Warning ❗
Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).
Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗
Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken heart. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.
Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.
Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.
Next untuk mulai baca👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Dah, dit. Kapan-kapan kita lanjut ngobrol lagi. Bye!"
Ucapannya perpisahan antara Alexa dan Aditya didengar oleh Evan, wajah pria itu terlihat menunjukkan ketegasan tidak seperti biasanya.
Langkah kakinya kuat memperlihatkan kewibawaan nya. Ia mendekatinya dengan sikap dingin nya yang selalu ia tunjukkan pada Alexa.
"Disini buat kerja bukan? Bukan untuk pacaran."
Evan seolah tengah memperingati Alexa namun gadis itu tidak menghiraukan nya, ia tidak mengerti maksud yang ia katakan. Alexa pergi melenggang menuju dapur dan tidak menghiraukan ucapan Evan sama sekali.
Benar Alexa sangat menjaga jaraknya dengan Evan, namun entah kenapa Evan begitu tidak nyaman.
Setelah jam kerja selesai Alexa gegas berganti pakaian dan sudah bersiap untuk pulang, hendak ia melangkah Evan susah menunggunya didepan pintu cafe namun Alexa masih bersikap dingin, sedingin es.
"Alexa! Jalan pulang kesini, bukan kesana."seru Evan menahan langkah Alexa.
"Gue mau kerumah Dina, malam ini gue pulang telat."sahut nya ketus. Ia segera melepaskan pegangan Evan dari tangannya dan segera pergi menggunakan taksi.
Evan tidak bisa membiarkan wanita itu sendirian pergi di hari yang sudah malam seperti ini. Ia menyalakan mesin motor nya dan gegas menyusul taksi yang ditumpangi Alexa.
Tanpa disadari Alexa, Evan mengikuti nya dari belakang hingga ia melihat mobil itu berhenti disebuah gang kecil.
Setelah beberapa saat ia sampai di rumah Dina yang sederhana, wanita itu mencoba untuk mengetuk pintu rumahnya namun salah satu tetangga nya memberitahukan Alexa jika saat ini Dina tengah berada dirumah sakit.
Seseorang bertubuh besar dan tinggi, seluruh tubuhnya dipenuhi tato keluar dari rumah Dina.
"Cari siapa?"tanyanya pria itu berwajah sangar dan terlihat tidak menyenangkan.
Semerbak aroma bau minuman tercium begitu menyengat sehingga Alexa segera menutup hidungnya.
Pria itu terlihat gontai, ia sepertinya tengah mabuk berat namun Alexa tetap bersikeras untuk bertanya kepada nya mengenai Dina.
"Maaf pak, kata ibu pemilik rumah sebelah Dina sedang dirumah sakit, emang siapa yang sakit?"
Tatap ya sangar ia mendekati Alexa, wanita itu mundur beberapa langkah ia takut melihat pria itu akan melakukan sesuatu.
"Siapa Lo? Ada urusan apa sama bini gue?"
"Hah?"Alexa mengerutkan keningnya mendengar pria itu memanggil Dina sebagai istri seketika membuat Alexa tercengang.
"Istri? Dina sudah bersuami? Apa dia suaminya Dina?" didalam hati ia terus bertanya-tanya selama mereka bekerja dan dekat Dina tidak pernah bercerita ia memiliki suami bahkan ia sedikit tertutup tentang dirinya pada orang lain.
"Gue tanya ada urusan apa Lo sama Dina?"
Alexa terperanjat pria itu bertanya begitu kasar, Namun Alexa menyikapi nya dengan tenang bukan hal baru baginya menghadapi pria pemabuk sepertinya.
"Saya temen nya Dina, saya dengar adiknya sakit saya mau jenguk."
"Siapa yang Lo bilang adik, Dina gak punya adik. Yang sakit itu anak gue, kurang ajar perempuan sialan! Dia gak mau mengakui gue sebagai suaminya, sekarang anaknya dibilang adik! habis Lo liat aja nanti. Lo juga ngapain masih disini, balik sana!"
Pria itu mendorong Alexa nyaris membuat ia terjungkal.
Dengan cepat Evan berlari dan menolong Alexa yang nyaris terjatuh, pria itu sedari tadi memperhatikan mereka di kejauhan sehingga ia bisa mendengar percakapan mereka dan gegas bertindak.
