Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu. Dobrak lah pintu hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lusi permata Sari , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.3
Setelah kami selesai merapihkan diri masing-masing, akhirnya kami berjalan bersama menuju bangku yang sudah di pesan oleh Amar.
"Selamat malam mama ku yang cantik" ,sapa Amar kepada mamanya yang ternyata sudah hadir.
" Selamat malam tante,maaf ya kami terlambat" ,sapa ku yang sedikit malu karena telah membuat calon mertua menunggu.
"selamat malam ,iya gak apa apa kok ,tante mengerti kok ", jawab mamanya Amar .
Aku yang merasa tersindir dan malu dengan kata-kata mamanya.
"maksudnya apa coba "mengerti", emang mamanya tau kita abis ngapain " , ucapan ku dalam hati sambil melirik mata Amar dan Dy hanya senyam senyum gak jelas, seperti tau apa yang aku ucapkan dalam hati.
"Oh iya perkenalkan nama tante,"Hanum", atau kamu bisa langsung panggil mama saja langsung ",kata mamanya sambil senyum manis kepada ku.
"Oh iya tante, nama ku Lilia" jawab ku yang grogi Karena bingung harus memanggil tante atau mama.
"oh iya tante sudah tahu kok namamu Lilia, Amar sering bercerita tentang kamu ", saut mamanya,membuat ku semakin salah tingkah,aku hanya membalas dengan senyuman dan anggukan tanda menghormati.
"Waaahh,, ternyata bener ya kata Amar,kamu itu cantik sekali, bahkan setelah melihat mu langsung,kamu bahkan lebih cantik dari dugaan Tante" , tambahnya memuji ku.
"oh enggak kok tante,aku biasa aja" , jawab ku sambil melirik ke arah Amar yang sedari tadi malah asyik melihat ku salah tingkah.
"Kenapa sayang,kamu mau tambah pesanan? ", tanya Amar membuat pipiku semakin merah karena berani beraninya dy memanggil ku sayang di depan mamanya.
" iihhh apaan sih Amar ", jawab ku sambil menginjak kakinya di bawah meja sana.
"au , sakit sayang", suara Amar yang kesakitan karena kakinya ku injak, membuat aku semakin ingin menghilang saat itu juga.
"gak apa apa kok Lilia, Amar memang sangat penuh kasih sayang,kamu gak usah sungkan, nanti juga tante akan terbiasa kan ", saut mamanya memecah ketegangan.
"Oh iya, papa mana mah,kok belum dateng ?", tanya Amar kepada mamanya.
"oh papa mu ada urusan sebentar dengan kakak mu ", jawab mamanya,
"ohh ternyata Amar punya kakak ", Kataku dalam hati yang baru mengetahui walaupun sudah 2 tahun berpacaran.
"emang ada urusan apa mah ,kok sama kak Riza", kata Amar kembali bertanya.
"yaaaa ,kakak mu kan lagi belajar bisnis,biar bisa seperti papamu ", jawab mamanya .
"ohh kakak nya Amar lelaki,aku kira prempuan " ,kataku dalam hati lagi .
"Sebentar lagi juga sampe papamu , sekalian kakak mu juga bakal ikut kesini " ucap mamanya.
"gak apa apa kan Lilia kalau kakaknya Amar ikut makan malam bersama kita?" tiba-tiba mamanya malah bertanya kepada ku .
"oh gak apa apa kok tante,malah harus nya aku yang gak enak soalnya kayanya aku yang mengganggu makan malam keluarga ", jawab ku .
"shuuuttt , kamu ngomong apa sih sayang,kamu juga kan akan jadi bagian dari keluarga kita " ,kata Amar yang menurutku semakin berlebihan di depan mamanya, karena selalu memanggil ku dengan sebutan sayang.
"iya Lilia,kamu gak perlu sungkan ya ,tante sudah menganggap kamu sebagai keluarga, setiap Amar menceritakan tentang kamu, apalagi tante gak punya anak prempuan, setelah bertemu dengan kamu sekarang, rasanya tante ingin segera kalian menikah", ucap mamanya membuat ku semakin sulit berkata kata.
