menatap Elang,tak tau harus berbuat apa.
Melihat Salma hanya diam,Elang mengulang ucapannya."Kamu cepat naik ke punggung saya.Keburu pagi nih."
"Eh iya,baik mas.Maaf ya saya injak punggung kamu." Salma membuka sepatunya,dengan hati-hati dan perasaan tak enak,kakinya yang berbalut kaus kaki jempol menaiki punggung Elang.Dengan mengangkat sedikit gamisnya,gadis itu mulai menaiki atas pagar.
"I-iya,hati-hati..." Elang berusaha menahan posisi tubuhnya agar Salma tidak jatuh.
Sampai di atas pagar,perlahan Salma turun dengan menginjak bangku kayu yang ada di pinggir tembok.
"Terima kasih ya mas,maaf...saya tadi menginjak punggung kamu untuk naik." Ucap Salma sedikit berteriak dari balik tembok.
"Iya nggak apa-apa,saya akan jemput kamu besok pagi-pagi." Sahut Elang bangun dari jongkoknya kemudian melemparkan sepatu pantofel milik Salma ke dalam.
"Maaf,saya lempar sepatu kamu." Ucap Elang berlalu tanpa menunggu jawaban dari Salma.
Didalam mobil,Elang mengecek ponselnya,begitu banyak pesan dan panggilan masuk.Elang mempercepat laju kendaraannya.Sebentar lagi resepsi pernikahan Galang selesai.Sepanjang perjalanan pemuda itu senyum-senyum sendiri membayangkan Salma naik dan menginjak punggungnya.
Ketika sampai di tempat resepsi pernikahan "Elang!! Kamu dari mana aja?!" Bentak maminya yang bernama Rieta dengan marah,pasalnya dari selesai akad nikah sampai resepsi berakhir,putra bungsunya itu tak kelihatan.Hampir semua anggota keluarga memandang pada Elang
Papi Panca mengusap pelan lengan istrinya agar tenang."Elang,kamu mengapa menghilang begitu aja?" Ditelepon nggak diangkat." Kini papi Panca yang bertanya.
"Maaf pi,Elang tadi ga enak perut,yaudah...Elang pulang aja kerumah." Jawab Elang duduk santai sambil mencicipi hidangan yang masih tersisa.Perutnya terasa sangat lapar.Matanya melirik pada Gaga yang juga sedang menatapnya.Kakaknya itu masih duduk di singgasananya di samping sang istri.Galang kelihatan gelisah.
Merasa perutnya kenyang,Elang mulai mencari-cari keberadaan Vania tapi tak menemukannya.Mungkin gadis itu telah kembali kerumahnya.Akhirnya pria itu memutuskan untuk pulang ke apartemennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments