Dea sudah menjadi sekretaris dan simpanan Arden Harwell selama 2 tahun. Disaat Arden akan menikah dengan wanita pilihan keluarga nya Dea memutuskan untuk menyudahi hubungan mereka.
Membuatnya dan Arden menjadi mantan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 - Terbiasa Bersama
Dengan langkah lebar Dea menuju kamarnya, mengunci pintu rapat-rapat dan mulai mencari berkas di salah satu tumpukan dokumen miliknya. Dokumen yang tadi sore sempat dia ambil dari kamar Arden.
Dea sangat yakin surat perjanjian itu ada disana.
Satu-satu Dea ambil dan disingkirkan, ia duduk di atas karpet tebal dan membuat dokumen itu sedikit berserak.
"Mana mana mana," gumam Dea sambil terus mencari. Namun belum ketemu tiba-tiba terdengar suara Arden memanggil dari luar sana...
Dee!!
"Iya!" Dea reflek menjawab dengan berteriak pula, lalu segera bangkit dan segera menghampiri sumber suara.
Bodoh, kenapa masih peduli padanya. Harusnya biar dia yang mendatangi mu! kesal Dea pada dirinya sendiri. membenci tubuhnya yang selalu otomatis mematuhi Arden.
"Dimana charger ponsel ku?" tanya Arden saat Dea sudah berada di hadapannya, kini Dea berada di kamar Arden.
Astaga! hanya gara-gara charger ponsel dia berteriak memanggilku!
"Disini!" ketus Dea.
"Laci nomor 2 dari nakas mu sendiri! seperti ini saja tidak tahu! ini!" Dea mengulurkan charger ponsel itu dengan bibir yang mengerucut, sementara Arden menerimanya dengan wajah yang datar.
Benar-benar menyebalkan maksimal!
Dea keluar dan segera kembali menuju kamarnya. Sesekali dia menghentakan kakinya kesal, karena baginya Arden sudah membuang-buang waktunya yang berharga.
Kembali ke kamar dan kembali duduk, namun baru sedetik bokongnya menyentuh karpet, lagi-lagi Dea mendengar Arden yang memanggil.
De!!
"Apa Lagi!" kesal Dea.
Sini dulu!
"Hih, awas saja tidak penting."
Dea kembali menghampiri Arden di dalam kamarnya, melihat Arden yang sedang berkutik di depan komputer kerja miliknya.
Dalam hatinya Dea menggerutu, katanya tadi ingin istirahat, tapi nyatanya kerja lagi kerja lagi.
"Ada apa? Aku juga punya urusan sendiri, jangan selalu menganggu ku!"
"Duduklah, mataku sakit kalau harus bolak balik melihat berkas itu."
Sabar Dea, sabar. Dea duduk di sebelah Arden dan mengambil berkas yang tadi ditunjuk oleh pria menyebalkan ini.
Dea membaca angka-angka dalam berkas itu dan Arden mencatatnya di komputer. Tidak ada pembicaraan apapun, di dalam kamar sunyi itu hanya terdengar suara Dea yang lembut, sangat menangkan.
Hingga waktu berlalu dan tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dea mengantuk sekali, dia mulai ingin pekerjaan ini cepat selesai.
Arden adalah CEO perusahaan asuransi jiwa, Harwell Life Assurance. Salah satu perusahaan asuransi terbesar di kota ini. Dia sangat teliti dalam bekerja, bahkan terlalu sering mengerjakan semuanya sendiri.
Dea sangat tahu akan hal itu.
"Aku sudah mengantuk, ayo kita tidur," ucap Dea tanpa sadar. Saat mengatakan itu pun dia menguap panjang.
"Tidurlah lebih dulu, aku akan menyusul."
Dea mengangguk. Dia meletakkan dokumen itu diatas meja dan langsung menuju ranjang, menarik selimut, berbaring lalu tidur.
Tidak butuh waktu lama Arden sudah mampu mendengar deru nafas teratur Dea.
Pria tampan dan dingin ini pun mengukir senyum tipis. Dia dan Dea bagai sudah jadi satu, mereka sudah terbiasa bersama.
Hari ini Dea marah-marah terus dan Arden tidak ingin menanggapi, jujur saja Arden tidak ingin mereka berpisah.
Tapi janjinya pada mendiang sang ayah terasa sulit untuk diingkari, janji untuk selalu mematuhi ibunya dan menyayangi kedua adiknya.
Arden membuang nafasnya pelan dan mematikan komputer itu. Dia memang sengaja membuat Dea lelah, hingga akhirnya wanita itu tidur disini.
Bersama dia.