NovelToon NovelToon
Pesona Mantan Istri Yang Disakiti

Pesona Mantan Istri Yang Disakiti

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Patahhati / Penyesalan Suami
Popularitas:34.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Anggi Saraswati adalah seorang ibu muda dari 3 anak. Awal mula pernikahan mereka bahagia, memiliki suami yang baik,mapan,dan tampan merupakan sebuah karunia terbesar baginya di tengah kesedihannya sebagai yatim piatu penghuni panti.

Tapi sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama,perlahan sikap suami tercintanya berubah terlebih saat ia telah naik jabatan menjadi manajer di pusat perbelanjaan ternama di kotanya . Caci maki dan bentakan seakan jadi makanannya sehari-hari. Pengabaian bukan hanya ia yang dapatkan, tapi juga anak-anaknya,membuatnya makin terluka.


Akankah ia terus bertahan ?
Atau ia akan memilih melepaskan?

S2 menceritakan kisah cinta saudara kembar Anggi beserta beberapa cast di dalamnya dengan beragam konflik yang dijamin menarik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.18 Keributan

Anggi ikut heran melihat Bu Sofi dan Diwangga yang justru terdiam ,tak menjawab sapaannya. Anggi pun mendekat lalu menyalami tangan buk Sofi dan menciumnya dengan takzim.

"Silahkan masuk, tan." ucap Anggi sambil mempersilahkan Bu Sofi dan Diwangga masuk ke toko.

"Nak, kalau boleh tau,kamu siapa? Kok kenal sama tante? Apa kamu sodaranya Anggi?" tanya Bu Sofi lembut

Anggi terkejut mendengar pertanyaan Bu Sofi. Sekarang ia paham mengapa ekspresi Bu Sofi dan Diwangga seperti itu, ternyata karena mereka tak mengenali Anggi. Apalagi sekarang ia tampil beda. Ia memakai make up dan mengenakan pakaian tertutup dengan kepala ditutup hijab pashmina. Anggi pun terkekeh sambil menatap wajah kedua orang itu.

"Ya Allah tan, pantas saja dari tadi tante Sofi sama mas Diwangga bengong, ternyata karena bingung. Tan ,coba liat wajah ini dengan teliti!" pinta Anggi sambil menunjuk wajahnya sendiri

"Udah tau?" Bu Sofi menggeleng

"Ternyata kekuatan make up nyata adanya ya, tan! Tan, ini Anggi, tente bener-bener nggak mengenali wajah Anggi?" tanya Anggi sambil mengulum senyum

"Hah! Anggi?" seru Bu Sofi dan Diwangga bersamaan

"Ini beneran kamu nak Anggi?" tanya Bu Sofi dan Anggi mengangguk, sedangkan Diwangga malah terbengong tak mempercayai soal cantik di depan matanya itu adalah Anggi.

Diwangga memang menyadari sejak awal kecantikan Anggi bukan hanya kecantikan fisik, tapi juga hati. Kecantikan Anggi memancar dari dalam dirinya. Dan kini, Anggi seakan bermetamorfosis, berubah 180°, bukan perubahan biasa, tapi perubahan yang membuatnya makin memesona.

"Masya Allah nak, maaf ,ibu benar-benar nggak ngenalin kamu. Ya nggak, Ngga? "

"Iya ma, Angga juga , makanya tadi heran kok bisa kenal kita berdua." ujar Diwangga sambil menahan senyum, ujung jari telunjuknya sibuk menggaruk alisnya .

Bu Sofi terkekeh melihat tingkah anaknya yang salah tingkah.

"Cantik banget ya, Ngga si Anggi hari ini?" tanya Bu Sofi sambil melirik anaknya

"Iyaa, cantik banget. " ujar Diwangga dengan mata terfokus pada Anggi, membuat wajah Anggi bersemu merah karena mendengar pujian Diwangga

"Ayo, matanya dikondisikan dulu!" ledek Bu Sofi yang membuat Diwangga makin salah tingkah

"Anak-anak mana, Nggi?" tanya Diwangga, mengalihkan perhatian Bu Sofi agar tak mengisilinya lagi

"Ada di lantai atas, ma. Nanti aku panggil kemari. " Anggi pun segera mengambil ponsel dan menghubungi Lia di kamar atas agar mengajak Damar dan si kembar turun ke bawah.

"Om Iwang... Oma Copiii..." pekik Karin dan Kevin girang seraya berlarian menuruni tangga

"Karin, Kevin, jangan berlarian, nanti jatuh " panik Anggi, begitu pun Diwangga ikut panik, ia segera berlari mendekati Karin dan Kevin.

