NovelToon NovelToon
Hello Tuan Harlan

Hello Tuan Harlan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Kesempatan kembali ke masa lalu membuat Reina ingin mengubah masa depannya yang menyedihkan.

Banyak hal baru yang berubah, hingga membuatnya merasakan hal tak terduga.

Mampukah Reina lari dari kematiannya lagi atau takdir menyedihkan itu tetap akan terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menolak mentah-mentah

Sepanjang perjalanan pulang wajah Harlan benar-benar kaku dan dingin.

Lui merasa bersalah karena sempat meragukan insting atasannya.

Sekarang ia tahu wajah di balik topeng Ameena. Gadis yang terlihat baik dan tak memiliki rumor buruk ternyata menyimpan kebusukan yang amat mengerikan.

Sekarang setelah melihat sendiri bagaimana binalnya Ameena, membuat bulu kuduknya meremang.

Harlan memang terbiasa melihat para gadis mengumpankan tubuh mereka dan berharap di jamah oleh sang atasan.

Namun, Harlan yang terlihat memiliki skandal dengan banyak wanita itu ternyata bahkan tak pernah menyentuh para gadis itu.

Biasanya mereka akan bersikap malu-malu baru tak lama jika merasa hubungan mereka tak memiliki kemajuan, barulah mereka merayu Harlan agar bisa naik ke ranjangnya.

Apalagi niat mereka kalau bukan, mengandung benih sang atasan.

Seperti yang sudah-sudah Harlan akan segera mencampakkan mereka setelah kelakuan mereka itu. Membuat para gadis dan keluarga mereka kelabakan bukan main.

Seperti tadi, Harlan bahkan harus menghabiskan 2 botol anggur merah mahalnya untuk membuat Ameena mabuk.

Gadis itu cukup kuat dengan minuman beralkohol, hingga bisa menghabiskan beberapa botol untuk membuatnya tak sadarkan diri.

Benar-benar seorang pecandu.

Lui hanya merasa heran kenapa tak ada pemberitaan negatif atau pun scandal yang pernah menghampiri gadis itu.

Mengingat dengan tak tahu malunya bahkan gadis itu hendak menanggalkan pakaiannya di depan Harlan dan dirinya membuat Lui sadar jika Ameena sepertinya terbiasa melalukan itu.

Beruntung gadis itu segera ambruk tak sadarkan diri hingga mereka bisa mengantarnya pulang.

Keluarga Ameena terlihat berpura-pura terkejut, Lui bisa menilai itu. Sepertinya mereka juga telah bersekongkol dengan anak mereka agar bisa menjerat Harlan.

"Bagaimana bisa anak kami mabuk seperti ini Tuan Harlan?"

Harlan bahkan tak sudi menyentuh gadis itu dan lebih memilih pengawalnya untuk mengantar gadis itu masuk.

Beruntung dia masih baik hati mengantarkannya pulang serta akan memberi tekanan pada keluarga Ameena agar tak melanjutkan mimpi mereka.

"Anda jelas paling tahu kalau putri kalian ini pecandu Alkohol!"

Orang tua Ameena terlihat gugup. Mereka merutuki sang putri yang terlihat memalukan.

Mereka yakin rencana mereka gagal sebab melihat dari reaksi Harlan yang terlihat dingin.

"Jangan pernah meminta pada anak kalian untuk mendekatiku, kalau mau perusahaan kalian tetap tegak berdiri, peringatkan dia!"

Setelah mengatakan hal itu, Harlan melempar sebuah flashdisk pada orang tua Ameena dan berlalu pergi dari sana.

Di dalam flashdisk itu terdapat beberapa hal busuk yang telah Ameena lakukan tapi tak tercium media.

Lui bahkan malu karena Harlan terlihat lebih cekatan darinya membuat dia merasa tak berguna.

.

.

"Maafkan saya Tuan, saya merasa sangat tak berguna," ucap Harlan penuh penyesalan.

"Ngga papa, aku lihat kamu memang sepertinya fans sekali dengan Ameena hingga sama seperti orang pada umumnya kamu mengabaikan kewaspadaanmu."

"Hari ini aku sengaja memberitahumu keburukan gadis itu. Apa kamu masih berpikir dia layak menjadi pendampingku?"

Lui yang sedang menyetir mobil Harlan segera menggeleng.

Dia tak layak, bahkan kalau boleh aku akan mengatakan, memimpikan Tuan Harlan saja sebuah dosa besar baginya.

Harlan menyandarkan punggungnya, menatap jauh kegelapan malam.

Setibanya di rumah, dia sudah ditunggu oleh ayahnya.

Harlan tahu apa yang akan dikatakan oleh ayahnya itu.

Dia lantas duduk di hadapan sang ayah. Lui sendiri setelah menyapa ayah Harlan memilih berlalu dari sana.

Ayah Harlan yang bernama Desta Dewangga lantas bangkit dan berjalan ke arah ruang kerjanya. Harlan pun mengikuti keinginan ayahnya itu.

Desta mendesah dan mengusap kepala tongkatnya.

"Apalagi yang kamu lakukan kini! Keluarga Hartawan itu cukup baik bagi kita. Kenapa kau justru memberikan penghinaan bagi mereka?"

"Sebaiknya kau buka laptopmu pak Tua! Aku malas menjelaskan. Kau jelas tahu aku sama sekali sepertimu, tak mungkin sembarangan memilih pasangan!"

Desta menghela napas, ia tahu itu. Sebelum menerima tawaran keluarga Hartawan, yaitu Ameena Hartawan, dia sudah menyelidiki latar belakang keluarga mereka.

Dan menurutnya keluarga itu cukup baik untuk bersanding dengan putranya.

"Sebaiknya kau ganti orang kepercayaanmu, mereka sekarang telihat ingin menusukmu dari belakang!"

Desta terdiam dan melihat berbagai laporan yang sama yang telah Harlan cari untuk menyelidiki Ameena.

Dia tahu keluarga Ameena berbeda dari keluarga gadis-gadis sebelumnya. Mereka lebih licik dan pastinya lebih kaya dari gadis-gadis sebelumnya.

Namun tetap saja kekayaan bahkan kekuasaan mereka jauh di bawahnya.

"Baiklah sepertinya kali ini aku juga tertipu oleh mereka. Apa yang akan kamu lakukan pada mereka?"

Menilik sifat sang putra yang dingin, Desta tahu kekejamannya dia wariskan sempurna pada putra semata wayangnya itu.

"Aku sedang banyak pekerjaan. Jika mereka mencari masalah denganku, maka aku akan melibas habis mereka seperti biasa."

Desta hanya mengangguk setuju. Sebenarnya sangat disayangkan jika harus membumi hanguskan perusahaan Hartawan, sebab kerja sama mereka cukup menguntungkan.

Namun lagi-lagi, seperti yang Desta lihat, sepertinya keluarga Hartawan juga bukan orang yang pantang menyerah. Dia yakin Hartawan pasti akan melancarkan aksi lainnya. Sebelum membuat sang putra marah lebih baik dia melanjutkan misi lainnya.

"Bagaimana kalau aku kenalkan kamu pada gadis lain?" tawar Desta lagi.

Harlan yang jengah lantas bangkit berdiri. Dia lalu mengambil selembar foto dari dalam saku jasnya dan meletakkannya di meja sang ayah.

"Lusa lamarkan dia untukku!" ucapnya tiba-tiba.

Desta memperhatikan foto seorang gadis di sana dan mengernyit heran.

Apa seperti ini selera anakku? Astaga!

.

.

.

Lanjut

1
Dapllun
semangat kak, aku tinggalkan komentar ku disini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!