NovelToon NovelToon
Ternyata Dia Muridku

Ternyata Dia Muridku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cinta setelah menikah
Popularitas:18.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Masih berstatus perawan di usia yang tak lagi muda ternyata tidak mudah bagi seorang gadis bernama Inayah. Dia lahir di sebuah kota kecil yang memiliki julukan Kota Intan, namun kini lebih dikenal dengan Kota Dodol, Garut.
Tidak semanis dodol, kehidupan yang dijalani Inayah justru kebalikannya. Gadis yang lahir tiga puluh tahun yang lalu itu terpaksa meninggalkan kampung halaman karena tidak tahan dengan gunjingan tetangga bahkan keluarga yang mencap dirinya sebagai perawan tua. Dua adiknya yang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan bahkan sudah memiliki kekasih padahal mereka masih kuliah dan bersekolah, berbeda jauh dengan Inayah yang sampai di usia kepala tiga belum pernah merasakan indahnya jatuh cinta dan dicintai, jangankan untuk menikah, kekasih pun tiada pasca peristiwa pahit yang dialaminya.

Bagaimana perjuangan Inayah di tempat baru? Akankah dia menemukan kedamaian? Dan akankah jodohnya segera datang?

Luangkan waktu untuk membaca kisah Inayah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketegasan Inayah

Tok ...tok ...tok ...

Suara ketukan di pintu ruang BK membuat Inayah dan Ulfah terperanjat. Terutama Inayah, dadanya berdegup kencang. Dia masih tak bisa mengira-ngira apa maksud kedatangan Farhan ke sekolah.

"Assalamu'alaikum. Maaf Bu Inayah, di ruang piket ada tamu yang menunggu Bu Inayah, katanya sangat penting." salah satu guru yang bertugas piket ini datang mencari Inayah.

"Wa'alaikumsalam. Baik Bu Ranti, terima kasih ya. Ayo kita ke sana." Inayah merangkul bahu rekan gurunya itu dan bersama berjalan menuju ruang piket.

"Nay ..." Inayah menghentikan langkah saat mendengar Ulfah memanggilnya.

"Semangattttt!!!" Ulfah mengangkat kedua tangannya dengan antusias dan hanya dibalas Inayah dengan membulatkan dua jarinya, telunjuk dan jempol.

"Inayah ..." Farhan berdiri dari duduknya, dia tersenyum senang menyongsong kedatangan Inayah.

"Bapak mau bertemu saya? silakan duduk." dengan formal dan wajah datar Inayah mempersilakan Farhan untuk duduk kembali. Di ruang piket itu memang disediakan satu set sofa untuk tempat tamu menunggu atau untuk menerima tamu.

Terhalang oleh meja tamu Inayah duduk berhadapan dengan Farhan yang menatap Inayah dengan tatapan sendu.

Mendengar intonasi bicara wanita yang masih dicintainya itu harinya terasa sakit.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Inayah lagi, sejak keduanya berhadapan Farhan tak kunjung bersuara dan hanya menatapnya.

"Nay ...aku ...aku mau minta maaf." lirih Farhan, suaranya seolah tercekat di tenggorokan. Dia memilih menunduk tak kuasa beradu tatap dengan Inayah yang menatapnya tajam.

Tatapan lembut yang selalu menghangatkan hati dari wanita yang dicintainya selama bertahun-tahun itu kini sudah tidak ada lagi.

"Baik, saya maafkan. Ada keperluan lainnya?" Inayah sudah tidak bisa berbasa basi, langsung bicara pada intinya tidak ingin berlama-lama bersama dengan Farhan.

"Nay, kamu harus tahu jika di hatiku masih ada namamu. Aku masih mencintaimu, Nay."

"Itu bukan urusan saya lagi, saya bukan Tuhan, dulu saja saya kita menjalin hubungan saya tidak bisa mengendalikan hati dan perasaan anda untuk tidak tertarik pada wanita lain, begitu pun sekarang. Tapi dengan tegas saya meminta mulai saat ini tolong jangan pernah temui saya lagi dan sebaiknya kita memang tidak pernah bertemu lagi. Pura-puralah tidak melihat saya jika suatu waktu kita berada di tempat yang sama tanpa sengaja, hal itu juga yang akan saya lakukan."

