NovelToon NovelToon
Must Get Married

Must Get Married

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:457.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ani.hendra

Johanna Kate seorang gadis cerdas yang kehilangan ibunya pada usia muda. Johanna sama sekali tidak mengetahui keberadaan ayahnya dan mengharuskannya tinggal bersama bibinya dan Nara. Selama tinggal bersama bibinya, Johanna kerap mendapatkan perlakuan tidak baik.
Setelah lulus SMA, Johanna dijual kepada lelaki hidung belang dan memaksanya harus menikah. Siapakah lelaki yang rela membeli Hanna dengan bayaran sangat tinggi. Apakah kehidupan Hanna berubah setelah itu?

ikutin terus yuk....
Novel ke sebelas ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MEMINTA PENJELASAN

💌 MUST GET MARRIED 💌

🍀 HAPPY READING 🍀

.

.

Antoni kembali masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. Lalu menginjak pedal gas untuk membawa mobilnya ke luar dari basement hotel. Ada pekerjaan yang harus diselesaikannya.

Sementara itu, Hanna sudah siap. Matanya memicing saat melihat mobil sedan berjalan ke arahnya. Hanna yakin mobil itu adalah milik Levi. Hanna pasrah dan bertindak nekat. Ia harus mencari tahu kecelakaan Levi. Hanna memutuskan berdiri di tengah dengan posisi tangan terbuka lebar. Ia merentangkan tangannya sambil menutup matanya dengan sangat erat. Hingga garis-garis hidung dan pinggir matanya tampak. Karena sesungguhnya ia takut dan sangat takut.

"Dia pasti melihatku. Siapapun yang ada di dalam mobil itu jangan menabrakku. Aku masih ingin hidup. Please...jangan tabrak aku!" Hanna terus berdoa dalam hati.

Tiba-tiba terdengar bunyi klakson panjang dari arah depannya. Bunyi klakson itu terdengar begitu jelas di telinga Hanna. Ia tetap berdiri dengan posisi tangan yang masih terbuka. Hingga mobil itu mendadak melakukan pengereman dan menghasilkan suara decitan ban yang menggesek aspal. Mobil itu sudah berhenti, namun Hanna tidak merasakan apapun di tubuhnya. Hanna langsung membuka matanya. Seorang lelaki membanting pintu mobil dengan kuat dan langsung menghampiri Hanna. Antoni begitu marah. Baru kali ini ia melihat gadis nekat ingin mati di depan matanya. Astaga apa yang dipikirkan gadis ini?

"Kau mau mati ya..." Antoni maju ingin memaki Hanna. Jantung Antoni masih berdetak kencang karena begitu takut gadis itu akan mati dan ia akan dijadikan sebagai tersangka.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau senekat ini?"

Kedua tangan Hanna mengatup di depan dada. Ia menundukkan kepalanya tidak berani menatap pria itu. "Maafkan aku pak, aku melakukan ini karena aku terpaksa."

"Apa kau pikir mengakhiri hidup dapat menyelesaikan semua masalahmu."

"Aku tidak mengakhiri hidup pak, tapi aku hanya ingin bicara dengan bapak."

"Heuh? Apa maksudmu?" Antoni tambah dibuat bingung oleh gadis yang masih berdiri di depan mobilnya itu.

"Aku teman Levi George."

Saat gadis itu mengatakan nama tuannya, alis Antoni naik dari pangkalnya. Ia melangkah mendekat ke arah Hanna. "Siapa kau?"

"Aku teman satu sekolahnya pak. Kami sekolah di St Louis."

Deg!

"Apa kau Johanna?"

Hanna sedikit terkejut saat pria itu mengenalnya. "Kau mengenalku pak?" tanya Hanna. Kerutan di keningnya tak juga hilang.

Antoni menarik napasnya dengan berat. Ia menatap Hanna dari atas sampai ke bawah. "Tentu saja aku tahu siapa gadis bernama Johanna. Karena tuan Levi sempat menghubungiku dan mencari tahu tempat tinggal mu."

Deg!

