NovelToon NovelToon
Amanah Cinta Yang Ternoda

Amanah Cinta Yang Ternoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Selingkuh
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Naya seorang istri yang sedang hamil harus menerima takdir ditinggal suaminya karena kecelakaan. Pada saat sedang dalam perjalanan ke kampung halaman, suaminya yang bernama Ammar jatuh dari Bus antar kota yang ugal-ugalan.

Sebelum Ammar tewas, dia sempat ditolong oleh sahabatnya yang kebetulan mobilnya melintas di jalan tol. Tak disangka Ammar menitipkan amanah cinta kepada sahabatnya bernama Dikara yang berprofesi sebagai dokter.

Padahal saat itu Dikara sudah bertunangan dengan seorang wanita yang berprofesi sama dengannya.

Akahkah Dika menjalani amanah yang diberikan sahabatnya? Atau dia akan tetap menikahi tunangannya?

Apakah Naya bersedia menerima Dikara sebagai pengganti Ammar?

Cinta adalah amanah yang diberikan Allah SWT terhadap pasangan. Namun bagaimana jadinya jika amanah itu dinodai oleh pengkhianatan?

Yuk lah kita baca selengkapnya kisah ini!

Happy reading!💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4 Ammar Belum Ditemukan

Naya merasa sulit menerima kenyataan ini, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Naya menatap jalanan yang dilalui banyak kendaraan, tapi matanya tidak melihat apa pun. Ia hanya merasa kesepian dan kehilangan. Ia berpikir tentang masa depannya dan bayinya, dan bagaimana mereka akan hidup tanpa Ammar. Naya merasa seperti tidak bisa bernapas dan ingin menangis selamanya.

Hatinya terasa tercabik, kekhawatiran mulai berseliweran di benaknya. Naya khawatir bahwa tubuh suaminya, akan menjadi korban kendaraan yang lewat dan tidak bisa diselamatkan.

Bibirnya bergetar sambil merapalkan doa, memohon agar suaminya masih selamat dan bisa kembali kepadanya.

Naya menatap jalanan yang tidak ada sepinya, tapi matanya tidak melihat apa pun kecuali bayangan Ammar yang tergeletak di aspal. Ia merasa sepertinya waktu berhenti dan tidak bisa bergerak lagi. Naya hanya bisa menunggu dan berdoa, berharap bahwa Ammar masih ada dan bisa kembali kepadanya.

Dengan segala kekuatan yang ada, Naya berjalan cepat menuju sopir yang sudah tak berdaya, matanya memancarkan kemarahan dan kesedihan. Ia merasa bahwa sopir harus bertanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi.

Naya ingin memastikan bahwa sopir tidak bisa melarikan diri dari tanggung jawabnya. Ibu yang berada di sampingnya mengikuti dengan rasa khawatir, berusaha untuk menenangkan Naya dan mencegahnya melakukan sesuatu yang tidak terkontrol. Tapi Naya tidak bisa dikontrol lagi, ia sudah terlalu marah dan sedih. Ia berhenti di depan sopir dan menatapnya dengan mata yang penuh kemarahan.

"Gara-gara kamu, suamiku terpental jatuh dari mobil! Gara- gara kamu suamiku celaka. Kamu harus bertanggung jawab. Kamu tahu, aku ini sedang hamil besar. Aku tidak bisa membayangkan kalau anakku lahir tanpa ayah, kalau anakku yatim sebelum ia lahir. Kamu kejam...kamu kejam!" Naya memukul punggung dan menampar sopir itu berkali-kali.

"Sabar Neng, Ya Allah. Ingat kamu sedang hamil. Biarkan penumpang lain yang mengatasi sopir brengsek ini. Jangan kau kotori tanganmu untuk membalasnya," Ibu tersebut mendekap Naya dengan penuh kasih sayang.

Naya masih terus menangis dan memukul sopir, tapi kemudian ia mulai melemah dan menyerah. Ibu yang mendekapnya dengan kasih sayang membantu Naya untuk tenang dan berhenti memukul sopir.

Naya kemudian menangis di bahu ibu tersebut, merasa sedih dan kehilangan. Ibu tersebut terus memeluk Naya dan berusaha untuk menenangkannya, sambil berdoa agar Naya dan bayinya bisa melewati masa sulit ini dengan baik.

Miw Miw Miw!