"Saya ingin mengingatkan. Tolong kendalikan hati dan perasaan anda. Hati anda adalah milik anda dan andalah yang bisa mengendalikannya. Sejak saya menerima surat dari anda sejak saat itu pula kita sudah tidak terhubung apapun lagi. Saya sudah memaafkan anda dan mendo'akan yang terbaik untuk kehidupan anda selanjutnya. Mari kita menjadi orang asing, bukan memutus silaturahmi justru untuk menjaga agar tak ada lagi hati yang tersakiti."

"Saya rasa apa yang saya katakan sudah jelas, izin saya harus mengajar."

Setelah berbicara panjang lebar Inayah langsung berdiri hendak meninggalkan ruang piket.

"Nay, tunggu ..."

"Tolong terimalah ini, ini adalah milik kamu yang harusnya aku berikan di hari pernikahan kita." Farhan mengeluarkan kotak berwarna merah dari tas selempangnya, dari ukurannya sepertinya itu adalah seperangkat perhiasan. Mungkin itu adalah perhiasan yang awalnya akan dijadikan mahar oleh Farhan.

"Maaf saya tidak bisa menerimanya. Itu bukan hak saya." Inayah berbalik, tanpa kata dia berlalu meninggalkan laki-laki yang pernah bertahta di hatinya itu.

"Nay, tunggu." melihat Inayah sudah keluar dari ruang piket Farhan yang sempat terpaku di tempatnya segera tersadar dan berusaha mengejar Inayah.

"Lepas?" pelan tapi dengan nada yang menusuk, Inayah menatap tangan Farhan yang memegang lengannya.

"Maaf." Farhan buru-buru melepas pegangan tangannya.

"Aku mohon, Nay. Semua ini sudah disiapkan atas namamu, untuk dirimu. Aku mohon terimalah." Farhan mengiba, wajahnya memelas berharap agar Inayah menerimanya.

"Tidak. Saya tidak akan pernah menerimanya." tegas Inayah.

"Nay, aku mohon. Kamu sudah mengembalikan semua barang-barang yang pernah aku berikan dulu, sungguh aku sakit melihatnya. Tapi aku mengerti jika kamu memang ingin melupakan semua tentang kita. Tapi aku mohon untuk yang satu ini tolong terima. Di sini semuanya sudah terukir namamu, Inayah, nama yang indah, seindah rupa dan pribadimu."

"Bu ..."

Inayah yang akan membalas ucapan Farhan teralihkan saat mendengar seseorang memanggilnya. Dia pun menoleh ke sumber suara, dilihatnya Rayyan tengah berdiri tidak jauh dari tempatnya dan Farhan berdiri.

Rayyan berjalan semakin mendekat, membuat Inayah yang akan membalas ucapan Farhan urung.

"Ada apa, Rayyan?" tanya Inayah mengalihkan fokusnya.

"Aku menunggu Ibu dari tadi, bukankah kita ada jadwal bimbingan hari ini. Aku sudah terlalu lama menunggu." ucap Rayyan membuat Inayah menautkan kedua alisnya, bingung sendiri. Namun tatapan Rayyan seolah memberinya kode jika itu adalah cara agar Inayah bisa segera lepas dari laki-laki yang tidak lain adalah Farhan.

"Oh iya, tentu saja Ibu ingat. Maaf kalau kamu harus menunggu, ayo sekarang kita mulai bimbingannya." Inayah melangkah mengajak Rayyan menuju ke arah ruangannya, mengabaikan Farhan begitu saja, tangan laki-laki itu masih memegang kotak perhiasan. Menatap nanar dua punggung yang semakin menjauh.

"Inayah ..." gumamnya lirih. Tidak ada lagi pilihan untuk Farhan selain pergi dari sana.

"Ibu mau perhiasan?" Inayah dan Rayyan yang berjalan berdampingan menuju ruang BK kompak menghentikan langkah. Tepatnya Rayyan yang ikut berhenti berjalan karena Inayah berhenti.

"Apa maksud kamu?"

"Tadi aku lihat mantan calon suami ibu memegang kotak perhiasan."

"Dari mana kamu tahu dia mantan calon suami saya?" Inayah yang tidak menyangka jika Rayyan mengetahui siap laki-laki yang baru saja menemuinya tidak tahan untuk bertanya.