Hanna begitu shock mendengar perkataan lelaki itu. Ia mengerutkan dahi dan mencoba mengerti maksud perkataan pria itu.

"Apa maksudnya Levi ke rumah dan bibi Renata mengatakan aku dijual? Dan Levi mengejar ku dan terjadilah kecelakaan? Itu kah maksudnya?"

🔹🔹🔹🔹🔹

Antoni membawa Hanna ke cafe yang jauh dari hotel. Ia melangkah ke arah kursi dan duduk si sana. Antoni menarik napasnya dalam-dalam.

"Silakan duduk." Antoni menunjuk kursi di depannya.

"Terima kasih, pak." Ucap Hanna menundukkan kepalanya dengan sopan. Ia pun duduk dihadapan Antoni. Hanna terdiam sejenak. Ia menaruh tangannya di atas pangkuannya dengan meremas tangannya erat-erat.

Dua capuccino yang di pesannya tadi sudah diantar ke meja mereka. Antoni mengambil cangkir yang di atas meja. Ia mendekatkan cangkir kopi itu ke mulut lalu menyeruputnya secara perlahan. Asap yang mengepul dari balik cangkir capuccino itu.

"Kamu tidak pesan makanan? Cemilan mungkin?" tanya Antoni melepaskan cangkirnya ke tempat semula.

"Eh," Hanna tersenyum gugup. Ia merasa canggung di situasi seperti ini. "Sebelum terima kasih atas perhatiannya. Tapi saya masih kenyang pak." Jawabnya.

"Panggil saja saya asisten Antoni. Saya orang kepercayaan keluarga George. Terutama kepercayaan tuan Levi."

Wajah Hanna tersenyum dan sedikit mengangguk.

"Untuk apa kau mencari tahu tentang kecelakaan tuan Levi?" Tanya Antoni to the point.

Hanna menghela napas singkat. Dia tetap berusaha bersikap tenang. Ia mengembuskan napasnya. "Saya begitu terkejut saat Levi tidak mengenaliku."

"Kau merasa terluka?"

"Heuh? terluka?" Raut wajah Hanna berubah. Ia menunduk sejenak, lalu kembali menatap asisten Antoni. "Apakah aku terluka?"

"Sejujurnya saya tidak mau ikut campur masalah ini. Tapi karena kamu datang sampai menghadang mobilku untuk meminta penjelasan. Saya akan mengatakan semuanya."

Hanna hanya diam dan menunggu lelaki itu selesai berbicara. Jantungnya tak bisa berbohong saat ini. Entah mengapa dia sangat takut. Takut jika ternyata Levi kecelakaan karena dirinya. Hanna menelan salivanya karena begitu gugup.

Antoni mengangkat wajahnya, lalu menatap Hanna dengan wajah penuh wibawa. "Tuan Levi menepati janjinya. Beliau dengan penuh semangat ingin menemuimu di taman kota itu."

Hanna semakin menatap dengan serius. Ia bahkan mengunci tatapannya seakan tidak ingin melewatkan satu kata pun.

"Tapi gadis yang bernama Johanna Kate tidak pernah datang pada malam itu. Tuan Levi berharap ingin menemuimu." Antoni tersenyum tipis lalu membuang tatapannya ke arah lain. "Tuan Levi langsung menghubungiku meminta alamat rumahmu dan saat itu juga tuan Levi langsung ke sana."

Antoni menarik napasnya lalu melanjutkan kalimatnya. "Tuan Levi tidak menemukanmu. Dia hanya bertemu dengan bibimu dan mengatakan kau telah di jual dengan lelaki yang membelimu dengan harga tinggi. Saat mengetahui hal itu, beliau langsung mengejarmu. Dan kecelakaan benar-benar tidak bisa dihindari. Tuan Levi koma dan tidak sadar selama dua bulan."

Waktu terasa berhenti. Hanna merasakan keheningan yang mencekam. Kalimat itu begitu cepat menyelusup masuk ke dalam sanubarinya, membuat getaran-geraran samar yang mengelayut di hati dan meninggalkan bekas-bekas yang begitu menyesakkan. Hanna menarik napas singkat dan berusaha bersikap tenang. Walau saat ini hatinya seperti tergores luka yang ditaburi jeruk nipis. Kebenaran itu terlalu menyakitkan.

