NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kedua Om Komandan

Menjadi Istri Kedua Om Komandan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Adinda Aisyah Zakirah adalah gadis berusia 19 tahun.

"Kakak Adinda menikahlah dengan papaku,"

tak ada angin tak ada hujan permintaan dari anak SMA yang kerapkali membeli barang jualannya membuatnya kebingungan sekaligus ingin tertawa karena menganggap itu adalah sebuah lelucon.

Tetapi, Kejadian yang tak terduga mengharuskannya mempertimbangkan permintaan Nadhira untuk menikah dengan papanya yang berusia 40 tahun.

Adinda dihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit. Apakah Adinda menerima dengan mudah lamarannya ataukah Adinda akan menolak mentah-mentah keinginannya Nadhira untuk menikah dengan papanya yang seorang duda itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 9

Adinda dan Baruna dalam perjalanan ke salah satu hotel ternama yang ada di kota. Setelah melalui begitu banyak prosesi pernikahan yang harus mereka jalani.

Baruna sendirilah yang menyetir mobilnya sedangkan Adinda yang kecapean tertidur di jok penumpang.

Baruna sesekali melirik ke arah istri bocahnya itu, dia geleng-geleng kepala mendengar dengkuran halus dari bibir mungilnya Adinda.

“Anak ini kalau dipoles sedikit cantik juga.” Baruna tanpa sadar mengagumi paras cantik istrinya.

Berselang beberapa menit kemudian…

Pengantin baru itu sudah sampai di depan lobi hotel bintang lima. Baruna mematikan mesin mobilnya dan berniat untuk membangunkan Adinda.

Baruna ingin menggoyangkan tangannya Adinda agar bangun, tapi usahanya belum berhasil Adinda sudah bangun.

“Hemph! Apa kita sudah sampai di hotel?” Tanyanya sambil mengucek matanya untuk menormalkan penglihatannya.

“Sudah, ayo cepat turun! Saya ingin istirahat karena pagi-pagi saya eh kita harus ke luar daerah,” ujarnya sambil membuka seatbeltnya.

Adinda gegas membuka sabuk pengamannya dan berjalan mengekori suaminya menuju ke resepsionis hotel. Adinda sedikit kesulitan untuk berjalan, karena gaunnya yang membatasi pergerakannya.

Baruna yang melihat Adinda kesulitan,dia cepat-cepat mengangkat ujung gaunnya Adinda yang menjuntai ke atas lantai.

“Hati-hati jalannya nanti kamu kesandung,” ucapnya.

Adinda tersenyum manis,” makasih banyak Om.”

Baruna berjalan lebih mendekat ke arah Adinda sehingga wajahnya tepat di dekat telinganya Adinda.

Baruna memperhatikan sekitarnya sebelum berbicara, “Kalau kita lagi di tempat umum seperti ini, kamu harus memanggilku dengan Mas bukan Om. Tapi, kalau kita hanya berduaan saja silahkan mau dipanggil dengan sapaan apapun saya tidak mempermasalahkannya.”

Adinda sampai terdiam sejenak karena wajahnya yang diterpa oleh aroma wangi mint dari mulutnya Baruna membuatnya tenang.

“Wangi banget mulutnya Om Baruna, Om Baruna pakai Pepsodent apa close up yah," batinnya Adinda.

Baruna menautkan kedua alisnya melihat Adinda yang cosplay jadi patung Roro Jonggrang yang dikutuk oleh Bandung Bondowoso.

“Kamu paham kan apa yang saya bilang?”

Adinda bukannya menjawab malah terdiam karena sedang mengkhayalkan sesuatu.

Baruna menyentil dahinya Adinda,” Jangan keseringan melamun, gak baik untuk anak kecil kayak kamu!”

Adinda spontan menganggukkan kepalanya,” iya saya paham, Mas.”

“Good girl, ingat di depan umum dimanapun kita berada Kita berdua harus tampil mesra layaknya sepasang suami istri seperti mereka-mereka,”

Baruna menjeda ucapannya sambil menunjuk ke arah beberapa pasangan yang keluar masuk hotel tersebut. Adinda melihat ke arah yang ditunjuk oleh suaminya.

“Kamu sudah melihatnya kan, semoga kamu cepat paham dengan maksud saya,” ucapnya Baruna yang mengecilkan volume suaranya agar tidak orang lain yang mendengar perkataan mereka.

