NovelToon NovelToon
Pesona Di Balik Cadar Istri CEO Arogant

Pesona Di Balik Cadar Istri CEO Arogant

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Sudaryanti

Shanum adalah seorang gadis desa yang di besarkan di keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai seorang OB di sebuah perusahaan terbesar di kota Metropolitan. Karena kecerdasan yang di miliki Shanum ia selalu mendapatkan beasiswa hingga ke Perguruan Tinggi. Namun sayang semua yang ia dapat tidaklah cuma-cuma. Di balik Beasiswa yang di dapat Shanum ternyata ada niat terselubung dari sang Donatur. Yaitu ingin menjodohkan sang Putra dengan Shanum padahal Putranya sudah memiliki Istri. Apakah Shanum bersiap menerima perjodohan itu! Dan Apakah Shanum akan bahagia jika dia di poligami??? Ikuti terus ceritanya.... Selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

usai acara ijab kabul, Shanum pun langsung masuk kamar, karena memang ijab kabulnya di laksanakan di malam hari. Namun sebelum ia masuk kamar, Shanum sempat membantu Bundanya untuk beres-beres sisa makanan yang masih banyak. Makanan tersebut ia bagikan ke tetangga.

Setelah ngobrol dengan orang tua dan keluarganya. Bisma pun berpamitan untuk beristirahat. Bisma yang baru saja masuk ke kamar, bingung melihat tidak ada Shanum di sana.

"kemana tu anak!!! aku pikir dia ada di kamar sudah tidur? soalnya di luar tadi tidak tampak batang hidungnya." monolog Bisma. "tapi bagus deh gak ada dia di sini. Aku jadi bisa leluasa untuk beristirahat, tanpa harus ada drama." ujar Bisma menggumam. Dengan mendorong kursi rodanya, Bisma berjalan mendekati tempat tidur. Bisma yang terbiasa mandiri ia pun sangat cekatan naik turun ranjang tanpa bantuan siapa pun.

"Akhirnya, aku bisa rebahan juga." gumam Bisma.

Baru saja akan terlelap, terdengar suara telpon yang berasa dari ponselnya. Dilihat Nama Stevani yang tertera di layar. Di gesernya tombol hijau untuk menjawab panggilan tersebut. Bisma pun bangkit dari tidurnya dan turun dari atas tempat tidur kemudian duduk di kursi rodanya.

Shanum, yang baru saja selesai membantu ibunya di dapur ia kembali ke kamar. dengan perlahan Shanum membuka pintu kamar, ia yang habis bersih-bersih dari kamar mandi dan sudah menggunakan baju yang seumur hidupnya baru kali ini ia kenakan.

Rambutnya yang lurus hitam dan tebal terurai indah sampai ke pinggang. Wajah cantik juga hidung yang mancung dan sepasang mata indahnya menatap lembut punggung tegap sang suami, yang tadi siang baru mengikrarkan ijab kabul kepadanya. Saat ini tubuh tegap itu sedang duduk di kursi roda dan menghadap ke jendela kamarnya.

Shanum dengan kulit putihnya yang sebening kristal, serta lekuk tubuhnya yang terlihat begitu menggoda. Sangat jelas terlihat. Walau pun tubuhnya tersembunyi di balik kain tipis berwarna hitam menerawang yang sangat kontras dengan warna kulitnya.

Shanum berjalan perlahan mendekati Bisma suaminya. Yang baru saja menikahinya. Pria yang baru hari ini resmi menjadi suaminya yang saat ini sedang memunggunginya ternyata sedang berbincang dengan seseorang di telpon. Dan sepertinya seseorang itu adalah wanita.

"Apakah Mas Bisma sedang menelpon istrinya, " Shanum bermonolog sendiri.

"....... Iya, aku janji. Aku tidak akan menyentuhnya. " ucap Bisma. Terdengar jelas di telinga Shanum.

"Apakah, aku dinikahi memang benar-benar hanya untuk di jadikan perawat seperti kata orang-orang. " ucap Shanum dalam hati ketika mendengar penuturan Bisma pada seorang wanita. Shanum sadar jika dia dinikahi hanya untuk di jadikan istri kedua. Tapi bukankah dia punya kewajiban untuk melayani suaminya baik lahir maupun batin. Tapi jika suami tidak menghendakinya, Shanum bisa apa.

"...... Bagaimana aku mungkin aku bisa jatuh cinta padan wanita itu! Melihatnya saja aku jijik. Tidak mungkinlah aku jatuh cinta dengan wanita yang tidak jelas. Mungkin saja dia buruk rupa? Makanya dia menggunakan penutup wajah. Agar orang lain tidak jijik melihatnya. Saat ini dia sedang berada di dapur. Dan sudah lama, entah sedang apa dia sana. Ujar Bisma tanpa menoleh ke belakang.

