NovelToon NovelToon
Kurebut Suami Kakak Tiriku

Kurebut Suami Kakak Tiriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Romansa / Balas dendam pengganti
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: lestari sipayung

Adara hidup dalam dendam di dalam keluarga tirinya. Ingatan masa lalu kelam terbayang di pikirannya ketika membayangkan ayahnya meninggalkan ibunya demi seorang wanita yang berprofesi sebagai model. Sayangnya kedua kakak laki-lakinya lebih memilih bersama ayah tiri dan ibu tirinya sedangkan dirinya mau tidak mau harus ikut karena ibunya mengalami gangguan kejiwaan. Melihat itu dia berniat membalaskan dendamnya dengan merebut suami kakak tirinya yang selalu dibanggakan oleh keluarga tirinya dan kedua kakak lelakinya yang lebih menyayangi kakak tirinya. Banyak sekali dendam yang dia simpan dan akan segera dia balas dengan menjalin hubungan dengan suami kakak tirinya. Tetapi di dalam perjalanan pembalasan dendamnya ternyata ada sosok misterius yang diam-diam mengamati dan ternyata berpihak kepadanya. Bagaimanakah perjalanan pembalasan dendamnya dan akhir dari hubungannya dengan suami kakak tirinya dan sosok misterius itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lestari sipayung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PRIA MISTERIUS

Keesokan harinya, seperti biasa, para penghuni bumi sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Ada yang bergegas mengejar waktu, ada pula yang berjalan santai menikmati pagi. Namun, bagi Adara, semua itu hanyalah pemandangan yang tak pernah menarik perhatian. Sama seperti biasanya, Adara lebih cepat pergi ke kampus daripada anggota keluarganya yang masih sibuk dengan rutinitas sarapan pagi mereka.

Adara memilih meninggalkan mansion lebih awal. Ia tidak ingin berlama-lama di rumah itu, tempat yang hanya membuatnya merasa sesak dan penuh dengan kenangan buruk. Bahkan jika namanya dipanggil oleh anggota keluarganya, ia tahu tak ada gunanya menjawab. Mereka hanya pura-pura peduli.

Setibanya di kampus, suasana masih sangat sepi. Adara memarkirkan mobilnya di area parkir yang kosong. Mobilnya adalah yang pertama berada di sana. Ia memandang sekeliling, menarik napas panjang, dan sempat merasa menyesal datang terlalu cepat. “Seharusnya aku mampir ke kafe 24 jam saja,” gumamnya pelan. Tapi terlambat, ia sudah berada di sini.

Meski begitu, ia tetap melangkah memasuki kampus. Langkah kakinya membawanya menuju kantin, meski ia tahu kantin itu belum buka sepenuhnya. Ibu penjual kantin masih sibuk bersiap-siap memasak. Adara duduk di salah satu meja pojok, tempat favoritnya yang memberikan pemandangan luas ke arah lapangan kampus.

Ibu kantin menoleh, menyadari keberadaan Adara yang duduk sendirian di pagi yang dingin itu. Dengan ramah, ia mendekati Adara, membawa segelas teh manis hangat.

"Kenapa cepat sekali datangnya, Nak Adara?" tanya si ibu sambil meletakkan gelas teh di atas meja.

Adara tersenyum tipis, tatapannya terarah pada gelas teh yang kini mengeluarkan uap hangat. “Tidak apa-apa, Bu. Hanya ingin datang lebih cepat saja,” jawabnya singkat namun sopan.

Si ibu mengangguk sambil tersenyum. "Baiklah, diminum tehnya biar hangat," katanya sebelum kembali ke dapur untuk melanjutkan persiapannya membuka kantin.

Adara kembali duduk, membiarkan keheningan menyelimuti dirinya. Pandangannya terpaku ke arah lapangan kampus yang sepi. Angin pagi yang dingin menambah suasana melankolis dalam pikirannya. Ia masih memikirkan strategi yang akan ia jalankan hari ini untuk memulai misinya.

Namun, ketenangannya tak berlangsung lama. Sebuah suara mengejutkan muncul dari arah sampingnya.

“Kau lagi!” seru Adara dengan nada terkejut.

Pria misterius yang ditemuinya kemarin tiba-tiba duduk di sebelahnya tanpa permisi. Dengan wajah santai, pria itu tetap memakai scarf-nya, melingkari lehernya dengan rapi.

“Kau ini siapa sebenarnya?” tanya Adara ketus, menatapnya dengan penuh kecurigaan.

Pria itu hanya tersenyum tipis dari balik scarf-nya. “Kau harus tahu, aku bukan orang asing,” jawabnya dengan nada tenang, bahkan sedikit misterius.

Adara memutar bola matanya, merasa tidak terkesan. "Kalau begitu, perkenalkan dirimu. Jangan membuatku menebak-nebak," ujarnya sarkastik.

“Ah, aku malas. Belum waktunya,” jawab pria itu santai, seolah tidak peduli dengan rasa penasaran Adara.

