NovelToon NovelToon
Transmigrasi Gadis Pengacara

Transmigrasi Gadis Pengacara

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Beda Dunia / Iblis / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Nara Stephana, pengacara cemerlang yang muak pada dunia nyata. Perjodohan yang memenjarakan kebebasannya hanya menambah luka di hatinya. Dia melarikan diri pada sebuah rumah tua—dan takdirnya berubah saat ia menemukan lemari antik yang menyimpan gaun bak milik seorang ratu.

Saat gaun itu membalut tubuhnya, dunia seakan berhenti bernafas, menyeretnya ke kerajaan bayangan yang berdiri di atas pijakan rahasia dan intrik. Sebagai penasihat, Nara tak gentar melawan hukum-hukum kuno yang bagaikan rantai berkarat mengekang rakyatnya. Namun, di tengah pertempuran logika, ia terseret dalam pusaran persaingan dua pangeran. Salah satu dari mereka, dengan identitas yang tersembunyi di balik topeng, menyalakan bara di hatinya yang dingin.

Di antara bayangan yang membisikkan keabadian dan cahaya yang menawarkan kebebasan, Nara harus memilih. Apakah ia akan kembali ke dunia nyata yang mengiris jiwanya, atau berjuang untuk cinta dan takhta yang menjadikannya utuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Purnama

Sosok Raja Veghour terlihat mengintimidasi dengan tubuh menjulang, sorot mata yang tajam, dan jubah hitam berhiaskan emas yang berkilauan saat terkena cahaya lilin. Para pejabat kerajaan dan ksatria berdiri berjajar di sepanjang ruangan, telah menciptakan suasana semakin mencekam. Namun, Nara tidak menunjukkan rasa gentar. Ia mengangkat dagunya, matanya menatap lurus ke arah sang Raja.

Raja Veghour berbicara dengan suara dalam yang bergema di seluruh aula.

"Pendatang, apakah kau tahu kenapa kau di sini?"

Nara membalas tatapannya dengan tenang.

"Yang Mulia, sejujurnya tidak. Tapi jika saya dituduh tanpa dasar yang jelas, bukankah itu melanggar prinsip keadilan, bahkan di dunia ini?"

Raja Bayangan menyunggingkan senyum tipis, penuh kewaspadaan sekaligus rasa tertarik.

"Berani sekali kau berbicara tentang keadilan di tanahku. Bukti telah menunjukkan bahwa kau adalah pendatang dari dunia fana. Kehadiranmu mengganggu kestabilan dimensi. Portal antar dunia mulai retak sejak kau datang."

Semuanya kaget, termasuk Pangeran Raze yang duduk tak jauh dari eksistensi Nara. Dia pikir, Nara benar-benar diadili karena masalah yang dia buat-buat, tapi ternyata karena persoalan lain yang lebih mengejutkan. Ayahnya tahu sesuatu yang lebih penting dan nyata ketimbang fitnah murahan Junto.

Nara terdiam sejenak, membiarkan pikirannya mencerna tuduhan itu. Nara juga termasuk orang yang kaget dengan tuduhan sang Raja. Tuduhan itu tepat sekali. Darimana beliau bisa tahu, Nara bukanlah bagian dari mereka?

"Tidak usah bingung seperti itu, Pendatang. Itu sangat mudah ditemukan. Bukankah dengan tanda pengenal, kita bisa tahu, mereka bagian dari kita atau bukan? Begitulah gambaran kecil yang aku lakukan. Kau terendus tidak memiliki tanda rakyat bayangan. Apakah kau akan menyangkal?" Lagi-lagi kalimat Raja memukul telak ketidaktahuan Raze, yang seharusnya sebagai seorang Pangeran, dia bisa mikir ke arah sana juga.

Nara menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab.

"Yang Mulia, saya tidak menyangkal bahwa saya adalah pendatang dari dunia fana yang telah disebutkan Yang Mulia. Mungkin saja itu menjadi salah satu faktor dalam keretakan yang dimaksud. Tapi apakah Anda sudah memeriksa faktor lain yang menyebabkan ketidakstabilan dimensi? Misalnya, penggunaan sihir besar-besaran untuk ekspansi wilayah kerajaan Anda mungkin?"