"naaahhh kannn, ternyata perasaan aku sama mama sama kan ", sahut Amar yang kegirangan.
"apa sih Amar ", jawab ku yang semakin bingung harus memulai percakapan apa .
"Selamat malam semuanya" tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang ku.
"ehh pah selamat malam" , jawab Amar dengan memanggil papa.ketika aku akan bersalaman dengan papa nya ,aku sangat kaget dan terkejut seperti melihat hantu.
"Halo Lilia,ini kan yang namanya Lilia" ,sapa papa nya yang ternyata sudah mengenal namaku juga.
Aku yang masih syok karena melihat wajah papanya Amar tiba tiba di kaget kan oleh Amar.
"kamu kenapa sayang? " , tanya Amar yang kebingungan,aku yang terkejut karena di kaget kan, langsung memberikan salam balik kepada papanya.
"halo om selamat malam ",kataku menyapa balik ,Tidak lama kakak nya pun datang dan memberikan salam kenal juga.
"hei saya Riza kakak nya Amar" .
Aku pun langsung menjawab salamnya "aku Lilia" .
Suasana pun menjadi lebih hangat ketika kami mulai menyantap makanan, tapi perasaan ku tidak enak,aku seperti pernah melihat wajah papanya Amar , tapi di mana..
"Berarti tinggal Riza nih yang belum mengenalkan pujaan hatinya kepada kita ya pa ", kata mamanya di saat semua sudah selesai makan,
"apa sih maa,aku belum punya pacar", jawab Riza sambil menatap mataku.
Dalam hati ku berkata "apa maksudnya Dy menatap ku seperti itu", dan aku merasa dari tadi memang Riza ini selalu memandangi ku, membuat aku menjadi semakin sungkan.
"gimana sayang,apa kamu mau cobain menu yang lain ?",tanya Amar membuat ku semakin malu ,karena sekarang bukan hanya ada mamanya, tapi juga ada papanya dan juga kakanya,
"Amar, udah dong jangan manggil aku sayang dulu di sini", kataku setengah berbisik.
"tau nih si Amar sengaja banget,lo pengen bikin gw iri kan ?",tiba-tiba Riza yang menjawab,.
"yaudah makanya lo buruan cari cewek,biar gak ngiri sama gw " ,kata Amar menimpali,
"yaudah kalo gitu lo cariin dong cewek yang kayak cewek lo ini ", ucap kakak nya sambil meledek Amar.
"yaaa ga ada lah, Lilia ini cuma ada satu dan itu cuma punya gw", jawab Amar yang serius menimpali kakak nya.
"kalian berdua ini gak dimana mana selalu ada aja yang di ribut kan" ,kata mamanya yang sudah tahu watak anak anaknya.
Aku yang sedari tadi memikirkan dimana pernah melihat wajah papanya dan dari tadi papanya belum sempat memperkenalkan diri,aku jadi semakin penasaran siapa nama papanya Amar dan memang nya aku pernah melihatnya dimana.
Makan malam pun telah selesai,kami berbincang-bincang hal hal yang menurutku tidak begitu penting, setelah aku melihat jam ternyata sudah jam setengah 11, saking asyiknya aku sampai lupa waktu, mengingat peraturan di kos kosan, bahwa lewat dari jam 11 sudah tidak boleh masuk.
"Amar , sudah jam setengah 11" , kataku sedikit panik.
"Astaga aku gak sadar sayang" , jawab Amar merasa bersalah,dy juga sudah tahu peraturan di kos kosan ku.
"Memang nya ada apa Lilia?",tanya Tante Hanum.
"ini mah klo sampe jam 11 belum sampai di kos kosan, Lilia tidak akan boleh masuk oleh pemilik kos kosan ", jawab Amar mewakili ku, "yaudah ajak nginep aja di rumah kita Mar" , sahut papanya.
"waaahhh ide bagus tuh pah " kata Amar kegirangan.
"Eeehhh tapi jangan seneng dulu loh,kalo Lilia nginep malem ini, berarti Lilia tidur di kamar tamu dan gw bakal tidur sama lo ", ucap kakanya.
