Sheina harus menelan pil pahit karena laki-laki yang dibencinya dari SMA tiba-tiba menuduhnya sebagai wanita malam, dan membuatnya kehilangan mahkota yang selalu dijaganya. Tak cukup sampai di situ, Sheina juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah hamil tanpa suami.
Akankah laki-laki itu bisa meluluhkan hati Sheina yang sudah terlanjur membatu, demi anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TGM Bab 31
Bara turun dari mobil dan membantu Gabriel turun dari mobil. Lalu, Sheina juga ikut turun.
"Bar, maksudnya apa sih?" tanya Sheina. Ia masih belum mengerti maksud Bara mengatakan rumah itu milik mereka. Padahal Sheina dan Bara tidak memiliki hubungan resmi, meski mereka memilik Gabriel.
"Ini rumah kita. Aku, kamu, dan Gabriel. Aku mau kalian tinggal di sini. Jadi, kalian nggak perlu bayar uang sewa kontrakan. Di sini juga sekolah lebih deket, bentar lagi Gabriel mulai sekolah, 'kan?" Bara tersenyum. Ia membuka pintu rumah dan menurunkan Gabriel.
Bara benar, tahun depan Gabriel akan mulai sekolah dan Sheina tidak menyangka bahwa Bara akan memperhatikan hal seperti itu. Sheina bisa melihat, Bara sangat menyayangi Gabriel.
"Bar, apa kita akan tinggal bersama di sini?" tanya Sheina ragu.
"Cumq kamu dan Gabriel. Kalau kamu udah jadi istriku, aku juga akan tinggal di sini," jawab Bara sembari tersenyum.
Laki-laki itu mulai memahami Sheina. Sheina tidak bisa dipaksa dan terburu-buru. Jadi, lebih baik dia menunjukkan keseriusannya dengan bukti langsung, bukan memojokkannya dengan cara memaksa.
Sheina menunduk, rasanya malu saat Bara menjawab pertanyaannya tadi.
"Mau lihat kamar kamu, Boy?" tanya Bara pada Gabriel yang sibuk memandangi ikan dalam akuarium.
"Biel punya kamal?" tanya bocah itu dengan mata berbinar.
"Punya dong. Mulai sekarang Gabriel belajar tidur sendiri ya," jawab Bara. "Shein, di sini ada tiga kamar. Aku udah siapin kamar Gabriel di atas. Sisa dua kamar lagi, satu di bawah dan satu lagi di atas. Kamu mau sekalian lihat-lihat?"
"Nanti aja deh, Bar."
"Shein, aku harap kamu nggak nolak niat baik aku." Bara lagi-lagi tersenyum. Lalu, ia berbalik dan mengajak Gabriel menaiki tangga.
Sheina merasa tidak enak hati. Akhirya ia ikut menyusul dua laki-laki itu.
***
"Wah. Ini kamal Biel, Dad?" tanya Gabriel saat mereka masuk ke ruangan yang dihiasi gambar manusia laba-laba, tokoh kartun kesukaan Gabriel.
"Iya, dong. Suka nggak?"
"Suka banget, Dad. Ini spidelnya kayak benelan." Gabriel menyentuh tembok dengan gambar kartun itu. Dengan lucunya, Gabriel menirukan gerakan tokoh dalam gambar itu.
Seketika itu, Bara tertawa melihat tingkah Gabriel yang menggemaskan. Ia langsung mengangkat putranya itu dan menerbangkannya tingi-tinggi.
"Auh, Biel kayak telbang, Dad."
Bara terus tertawa bahagia. Ia sangat bahagia saat ini.
Sheina melihat perlakuan Bara pada Gabriel. Tawa Gabriel yang alami membuat hatinya tersentuh.
"Mommy, Mommy."
Gabriel dan Bara sama-sama melihat ke pintu, Sheina berdiri di sana. Lalu, Bara menurunkan Gabriel, dan bocah itu langsung berlari mendekati ibunya.
"Mommy, Biel punya kamal, ada gambal spidelnya," ucapnya dengan suara cadel.
"Iya, mommy lihat. Gabriel suka?" tanya Sheina.
"Suka banget, Mom. Biel mau tidul di sini ya, Mom."
"Makasih, Bar."
"Hei, nggak perlu makasih. Gabriel juga anak aku. Sudah seharusnya aku lakuin ini dari dulu, Shein."
Sheina mengangguk. Lalu, Gabriel menarik kedua tangan Bara dan Sheina.
"Daddy, kita punya lumah sendili, belalti Daddy akan tinggal sama Biel dan Mommy, 'kan?" tanya Gabriel yang mendongak untuk melihat kedua orang tuanya.
Bara menggendong Gabriel. Ia menjawab pertanyaan putranya, "Daddy akan tinggal di sini, kalau Mommy udah mau menikah sama Daddy."
"Menikah itu apa?"
"Em, menikah itu, Daddy sama Mommy tinggal bareng sama Gabriel. Daddy kerja, Mommy di rumah nemenin Gabriel."
"Wah, asik dong Dad. Biel mau gitu, ditemenin Mommy sehalian. Kalau Mommy nikah sama Daddy, Mommy nggak kelja lagi ya, Dad?"
"Bar, Gabriel masih belum ngerti soal kita," sahut Sheina.
"Iya, Gabriel Sayang, tapi kita harus sabar, karena Mommy masih sama om siapa itu, 'kan?"
"Oh, Om Devan temannya Mommy."
"Bara." Sheina mulai berteriak karena Bara tidak mendengarkannya.
"Mommy, Mommy jangan malahin Daddy. Biel suka Daddy, Om Devan baik, tapi Biel sukanya sama Daddy. Mommy menikah aja ya sama Daddy."
🥀🥀🥀
...Daddy racunin otak Biel yang polos nih 🤧...
...☕tinggalin jejaknya kakak kakak Sayang🥀...
...****************...