"Dapat. " pekik Diwangga saat meraih tubuh mungil Karin, sedangkan Kevin bersama Anggi

"Kalian ini, kan mama sudah pernah bilang, jangan suka berlarian apalagi saat menuruni tangga, bahaya. Kalau jatuh gimana, siapa yang sakit?" nasihat Anggi

Karin dan Kevin menundukkan wajah, mereka tampak menyesal tak mengindahkan peringatan sang ibu.

"Maafin kami, ma." ucap Karin dan Kevin bersamaan.

"Udah, udah, kalian kangen sama Oma ,nggak? Oma bawa'in kue brownies lho buat kalian." bujuk Oma Sofi

"Wah, asikkk! Makacih Oma. Oma baik deh, ndak kayak nenek yang cuka malah-malah." ujar Karin dengan wajah berbinar

"Karin, nggak boleh ngomong gitu."

Lalu mereka pun terlibat perbincangan seru yang kadang dihiasi gelak tawa karena itu tingkah lucu Karin dan Kevin. Sedangkan Damar sibuk belajar. Ia mempunyai banyak PR. Diwangga pun mendekati Damar dan membantunya mengerjakan PR. Damar sangat senang karena selama ini papa'nya tak pernah sekalipun mau menemaninya mengerjakan PR. Pernah Damar hanya iseng bertanya, tapi ia malah kena marah. Padahal dulu Adam begitu sayang dan perhatian pada Damar, tapi ntah mengapa semua tiba-tiba berubah. Papanya yang baik, perhatian, dan hangat, menjadi acuh, tak peduli, bahkan sering marah-marah.

"Makasih ya om sudah bantuin Damar ngerjain PR." ucap Damar tulus

"Iya Dam, kalo kamu butuh bantuan om, nggak usah sungkan-sungkan hubungin om, ya! " ujar Diwangga sambil mengusap kepala Damar

"Om Iwang kok cama Abang teyus cih, main cama Epin yuk. Epin pingin main lobot-lobotan cama om Iwang." ujar Kevin sedikit merengek

Bu Sofi yang melihat kedekatan antara Diwangga dan anak-anak Anggi, tersenyum lebar. Ternyata putranya yang cuek juga bisa bersikap hangat pada orang lain. Bahkan anak-anak menyukainya.

"Wah, kamu sudah cocok jadi bapak-bapak tuh ,Ngga. Kamu pasti sayang banget sama anak-anak kamu kelak kalau kamu sudah menikah dan punya anak." sindir Bu Sofi

"Apaan sih, ma! Namanya juga sama anak-anak,ya harus lembut." elak Diwangga ,ia sadar Bu Sofi sengaja menyindirnya agar segera mencari jodoh. Tapi kalau jodohnya belum ada, mau bagaimana. Andai ia muka tembok, sudah ia lamar Anggi jadi istrinya. Ia pasti bisa menang banyak. Udah dapat istri Sholehah nan cantik dan baik hati, dapat bonus 3 anak-anak yang baik dan lucu juga. Tapi ia tak bisa gegabah, ia tau pasti Anggi belum siap untuk menjalin hubungan yang serius. Jadi ia akan melakukan pendekatan dahulu. Semua ada waktunya. Ia hanya perlu bersabar.

.

.

.

"Mas, aku seneng deh akhirnya kita nikah juga." ucap Adinda mesra di pelukan Adam

"Hmmm..."

"Kok cuma hmmm sih! Kamu nggak suka?" Adinda mencebik kesal mendengar respon Adam yang hanya dehaman

"Suka kok sayang. Aku lagi banyak pikiran aja."

"Mikirin apa sih! Oh ya mas, nanti kalau udah lahiran kita buat resepsi yang besar-besaran ya! "

Adam menoleh ke arah istrinya dengan wajah datar. " Resepsi?"

"Iya, dulu pasti kamu buat resepsi juga kan pas nikah sama mantan istri kamu itu?"

"Iya, tapi sederhana aja, hanya mengundang tetangga sekitar sama warga panti tempat ia berasal "

"Maka dari itu, aku mau lebih hebat dari dia. Aku mau resepsi yang meriah." ucapnya antusias, sudah terbayang di benaknya ,ia akan mengadakan resepsi pernikahannya di gedung, dengan mengundang banyak tamu, hidangan-hidangan mewah, bintang tamu artis, walau hanya artis lokal. Ah senangnya, batin Adinda.

"Daripada buat resepsi, mending kita DP rumah "

"Hah, DP?"