Degh...... Mendengar hal itu, Shanum langsung mundur perlahan dan keluar dari kamar. Untung tadi iya menggunakan baju kimono untuk menutupi baju dinas malamnya. Shanum kembali mengenakan kembali cadar yang sempat ia buka.

Hatinya bagai tertusuk sembilu, saat tadi tidak sengaja ia mendengar ucapan suaminya. Yang menyebutnya wanita buruk rupa. Dan jijik jika harus menyentuhnya. Air mata Shanum tak lagi bisa tertahan, air bening itu meluncur dari pelupuk mata indah Shanum.

Wajah cantiknya nampak memerah, matanya yang bulat dengan bulu mata lentik nampak sungguh menawan. Sungguh Bisma tidak tahu wajah Shanum yang sesungguhnya.

Untung suasana malam itu sudah sepi. Tidak ada seorang pun yang tahu akan accident itu. Biarlah Shanum pendam sendiri. Isak tangis Shanum di kamar mandi. Di barengi dengan suara kran air yang sengaja Shanum kucurkan untuk mengimbangi suara tangis Shanum agar tidak terdengar oleh penghuni rumah.

"Salah aku apa Mas, sebegitu bencinya kamu padaku. Aku tau kamu terpaksa menikahi ku, begitu juga dengan ku." Keluh Shanum.

"Mas, sesungguhnya aku ingin mempersembahkan tubuh ini hanya untuk suami ku. Kurang apa lagi aku mas? Tanpa melihat wajahku kamu bilang aku buruk rupa. Seburuk itu kah aku di mata mu mas, sehingga membuat mu enggan menyentuh ku. Baiklah jika itu memang kemauan mu maka aku akan mengikuti prasangka dirimu mas, aku akan menyembunyikan semua ini dari mu mas. Sampai kamu sendiri yang meminta ku, untuk membuka jati diri ku yang sebenarnya." Gumam Shanum seraya menyeka pipinya yang basah.

Setelah lama di kamar mandi akhirnya Shanum memutuskan untuk keluar, tentunya telah memakai kembali pakaian tertutup lengkap dengan penutup wajahnya. Image wanita cantik, seksi dan mempesona itu kini lenyap sudah tertutup oleh pakaian syar'i yang selalu Shanum pakai.

Perlahan Shanum membuka pintu kamar. Di mana ada Bisma sudah berbaring di atas tempat tidur. Shanum berjalan ke sisi lain tempat tidur itu dengan perlahan ia duduk lalu membaringkan tubuhnya. Di tatapnya wajah tampan Bisma dengan lekat. "Seburuk itu kah aku di matamu mas, sehingga kamu enggan menyentuhku? " batin Shanum ketika menatap wajah suaminya yang tertidur lelap di hadapannya.

Malam kian larut, Shanum terus saja menatap wajah pria asing yang kini telah menjadi suaminya. Hingga tepat pukul dua dini hari Shanum baru bisa tertidur.

Perlahan Bisma membuka kedua matanya. Lalu menatap ke arah Shanum yang tertidur lelap. Bisma menarik nafasnya dalam-dalam, saat melihat Shanum tidur masih menggunakan penutup wajahnya.

"Aku, sungguh gak habis pikir. Kenapa bisa Umi menikahkan aku dengan wanita Ninja seperti ini. Sedangkan aku sudah memiliki Stevani yang jauh lebih cantik darinya. " gumam Bisma dalam hati.

Hari menjelang subuh Shanum terbangun, lalu beranjak dari tempat tidur untuk pergi kekamar mandi, kemudian melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Di saat rakaat terakhir Bisma tiba-tiba terbangun dan melihat sisi lain dari tempat tidurnya telah kosong. Dilihatnya Shanum sudah tidak berada di sisinya. Kemudian Bisma bangkit dari tempat tidurnya dan duduk di kursi roda.

Bisma keluar dari kamar, menuju ke kamar mandi. Saat di dapur, Bisma berpapasan dengan sang ibu mertua yang sedang menyiapkan sarapan.

"Lho, nak Bisma. Mau kemana? " tanya Lasmi dengan ramah.

"Saya, mau ke kamar mandi Bu. " jawab Bisma lembut.