Adinda mengangguk,” saya paham Mas, seperti ini kan yang Mas katakan?”

Adinda langsung mempraktekkan apa yang dilihatnya bersama dengan suaminya itu. Dia mengalungkan tangannya ke lengan kekar pak Kapolsek tersebut.

Adinda tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang putih dan tersusun rapi itu.

Adinda tersenyum penuh arti, “Apa masih kurang mesra Mas? Kalau belum saya akan…,”

Ucapannya Adinda terpotong,” tidak perlu ini sudah cukup mesra seperti yang mereka lakukan,” cegah Baruna yang buru-buru menjeda ucapannya Adinda karena merasa tidak nyaman dipeluk-peluk.

Keduanya berjalan bergandengan tangan menuju lobi hotel untuk mengambil kunci hotel dan melanjutkan perjalanan ke arah lift.

“Ya Allah apa harus seperti ini terus sampai ke dalam kamar hotel? Kalau seperti ini kapan nyampenya! Aku sudah pegal-pegal pakai ini sendal,” gerutunya Adinda.

Seolah Baruna memahami gerutuan dalam hati Adinda dia langsung berbicara,” sabar, sebentar lagi kamu pasti bisa beristirahat dengan tenang.”

Adinda kaget sekaligus keheranan karena Baruna seperti mengetahui ucapan gerutuannya.

Ting!!

Pintu lift terbuka lebar, keduanya berjalan bergandengan tangan menuju kamar hotel yang disewanya malam ini.

“Masuklah lebih dulu untuk membersihkan tubuhmu dan berganti pakaian di dalam kamar mandi jangan di luar,” pintanya Baruna.

Adinda mengangkat ujung gaun pengantinnya yang cukup merepotkannya, tapi baru saja hendak membuka pintu kamar mandi dia berhenti karena teringat dia tidak sempat membawa pakaian.

“Om, gimana caranya saya berganti pakaian kalau saya ga bawa apa-apa kesini, baju sepotong pun gak bawa?”

Baruna yang hendak duduk terhenti karena pertanyaan dari istrinya,” semua kebutuhan kamu ada di dalam sana! Jadi, kamu tidak perlu khawatir.”

“Oh gitu, makasih banyak Om,” Adinda segera berjalan ke arah dalam kamar mandi.

Adinda bahagia karena kebutuhannya sudah disiapkan oleh suaminya.

“Alhamdulillah saatnya mandi,” gumamnya Adinda.

Adinda hendak memutar shower air tapi dia kebingungan harus memutar shower air bagian mana agar air hangat yang keluar.

“OMG! Gini nih nasibnya kalau kelamaan hibernasi di kampung! Gak pernah menginjak hotel mewah dan bagus seperti ini,” rutuknya Adinda.

Adinda meraih handuk yang tersampir di gantungan dan melilitkan handuk itu di tubuhnya karena dia hendak bertanya kepada Baruna.

Adinda berjalan ke arah luar yang melupakan penampilannya yang cukup seksi karena hanya handuk sebatas paha yang menutupi tubuhnya.

“Om bagaimana caranya pakai showernya agar air panas ke luar?” Tanyanya Adinda.

Baruna yang sedang bersantai memainkan ponselnya menolehkan kepalanya ke arah Adinda. Dia tak sanggup mengalihkan tatapannya dari Adinda.

Mulutnya menganga, kedua bola matanya membulat sempurna melihat penampilan istri bocahnya. Leher dan kakinya yang jenjang, putih mulus tanpa cacat sedikitpun.

Dada yang cukup besar dengan ukuran anak remaja membuatnya panas dingin pusing kepala atas bawah.

Adinda mengerutkan keningnya melihat Baruna yang terdiam mematung menatapnya tanpa berkedip sedikitpun.

Adinda berjalan lebih dekat ke arah Baruna karena tidak mendapatkan tanggapan apapun.

“Om! Saya mau mandi! Tapi saya tidak tahu caranya memakai showernya!” Adinda mengeraskan suaranya agar Baruna cepat membantunya.

Baruna terkesiap mendengar suaranya Adinda yang tidak jauh dari telinganya.

“Aah! Apa!?”

“Apa! Apa!? Ish Om dari tadi saya teriak-teriak bahkan suara saya sudah mengalahkan besarnya suara toa masjid?” kesalnya Adinda.

Baruna reflek bangkit dari posisi duduknya karena terlalu terburu-buru bangun sampai-sampai menabrak tubuhnya Adinda.