Aula langsung hening. Para pejabat kerajaan saling bertukar pandang, tak percaya Nara berani mengatakan hal itu. Raja Bayangan menyipitkan matanya dengan tajam, tetapi ia tetap duduk diam, mendengarkan dengan penuh perhatian.

"Kau menuduh bahwa ekspansiku adalah penyebabnya?"

Nara menatapnya dengan tenang, tak menunjukkan rasa takut.

"Saya tidak menuduh. Saya hanya meminta analisis yang lebih objektif. Menurut hukum dunia ini, Pasal satu ayat dua, ‘Setiap penyelidikan harus mempertimbangkan semua kemungkinan tanpa bias.’ Saya yakin Yang Mulia memahami pentingnya hal itu."

Raja terdiam. Suasana menjadi tegang, sementara para pejabat mulai berbisik-bisik. Di tengah ketegangan itu, Nara melanjutkan dengan suara penuh keyakinan.

"Dan jika boleh menambahkan, jika benar keretakan dimensi terjadi karena saya, maka saya siap bertanggung jawab. Tapi saya memohon kesempatan untuk memverifikasi fakta bersama tim ahli dunia ini. Jika saya salah, Anda bebas menghukum saya. Tapi jika saya benar, maka ada sesuatu yang jauh lebih besar sedang terjadi."

"Pendatang, bukankah dengan perubahan satu malam, dimana rakyat merayakan panen melimpah sehari sebelumnya, lalu sekarang terjadi krisis pangan, sudah menjadi bukti kalau kau yang menciptakan ketidakstabilan. Ini terjadi bertepatan dengan kau datang."

"Yang Mulia, maaf jika saya terlalu lancang. Tapi menurut saya itu tidak bisa dijadikan bukti. Itu lebih masuk ke praduga yang masih menuntut bukti nyata. Ijinkan saya mencari bukti atas permasalahan yang Anda maksud, Yang Mulia. Tentang keretakan portal, dan juga krisis pangan dalam satu malam tersebut."

Raja Veghour menatap Nara dengan ekspresi sulit ditebak. Untuk pertama kalinya, ia terlihat ragu, seperti sedang menimbang sesuatu yang tak terlihat. Akhirnya, ia berbicara dengan nada yang lebih tenang.

"Keberanianmu luar biasa, Pendatang. Tapi apa jaminannya kau tidak akan melarikan diri?"

Nara membalas tatapan itu tanpa gentar.

"Jaminannya adalah integritas saya sebagai pengacara. Dunia asal saya mengajarkan bahwa hukum ada untuk melindungi kebenaran, bukan untuk memuaskan kekuasaan."

Raja tersenyum tipis, lalu tertawa kecil. Tawanya bergema di seluruh aula, menciptakan getaran yang membuat para pejabat terdiam.

"Kau memang menarik, Pendatang. Baiklah, aku beri kau waktu tiga purnama untuk membuktikan kebenaranmu. Tapi jika kau gagal, jangan harap ada belas kasihan."

"Dan jika saya berhasil?"

Raja Veghour semakin tertarik dengan keberanian Nara. "Apakah kau sedang tawar-menawar kesepakatan dengan ku?"

"Ini tentang keadilan Yang Mulia. Anda bisa menghukum saya jika terbukti salah, dan jika saya terbukti tidak salah, maka saya juga berhak mendapatkan sesuatu dari Anda karena persoalan ini sudah membuat nama saya tercemar."

Raja Veghour kembali tertawa. "Hahaha, kau benar Pendatang. Jika kau berhasil membuktikan kebenaran, hadiah apa yang kau inginkan?"

"Nanti akan saya pikirkan lagi. Jika saya membutuhkannya, maka saya akan menagihnya kepada Yang Mulia."

"Kau sungguh percaya diri sekali, Pendatang. Kau juga bernyali besar. Mungkin saja ini alasan salah satu pangeran di Kerajaan Bayangan ini membatalkan rencana pernikahannya. Baiklah, kau jangan hanya banyak bicara. Manfaatkan waktu yang telah ku berikan."

