NovelToon NovelToon
Takdir Diantara Cahaya Dan Kegelapan

Takdir Diantara Cahaya Dan Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Diam-Diam Cinta / Iblis / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kutukan
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Di dunia yang dikuasai oleh kultivasi dan roh pelindung, seorang putri lahir dengan kutukan mematikan—sentuhannya membawa kehancuran. Dibuang oleh keluarganya dan dikhianati tunangannya yang memilih saudara perempuannya, ia hidup dalam keterasingan, tanpa harapan.

Hingga suatu hari, ia bertemu dengan pria misterius yang tidak terpengaruh oleh kutukannya. Dengan bantuannya, ia mulai membangkitkan kekuatan sejatinya, menyempurnakan kultivasi yang selama ini terhalang, dan membangkitkan roh pelindungnya, **Serigala Bulan Biru**.

Namun, dunia tidak akan membiarkannya bangkit begitu saja. Penghinaan, kecemburuan, dan konspirasi semakin menjeratnya. Tunangan yang dulu membuangnya mulai menyesali keputusannya, sementara sekte-sekte kuat melihatnya sebagai ancaman.

Di tengah pengkhianatan dan perang antar kekuatan besar, hanya satu hal yang pasti: **Pria itu akan selalu berada di sisinya, bahkan jika ia harus menghancurkan dunia hanya untuknya**.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 : Gadis dengan Mata Kosong

Pagi itu, sinar matahari jatuh dengan lembut di atas desa. Angin berembus pelan, menggoyangkan ranting-ranting pohon yang mulai menguning. Xiaolin sedang membantu warga menumbuk padi di lumbung, bekerja dalam diam seperti biasanya.

Di sudut lumbung, seorang gadis kecil berusia sekitar dua belas tahun mengintip dari balik tiang kayu. Matanya berbinar penuh rasa ingin tahu, sesekali ia menggigit bibirnya, ragu apakah harus mendekat atau tidak.

Namun, rasa penasaran akhirnya mengalahkan keraguannya.

Dengan langkah ringan, gadis itu berjalan mendekat, berdiri di samping Xiaolin yang sedang bekerja. Xiaolin menyadari kehadirannya, tapi dia tetap fokus pada pekerjaannya, berharap gadis itu akan pergi begitu saja.

Namun, gadis itu justru duduk di atas tumpukan karung beras dan menatap Xiaolin dengan ekspresi penuh minat.

"Jie-jie dari mana?" tanya gadis itu tiba-tiba, suaranya ceria dan jernih.

Xiaolin terdiam sejenak sebelum menjawab dengan suara datar. "Dari jauh."

"Sejauh apa?"

Xiaolin tidak menjawab, hanya terus menumbuk padi dalam ritme yang teratur.

Gadis itu, bukannya menyerah, justru tertawa kecil. "Jie-jie misterius sekali!" ujarnya sambil mengayunkan kakinya yang menggantung di atas tumpukan karung. "Namaku Xin Yu! Aku putri kepala desa!"

Xiaolin meliriknya sekilas. Gadis itu terlihat lugu dan polos, kontras dengan kehidupannya yang penuh penderitaan.

"Jie-jie namanya siapa?" tanya Xin Yu lagi, matanya berbinar penuh harapan.

Xiaolin menghela napas pelan sebelum menjawab. "Xiaolin."

"Xiaolin... Namanya bagus!" Xin Yu tersenyum lebar. "Jie-jie mau jadi temanku?"

Xiaolin menghentikan pekerjaannya sesaat. Kata ‘teman’ terasa asing baginya. Sudah lama sekali sejak seseorang mengajaknya berteman tanpa rasa takut atau curiga.

Namun, Xiaolin tahu dia tidak bisa mengizinkan dirinya terikat dengan siapa pun.

Maka, dia hanya berkata lirih, "Aku tidak butuh teman."

Ekspresi Xin Yu berubah sedikit kecewa, tetapi tidak putus asa. "Tidak apa-apa! Aku tetap akan sering bicara dengan Jie-jie!" katanya ceria. "Jie-jie pasti kesepian, kan?"

Xiaolin tidak menjawab, tapi matanya sedikit meredup.

Xin Yu, seakan tidak menyadari beratnya kata-kata itu bagi Xiaolin, kembali tersenyum. "Kalau Jie-jie butuh sesuatu, bilang saja padaku! Aku suka membantu!"

Tanpa menunggu jawaban, gadis kecil itu berlari pergi, meninggalkan Xiaolin yang masih berdiri diam.

Xiaolin menatap punggung kecil itu, hatinya diliputi perasaan aneh yang sulit dijelaskan.

Sejak kapan terakhir kali seseorang berbicara dengannya tanpa rasa takut?

Dan sejak kapan terakhir kali ada yang ingin menjadi temannya?

Xiaolin menggeleng pelan dan kembali menumbuk padi. Dia tidak bisa membiarkan dirinya lengah. Dia tidak boleh terikat dengan siapa pun.

Namun, entah mengapa, dia tahu Xin Yu akan kembali lagi besok.

____________________________________________________________

Malam itu, udara desa terasa lebih dingin dari biasanya. Xiaolin duduk di beranda kuil, memperhatikan cahaya lentera yang berpendar di kejauhan. Suara jangkrik dan gemerisik daun menjadi satu-satunya latar belakang keheningan yang mendalam.

Namun, samar-samar, ia mendengar suara bisikan dari beberapa warga yang berkumpul tak jauh dari sana.

"Ini sudah yang sekian kalinya..."

"Pengantin yang baru menikah... menghilang tanpa jejak..."

"Sama seperti yang sebelumnya. Pagi hari mereka baik-baik saja, tapi keesokan harinya, hanya kamar yang kosong yang tersisa."

Xiaolin menajamkan pendengarannya. Dia tidak bermaksud ikut campur, tetapi ada sesuatu dalam nada suara mereka yang membuatnya merasa ada kejanggalan.

"Kalian pikir ini perbuatan manusia atau..." salah satu pria berbisik ragu.

"Jangan bicara sembarangan!" seorang wanita buru-buru menegur. "Jangan sampai kita dikutuk juga!"

Kutukan? Xiaolin mengepalkan tangannya. Ia tidak percaya dengan mitos-mitos desa, tetapi jika ada pola dalam hilangnya para pengantin ini, maka ada sesuatu yang tidak beres.

Dia menutup matanya sejenak, mencoba mengabaikannya. Itu bukan urusannya.

Namun, jauh di dalam hatinya, dia tahu...

1
Sie
Terima kasih kak othor, semangat ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!