Adara mendengus kesal, menggelengkan kepala. Ia memang tidak merasakan ancaman dari pria ini, tetapi tetap saja, kehadirannya membuatnya merasa tidak nyaman.

"Sudahlah, dasar tidak jelas," gumam Adara pelan, berharap pria itu segera pergi.

Namun, pria itu malah melanjutkan obrolan tanpa diundang. “Aku sudah tahu kalau kau pasti sudah menyusun rencana, kan?” tanyanya sambil menatap ke depan, pandangan yang sama dengan Adara.

Adara meliriknya, sedikit terkejut mendengar ucapannya. “Bagaimana kau bisa tahu?” tanyanya, berusaha terdengar biasa saja, meski dalam hati ia merasa waspada.

Pria itu tersenyum samar. “Apa yang tidak aku tahu tentangmu?” jawabnya dengan nada penuh teka-teki.

Adara mengernyit, mencoba membaca maksud pria itu. “Kalau begitu, coba jawab ini: apa kau tahu tentang masa laluku?” tanyanya menantang. Ia ingin menguji seberapa jauh pria itu mengenalnya.

Pria itu tertawa pelan, tampaknya menyadari bahwa ini adalah jebakan dari Adara. Namun, ia tidak gentar. “Masa lalumu? Bahkan aku mungkin lebih tahu daripada dirimu sendiri,” jawabnya dengan nada percaya diri.

Adara menaikkan alis, menunggu jawaban lebih lanjut. “Coba jelaskan secara singkat, kalau memang kau tahu,” desaknya, kini menatap pria itu lebih serius.

Pria itu menarik napas panjang, seperti mengingat sesuatu. Lalu, dengan nada pelan namun jelas, ia mulai berbicara.

“Kau dulunya adalah bagian dari keluarga bahagia. Kau punya ayah, ibu, dan dua kakak lelaki yang sangat menyayangimu. Tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Ayahmu berubah. Ia mulai lebih sering pulang larut malam, dan ibumu menyadari sesuatu yang tidak beres. Ternyata, ayahmu selingkuh dengan seorang wanita. Wanita itu adalah seorang model, dan lebih buruk lagi, ia sudah memiliki anak seusiamu.”

Adara membeku, mendengar kisah itu keluar dari mulut pria ini. Namun, ia tidak memotong pembicaraannya.

Pria itu melanjutkan, “Masalahnya tidak berhenti di situ. Kakak-kakakmu, yang seharusnya berpihak pada ibumu, justru menjalin hubungan baik dengan wanita itu dan anak nya. Mereka lebih berpihak pada selingkuhan ayahmu. Perlahan-lahan, keluargamu hancur. Ibumu tidak kuat menahan semua itu. Ia mulai kehilangan kewarasannya, dan akhirnya, kau harus tinggal bersama ayah dan keluarga barunya. Keluarga tirimu.”

Adara tidak bisa berkata-kata. Mulutnya terbuka, tetapi tidak ada suara yang keluar. Ia hanya bisa menatap pria itu dengan mata yang melebar.

Pria itu tersenyum tipis dari balik scarf-nya. “Jadi, bagaimana? Apakah aku salah?” tanyanya, meski ia tahu jawabannya.

Adara menutup mulutnya dengan tangan, mencoba menyembunyikan keterkejutannya. “Bagaimana kau tahu semua itu?” tanyanya dengan suara pelan, hampir seperti bisikan.

Pria itu tidak menjawab langsung. Ia hanya menatap Adara dengan pandangan penuh makna. “Seperti yang kukatakan tadi, aku bukan orang asing bagimu.”

Adara merasa bingung, campuran antara penasaran, marah, dan sedikit takut. Ia mencoba membaca maksud pria ini, tetapi semua terasa terlalu kabur.

“Aku tidak percaya begitu saja padamu,” ujar Adara akhirnya, mencoba menegaskan dirinya.

Pria itu hanya tersenyum lagi, kali ini lebih lebar. “Kau tidak perlu percaya. Waktu akan membuktikan semuanya.”

Adara menghela napas panjang, merasa frustasi dengan kehadiran pria ini. “Kalau kau tidak ada urusan penting, lebih baik jangan ganggu aku lagi,” katanya tegas.

Pria itu berdiri, merapikan scarf-nya, dan menatap Adara dengan lembut. “Jangan terlalu membenci dunia, Adara. Kadang, musuh terbesar kita justru yang ada di dalam diri sendiri,” ujarnya sebelum pergi meninggalkan kantin.

Adara hanya diam, merenungkan ucapan pria itu. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh pria ini, tetapi ia merasa bahwa kehadirannya bukanlah kebetulan.

“Siapa dia sebenarnya?” gumam Adara pelan. “Dan bagaimana dia bisa tahu begitu banyak tentangku?”

Hari itu, Adara tahu satu hal: permainan ini baru saja dimulai. Ia harus lebih berhati-hati, tidak hanya pada keluarganya, tetapi juga pada pria misterius yang tampaknya mengetahui semua rahasia tentang hidupnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!