Nara mengangguk tegas. Ketegangan mereda, tetapi ia tahu ini hanyalah awal dari pertempuran panjang melawan sistem yang keras. Di sudut aula, Arven menyeringai kecil, terlihat bangga dengan keberanian Nara. Arven sudah kembali ke Istana.

Ketika pengadilan sudah selesai, mereka keluar dari aula. Nara menarik napas lega meski pikirannya penuh kekhawatiran. Raze berjalan di sampingnya. Perkataan sarkastik seperti biasanya sudah hilang dari lidah laki-laki itu.

"Hebat. Kau baru saja melawan Raja dan... menang."

Nara tersenyum kecil sambil menatap lurus ke depan.

"Belum menang. Aku cuma dapat waktu. Tunggu.. kenapa Pangeran menjadi.... ah lupakan saja. Permisi." Nara buru-buru pergi meninggalkan Raze. Meskipun Nara bisa dikatakan sebagai tahanan, Raja Veghour tidak memindahkan Nara dari kamar megahnya ke bangsal lain.

Pada hari yang penuh kejutan itu, kabar mengenai Pangeran Raze yang membatalkan pernikahan mendominasi pembicaraan. Namun, yang lebih mengejutkan adalah ternyata Nara sudah terdeteksi bukan bagian rakyat bayangan, melainkan berasal dari dimensi yang berbeda.

Dengan terbongkarnya rahasia ini, Nara pun telah diadili dan proses hukumnya telah selesai dengan sebuah kesepakatan. Nara memiliki waktu mengungkapkan berbagai kebenaran yang tak terduga hanya dalam waktu tiga purnama.

Raze menjadi orang di garda paling depan yang menawarkan diri untuk membersamai Nara mencari bukti-bukti. Tapi rasa-rasanya Nara akan menolak, karena kesan pertemuan mereka yang kurang bagus. Apalagi Nara tidak mau nantinya bukti yang dia dapatkan dimanipulasi oleh pihak tak bertanggungjawab. Nara tak percaya pada pangeran yang satu ini.

.

.

Bersambung.

1
Dewi Payang
Raze, salut sama kamu👍🏻
Dewi Payang
Udah meninggal benaran?
Dewi Payang
Pelayan Baily...
Teteh Lia
lanjut Kaka...
Teteh Lia
pangeran Arven udah ada pawangnya, nih...
Ikan
Et dah bocah
Zenun: hehehehe
total 1 replies
RE💜
mau ngungkit Nara ada hubungan sm iblis itu kan
Zenun: hmm bisa jadi
total 1 replies
F.T Zira
Raze lagi😮‍💨😮‍💨
Zenun: 😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
F.T Zira
oiiii.... ambil kesempatan amat sihhh🙈🙈🙈
Zenun: iya dong hehe
total 1 replies
F.T Zira
keksihnya kan si Nara..ehh🤭🤭
Zenun: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
Dewi Payang
tisak/tidak
Zenun: 😁😁😁😁👍
total 1 replies
Dewi Payang
Ada yang nguping
Zenun: yuhuuu
total 1 replies
Dewi Payang
Ads/ada✌️✌️
Zenun: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
Teteh Lia
definisi cinta buta atau keegoisan semata nih?
Zenun: egois kayanya
total 1 replies
Teteh Lia
yang udah dapet salam tempel mah jadi tenang ya,,, 🤭
Teteh Lia
Prit.... woy... maen sosor aja...
Zenun: hehehe
total 1 replies
Teteh Lia
jangan ngintip, bang.... ntar bintitan .
Zenun: 🙈🙈🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
Ikan
Yeu bocah, baru dikiss doang udah ke mana-mana pikiran. Menjelalah kamar Ratu Athera weyyy
Zenun: xixixixi
Ikan: Emang agak lainn
total 3 replies
Ikan
Tok tok permisi dulu dah kata aku teh, asal nyosor aja kau
Zenun: Iiiih, tetep dibalikin atuh😁
Ikan: Ya, silakan. Tapi kalau udah distempel nggak bisa retur ya
total 3 replies
Dewi Payang
Ecieeee, yg kasih penjelasan🤭🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!