Tentang kebencian terhadap keluarga sendiri,Andra Gunawan.Tuan muda kaya raya yang penggangguran bertekat untuk menjadi penghancur keharmonisan keluarga nya sendiri.
Pelangi gadis pemilik senyum manis yang hidup nya porak poranda setelah bertemu Andra.
Dua kepribadian yang bertolak belakang,mampukah mereka menjalin kedua sisi tali yang berseberangan menjadi satu????
Hello Plend!
Mohon kritik dan saran yang membangun.
Terimakasih.😇😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7.Kekacauan 1
Hadiah sudah dikirim dan 'preman' itu segera pergi tanpa memberi kesempatan pada Pelangi untuk bertanya.
Keheningan menyelimuti mereka bertiga.
"Baiklah mungkin memang orang yang bermaksud baik,aku kira tidak apa-apa kan." Pelangi memecah kesunyian.
"Mungkin juga,lebih baik kita bongkar saja barang-barang ini." ajak Wily.
Begitu saja hadiah-hadiah itu di bongkar dan karna kebanyakan kebutuhan sehari-hari maka langsung dimasukkan ke dalam ruangan persediaan,sementara beberapa mainan yang aman untuk anak-anak segera dibagikan.
Jika panti asuhan sangat semarak karna hadiah dari pengirim misterius,maka berbeda hal nya dengan yang dialami oleh Andra di markas nya.
Di belakang deretan gudang kosong bekas RS terbengkalai,tepat nya lima ratus meter kebelakang,ada sebuah rumah kayu sederhana yang sangat mencolok.
Rumah tersebut sangat bersih dan rapi terlihat dari halaman yang terawat,serta sebuah ayunan yang berada di bawah rindang nya pohon rambutan.
Sebuah mobil pick up melaju ke halaman rumah,dan tak lama kemudian 'preman' yang dianggap oleh Pelangi dan Ibu panti keluar dari mobil.
Tak lama pintu rumah kayu tersebut terbuka dan tampak lah pemuda tampan sang sumber masalah.
"Sudah di kirim paman?" tanya nya pada 'preman' itu.
"hmm!" hanya dengusan yang menjadi jawaban nya.
Hahahaha
Andra hanya tertawa.Dia paham paman nya ini sangat kesal.Ya! Pria yang gondrong serta bertato itu adalah paman Andra,adik bungsu sang ibu yang tidak banyak orang tau,bahkan Ayah Andra sendiri.
Pasal nya paman nya lama berada di luar negeri,keluarga kelahiran sang ibu berasal dari keluarga yang terbilang cukup kaya.
Keluarga mereka memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas di luar pulau,serta keluarga mereka juga memiliki pabrik pengolahan nya sendiri.
Namun setelah kematian sang ibu,Kakek,nenek dan paman sulung nya memilih mundur dari ibu kota.
Mereka memilih pindah ke Riau dimana lahan dan aset mereka berada.
Mereka mungkin keluarga kaya tapi untuk menghadapi menantu mereka yang ambisius,kaya saja tidak cukup.
Tiga tahun lalu paman bungsu Andra yang diluar negri menghubungi Andra untuk pertama kali nya setelah ibu nya meninggal dua puluh tahun lalu.
Tentu saja niat nya bukan untuk melepas rindu atau menyambung silaturahmi yang telah terputus.Tapi menuntut balas untuk ketidak adilan yang dialami sang kakak.
Juga untuk merebut kembali mahar yang dibawa sang kakak saat menikah kedalam keluarga besar Gunawan.Yang saat ini masih dinikmati oleh Bajingan Gunawan itu beserta gundik dan keturunan nya.
Andra tentu saja menyambut baik ide itu,karna dia tau jika dirinya sendiri tidak akan mampu menghadapi sang ayah.
"Untuk apa aku harus melihat perempuan itu dan anak bajingan itu?" tanya sang paman tidak ramah.
Jangan berfikir hanya karna Andra adalah anak satu-satu nya sang kakak,maka dia akan ramah.
Bagi nya nya selama dia berkaitan dengan bajingan itu maka semua adalah musuh.
"Agar paman dapat mengerti harus memulai dari siapa jika ingin mengacaukan mereka."
'Mereka' dimulut Andra adalah sang ayah dan gundik nya.
"Orang seperti apa Bagas Gunawan itu semua di kota ini mengetahui nya,dapat kah wanita lusuh yang bahkan tanpa latar belakan menarik perhatian nya." tanya sang paman dengan remeh.
"Paman..wanita itu sangat dicintai mati-matian oleh saudara baik ku,sementara bagi ayah bajingan dan gundik nya,saudara baik ku adalah kebanggan mereka." jelas Andra.
