NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Jadi Calon Istri Orang

Tiba-tiba Jadi Calon Istri Orang

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Ennita

Asira Davira Ciara, garis cantik nan manis yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan ternama dengan kehidupan yang hanya seputar pekerjaan dan ibunya seorang.

Sampai saat ini seorang Asira masih betah dengan kesendiriannya meskipun usianya sudah menginjak dua puluh lima tahun. Bukan tak laku namun Asira memiliki trauma tersendiri tantang cinta dan berumah tangga.

Tak ada yang bisa menebak alur cerita kehidupan dari Sang Maha Pencipta...Asira tiba-tiba di akui sebagai calon istri seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah anak dari pemilik perusahan tempatnya mengais rezeki. Dia adalah Davin Brian Ardiansyah, pemuda yang saat ini ingin terbebas dari obsesi sang kakak ipar yang sangat tergila-gila dengannya.

Terjebak dalam situasi sulit dan rumit, sehingga membuat seorang Asira di landa dilema...bingung akan keputusan yang harus di pilihnya antara menerima atau menolak kehadiran Davin di hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

❤️ Happy Reading ❤️

Keesokan paginya, seperti biasa Sira sudah pergi bekerja, sedangkan Davin memilih untuk tetap stay di apartemen.

Semua itu sudah diputuskan oleh mereka berdua tadi malam, ya tentu saja karena Sira yang ngotot ingin pergi bekerja dengan alasan jenuh jika harus seharian menemani Davin bekerja di apartemen dan Davin pun terpaksa menyetujuinya dengan syarat Sira harus kesana setiap pagi untuk mengantarkan sarapan juga setelah pulang kerja harus mampir ke sana pula.

Kalian tau tentu saja itu semua hanya akal-akalan Davin agar bisa bertemu dengan wanita itu.

Nampaknya Davin sudah benar-benar jatuh cinta pada pacar pura-puranya.

Cklek

Sira yang sudah tau kode pintu apartemen Davin pun langsung masuk begitu saja setelah sampai.

"Dav." seru Sira karena sama sekali tak melihat batang hidung Davin di ruangan yang ada di lantai bawah.

Apartemen Davin merupakan apartemen mewah dua lantai.

Karena belum juga mendapat sahutan, Sira lebih memilih langsung menuju ke dapur untuk menyiapkan makanan yang telah di bawanya dari rumah.

"Ra." panggil Davin saat pemuda itu turun dari lantai dua dan langsung melihat siluet seseorang yang begitu dia kenal.

"Selamat pagi." sapa Sira.

"Pagi." sahut Davin. "Pagi bener?" tanyanya.

"Akukan harus kerja Dav, jadi daripada aku terlambat ya aku memilih berangkat lebih awal." jawab Sira. "Ini aku sudah siapin makanan untuk kamu." kata Sira dengan mata yang melirik ke arah makanan yang sudah tersaji dengan tapi di meja makan.

"Makan buatan kamu atau buatan ibu?" tanya Davin lagi.

"Hehehe buatan ibu." jawab Sira yang membuat Davin menggeleng kepalanya. "Ya kamukan tau sendiri, aku gak pernah masak di rumah kalau gak hari minggu atau pas libur." sambungnya.

"Ya ya aku tau." kata Davin.

"Dav, apa kamu sudah hubungi Mama kamu, telpon?" taya Sira.

"Sudah tadi malam habis dari rumah kamu." jawab Davin yang di angguki oleh Sira.

"Dav, aku berangkat kerja dulu ya, gak enak sama yang lain kalau telat." kata Sira. "Kamu jangan lupa makan makanannya." kata Sira lagi.

"Iya, bawel." sahut Davin. "Hati-hati." serunya karena Sira sudah berjalan bahkan hampir membuat handle pintu.

Ada untungnya juga dia terkena masalah seperti ini, jadi dirinya bisa mendapatkan perhatian dari Sira.

Entah kenapa rasanya begitu senang saat mendapatkan perhatian kecil dari kekasih palsunya itu. Davin pun sampai tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

❤️

"Kemarin kemana sih Ra? Main pulang gitu aja." tanya Ami yang penasaran dengan apa yang terjadi dengan sahabatnya yang kemarin tiba-tiba berpamitan pulang setelah dari ruangan asisten CEO.

"Ah itu aku ada urusan mendadak Mi dan aku dapat telpon pas ada di ruangan pak Riko, jadi aku minta ijin beliau sekalian." jawab Sira yang tak menyangka bakal begitu lancar mengucapkan suatu kebohongan pada sang sahabat.

"Ck, semua ini gara-gara Davin ... aku jadi banyak bohong sama sahabat aku." umpat Sira dalam hati.

"Oh gitu ya." sahut Ami sambil manggut-manggut.

"Iya gitu." ujar Sira. "Aku kerja dulu ya Mi, banyak banget nih kerjaan yang belum kelar gara-gara kemarin pulang duluan." kata Sira lagi yang di angguki oleh Ami.

Sementara itu di kediaman Ardiansyah, papa Diki merasa sedikit curiga dengan kepergian sang putra, karena tak biasa-biasanya putranya itu pergi tanpa berpamitan langsung dengan kedua orangtuanya.

"Mau kemana Pa?" tanya mama Dinar saat melihat papa Diki seperti sedang bersiap-siap. "Katanya gak mau kemana-mana? Gak berangkat ke kantor?" tanya mama Dinar lagi.

