NovelToon NovelToon
Cinta Dalam Bara

Cinta Dalam Bara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: khitara

dia menjadi seorang yatim piatu setelah ayahnya tiada.
dan meninggalkan dirinya yang sakit sakitan bersama sang ibu tiri.

perhatian orang baru dalam kegersangan dan kesendiriannya membuatnya sedikit terlena dan lupa.
setitik bahagia coba ia rajut bersamanya.

namun...
dia adalah kakak tirinya.

mampukah ia menata kembali hidupnya saat ia tahu siapa sebenarnya laki laki yang di perkenalkan sang ibu tiri sebagai kakak tirinya itu ?!
sementara sesuatu yang berharga miliknya telah di renggut oleh seseorang itu.

simak cerita baru aku ya....

cinta dalam bara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 23 pergi

Malam semakin larut, dinginnya malam terasa seakan menusuk tulang.

Leon masih mendekap Raha dalam pelukannya dengan erat.

Keduanya kini berbaring di atas pembaringan Raha dengan posisi Raha membelakangi Leon dan Leon memeluk erat tubuh Raha dari belakang.

Kesadaran Leon semakin tipis.

Namun demikian pemuda itu masih mampu membuat Raha tak bisa bergerak dalam dekapannya.

Tak ada satu patahpun kata keluar dari bibir Raha dan Leon.

Keduanya sama sama membisu. Hanya hembusan nafas mereka saja yang terdengar lirih.

Leon semakin mendekap erat Raha dalam dekapannya, sementara Raha terpaksa diam dalam dekapan laki laki itu karena ia yang memang tak bisa bergerak.

Leon mati matian mempertahankan kesadarannya agar ia bisa tetap mempertahankan Raha dalam dekapannya.

Sementara Raha,

Gadis itu semakin di dekap amarah dan rasa tak terima akan perlakuan Leon padanya.

Kebenciannya kepada Leon terasa semakin besar.

Rasa kecewa terhadap laki laki itu seolah mampu mengikis rasa cinta yang baru bersemi di hatinya untuk laki laki itu.

Kata demi kata yang keluar dari bibir Calista pagi itu semakin menumbuhkan kebencian dan kemarahannya pada sosok laki laki yang kini tengah memeluknya erat itu.

Ia tak menghiraukan sedikitpun tubuh Leon yang perlahan terasa panas namun berkeringat dingin.

Hingga entah di jam berapa Raha tak tahu,

Dekapan Leon padanya terasa melemah.

Gadis itu melirik sejenak pada Leon dan kemudian menghempas dengan kasar lengan Leon yang melingkari pinggangnya.

Selanjutnya ia dengan cepat turun dari pembaringannya dan melangkah lebar ke arah almari pakaiannya.

Menarik satu koper besar dan memasukkan banyak pakainnya ke dalam koper.

Tak ia hiraukan Leon yang terdengar merintih di sana.

Raha tak perduli sedikitpun dengan laki laki itu.

" Raha...!! " desis Leon lirih memanggil namanya.

Raha yang sudah berdiri dan hendak menyeret kopernya berhenti sejenak dan menatap Leon yang tengkurap di atas ranjangnya.

Satu tangan laki laki itu menjuntai tak berdaya ke bawah dan hampir menyentuh lantai.

Tubuh laki laki itu terlihat bergetar, pakaian di bagian pinggangnya yang terluka nampak basah oleh darah.

Perlahan Leon membuka matanya dan menatap sendu kepada Raha.

Tatapan mata itu seolah berkata.

" jangan pergi....

Kumohon kemarilah, aku membutuhkanmu "

Tapi Raha tak bergeming sedikitpun dari tempatnya bediri.

Gadis itu hanya menatap Leon dengan tanpa ekspresi dan penuh kebencian.

Tatapan mata Raha terlihat begitu dingin dan ekspresi wajahnya teramat datar.

" Raha.....!! " desis Leon lagi ketika ia melihat Raha mulai melangkah keluar kamar dengan menyeret kopernya.

Leon ingin bangkit dan menahan gadis itu agar tidak pergi.