“Arghh!!” Teriak Adinda yang terjatuh ke atas sofa.

Adinda terjatuh karena posisinya yang sedikit miring dan tidak siap sehingga dia malah terjatuh dan parahnya lagi Baruna menindih tubuhnya Adinda.

Posisi keduanya yang cukup ambigu bertahan cukup lama, karena Adinda dan Baruna sama-sama saling menatap. Keduanya malah seperti terhipnotis oleh pesona orang yang mereka tatap itu.

“Ya Allah dilihat dari jarak dekat begini Om Baruna tampan banget yah, usianya malah seperti baru 28 tahun saja gak dimakan umur masih tetap awet muda,” batinnya Adinda.

Baruna pun tak mau ketinggalan mengagumi keindahan paras ayu nan cantik istri bocilnya.

“Masih bocah tapi wajahnya cantik juga, ukuran da**anya juga pas di tanganku,” Baruna membatin.

“Dosa dan salah gak yah aku mengagumi ketampanan paripurna milik Om Baruna?”

Tangannya Baruna yang memegangi aset terpenting Adinda tidak berpindah malah seperti keenakan dapat jackpot besar tak terduga.

Adinda yang baru tersadar jika Baruna memegang puncak gunung Himalayanya gegas tersadar.

“Ahhh! Tangannya Om lepasin!”

Baruna spontan melepaskan tangannya dan berdiri cepat-cepat dari atas tubuhnya Adinda. Keduanya sama bangun dan berdiri dari posisi ternyaman keduanya.

“Tidak usah teriak-teriak segala! Saya tidak budeg!” kesalnya Baruna.

Adinda mendelik tajam ke arah suaminya, “Kalau saya tidak berteriak kencang pasti Om bakal terus pegang-pegang punyaku!” kesalnya Adinda sambil menutupi dua aset masa depannya itu.

Baruna tidak terima dengan tuduhan Adinda,” siapa juga yang pegang-pegang? Saya tidak pegang-pegang punya kamu yang kecil dan rata itu!” kilahnya Baruna yang tidak mungkin dong jujur dengan apa yang sudah diperbuatnya.

“Apa! Kecil dan rata Om bilang!? Kalau kecil dan rata kenapa tangannya Om malah keenakan pegang!” protesnya Adinda.

“Melihat saja saya gak minat! Apalagi memegangnya yang ukurannya sangat kecil kayak mirip anak TK!” ejek Baruna.

Adinda yang tidak menerima dikatain seperti itu langsung marah dan tanpa berpikir panjang langsung melepaskan handuknya langsung di hadapan Baruna.

“Om! Coba lihat dengan jelas apa size-nya kecil seperti punya anak TK gak!?” tanyanya Adinda dengan suara yang cukup lantang.

Adinda malah menantang pria dewasa yang segudang pengalaman itu. Baruna semakin dibuat hilang akal gara-gara keberanian Adinda gadis remaja yang menjadi istrinya itu.

Jreng-jreng…

"Subhanallah," kata itu lolos begitu saja dari mulutnya.

Baruna mengusap wajahnya dengan gusar melihat pemandangan indah yang terpampang jelas di depan matanya.

Baruna tidak tahu harus berbuat apa padahal apa yang dilihatnya sah-sah saja dan halalan toyyibah.

1
Abz
lanjut
Abz
jangan bilang yg sekampung sama adinda , lupa nama nya 🤭
Fadila Bakri
Alhamdulillah mereka sudah bahagia
Masitha Hamrud💗
bahagia selalu pasutri
Farhana
lanjut kakak
Farhana
oh tentu bakal hati-hati
Masitha Hamrud💗
dasar pelakor gak punya akhlak
Farhana
semoga kapok
Farhana
dilawan memang
Masitha Hamrud💗
siapa suruh bergosip 🤣
Dian Daeng Baji
ngaco deh
Inha Khaerunnisa
feeling selingkuh
Dian Daeng Baji
sabar dek
Inha Khaerunnisa
diap memasukkan apanya 🤔🤫🤣😂
Fitry Resky Nero
siapakah dia???
Fitry Resky Nero
Haha 😂🤭
Dian Daeng Baji
kalau aku sih terima saja
Fitry Resky Nero
Amin ya rabbal alamin
Dian Daeng Baji
Alhamdulillah akhirnya ada yang laku
Fitry Resky Nero
gak tahan yah Om
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!