"Kenapa gak minta bantu Shanum saja? Apa nak Bisma bisa melakukannya sendiri! " tanya Lasmi kembali. Ia tidak bermaksud untuk meremehkan kekurangan Bisma, tapi Lasmi hanya khawatir karena mungkin kamar mandi mereka berbeda dengan di tempat Bisma. Maklumlah hidup di kampung. Dan untung saja rumah Bu Lasmi memiliki kamar mandi di dalam rumah walaupun hanya ala kadarnya saja.

"Tidak apa-apa Bu, saya sudah terbiasa mandiri. " ucap Bisma tersenyum kecut.

Melihat perubahan raut wajah menantunya Lasmi pun merasa tidak enak.

"Ya sudah kalo gitu. Tapi kalo ada kesulitan kamu bisa panggil ibu ya? Ujar Lasmi lembut.

Bisma hanya mengangguk lalu masuk ke kamar mandi.

"Huuft.... Kalo kayak gini terus aku juga repot.. Besok aku harus kembali ke rumah Umi." Monolog Bisma setelah melihat keadaan rumah Shanum.

Tak butuh waktu lama Bisma pun keluar dari kamar mandi dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Shanum yang hendak keluar dari kamar berpapasan dengan Bisma di pintu.

"Kamu bisa tolong ambilkan baju koko sama sarung di koper yang aku bawa kemarin gak? Aku mau sholat. " perintahkan Bisma dengan nada datar.

Deg... Shanum tertegun. Ternyata di balik sikap arogantnya Bisma masih miliki sikap baik.

Tanpa menjawab, Shanum langsung menuju dimana Bisma meletakkan kopernya. Perlahan ia buka koper tersebut dan mengambil apa yang di butuhkan sang suami. Walaupun hatinya masih sakit atas perlakuan pria itu, namun Shanum tetap akan berbakti.

"Ini, Mas. " Shanum menyerah apa yang di minta Bisma tadi. "Aku mau kebelakang dulu ya Mas, mau bantu ibu di dapur. Kalo kamu butuh sesuatu panggil saja. " Shanum meminta izin pada suaminya.

"Hmmmm, " hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Bisma.

Shanum pun langsung menuju ke dapur untuk membantu sang ibu menyiapkan sarapan untuk mereka semua.

"Assalamu'alaikum, Bun! " sapa Shanum.

"Wa'alaikumsalam... Lho ndok kamu kok masih pake cadar. Bukankah di sini tidak ada orang lain selain keluarga kita. "Tegur Bu Lasmi.

" Iya, Bun. Shanum belum terbiasa adanya orang asing di rumah ini. "Jawab Shanum asal.

"Iya, tapi orang asing itu kan suami kamu. Sudah halal untuk kamu perlihatkan wajah mu ndok. " ucap Lasmi kembali.

"Tapi Shanum belum siap Bun. Dan Shanum juga punya alasan lain yang tidak bisa Shanum ceritakan ke Bunda. " ucap Shanum sambil tersenyum.

"Ya, sudah. Kalo memang kamu belum siap gak papa. Tapi kamu harus ingat sekarang suami kamu juga punya hak untuk melihat wajah mu. Jangan pernah menutupi diri lagi darinya. Dia sudah halal bagi mu. " Bu Lasmi menasehati anak gadisnya.

"Nggeh, Bun. Siap. " ucap Shanum sambil hormat pada sang Ibu.

1
Widiya Pamuji
mudah2 Bisma cepet sadar klu shanum istri idaman apalagi klu shanum dh lepas cadar didepannya ....pasti jantungan...
Ma Em
Semoga Bisma segera bisa mencintai Shanum wanita solehah kalau Bisma tdk mau menerima Shanum Bisma pasti akan menyesal thor cepatlah Bisma segera bisa melihat wajahnya Shanum pasti Bisma klepek klepek sama Shanum
Uthie
Coba mampir 👍♥️
Hana Roichati
mantap shanum, istri sholeha
Hana Roichati
lanjut up nya kak 👍👍
Ma Em
Semoga Shanum bahagia dgn pernikahannya bersama Bisma
Ma Em
Semoga Bisma bisa segera membuka hatinya untuk Shanum dan mencintainya serta menyayanginya biarkan Bisma sadar dan bisa membedakan antara Shanum dan Stevani .
Ma Em
Luar biasa
Hana Roichati
lanjut up nya kak 👍👍
Hana Roichati
lanjut up nya thor 👍👍
Hana Roichati
ceritanya bagus kak 👍👍
Hana Roichati
lanjut upnya kak 👍👍
Hana Roichati
lanjut kak, tetap semangat 💪💪👍👍
Hana Roichati
semangat thor, 💪💪
Umi Falysa: terimakasih kak sudah mampir di novel terbaru ku.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!