"Tentu saja aku tahu, semua tentang Ibu aku tahu." Jawab Rayyan membuat Inayah semakin mengernyit.

"Sudahlah lupakan Bu, sekarang ayo kita bimbingan." Rayyan menari lengan Inayah agar melanjutkan langkahnya.

"Eh eh ...siapa yang mau bimbingan, saya bukan pembimbing kamu." Pekin Inayah sembari menarik tangannya yang dipegang Rayyan.

"Kata siapa?"

"Pembimbing kamu Bu Habibah, Rayyan ."

"Nih lihat ..." Rayyan menunjukkan kartu pembimbingan untuk persiapan kuliah dan di sana tertulis nama Inayah, S.Pd sebagai pembimbingnya.

"Eh kok bisa." kaget Inayah, seingatnya dia membimbing hanya tiga puluh orang dan tidak ada nama Rayyan di sana.

"Ya bisa, makanya sekarang ayo, jadwalnya aku bimbingan." Rayyan kembali menarik lengan Inayah dan membawanya ke arah lantai 2 tempat perpustakaan.

"Eh ...kenapa kita ke sini? Ruang BK di sana Rayyan."Inayah masoh berusaha menghentikan Rayyan yang terus menariknya menaiki tangga.

"Kali ini aku ingin bimbingannya di perpustakaan."

"Tapi ...,"

"Stop Bu!" Inayah melipat kedua bibinya, dia yang akan kembali berbicara.

"Ayo kita mulai bimbingan." Rayyan kembali berjalan, kali ini dia berada di depan Inayah yang akhirnya terpaksa mengikutinya.

Disela-sela langkahnya Inayah tersenyum, dia teringat kembali dengan aksi Rayyan yang seolah membawanya terbebas dari Farhan.

"Kalau mau mengucapkan terima kasih, aku minta Ibu yang traktir aku makan malam." sahut Rayyan tanpa diminta. Murid Inayah yang satu itu seolah bisa menerka apa yang sedang Inayah pikirkan.

1
Heri Wibowo
pasti ini akal-akalan Hasan agar Inayah pindah ke lantai 13
Rahmawati
Hasan tertarik ya sama inayah sampai pindah tugas ke lantai 13
nuraeinieni
wah inayah jadi incaran pak hasan,,,,kemana rayyan ya?
Tasmiyati Yati
Hasan sepupunya Rayyan dong, kira kira Rayyan datang gak ya
Yhanie Shalue
duch pak hasan ga main2 deketin Inayah nya,, semakin gencar aj ini,, Rayyan kamu dimana, dg siapa,, bu inayahmu loh diincer om mu😆
nurjen
akan ada perang antara abang dan ponakan ini mah /Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Heri Wibowo
flashback ya Kak
Heri Wibowo
lanjut
nuraeinieni
aduh sudah ada yg minta kenalan nih sama inayah.
nurjen
muter-muter kepanjangan ih tapi di baca juga heheheheh/Smile//Smile//Smile/
Yhanie Shalue
duch Rayyan kamu bakal bersaing sama om kamu sendiri nih😄
Dewi kunti
yuk double up 😘
Dewi kunti
typo kakak jas lengkap ini p SM s jauhan lho🤭🤭🤭
Lailatus Sakinah: siap kakak, nanti direvisi. Makasih sudah diingatkan 💟
total 1 replies
Rahmawati
gk mgkn rayyan kan? rayyan kan blm lulus kuliah, baru jg satu tahun
Nurhartiningsih
siapa ya??masa rayyan.kan baru setahun nggak ktmu.masa Inayah nggak ngenalin?
Khadijah Nafisah
mantap... 😁
Yhanie Shalue
wah Siapakah kira2,, kl Rayyan kyy ga mkn masak iya bu Inayah ga kenal,, duchh kak Laila jgn bikin deg2an ya😄
Maulana ya_Rohman
lama gak up thor🤔🤔🤔🤔...
padahal aku pengen pas baca Inayah ketemu sama siapa ya thor...🤔🤔🤔🤔🤔 aku kok lupa🤦🏻‍♀️
Heri Wibowo
lanjut kakak
nuraeinieni
wah rayyan tuh,,,udah setahun malah ngak saling kenal;
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!