Seorang wanita onmyoji yang berusia sangat tua atau ancestor dari sebuah family, dibangkitkan kembali oleh keluarganya yang hampir punah menggunakan tumbal tubuh keturunannya yang hampir meninggal dunia.
Sayangnya tubuh tersebut adalah tubuh seorang laki-laki muda berusia 22 tahun.
Bagaimanakah beliau akan menghadapinya???
Nantikan keseruan ceritanya bersama-sama .........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
Zrash ......
Zrash ......
Zrash ...... (bunyi hujan yang semakin lebat)
Maharani dan Andika masih saling berhadapan dengan ekspresi wajah yang serius.
"Apakah kau benar-benar tidak akan menyingkir dari hadapaku?" tanya Andika keras
"Tentu saja" jawab Maharani tegas
(Aku tidak dapat bermain pedang. Untuk itulah kekuatan ketigaku berguna. Possession, aku dapat membiarkan arwah ancestorku merasukiku dan meminjam kekuatan mereka. Walaupun tak lama, aku dapat melakukannya. Jika lebih dari 15 menit, hal ini akan membuatku muntah darah. Aku harus menggunakan waktuku seefisien mungkin.)
"Posession" bisik Maharani dan seketika matanya berubah menjadi abu-abu dan bercahaya misterius. Maharani merasa tubuhnya menjadi ringan dan siap untuk beraksi. Hawa kehadirannya pun berbeda. Menjadi seperti warrior, penuh dengan aura master berpedang.
(Dia kerasukan?) batin Andika setelah memperhatikan kondisi Maharani
Mereka berdua meletakkan tangannya pada pedang masing-masing. Dan Maharani membuang payungnya ke samping.
Hah ~...... (suara menghela nafas)
Mereka berdua bergerak secara bersamaan.
Wush ...... (suara bergerak cepat)
Trang ...... (suara pedang beradu)
Splash ...... (suara menginjak genangan air)
Tanpa aba-aba mereka berdua langsung berhadapan. Saling menebaskan pedang dan saling menangkisnya. Kemudian kembali mundur ke belakang.
Andika mengambil sarung pedang dari pinggangnya, sehingga menjadi double sword. Dia tidak ingin melukai Maharani. Yang jelas-jelas bukan musuhnya. Dia hanya merasa marah karena ada yang menghalanginya dalam pengejarannya.
Hah ~...... (suara menghela nafas)
Dash ...... (suara berlari)
Sekali lagi beradu pedang. Mereka menunjukkan teknik pedang yang luar biasa. Bagi para pemula, ini sudah termasuk master. Untuk menghindari tebasan Andika. Maharani salto ke belakang dan jatuh bertumpu pada kaki dan pedangnya.
Dengan ekspresi serius dan tak mau kalah. Maharani maju kembali mengayunkan pedangnya untuk menebas Andika.
Trang ...... (suara pedang beradu)
Tressss ......... (suara pedang bergesekan)
"Benar-benar keras kepala" komen Andika yang melihat Maharani terengah-engah dan mulai kehabisan energi
"Hah ...... Hah ......" nafas Maharani mulai tidak beraturan dan tangannya mulai bergetar
(INilah batasanku? Aku kira baru 5 menit aku menggunakan posession. Apakah karena pergerakan intens ini?) batin Maharani merasa penglihatannya mulai kabur
"APA YANG KALIAN LAKUKAN???" teriak Kei yang tiba-tiba muncul di belakang Maharani. Dengan pakaian basah kuyup dan ekspresi marah.
Splash ......
Splash ......
Splash ...... (suara sepatu boot menginjak genangan air)
Kei berjalan pelan mendekati Maharani. Menatap tajam ke Andika dan memberinya pressure yang kuat sehingga dia tidak dapat bergerak.
Setelah melihat Kei di sampingnya, Maharani melepaskan posession karena sudah tidak kuat lagi.
"Cancel" bisiknya pelan dan mulai jatuh, merasa ingin pingsan
Tak ...... (suara belati jatuh ke tanah)
Grep ...... (suara memegang tubuh Maharani)
Setelah melepaskan posession, belatinya terlepas dari tangan dan lututnya mulai lemas. Saat akan hilang kesadaran, Kei memegangi pinggangnya dan menstabilkan posisi berdirinya. Dan Maharani mulai pingsan dengan kepala tertunduk.
Kluk ...... (suara pingsan tertunduk)
Zrash ...... (suara hujan lebat)
"Ada apa ini?" tanya Kei masih melotot pada Andika
"Aku adalah anggota kepolisian bagian khusus. Dan tugasku adalah untuk memburu siluman yang sedang kabur. Seperti yang kau lihat, Nona ini sedang menghalangiku melaksanakan tugasku" jelas Andika dan memasukkan pedang dalam sarungnya dan mengembalikannya di pinggangnya
"............"
Zrash ...... (suara hujan deras)
"Hem, kalau begitu aku minta maaf. Permisi sebelumnya" ucap Kei dan menggendong Maharani ala bridal style menuju ke mobil
Dan tak jauh di belakangnya, Daichi dan Gou sudah sampai. Dan menyaksikan kejadian itu. Gou memungut belati dan payung yang terjatuh. Dan mengikuti Kei ke dalam mobil. Membukakan pintu untuknya. Sedangkan Daichi menghampiri Andika untuk menjelaskan semuanya.
