NovelToon NovelToon
A Fractured Family'S Hope

A Fractured Family'S Hope

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Cerai / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Echaalov

Candy Selsha Bailey, seorang gadis cantik yang hidupnya tidak seindah namanya. Dari bayi sampai sekarang ia harus terus memakan obat-obatan agar bisa sembuh, punya tubuh yang sangat lemah, orang tua yang strict parents menjadikan hidupnya tidak bebas, nilai adalah hal yang harus ia pertahankan karena kalau tidak ia akan di marahi oleh ayahnya, masalah selalu datang menghampirinya membuat ia tidak tenang, rasa menyesal yang terus melingkupi relung hatinya membuat ia hidup dengan rasa bersalah, dan semenjak kejadian itu ia tidak pernah mempunyai teman yang benar-benar teman.

"Tuhan, kenapa hidup aku kayak gini? kenapa semua ini harus terjadi kepadaku? aku lelah Tuhan," ucapnya di ruangan yang sepi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echaalov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Setelah pulang sekolah mereka bermain di rumah Candy. Mereka sedang berbaring di kasur queen size milik Candy. Mereka berbaring karena lelah dengan jadwal belajar yang semakin padat karena ujian sebentar lagi.

"Akhirnya badan aku bisa beristirahat," ucap Naysa memejamkan matanya.

"Empuknya jadi nyaman tidur di sini," ujar Tania mencari posisi yang nyaman lalu memejamkan matanya.

"Kalau mau tidur kenapa gak di rumah masing-masing aja? " tanya Candy menatap Naysa dan Tania bergantian.

"Iya juga ya tapi kalau di sini beda," ujar Naysa.

"Beda apanya? "

"Bedanya di sini kita tidur bersama di rumah tidur sendiri," ucap Naysa. Candy menatap kesal Naysa.

"Kalau tidur bersama gini aku suka tahu. Soalnya kapan lagi kita kayak gini bisa jadi ini yang terakhir kan? " ucap Tania menatap langit-langit kamar Candy.

"Terakhir apanya kita akan terus ngelakuin ini, iya kan Nay? " tanya Candy.

Merasa tidak ada jawaban Candy menatap Naysa, namun Naysa terlihat melamun.

"Nay," panggilnya. Masih tidak ada sahutan. Candy pun mengguncang tubuh Naysa.

"Nanay."

"Eh iya kenapa? " Lamunan Naysa buyar ketika ia merasakan tangan Candy yang mengguncang tubuhnya.

"Kenapa kamu melamun? "

"Siapa yang melamun aku cuman bengong aja," ujar Naysa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Aneh banget kamu," Candy menatap Naysa dengan pandangan menyelidik.

"Iya kamu nyembunyiin sesuatu ya? " todong Tania.

"Aku-"

"Anak-anak ayo makan dulu."

Ucapan Naysa terpotong oleh Meila yang datang untuk menyuruh mereka makan. Naysa pun mengurungkan niatnya untuk berbicara tentang ia yang akan tinggal sementara di rumah neneknya.

"Iya Bunda."

"Siap Tante."

"Ayo kita makan," ajak Candy.

Mereka pun turun ke lantai bawah menuju ke meja makan. Mereka berjalan ke sana dengan raut wajah senang, tapi begitu sampai di meja makan senyum mereka luntur di gantikan dengan tatapan takut.

Di depan sana berdiri seorang pria yang mengeluarkan aura seram. Siapa lagi kalau bukan Arya, merasa ada yang menatapnya Arya pun melihat ke arah mereka. Mereka berdiri mematung di tempatnya.

"Kenapa diam di sana? " tanya Arya dengan suara berat yang sangat menakutkan di telinga mereka.

"E-Enggak kok om," jawab Tania memberanikan diri.

"Ayo duduk," ajak Candy. Sebenarnya ia juga sedikit takut dengan ayahnya tapi ia harus bersikap biasa saja agar teman-temannya tidak takut. Ia saja yang anaknya takut apalagi mereka yang orang lain sudah pasti sangat takut.

Dengan badan yang masih gemetar mereka duduk perlahan di kursi yang tersedia. Sebisa mungkin menjauhi kursi yang berada dekat Arya. Terjadi keheningan di antara mereka. Sampai Meila sudah selesai menatap makanan di meja.

Meila menatap semua orang yang berada di meja makan. Suasana di sini terasa sangat canggung. Apalagi tubuh Naysa dan Tania terlihat seperti patung dengan wajah yang tertekan. Meila lalu melihat ke arah suaminya yang memasang wajah datar dengan aura yang seram dan dingin.