Tapi ia tak mampu,

Ia seakan tak memiliki kekuatan sedikitpun saat ini.

Jangankan untuk bangkit dan menahan gadis itu.

Untuk sekedar bersuara saja rasanya ia sudah tak sanggup.

Akhirnya Leon hanya bisa menatap kepergian Raha dengan tatapan mata sendu,

Hingga akhirnya ia benar benar tak sadarkan diri.

Matanya menutup rapat.

Sementara Raha,

Gadis itu terlihat terus melangkah menuruni anak tangga dengan tenang dan tanpa menoleh sedikitpun kebelakang.

Sikap dan perlakuan Leon kepadanya barusan membuat

tekadnya semakin bulat untuk meninggalkan rumah ini sementara waktu.

Biarlah ia yang keluar dari rumah ini untuk saat ini.

ia merasa tidak aman di rumahnya sendiri dan ia memutuskan untuk pergi.

Ia tak ingin terlibat apapun dengan Leon atau pun sang mama tiri,

Calista....

Jika masih di beri umur, ia berjanji akan kembali suatu hari nanti saat ia telah merasa mampu.

Dan ia akan mengambil alih sendiri apa yang seharusnya menjadi miliknya namun kini masih berada dalam kuasa Calista.

Ia tahu, ia tak berdaya saat ini. Usianya masih terlalu kecil.

Melaporkan semua perbuatan Calista ke kantor polisi, rasanya itu bukan tindakan yang tepat.

Ia tak memiliki bukti apapun atas kejahatan wanita itu kepada keluarganya terutama papanya.

Wanita itu pasti akan dapat mudah beralibi.

Sementara untuk tetap tinggal di rumah ini, ia pun merasa takut.

Ia khawatir, jika ia tetap memaksa bertahan di rumah ini ia bisa mati konyol.

Calista dan Loen bisa saja membunuhnya dengan mudah untuk menguasai harta peninggalan sang papa.

Dan ia tak mau itu,

Ia lebih memilih mati karena penyakitnya ketimbang ia harus mati sengsara di tangan Leon dan Calista.

Apalagi ia juga tahu, ia tak bisa berbuat apa apa untuk membalas perbuatan Calista pada sang papa.

Tak ada bukti apapun yang bisa ia pakai untuk melawan wanita itu.

Raha semakin mempercepat langkahnya untuk keluar dari rumah ini.

Sejenak ia berhenti dan menatap rumah besar tempat ia besar selama ini ketika ia sampai di pelataran rumah.

Tatapan matanya sendu dan penuh kesedihan. Berat sekali rasanya ia harus meninggalkan rumah penuh kenangan bersama sang papa itu.

Hari itu di pemakaman sang papa ia menolak ajakan bibinya untuk tinggal bersamanya hanya karena ia enggan meninggalkan rumah ini beserta kenangannya bersama sang papa.

Tapi hari ini....

Ternyata ia memutuskan pergi juga demi keselamatan dirinya.

Perlahan Raha memutar tubuhnya dan melangkah menuju gerbang utama rumah ini.

Pagi menjelang siang ketika Calista terlihat baru saja keluar dari mobilnya.

Semalam ia tak pulang dan ia sengaja menghabiskan waktu bersama teman temannya di club malam.

Kening wanita itu berkerut ketika ia melihat mobil Leon terparkir di garasi itu.

Seulas senyum tersungging di bibirnya melihat hal itu. Dengan langkah cepat wanita itu melangkah masuk ke dalam rumah.

Tujuannya kini hanya satu, menemui Leon di kamarnya yang ada di rumah itu.

Ia yakin Leon sengaja datang untuknya.

Ia tahu, Laki laki itu tak tahan jika tak lama lama tak menyentuh tubuhnya.

Walau ia belum bisa melayani laki laki itu seutuhnya, ia yakin masih bisa memanjakannya dengan caranya seperti saat masih hamil dulu.

Senyum Calista semakin lebar ketika ia mengingat hal itu.

Tubuh kekar Leon dan otot otot pemuda itu sudah sangat ia rindukan.

" Sayang....

Kau pulang... ?! " panggil Calista sambil membuka kamar Leon yang ada di rumah ini.