"Sebelumnya kami benar-benar minta maaf telah mengganggu penyelidikan dan pengejaran dari pihak kepolisian" ucapnya profesional dan Andika mendengarkannya dengan ekspresi dingin
"Lalu apa alasan kalian?"
"Siluman itu telah mengganggu jadwal kegiatan tuan muda. Jadi kita berniat untuk memburunya"
"Hasilnya?" potong Andika
"Perburuan kali ini gagal. Yang kami kejar bukanlah pelakunya. Melainkan siluman tingkat rendah yang dipakai sebagai decoy atau umpan untuk mengecek seberapa besar kekuatan orang yang mengincarnya." jelas Daichi dan Andika memasang wajah kaget setelah mendengarnya
(Sial!) umpat Andika
"Kami permisi dulu" menganggukkan kepalanya dan melangkah menuju mobil
Brak ...... (suara menutup pintu mobil)
Setelah masuk mobil, Daichi mendapati bahwa suasananya tidak baik. Benjiro tertunduk di kursi kemudi. Kei dengan ekspresi datar dan aura kemarahan yang hebat dan memangku Maharani. Gou duduk di sampingnya dan merendahkan hawa kehadirannya. Sedangkan dIa sendiri duduk di kursi depan.
"Haruskah kita pergi sekarang, tuan muda?" tanya Daichi
"Hem" hanya berdehem
"Benjiro, nyalakan mobilnya" ucap Daichi pelan
"Oh ... Oh ... Oke" dan mulai menyalakan mesin mobil
Bruum ...... (bunyi mesin mobil menyala)
Wush ...... (suara mobil melaju pelan)
Dan dari luar, Andika hanya melihat mereka pergi. Masih memikirkan hasil perburuan mereka
"Klan apakah mereka? Aku harus mencarinya di arsip perpustakaan!" berfikir setelah melihat emblem di belakang pakaian mereka. Ada 4 emblem berbeda. Yang artinya 1 pemimpin dengan 3 anak buah. Kombinasi ini sangat langka. Hampir kebanyakan keluarga klan onmyoji atau dukun saat ini sudah mulai menghilang dan berbaur dengan masyarakat umum. Hanya menyisakan beberapa saja yang masih memegang teguh tradisi klan onmyoji. Ada juga yang telah bergabung dengan badan pemerintahan resmi, seperti Andika. Sangat penasaran.
Spash ......
Splash ......
Splash ...... (suara berlari menginjak genangan air)
"Kapten!" teriak Wang yang berlari dari kejauhan mendekat
"Hah ...... Hah ......" suara nafasnya terengah-engah
"Bagaimana?" bertanya dengan ekspresi khawatir dan membawa payung
Grep ...... (suara mengambil payung)
"Egh ~...?" serunya melihat Andika menyahut payung dari tangannya, membuatnya jadi basah kuyup. Dan Andika memakai payungnya.
"Kenapa? Kapten ~...... aku jadi basah kuyup!" serunya protes
"Memang sejak awal ini adalah payungku. Berisik!" elak Andika dan berjalan ke arah tempat kejadian tadi
"Eh ......, Kapten? Tunggu aku!" berlari mengejar Andika, setelah tahu dia ditinggal sendirian di bawah hujan, kedinginan.
(Kapten benar-benar .........) menggerutu dan terus mengikuti langkah Andika
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Bagaimana?" tanya Andika sesampainya di kantor dan berganti pakaian seragam kering, dengan handuk di pundaknya
"Menurut laporan forensik dan dokter yang ada di rumah sakit. Korban berhasil diselamatkan. Akan tetapi dia mengalami beberapa patah tulang pada rusuk, lengan dan kakinya. Sigh ~..." membaca laporan dan sudah berganti pakaian seragam kering
"Lanjutkan"
"Em ...... menurut psikolog, dia sedang tidak sadarkan diri atau lebih tepatnya consiousnesnya wandering, tak berada pada tubuhnya. Sehingga tubuhnya bergerak sendiri sesuai perintah yang didapatnya." mengerutkan dahinya
"Kapten?" tanyanya ragu
"Dari informasi yang ku dapat, kali ini hanyalah decoy" menyandarkan punggungnya pada kursi
"Apa? Tidak mungkin!" elak Wang dengan ekspresi kaget
"Apa yang kau tahu? Kau kira siluman tak dapat berfikir? Bodoh?" melihat Wang seperti retard
"Ugh ~......"
"Selama ini, siluman yang kita hAdapi adalah siluman tingkat rendah. Seperti beast, tidak dapat berfikir dan hanya mengikuti insting mereka saja. Tapi, siluman tingkat tinggi berbeda. Mereka hampir sama seperti manusia. Hanya saja dengan wujud yang berbeda, mempunyai kekuatan tertentu dan tinggal di alam ghaib" jelas Andika panjang lebar
"Apa?" Wang kaget
"Aku rasa kau pasti tidak pernah ke perpustakaan?" dengan ekspresi mengejek
"Ehehehe ......" tertawa bodoh
"Tolong bereskan laporan kasus ini dan taruh filenya di atas meja. Aku akan membacanya nanti" ucap Andika berdiri dari kursi dan mengambil buku catatan serta bolpoin di atas mejanya
"Eh? Kau mau ke mana kapten?" tanya Wang heran
"Perpustakaan" dan melangkah keluar ruangan
"Ahahaha ......" Wang hanya bisa tertawa pelan, merasa malu. Dan segera mengerjakan perintah kaptennya.
Bersambung ............