"Iya, kenapa?"

"Kenapa nggak cash aja sih mas? Pokoknya nanti aku mau rumah yang besar, lebih besar dari rumah kamu dulu."

"Mau cash, tabungannku nggak akan cukup , Din. Apalagi kamu mau rumah yang lebih besar dari rumah kami sebelumnya, nggak akan mungkin. Pasti DP dan cicilannya juga besar." Adam sudah mulai jengah menghadapi rengekan demi rengekan Adinda

"Pokoknya nggak mau, aku mau rumah yang besar, masa' itu buat mantan istri kamu yang udik itu kamu bisa beliin, buat aku nggak bisa." Adinda sudah mulai emosi

"Itu juga kami nyicil, Din. Dia sendiri yang nyisihin dari uang yang aku kasih sejak awal kami menikah karena itu aku biarin dia buat sertifikatnya atas namanya."

"Ah, kamu mas, bilang aja pelit." teriak Adinda

"Kamu nggak perlu teriak-teriak, jangan pancing emosi aku. Aku lelah, aku mau istirahat, jadi tutup mulut kamu. " teriak Adam yang sudah naik pitam

"Apaan sih, ribut banget. Baru juga pagi tadi nikah, sorenya udah berantem. Kalian kenapa?" teriak Bu Tatik kesal

"Itu ma, mas Adam nggak mau beliin rumah yang besar untuk Adin."

"Nggak usah asal bicara kamu. Makanya ,jangan buat aku emosi, jangan terlalu banyak nuntut . Kami pikir beli rumah itu kayak beli kerupuk, apa." pekik Adam dengan gigi bergemeletuk

"Kamu juga Din, bisanya nuntut. Sudah, nyuci piring sana. Piring kotor udah numpuk." titah Bu Tatik

"Apa? Nyuci piring? Nggak mau. Mama cuci aja sendiri." tolak Adinda

"Kamu ini Din, baru aja jadi menantu udah malas-malasan. "

"Mah, Adin kan lagi hamil jadi nggak boleh capek-capek." rengek Adinda agar Bu Tatik tak jadi marah

"Kata siapa nggak boleh? Anggi dulu aja lagi hamil mama suruh-suruh dia nurut aja, kandungnya aman-aman aja tuh. Dia dah pindah aja, mama suruh tiap hari kesini beberes karena disini belum ada art aja dia nurut. Semua dia kerjain sendiri, nggak masalah tuh!"

'Apa? Mama suka nyuruh-nyuruh Anggi beberes di sini padahal kami sudah pindah. Tapi Anggi nggak pernah cerita. Ya ampun, kenapa aku jadi merasa bersalah begini ya!' batin Adam sambil mengusap kasar wajahnya

"Ya beda donk ma, dia kan mental babu, jadi jangan mama samain dengan Adin. Suruh aja tuh si Sulis, jangan kerjaannya malas-malasan aja." sergah Adinda

"Enak aja kamu mbak mau nyuruh-nyuruh aku. Kamu tuh numpang di sini jadi harusnya kamu yang ngerjain pekerjaan rumah." sewot Sulis saat mendengar namanya disebut dalam pertengkaran sang mama dan kakak iparnya

"Sudah-sudah. Kalau mau ribut di luar sana. Aku mau istirahat." bentak Adam, lalu ia menyuruh semua orang keluar dari kamarnya dan membanting pintu dengan keras

"Baru aja nikah pagi tadi, udah terjadi keributan kayak gini, gimana nantinya." desah Adam kasar.

1
Selvy Anton
Luar biasa
Soraya
hadiah buat Anggie
Soraya
kok pas banget ya ini kn juga tgl satu Juli HBD buat Anggie smga kebahagiaan sllu menyertaimu 🤲
Soraya
Adam baru mau memulai panen
Soraya
Luar biasa
Soraya
tinggal nunggu panen aja ya Dam
Soraya
apa yang menolong Anggie Angga ya waktu digangguin sama preman waktu itu Anggi masih SMA
Soraya
bagus Anggi kmu cerdas
Soraya
mampir thor
Mbak Pur
definisi semakin tersakiti semakin mempercantik diri👍
Mbak Pur
mampir kk semoga ceritanya bagus
asya yussi
Luar biasa
Liiee
lea anak Carlos😡
Liiee
degdegan
Liiee
ost full house😂
Vien Habib
Luar biasa
Bunda Aish
🤦😀 ya salaaam....Roby .... Roby
Imam Syafi'i
Lumayan
InDri
Luar biasa
Sumiati 32
bang Robi otw
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!