"Bisa gak sih gak usah dorong-dorong perempuan kayak gitu. Udah pemabuk beraninya sama cewek gak punya adab Lo ya?"gertak Evan.
Pria pemabuk itu menatap tidak suka, ia menarik kerah baju Evan seketika pria itu didorong nya hingga sungkur.
"Pergi gak Lo sebelum gue bikin kalian babak belur!"
Alexa membantu Evan bangkit dan gegas pergi dari rumah Dina, ia tidak ingin membuat keributan sehingga mengundang perhatian banyak warga.
"Ngapain Lo, ketempat kayak gini?"kesal Evan.
"Lah Lo ngapain ngikutin gue?"ketus.
"Ditanya bukannya jawab malah nanya balik."
Alexa terdiam tidak menjawab, ia masih memikirkan tentang Dina wanita itu tidak pernah terbuka padanya bahkan Alexa baru tahu jika wanita itu susah memiliki suami.
Yang tidak terpikirkan oleh Alexa 'mengapa Dina mau menikahi pria tua seperti itu?
Pria itu sudah pemabuk, kasar, dari segi umur pun ia tidak pantas menjadi suami Dina yang masih muda. Mungkin tepatnya ia cocok menjadi ayah Dina.
"Kenapa diem Lo?"
"Apa sih, jalan aja deh yang bener. Gue mau kerumah sakit ketemu Dina."
"Masih aja ngeyel ya lu, ketemu tuh anak."menggeleng-gelengkan kepalanya.
Alexa pun tidak perduli.
Ia masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Ia hanya ingin memastikan jika yang ia dengar itu benar atau tidak.
Rasa-rasanya masih belum bisa dipercaya jika Dina mau menikahi pria tua seperti itu.
Apalagi tentang adiknya yang sakit, kebohongan Dina membuat Alexa sedikit tidak nyaman. Dan ingin segera mendengar penjelasan nya sesegera mungkin.
Sesampainya dirumah sakit Alexa mencari keberadaan nya, ia bertanya ke tempat administrasi mengenai anak Dina
Belum sempat bertanya Dina mendatangi administrasi dan mereka pun bertemu diwaktu yang sama.
"Din.."
"Alexa, kok kamu disini?"tanya Dina.
"Lo hutang penjelasan sama gue."
Alexa menarik Dina dan mereka duduk dengan tenang disana.
"Maksud kamu apa?" tanya Dina tidak mengerti.
Alexa menceritakan kejadian nya baru saja ketika ia mendatangi dirumah Dina. Sedangkan Evan hanya bisa menyimak dengan malas.
Wanita itu terlalu perduli pada orang lain, tanpa memikirkan dirinya sendiri. Entah mengapa Evan semakin kagum terhadap jelas-jelas ia sangat membencinya sejak mereka bertemu.
"Coba jelasin Dina siapa dia dan siapa Leo sebenarnya dia adik atau ... Anak lo?"
Dina tidak menjawab ia menangis sesenggukan, ia merasa malu didepan Alexa ia selalu membantu nya didalam kesusahan belakangan ini. Dina pun merasa sangat berhutang budi pada Alexa.
"Dia ... Putraku Lex,..hiks"
"Kenapa lo gak bilang sih, kenapa juga harus boong sih?"
"Aku malu Alexa, aku malu! Wanita seumuran dengan ku mereka masih bersekolah masih mengejar cita-cita mereka, sedangkan aku diusia 18 tahun aku sudah menikah dan memiliki anak .."
Alexa iba melihat Dina harus melewati semua itu dengan lapang dada. Bahkan ia menutupi kebenaran nya hanya agar memiliki teman dan pekerjaan yang tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya juga anaknya.
Alexa memeluk nya ia merasa melihat cerminan dirinya dimasa lalu, namun itu tidak sebanding baginya dengan kehidupan Dina yang sangat menyedihkan.
"Din, sorry gue gak tahu hidup Lo se tragis itu. Yang sabar ya, gue paham apa yang Lo rasain." Alexa iba melihat nya harus bekerja secara bersamaan dengan mengurusi anaknya.
"Maaf juga aku gak pernah cerita sama kamu, aku takut kamu gak mau jadi temen aku dan mencibir ku karena aku sudah memiliki anak diusia ku yang sangat masih muda."
"Lo gak perlu malu Din, gue akan tetap menjadi temen Lo apapun status Lo."
"Terimakasih Alexa,"