NovelToon NovelToon
Cinta Disaat Membenci

Cinta Disaat Membenci

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: QUEENS RIA

Fahira harus menelan pil pahit setelah kematian ibu nya, ia harus di jodohkan dengan orang yang telah membuat ibunya meninggal dunia.

Mengandung anak bukan alasan untuk Fahira harus menjalani hubungan pernikahan (rahasia) di sekolah, Sisi lain Fahira tidak mau mengorbankan masa depan yang panjang karena ia masih kelas 3 SMA.

Seiring berjalannya waktu, kebencian Fahira berubah menjadi cinta. Tentunya itu tidak semulus yang mereka harapkan.

Bahkan kedua nya sempat berpisah dengan waktu yang cukup lama dan akhirnya bersatu kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Perundungan Saudara Tiri

Beberapa hari berselang pasca pernikahan.

Bruk!!!

Tubuh Fahira dihempaskan Eca di depan loker ruang ganti pakaian wanita.

Pasca menikah banyak yang berubah pada diri Fahira, Fahira kini lebih percaya diri dan menantang semua perundungan yang di alami olehnya. Dan kali ini Eca dan kedua teman nya membalas perlakuan Fahira.

Setelah jam olahraga selesai, Eca ada niatan memberi pelajaran kepada Fahira.

Mengingat perlawanan Fahira di rumah sangat membuat nya menguras emosi.

Guyuran air mineral dari Eca membuat Fahira terdiam, dia hanya bisa menunduk pasrah.

"Ciyeee gak ada Rey gak berani kan, kamu!"

"Iya tuh, pagi sih sok jadi jagoan nantang kita"

"Kaki saya sakit nih di injak, OY!" Keluh Kinar.

"Jangan lebay, saya injak kaki kamu itu pelan!" Protes Fahira yang masih berani walau dalam keadaan terpojok.

Plak!!

Kinar menampar pipi Fahira dengan kekuatan penuh. "Eh ups sorry" Katanya sambil menutup mulut.

"Mau kalian ini apa? masih belum puas apa?" Kata Fahira.

Eca mengangkat dagu Fahira, menatap nya tajam-tajam. "Kamu lupa ya? Tadi pagi saat di rumah kamu berani sentuh rambut saya, terus di sekolah kamu berani injak kaki teman saya, apa karena ada orang tua dan Rey kamu akan jadi lebih berani?!"

"..." Fahira terdiam.

Eca tertawa terbahak "Lihat lah kalau gak ada orang-orang terdekat, Fahira jadi kucing lagi!"

Kinar dan Cantika ikut tertawa. Bahkan mereka mengguyur tubuh Fahira dengan seember penuh sampai membuat tubuh Fahira seraya mandi.

Fahira mengatur nafas yang tersengal, dia mengusap wajah nya yang sudah tergenang air.

"Mandi gratis, HAHAHA!" Ledek Eca.

Dengan wajah tak sama sekali kasihan Eca meninggalkan Fahira sendiri di ruangan itu.

Bahkan mengunci nya dari luar, sehingga Fahira tidak bisa keluar untuk mengikuti pelajaran berikutnya.

Dari arah ruangan kelas, Rully memberi tahu Rey kalau Fahira dalam masalah.

Sebab, pria itu melihat Fahira di geret dengan paksa ke suatu tempat, dan Rully mengikutinya dari belakang dan berakhir di sebuah tempat dimana Fahira di bully.

"Rey, Rey gawat!" Kata Rully

Rey baru saja menidurkan kepala di meja, langsung bangun menatap Ruly dengan kerutan kening.

"Kenapa? Saya baru aja mau tidur, tolong ya jangan ganggu!"

"Ini Fahira dibawa kawanan Eca ke loker room cewek!"

"Ya, terus?"

Ruly agak kesal sampai meremas kepala nya sendiri, lalu berbisik ke Rey dengan hati-hati. "Fahira seperti nya di bully disana" Sehabis Ruly memberi aduan, Rey langsung berlari ke arah loker room tersebut.

Dalam pelarian kecil nya, Rey sedikit terhenti mendapati raut wajah Eca dan kedua teman nya yang lagi tertawa puas di arah kejauhan.

"Brengsek!!" Gumam Rey dan melanjutkan langkah kaki nya cepat-cepat.

Saat Rey melewati mereka, ada kecemasan diantara mereka, Kinar merasa panik setelah melihat raut wajah Rey yang memerah menahan amarah yang meluap-luap.

"Sepertinya kita akan dapat masalah serius deh Ca?!" Kata Kinar menunjuk punggung Rey dengan jari telunjuk nya.

