Kejadian tidak di inginkan terjadi, membuat Gus Ikram terpaksa harus menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak di kenal olehnya. "Kita menikah, jadi istri rahasia saya " Deg ... Ramiah sungguh terkejut mendengar perkataan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8
Beberapa menit setelahnya, Gus Ikram membawa Ramiah menuju pusat perbelanjaan yang ada di kota itu.
Dirinya dan Ramiah sama-sama mengenakan masker. Dan penampilan Gus Ikram juga tidak seperti biasanya, pria tampan itu mengenakan celana hitam dan juga kaos serta jaket kain miliknya. Gus Ikram mengganti pakaiannya juga tadi saat sebelum berangkat. Tujuannya menghindari kalau saja bertemu dengan seseorang... Gus Ikram membawa pakaian ganti di dalam mobilnya tanpa sepengetahuan sang istri.
"Kita beli ponsel dulu" ucap Gus Ikram. Tangannya meraih tangan Ramiah lalu hendak menggenggamnya, namun Ramiah langsung menepis pelan tangan Gus Ikram. Tidak mungkin ia mau bersentuhan dengan pria itu.
Rasa nya masih terasa aneh saat Ramiah tidak menolaknya, saat berpelukan tadi saja, Ramiah ingin sekali mendorong tubuh itu, namun sesuatu di dalam dirinya sana lah yang merasakan nyaman, hingga membuat apa yang akan di lakukan oleh Ramiah urung. Tapi saat ini, Ramiah tidak akan mau lagi.
"Maaf. Tapi saya tidak mau kalau kamu nanti hilang." Ucap Gus Ikram yang tau apa yang di pikirkan oleh Ramiah.
"Saya bisa jalan sendiri. Dan saya pastikan saya tidak akan hilang." Sahut Ramiah datar.
Gus Ikram menghela nafasnya kasar. Memilih mengangguk saja, walaupun hatinya kecewa atas penolakan Ramiah. Entah kenapa ia sangat ingin berdekatan dengan Ramiah dan menggenggam tangan mungil milik gadis itu.
Tapi mau bagaimana lagi, Ramiah benar, gadis itu mana mungkin hilang, dia sudah besar, bukan anak kecil lagi. Gus Ikram juga berjalan di belakang nya jadi mustahil sekali kalau Ramiah akan hilang.
"Selamat pagi mas, mau beli ponsel yang mana?" Tanya seorang pelayan yang ada di sana dengan ramah. Saat keduanya masuk ke dalam toko yang menjual ponsel.
Ini masih jam sepuluh, jadi masih belum terlalu ramai di area itu.
"Saya mau beli ponsel yang keluaran terbaru." Ucap Gus Ikram tanpa menatap ke arah pelayan itu, matanya lalu menelisik beberapa ponsel yang terpajang di sana.
Si pelayan tersenyum, mengangguk, lalu memperkenalkan merek dan model ponsel keluaran terbaru yang ada di tokonya.
Hingga beberapa menit, Gus Ikram membeli salah satu merek ponsel keluaran terbaru yang cukup bagus untuk Ramiah.
Dan Ramiah tidak banyak protes, ia memang membutuhkan benda tersebut untuk menghilangkan rasa suntuknya.
"Sekarang kita beli baju, beli semuanya yang kamu perlukan."
Ramiah mengangguk singkat saja, lalu berjalan mengikuti Gus Ikram.
Dan tidak terasa, hingga pukul dua belas siang, keduanya baru saja selesai berbelanja. Gus Ikram membawa Ramiah untuk makan di salah satu restauran yang ada di mall itu.
"Kamu mau pesan apa?"
Ramiah tampak melihat-lihat menu yang ada di dalam buku menu yang di sodorkan olehnya, lalu memilih beberapa makanan yang ada di sana, serta minumannya.
"Mas nya mau pesan apa?" Tanya pelayan restauran itu.
"Samain saja mbak, minumnya juga."
Pelayan tersenyum lalu permisi akan menyiapkan pesanan keduanya.
Kini tinggallah Gus Ikram dan juga Ramiah.
"Buka saja maskernya, tidak mungkin kan kita makan pakai masker seperti ini." Gue Ikram membuka maskernya, lalu meletakkannya di atas meja.