Keningnya berkerut ketika tak melihat siapapun di kamar itu.

Bahkan kain seprai di kamar itu masih tertata rapi.

" Leon....

Kau di mana ?! " panggil Calista lagi dengan semakin masuk ke dalam kamar dan membuka pintu kamar mandi.

" Leon...." panggilnya lagi, tapi tetap tak ada jawaban.

Kening Calista semakin berkerut ketika ia tetap tak menemukan Leon di manapun di sudut kamar itu.

Kemudian ia melangkah keluar dan langsung menuju kamarnya sendiri.

" Leon....!! " panggilnya lagi.

Sepi,

kamarnya pun sepi tak ada siapapun.

Calista berhenti sejenak di dalam kamar itu, perlahan ia menggigit kuat bibirnya sendiri kala ia teringat sesuatu.

Tiba tiba ia memutar tubuhnya dan berlari keluar kamar.

Ia berlari menaiki anak tangga dan langsung menuju kamar Raha di lantai dua rumah itu.

Cklek....

Calista membuka begitu saja pintu kamar itu dengan kasar.

Matanya membulat ketika ia melihat ada tetesan darah berceceran yang nampak sudah mengering di lantai kamar itu.

Ia menutup mulutnya sendiri ketika matanya melihat Leon terkapar tak berdaya dan tak sadarkan diri di atas tempat tidur Raha.

Kondisi laki laki itu membuat hati Calista mencelos.

Seketika ia berlari menghambur kepada Leon.

" Leon....!!! " teriaknya, ia semakin histeris ketika ia melihat wajah Leon telah memutih bagai mayat dengan darah yang telah membasahi sebagian pakaiannya dan menggenang dibawah tubuh laki laki itu yang tengkurap.

1
Yuliana Tunru
aduh raha smoga kau segwra baikan dan smoga dokter zaki tlp jadi raha bisa ditolong ..kasihan bgt jgn sampai.mati sia2 dan calista makin bebas merampok harta mu raha
Agus Tina
Thor kali ini buatlah cerita yg dikit beda ya thor. Jangan biarkan Raha menerima Leon ... carilah tokoh lain yg bener2 sayang pada Raha ... semangat upnya ... vote untukmu
Ripah Ajha
the best, 👍🏻 👍🏻👍
Ripah Ajha
baru baca, karyamu bener2 keren Thor👍👍👍
indy
semoga raha tidak hamil
Susi Akbarini
ya ampun raha..
kok gak hubungi dokter xani..
Siti Nurhasanah
haduuuhh...mana Raha belum tandatangan lagi. Takutnya Calista keburu tahu rencana Raha dan berusaha menggagalkannya, selama Raha masih sakit
Yuliana Tunru
raha ttp lah sembunyi atau oergi lah ke LN tinggal dgn bibi mu dan beeusaha agar ttp sehat biar bisa bls leon dan sinhkirkan calista dlm hidup mu
indy
jangan sampai calista menemukan raha sekarang
Siti Nurhasanah
kok jadi Nyonya Zahra 😄
Yuliana Tunru
smoga msh selamat biar tau rasa sakit hati krn tak bisa ketemu raha lg ..dan smoga calista diusir dr perusahaan papa raha dgn surat kuasa dr raha dan.pengacara x
indy
semangat Raha, sembuhkan dirimu
Susi Akbarini
tenanggggg calistaaa..



penjahat kelamin sekelaa leon tak akan mudah mati...
😀😀😀❤❤❤❤
Titin Rosediana
semangat Raha... jadilah kuat buat Leon & Calista menyesal sedalam2nya...up lagi ka/Drool/
Agus Tina
Kasihan Raha .... Leon rasain
Yuliana Tunru
akhir x kemarqhqn rqhq tumpah akibat kecewa x yg sangat mendlm dr orang2 yg dekat x dgn x..smoga leon baik2 z ya
Tuti Tyastuti
lanjut💪
Tuti Tyastuti
sabar ya raha
Tuti Tyastuti
lanjut thor💪
Tuti Tyastuti
ahh harusnya raha gx usah pulang dl biyar leon tambah tersiksa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!