"Biar aja, dia gak akan berani sentuh-sentuh kita, kalau pun berani berarti dia cowok lemah yang berani nya sama cewek!" Kata Eca dengan lantang.

"Bener juga sih, kalau pun dia memukul, kita tinggal lapor aja ke pihak berwajib" Kata Cantika.

"Lah kalian gimana sih kan sudah di atur oleh hukum agama dan negara. Sebagai cowok tidak diperkenankan memukul dan memberi intimidasi ke cewek gak sih?" Timpal Kinar ikut menyerukan.

Eca merangkul pundak kedua teman nya "Tuh tau, kalian pinter... Yuk masuk ah"

Di belakang punggung ketiga gadis itu, terlihat Rey susah payah membuka pintu toilet. "Ini pintu nya di kunci? Kuncinya..."

Rey menoleh ke arah Eca yang dengan santai nya melenggang pergi tanpa dosa.

"HEY!!" Teriak Rey menghampiri.

Ketiga gadis itu berhenti dan menoleh dengan wajah tengil nya masing-masing.

"Ada urusan apa ya?" Kata Eca sembari mengibaskan rambut ke wajah Rey.

Rey menadahkan telapak tangan "Mana kunci nya"

Eca mengerut kening, lalu menatap ke langit koridor "Kunci apa ya" Eca berpura-pura tidak tahu menahu.

"Kunci ruangan loker, bego!" Amuk Rey yang mulai terpancing emosi.

"Oh..oh.. Banci ya? Kok bentak cewek"

BUGH!!

Rey menghantam tembok dengan sangat keras.

"Aaaaa" Pekik ketiga gadis itu yang kompak menutup telinga nya masing-masing.

"Mana cepat sini kan kuncinya!" Kata Rey dengan tatapan tajam.

Salah satu guru BK mendengar keributan langsung berlari menghampiri

"Hey kalian ada apa ribut-ribut!" Kata Bu Julaeha.

Semua murid juga sudah mulai berkerubung karena penasaran dengan suara dentuman tembok, seolah mata mereka sudah tertuju ke tubuh anak baru di sekolah nya, Rey.

"Ini Bu, dia mau mukul kami" Kata Eca mengadu. Aduan itu justru dibalikkan oleh Rey tanpa rasa takut.

"Eca sengaja mengunci saudara nya di loker room wanita Bu"

"Lalu?" Guru itu bertanya ke Rey.

"Saya ingin mengambil kunci ruangan itu dari gadis ini tapi tidak diberikan" Cepu Rey.

"ECA!!" Pekik guru itu.

"I-iya Bu" Eca menyerahkan kunci loker room kepada guru tersebut.

"Kalian semua balik kelas!!" Titah sang guru, lalu guru itu pergi ke loker room bersama Rey.

Guru BK itu berhenti sejenak untuk mengusir mundur semua murid yang melihat keributan. "Kalian semua cepat kembali ke kelas! Ngapain di lihat-lihat!"

Setelah kondisi sudah kondusif, Bu julaeha melajukan langkah kaki, aduan dari Rey untuk guru tersebut terbukti benar.

Fahira berjongkok dan menunduk ketakutan dengan kondisi yang amat berantakan.

Dia terus menangis seakan sedang mencari perlindungan. Rey menggeleng kepala, Bu Julaeha langsung menghampiri dan menyuruh Rey untuk mengambil handuk di laci nakas yang ada di loker room.

"Kamu tunggu diluar." Pinta guru tersebut. Karena Bu Julaeha ingin menggantikan seragam Fahira yang basah.

Pikiran Rey seakan semrawut, sebuah motivasi serta dorongan darinya setelah menikah belum sepenuhnya di jalankan dengan baik oleh Fahira.

Tapi Rey gak akan pernah menyerah, ia terus mendorong Fahira untuk keluar dari cangkang nya.

Setelah lama berfantasi di dalam pikiran nya, Rey langsung menoleh setelah Bu Julaeha menyuruh Rey untuk membawa Fahira kembali ke dalam kelas.

"Tolong kamu bawa murid ini kembali ke kelas nya, dan jaga gadis itu baik-baik" Pinta Bu Julaeha.

Bukan nya mau lancang, tapi Rey sedikit agak protes ke guru itu "Kenapa gak menghukum Eca dan kawan-kawan Bu?"

Bu Julaeha pun langsung terdiam.

Beliau tidak berani menghukum murid-murid tersebut, karena balik lagi ke arah jasa orang tua nya yang merelakan sebagian uang untuk pembangunan gedung sekolah yang baru.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!