Ramiah menatap sekelilingnya. Keadaan restauran ini tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pengunjung saja. Ia menimbang apakah Ramiah harus membuka maskernya, tapi jujur saja ia takut. Takut kalau sampai ada yang mengenal Gus Ikram, lalu mengadukannya pada sang istri pria itu.
"Kamu tidak usah takut, tidak ada yang saya kenal di sekitar sini."
"Tapi, nanti kalau ada yang masuk tiba-tiba, terus kenal sama anda bagaimana?"
Tangan Gus Ikram menunjuk ke arah pintu, ini posisinya ia memang menghadap ke arah pintu, sedangkan Ramiah duduk di depannya dan menghadap ke arahnya.
"Kalau ada yang masuk. Dan saya mengenalnya, saya akan mengatakannya sama kamu. Dan kamu bisa pakai maskernya kembali."
Walaupun ragu, tapi Ramiah menurut, tangan lentiknya itu membuka masker yang menutupi separuh wajahnya yang cantik. Ramiah meletakkannya di atas meja. Kepalanya menunduk saat beberapa pengunjung restauran itu menatap ke arahnya. Dan hal itu membuat Ramiah risih.
Gus Ikram yang memperhatikan Ramiah, dan ia langsung menoleh ke sekelilingnya. Matanya menatap datar para pengunjung tempat makan itu yang berjenis kelamin laki-laki yang menatap ke arah istrinya.
Dan beberapa pengunjung itu langsung mengalihkan tatapan nya saat di tatap seperti itu oleh Gus Ikram.
Gus Ikram menghela nafasnya kasar, mengusap wajah nya dengan kasar, ia sadar, jika istrinya itu terlalu cantik. Apa lagi saat ini Ramiah sama sekali tidak mengenakan hijab. Ramiah bahkan mengerai rambut panjang nan indahnya itu.
Wajah Ramiah mampu memikat seseorang, dan entah kenapa Gus Ikram tidak suka dengan hal itu... Apa lagi saat ada yang menatap Ramiah dengan tatapan memuja.
Beberapa menit setelahnya.
"Silahkan di nikmati mbak, mas" ucap pelayan saat setelah menghidangkan makanan tersebut.
Gus Ikram mengangguk singkat saja, wajahnya sudah bertekuk masam. Rasanya Gus Ikram ingin sekali menyeret istrinya itu untuk segera pulang, namun tak mungkin di lakukan olehnya karena ia tidak ingin membuat Ramiah risih dengan sikapnya yang tiba-tiba aneh seperti ini.
Ramiah sama sekali tidak melirik suaminya, Ramiah malah sibuk menatap binar makanan yang ada di depannya saat sekarang ini.
Makanan kesukaannya, makanan yang sudah beberapa tahun tak pernah di icipi oleh lidahnya. Dan Ramiah bersyukur bisa makan-makanan ini lagi.
"Setelah ini kamu mau kemana lagi? Mungkin ada sesuatu yang kamu ingin beli lagi?" Tanya Gus Ikram.
Ramiah tampak berpikir, lalu setelahnya menggeleng kan kepalanya. "Kayaknya udah. Saya sudah beli semuanya deh. Saya mau balik saja ke apartemen."
Dan yakinlah, perkataan dari Ramiah membuat Gus Ikram langsung tersenyum lebar. Ada setitik api yang memercik di hatinya sana langsung padam... Gus Ikram senang, itu artinya Ramiah tidak akan di pandang oleh pria lain lagi.
Gus Ikram bahkan makan-makanan yang ada di depannya itu dengan penuh semangat...Ia ingin segera menghabiskan makanan itu dan segera pulang. Cukup sudah Ramiah keluar dengan penampilan seperti saat sekarang ini, karena Gus Ikram tadi membelikan banyak hijab untuk Ramiah. Walaupun Ramiah sempat protes karena ia tidak mengenakan hijab, namun Gus Ikram merayunya, hingga Ramiah mau mengenakan hijab ketika di luar apartemen. Sungguh Gus Ikram tidak rela melihat tatapan mata para pria yang menatapi istrinya.
Dan tanpa mereka sadari seseorang sedari tadi mengikuti mereka. Lebih tepatnya Gus Ikram.. Dan orang itu menatap lekat wajah Gus Ikram.
"Iya! Itukan Gus Ikram. Suaminya Via!!" ucap orang itu sambil membulatkan kedua bola matanya.
bagus karya mu...
mulutnya benar²,
tidak malu dengan gelar ning nya