"Mas kamu wajah kamu jangan datar kayak gitu. Liat Yaya dan Nanay ketakutan ngelihat kamu," ucap Meila.

Arya menatap kedua teman putrinya."Apa kalian takut sama saya?"

"Iya," ujar Naysa dan Tania cepat. Setelah menyadari ucapannya mereka segera meralatnya.

"Eh enggak om," ucap mereka berbarengan.

Melihat tingkah mereka Candy tertawa, ia sangat terhibur dengan sikap mereka yang menatap takut ayahnya.

"Kalian lucu banget sih, emang sih wajah Ayah aku nyeremin," ucap Candy tanpa sadar. Mereka menatap Candy yang masih tertawa. Apakah ia tidak sadar apa yang barusan ia ucapkan. Mereka menatap Arya yang auranya semakin menyeramkan.

"Jadi menurut kamu Ayah seram? " ujar Arya menatap datar Candy.

"Iya lah masa Ayah gak ta-" Candy berhenti bicara setelah menyadari ucapannya. Ia telah berbicara yang tidak seharusnya, Candy menatap Bunda dan teman-temannya. Namun mereka memalingkan wajahnya karena mereka juga takut kepada Arya.

Aduh kenapa aku ngomong gitu sih

Candy memukul mulutnya yang asal bicara ini. Pandangan nya kini menatap Arya.

"Gak apa? " tanya Arya.

"Gak seram yah benar Ayah itu gak seram kok," ucap Candy cepat.

"Ayah seram," ucap seorang anak kecil. Tapi tidak terlihat dimana asal suara itu berasal.

"Aku di sini," ucap anak kecil itu kesal. Suara itu berasal dari bawah meja mereka pun menunduk dan terlihat di sana berdiri seorang bocah laki-laki dengan bibir yang mengerucut karena kesal.

"Dede kapan kesini? " tanya Meila.

"Daritadi," ucapnya masih merajuk.

Meila mengangkat tubuh kecilnya itu lalu mendudukkannya di kursi.

Kini semua mata tertuju kenapa Kennath. Mereka menatap gemas bocah yang sedang merajuk itu.

"Kita makan aja ya keburu dingin," ucap Meila mengalihkan topik pembicaraan. Candy bersyukur bunda dan adiknya membantu agar ia tidak terus di tanya oleh sang ayah karena masalah yang tadi.

Mereka pun makan dengan khidmat. Tidak ada orang yang berbicara mereka fokus dengan makanannya, Kecuali Kennath. Terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

Meski suasana hening karena mereka takut kepada Arya. Tapi tidak bisa di pungkiri rasa hangat dapat Naysa dan Tania rasakan di sini. Mereka merasa seperti bagian dari keluarga ini.

Meila yang memperlakukan mereka seperti ia memperlakukan anaknya sendiri. Dan juga Arya yang sebenarnya baik cuman tertutup saja oleh sikap datar dan dinginnya. Pernah beberapa kali mereka mendapatkan hadiah atau makanan dari Arya.

Rasa iri emang terkadang hinggap di hati mereka. Tapi rasa itu kalah dengan perlakuan orang tua Candy yang baik kepada mereka.

Mereka memang sempat iri karena hidup Candy lebih baik dari mereka. Tetapi begitu mereka tahu Candy yang harus selalu mendapatkan peringkat dan nilainya yang harus lebih bagus dari yang lain, serta kebebasannya di batasi dengan harus mematuhi semua ucapan Arya dan jalan hidupnya sudah di tentukan, membuat mereka tidak sanggup kalau harus menjadi Candy.

Mungkin bagi orang yang mengenal Candy pasti berpikir kehidupannya enak karena mendapatkan orang tua yang begitu perhatian dan menjaganya. Namun di balik itu ia juga harus mewujudkan semua ekspektasi Ayah dan Bundanya. Hal itu pasti membuat tertekan apalagi Candy juga sering sakit-sakitan dan mempunyai penyakit yang sering kambuh.

Candy juga sangat baik kepada mereka membuat mereka tidak bisa membencinya hanya karena keluarga lebih baik dari mereka.

"Setiap persahabatan pasti akan mempunyai kesamaan. Kesamaan dalam hal aksesoris, pakaian , gaya hidup, perilaku mungkin hal biasa. Tapi pernahkah persahabatan kamu hal kesamaannya terletak dalam hal keluarga. Keluarga kita emang berbeda tetapi ada kesamaan yaitu keluarga yang sering membuat kita sedih, benci dan bahkan tertekan."

1
Farldetenc
Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!