"Lah kenapa lo jadi tidur sama gw ?" , tanya Amar kebingungan.
"Yaaa w mau jagain lu lah, nanti lu menyelinap lagi ke kamar tamu pas orang² udah pada tidur ", jawab kakak nya dengan senyuman sinis.
"Udah gak apa-apa kok ,aku bisa cari tempat penginapan ", kata ku melerai adik kakak yang sedang berdebat.
"gak apa-apa kok Lilia,kamu nginep aja ya di rumah kami,kebetulan Amar juga sudah lama tidak pulang ke rumah " ,ucap mamanya meyakinkan ku.
"tapi tante.." , jawab ku sedikit ragu.
"yaudah Lilia gak usah ragu, ikut pulang aja bersama kita",sahut Riza.
"apa sih lo, sok akrab banget sama cewek gw ", tambah Amar.
"ya gak apa-apa kan, cewek lo kan calon ade ipar gw,bukan begitu Lilia ?",kata Riza tiba tiba bertanya kepada ku .
"heeemmm ,iya gak apa-apa kok kak", jawab ku sedikit gugup.
"tuh lu denger sendiri, Lilia aja gak keberatan ", tambah Riza.
"yaudah, lebih baik sekarang kita pulang, sudah malam juga kan ",ajak papa nya sambil berdiri segera meninggalkan meja restoran.
"yuk sayang ",ajak mamanya kepada ku ,aku sampai takjub karena mereka menerima ku dengan penuh kehangatan.
"Jadi Lilia mau ikut mobil siapa nih ?",tanya Riza sedikit memancing.
"yaa jelas mobil gw lah ", jawab Amar sedikit kesal .
"ya gak boleh lah , yang ada lo bukannya pulang ke rumah,malah nginep di hotel", sahut Riza yang lagi² memancing Amar.
"udah dong kalian jangan berkelahi terus,gak malu emang sama Lilia",ucap mamanya mencoba melerai.
"tau nih Amar, katanya mau segera menikah,kok sikapnya masih kayak anak²", sambung Riza yang tak mau mengalah.
"Riza ", ucap papanya mencoba melerai .
"ya begitulah anak manja selalu di bela ", lagi² Riza tak mau kalah.
"udah dong Za ", sahut mamanya sambil mengusap tangan nya Riza.
"Yaudah biar adil, mobil Amar biar di bawa sama mang Andi,kebetulan tadi kan mama di antar mang Andi, karena papa telat datang" ,ucap mamanya mencoba mencairkan suasana,
"terus mobil yang tadi mang Andi bawa gimana mah ?",tanya Amar.
"yaudah mobil tinggal aja di sini, jangan kaya orang susah deh" ,saut Riza lagi-lagi memancing Amar .
sementara papanya sibuk dengan ponselnya sendiri, mungkin karena banyak kerjaan yang belum di selesaikan.
Setelah mang Andi berbicara dengan satpam restoran, akhirnya mobil yang tadi membawa mamanya ke sini terpaksa harus di tinggal di restoran dan kemungkinan besok baru di ambil kembali sama mang Andi .
"Jadi nya siapa yang nyetir mobil mah ",tanya Riza seperti memberi kode kepada Amar,agar Amar yang membawa mobil.
"Yaudah gw gak apa-apa kok,asal Lilia tetep ada di samping gw", jawab Amar sambil mengambil tangan ku.
"iya kan sayang? ", tanya Amar kepada ku.
"Mah kayanya papa harus mengecek proyek yang di nirwana" , tiba-tiba papanya meminta izin untuk terpisah dari kami.
"terus papa sama siapa ?", tanya mamanya, "yaudah papa bawa mobil mang Andi aja,biar sekalian nanti langsung papa bawa pulang " , sahut papa.
"Oh yaudah pah",jawab Tante Hanum mengiyakan ucapan suaminya.
"kamu gak mau ikut Za? ",tanya mamanya kepada Riza.
"enggak mah aku capek ", jawab Riza dengan nada sedikit lesu.
"yaudah papa bisa sendiri kok mah, yaudah papa duluan ya semuanya ", ucap papa sambil berpamitan..