"Apa kau mendengarnya? Tuan Levi kecelakaan karena kau."

Deg!

Jantung Hanna terpukul kencang dan bertambah gugup. Rasa berkeringat, gemetar, panas dingin, dan sekarang dirinya seperti sengsara saat melihat ekspresi serius dari Antoni.

"Apa maksud anda?" Ucapnya dengan bibir bergetar.

"Apa kurang jelas? Tuan Levi mengejarmu karena dia begitu mencintaimu. Dia tidak ingin kau bersama lelaki yang salah."

"Apa? Levi mencintaiku?" Hanna seperti orang bodoh di sana. Ia masih shock mendengar perkataan lelaki itu.

"Jadi mulai saat ini jangan coba-coba mendekati tuan Levi lagi. Keadaannya sekarang jauh lebih baik. Tuan Levi tidak perlu lagi mengejar bayanganmu."

"Aku tidak bisa melakukan itu. Setidaknya aku harus melakukan sesuatu untuk menembus kesalahanku."

Antoni tersenyum smrik. Ia merasa geli mendengar perkataan Hanna. "Apa yang ingin kau lakukan?"

"Setidaknya aku ingin mengembalikan ingatannya. Aku ingin minta maaf karena tidak datang pada malam itu dan semua itu bukan keinginanku."

"Benarkah kau bisa melakukannya? Tuan Levi sudah berubah. Dia bukan lagi Levi yang gila cinta. Beliau bahkan muak dengan cinta."

Hanna memejamkan matanya, ia menarik napasnya dalam-dalam yang terasa begitu menyesakkan. "Aku akan berusaha. Terserah dia mau membenciku. Aku siap menghadapinya."

Antoni tersenyum sambil membuang wajahnya "Baiklah, aku beri kau waktu selama tiga bulan. Jika tuan Levi tidak mengingatmu, kau harus pergi jauh darinya. Aku tidak akan membiarkanmu berada di sisinya lagi. Aku tidak ingin tuan Levi menderita lebih banyak lagi karena cinta konyolmu."

Setelah mengatakan itu, Antoni langsung bangun dari duduknya.

"Terima kasih pak," Ucap Hanna dengan cepat. Ia menahan tubuhnya dengan posisi membungkukkan badannya di depan lelaki itu.

Antoni tidak menjawab. Ia hanya mengeluarkan uang kertas dan menaruhnya di atas meja. Kemudian ia meninggalkan Hanna yang masih berdiri di sana.

BERSAMBUNG

^_^

Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍

Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.

^_^

1
Cheryl Emery
di tunggu kelanjutannya Thor
Cheryl Emery
kasihan Levi, harus mengalami kecelakaan......
Park Minji
semangat ya thor
Park Minji
Untung Levi tak terjadi apa-apa
🌠Yona Yona🌠
up
🌠Yona Yona🌠
semangat selalu 🙏🏻
Cheryl Emery
lanjut dong
Briana Annette
lanjut
Briana Annette
ulang tahun Samantha membawa petaka untuk Levi
Angela Catrine 💢
tak bisa bisa berkata kata lagi hanya bisa bilang lanjut aja deh
Angela Catrine 💢
🥹🥹🥹🥹🥹🥹🥹
Cheryl Emery
keren Thor, saya suka👍🏻👍🏻👍🏻
Butterfly🦋
lanjut dengan semangat
jangan kasih kensor
Butterfly🦋
keren author
jalan ceritanya gak pernah bertele tele
semangat ya Thor
Flowers🪴
hadeh
Flowers🪴
terlalu sibuk nlpon sih
Melva Jane
lanjut
Melva Jane
nah nah. ...apakah ingatan Levi kembali tor
✨Margareth💫
tanggung jawab Levi kecelakaan lagi
✨Margareth💫
Samantha resep
asyik telpon je 😏🙃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!