Sang paman tampak berfikir sebentar,kemudian mengalih kan pandangan nya pada Andra yang masih bersandar di pintu sembari tersenyum.
"Maksud mu menggunakan wanita itu?" tanya paman ragu.Mendengar pertanyaan sang paman Andra pun mengangguk.
"Aku akan memulai dengar cara yang halus jika wanita itu tidak mau bersikap lunak maka paksa saja." jelas Andra.
"Oh..lalu bagaimana kau berencana memaksa nya.?" tantang sang paman.
Andra tidak menjawab melainkan memperlihat kan senyum bajingan nya.
Di RM Padang.
Ditengah kesibukan telephone yang terletak pada meja kasir berbunyi.
"Hallo selamat siang,dengan kami RM Padang disini" Sapa sang kasir ramah pada si pemanggil.
"Hallo kami dari perusahaaan Gunawan ingin memesan" jawab si pemanggil.
Mendengar perusahaan Gunawan,sang kasir sangat senang.Pasal nya kemaren saat sang tuan muda yang belakangan diketahui sebagai salah satu pewaris Gunawan,memberi mereka tip atas kepuasan nya pada mereka.
Tentu saja Pelangi juga semakin diperlakukan dengan baik.Apalagi bahwa tuan muda berencana melakukan kerja sama dengan mereka.
Awal nya mereka skeptis mendengar dari manager tapi dengan panggilan telephone hari ini maka semua tampak nya benar.
Bukan kah Pelangi benar-benar pembawa keberuntungan bagi mereka semua??.
"Oh..memesan?" sang kasir mencoba menenangkan diri nya." Baik sebentar tuan kami akan memanggil manager kami dulu." jelas sang kasir.
Yang kemudian bergegas memanggil sang manager karna untuk pemesanan besar seperti ini,hanya manager yang mampu mengambil keputusan.
"Manager ayo tinggal kan itu,kita dapat ikan besar" bisikan sang kasir tidak mampu meredam kebahagian dalam suara nya.
"Ikan besar apa? Sebaik nya penting jika tidak.."
"Penting!!,Sangat penting" sang kasir langsung memotong kalimat yang benada ancaman dari sang manager.
Kemudian dia membisikkan mengenai siapa yang menghubungi nya barusan.
Mendengar itu sang manager pun tertegun sejenak,lalu buru-buru berlari kearah meja kasir berada.
Para karyawan yang melihat mereka berdua bertingkah aneh sontak saling memandang.
"Menurut mu kabar baik apa itu?" tanya Martha pada Pelangi yang tidak memperhatikan hal tersebut.
Dia sibuk melayani seorang pelanggan yang sudah sepuh namun membawa cucu nya yang mungkin berusia kurang dari empat atau lima tahun.
"Anak baik,jika ingin jadi hebat seperti seorang pahlawan di TV,maka harus makan banyak dulu" bujuk nya ramah.Ini bukan perkerjaan sulit bagi nya karna banyak yang lebih sulit untuk di bujuk di panti.
"Ndak mau" tolak anak menggemas kan itu.Pipi bulat yang tampak melotot saat sang empu nya memanyun kan bibir mungil nya.
"Oh nenek yang baik,bagaimana ini?" dia pura-pura khawatir dan sedih." Bagaimana seorang pahlawan bisa menggendong nenek,jika dia saja tidak mau makan,? Padahal kan pahlawan butuh untuk tumbuh tinggi.?" lanjut nya lagi.
Bocah itu kemudian melihat tubuh bulat nya dan menjulurkan kedua kaki nya juga.
Sang nenek hanya tersenyum melihat kelakuan cucu berharga nya.
"Atu mau matan nek,atu mau jadi pahlawan" putus nya kemudian.
"Hebat.." seru Pelangi kemudian,lalu memberikan ruang bagi nenek dan cucu tersebut.
Mereka berdua langsung menuju dapur dan melihat sang Manager menunggu mereka dengan senyum seribu watt,terutama ketika dia melihat Pelangi.
"Jangan menatap ku seperti itu" seru Pelangi sembari menyilangkan kedua tangan nya di depan dada.
Reaksinya membuat sang Manager jadi kesal namun tidak marah,karna di dalam suasana hati yang baik.
"Pelangi" panggil nya masih disertai senyuman nya.
"Kenapa memanggil ku se misterius itu pak,anda tidak menyembunyikan pikiran aneh pada saya kan?" Pelangi berpura-pura khawatir.
"Dasar kamu" sebel sang Manager."Hari ini kita dapat order besar,jadi kalian lembur untuk persiapan besok.Seribu nasi kotak yang isi lauk nya lima ratus kotak rendang dan yang lima ratus kotak adalah ikan bakar,dilengkapi juga dengan buah dan dessert." jelas sang Manager dengan senyuman.