Suara sirine mobil polisi terdengar jelas di telinga Naya. Seraya mengurai dekapannya. Netranya menatap ke arah mobil polisi yang baru saja datang.

Naya melihat kedatangan polisi dengan mata yang garang, masih merasa sedih dan marah atas kecelakaan yang terjadi.

"Kenapa polisi selalu datang belakangan, hah!" protesnya, suaranya terdengar keras dan penuh emosi.

Ia merasa bahwa polisi seharusnya bisa datang lebih cepat untuk mencegah kecelakaan atau setidaknya membantu korban lebih cepat. Naya merasa bahwa keterlambatan polisi telah membuat keadaan menjadi lebih buruk dan menyebabkan suaminya belum ditemukan.

Naya mendekati polisi dengan langkah yang tidak stabil, air matanya terus mengalir tiada henti. Ia menangis dengan hebat, suaranya terdengar seperti jeritan yang memilukan.

"Pak di sana suami saya jatuh. Tolong cari suami saya! Tolong selamatkan suami saya!" Naya berulang-ulang memohon kepada polisi, harapannya untuk menyelamatkan suaminya masih ada.

Naya berharap bahwa polisi akan dapat membantu menjelaskan apa yang terjadi dan memberikan keadilan bagi suaminya yang terjatuh dan belum ditemukan.

Ia juga berharap bahwa polisi akan dapat membantu menjaga keselamatan dan keamanan bagi dirinya dan bayinya yang masih dalam kandungan.

Naya menatap polisi dengan mata yang penuh harapan dan kepercayaan, berharap bahwa mereka akan dapat membantu menjalankan keadilan dan memberikan ketenangan bagi dirinya.

Polisi yang melihat Naya menangis, terharu. Mereka segera bergerak untuk mencari Ammar dan memberikan bantuan yang dibutuhkan. Polisi lainnya menangkap sopir dan kernet bus, langsung digelandang ke Polres setempat.

Naya menatap polisi dengan mata yang tidak percaya, seraya menggeleng-gelengkan kepalanya, begitu tahu polisi belum berhasil menemukan sang suami.

"Tidak mungkin, Pak. Suami saya jatuh di sana. Sekitar dua kilometer dari sini," tangan Naya menunjuk jalan yang sudah dilalui. Ia merasa yakin bahwa suaminya jatuh di tempat itu, dan tidak mungkin polisi tidak menemukannya.

Naya mulai merasa panik dan khawatir, apakah polisi tidak serius dalam mencari suaminya? Apakah mereka tidak peduli dengan keselamatan suaminya? Naya merasa harus melakukan sesuatu untuk membantu mencari suaminya, dan ia tidak akan menyerah sampai suaminya ditemukan.

"Iya bu. Ibu tenang ya! Kami sedang berusaha mencari jasad suami Ibu. Karena di sepanjang jalan tadi, tidak ada seorang pun yang jatuh Bu," salah seorang polisi memberi keterangan sesuai dengan olah TKP, yang dialihkan pada anggota polisi lainnya untuk melakukan pencarian sesuai petunjuk para saksi.

"Ibu beritahu Pak polisi. Ibu tadi lihat bukan, suamiku terjatuh dari bus ini," lanjut Naya pada seorang Ibu yang sejak tadi berada di sampingnya.

"Iya Pak benar. Saya bersedia menjadi saksi peristiwa ini. Pak tolong berikan keadilan pada Ibu ini. Kasihan dia dalam keadaan hamil. Jangan sampai ia kehilangan suaminya," Ibu tersebut mengiyakan, memohon pada polisi untuk menindaklanjuti peristiwa ini.

"Siap Bu!"

"Pak, tolong lakukan pencarian dengan benar! Kumohon Pak. Jangan sampai anak ini lahir sebagai yatim. Aku tidak ingin semua ini terjadi, tolong temukan suamiku. Tolong selamatkan suamiku, Pak!" Naya duduk bersimpuh di hadapan polisi tersebut.

"Iya Bu. Ibu tenang ya! Berdirilah. Ibu tidak perlu melakukan ini. Bripda Dewi tolong atasi Ibu ini!"

"Siap Komandan!"

Naya merintih kesakitan karena kontraksi yang semakin kuat. Ia memegang perutnya yang membesar, merasa seperti ada yang mengencangkan otot-otot di dalam perutnya.