"Ini ada urusan mendadak Ma, baru aja Amar ngabarin." jawab papa Diki memberi alasan."Papa berangkat dulu ya Ma." pamit papa Diki sambil menyodorkan tangan kanannya untuk di salami sang istri.

"Iya Pa, hati-hati." kata mama Dinar setelah mencium punggung tangan suaminya.

Tak lupa papa Diki pun mengecup kening mama Dinar sebagai ritual dirinya saat akan pergi dan ini sudah terjadi dari semenjak mereka baru menikah.

Tujuan papa Diki saat ini adalah apartemen putranya, mengorek informasi dari asisten Davin pun dirinya tak mendapat apapun itu.

Papa Diki tau seberapa setianya Riko pada Davin sama seperti Amar padanya, jadi dia memaklumi hal itu ... salut malahan.

Begitu sampai di apartemen, papa Diki langsung turun dari mobil dan berjalan menuju ke lantai dimana unit putranya berada.

Ting Tong

Mendengar seperti suara bel langsung membuat dahi Davin mengernyit, pasalnya dia bingung sekaligus curiga siapakah orang yang bertandang ke unitnya sedangkan tak ada yang tau dirinya di sana kecuali Sira juga Riko, Tyas dan ibu Lena.

Kalau Sira, tak mungkin ... karena di bisa langsung masuk, Riko dan Tyas ... mereka berdua sama sekali tak mengabari akan ke sana.

Mendengar suara bel yang tak berhenti berbunyi memaksanya untuk melangkah membukakan pintu.

Cklek

"Pa-pa." lirih Davin yang merasa terkejut saat melihat pria paruh baya yang sangat berati dalam hidupnya kini berdiri tegak di hadapannya.

"Kamu gak nyuruh Papa masuk?" tanya papa Diki dengan mengernyitkan dahinya.

"Ah silahkan masuk Pa." kata Davin dengan perasaan yang campur aduk.

Keduanya terdiam setelah sama-sama duduk di sofa dengan saling berhadapan.

"Hah, sudah Papa duga kalau kamu ada di sini." ujar papa Diki saat pertama kali membuka suara.

"Papa kok tau aku di sini?" tanya Davin.

"Apa kamu lupa siapa Papa?" tanya papa Diki. "Papa ini orangtua kamu, jadi perasan Papa sangat peka dengan apa yang terjadi dengan para anak-anak Papa." sambungnya.

Davin hanya bisa menundukkan kepala mendengar apa yang papanya katakan.

"Ada apa sebenarnya? Dan wajah kamu itu kenapa?" tanya papa Diki setelah menelisik wajah Davin yang ternyata masih ada sedikit bekas luka di sana.

"Pa, aku ... " kata Davin.

"Apa kamu ada masalah dengan kakak kamu?" potong papa Diki yang membuat Davin langsung mendongakkan kepalanya.

Banyak pertanyaan yang berputar di kepala Davin saat ini, dia menerka ini dan itu.

Kenapa papanya tau akan hal ini? Apakah kakaknya atau Cika mangadu pada papanya? Dan masih banyak lagi.

"Papa cuma menebak saja." ujar papa Diki. "Karena papa lihat kakak kamu juga lagi gak baik-baik saja." sambungnya lagi.

Baru satu hari, namun papa Diki sudah bisa melihat perbedaan raut wajah serta sikap putra pertamanya.

Damar yang selalu akan menimpali perkataan kedua orangtuanya jika ada kaitannya dengan sang adik, tapi kali ini hanya cuek saja bahkan cenderung acuh, terkadang juga raut wajahnya yang terlihat sendu, tapi juga memancarkan kebencian ... kemarahan.

Setelah di desak oleh sang papa, akhirnya Davin pun menceritakan tentang apa yang terjadi sebenarnya.

Davin mengatakan seluruhnya tanpa ada yang di tutupi termasuk tentang kejadian dimana Sira terkurung di kamar mandi juga waktu acara pesta sebelum dirinya masuk bekerja di DV corp.

"Apa kamu punya bukti?" tanya papa Diki.

Davin pun menyerahkan ponsel miliknya yang berisi video rekaman dimana saat Cika mengancam serta mengurung Sira di toilet.

"Selain itu aku gak punya Pa." kata Davin. "Papa percaya sama akukan Pa?" katanya lagi dengan mata yang menatap papanya.

''He'em." sahut papa Diki.

Mau tak percaya dengan apa yang di katakan sang putra, namun nyatanya dia sudah melihat buktinya.

Papa Diki benar-benar tak menyangka jika hubungan baik antara kedua putranya akan hancur seperti ini aku at seorang wanita.

1
Najla Nur Habibah
Kecewa
Najla Nur Habibah
Buruk
Kartini Davi
davin2 kenak pukulan kan
Tiwi
ke
melting_harmony
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Morin Morin
ceritanya bagus
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Yanti Sriyanti
Buruk
Nining Nurnaningsih
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
@Rinjani
Hadir Kak othor
ennita: terimakasih 🙏, semoga suka 😊
total 1 replies
Syarifah Alawiyah
Bagus dan simple
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Sariani
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
MaRyachi_97
👌
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
ct sara
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Andi wijaya
terus dilanjut nikah aja selesai
Ejan Din
rara manja...
Andi wijaya
sudah gila kau Cika sudah punya suami masih mencintai adik ipar
Irma Siregard
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Ostim katulistiwa
Lumayan
Ostim katulistiwa
Biasa
Li Tho
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!