Ibu yang duduk di sampingnya melihat keadaan Naya dengan khawatir dan langsung berteriak meminta bantuan.

"Neng kamu kenapa? Bu Polwan. Tolong sepertinya Ibu ini akan melahirkan. Lihat darahnya sudah keluar!" Ibu tersebut berusaha untuk menenangkan Naya dan meminta bantuan dari orang lain di sekitar mereka. Keadaan Naya semakin memburuk, dan ia memerlukan bantuan medis segera.

"Ya Allah nyeri sekali ini. Ssssshhhh," ujarnya lirih.

"Sebentar aku panggil ambulans dulu," Polwan tersebut mengambil ponselnya hendak menghubungi ambulans.

"Aaaarrrgh...." rintih Naya.

"Sabar Neng, tahan tarik nafas dalam-dalam, keluarkan dengan pelan. Lakukan sekali lagi, tarik nafas, keluarkan dengan pelan," si Ibu membimbing Naya dengan sabar.

"Ibu sakit..." ucapnya lirih, jemari tangannya menggenggam si Ibu.

"Iya sayang. Kamu tenang sepertinya kamu akan melahirkan," Ibu tersebut merasa tidak tega melihat Naya merintih kesakitan.

"Bu Polwan tolong sekarang saja ke rumah sakit. Ambulans pasti lama. Ini kasihan sepertinya sebentar lagi akan melahirkan. Lihat bajunya basah kemungkinan ketuban sudah pecah," saran Ibu tersebut memberi solusi yang bijak dan tepat.

Dalam keadaan seperti ini, waktu sangatlah penting, dan setiap menit yang terlewatkan dapat berdampak besar pada keselamatan Naya dan bayinya.

Bu Polwan harus segera mengambil tindakan untuk membawa Naya ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan medis yang tepat.

1
𓆉︎ᵐᵈˡMurni𝐀⃝🥀
yang sabar ya Amanda, jangan patah hati berlarut-larut masih banyak diluar sana pria yang mengharapkan cintamu.
𓆉︎ᵐᵈˡMurni𝐀⃝🥀
Dikara nggak akan merasa terjebak karena menikahi mantan istri Amar karena sebelum dia mengambil keputusan dia telah meminta petunjuk kepada yang maha kuasa.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Karena akan mendapat kabar buruk 🥺
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
akhirnya jujur juga, jadi gak beban lagi kan
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Akhirnya Dika jujur ini, cepat atau lambat semua juga akan tahu. semoga Amanda bisa mengerti keadaan mu Dika dan tidak jadi pendendam
🍒⃞⃟🦅🥑⃟puyobocahᵖᶦˢᶜᵉˢ☠️⃝⃟ⱽᴬ
jdi lki hrus satsetttt dong, jdi prmpuan jga ga trllu lma di phpin ny/Facepalm/
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Si ibu keterlaluan ini main menuduh anak selingkuh aja, nanti kalau anakmu selingkuh beneran bagaimana, anakmu itu lagi rapuh baru di tinggal suaminya, seharusnya hiburlah dia jangan main fitnah aja
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
awalnya aja gak setuju giliran dengar penjelasan baru ACC, harusnya dengar dulu penjelasan jangan langsung lari
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
semangat Naya, semoga mamanya Naya mau terima amanah dari Ammar ya🙏
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
kalau aku jadi Naya, aku langsung jawab iya, kapan lagi coba ada kesempatan seperti ini/Determined/
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Naya oh Naya sebentar lagi dapat suami baru /Chuckle/
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Semoga kalian menjalaninya dgn ikhlas
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Sabar,tenang dulu Bu 😌
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Ais lama kali kasih tau Amanda, seperti sinetron aja deh, yuk cepat kasih tau Amanda /Determined/
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh bahaya Amanda sudah mulai ada rasa curiga, cepat kasih tau biar tidak lama
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh mace nya cerewet bah, semoga mamanya itu terima dengan lapang dada nanti ya🙏
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
semoga Amanda menerima keputusan mu, walau sakit 🥺
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Irwan harusnya kamu bisa mendukung temanmu itu bukan jadi kompor lah
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
hmmm gimana ya tanggapan Naya tentang amanah suaminya itu
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh tolong dong ganti kata, yang lebih tepat kayaknya sangat menyayanginya bukan mencintainya 😭
Ñůŕšý: Terima kasih kk😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!