AXELINO VANDER DRAVION, adalah seorang mafia berpengaruh dan terkenal di seluruh penjuru dunia dengan kekejaman nya. seorang Axel tak luput dari julukan seorang mafia iblis kejam dan sangat tidak mau kenal dengan apa itu cinta, namun ketika Axel bertemu dengan bocil tengil cantik dengan mata nya yang indah mampu memikat seorang Axel. siapakah gadis yang mampu membuat seorang Axel tertarik tersebut?
yukk, baca novel aku biar bisa tahu gimana cerita nyaa...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yinndyx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2 MIIM
MANSION DRAVION
*
*
*
"Hush hush" deru nafas pria tampan itu seperti sedang di kejar-kejar.
"Sial, mimpi itu lagi" batin nya ketika bermimpi bayangan masa lalu nya terlintas kembali.
Tok
Tok
Tok
Cklekk,,
"Hm" Axel berdehem ketika tangan kanan nya datang.
"Maaf bos, markas utama di serang" jawab Jack dengan serius.
"Ck, tikus mana lagi yang sedang mengusikku" Axel menyeringai menunjukkan senyum smirk.
Jack menelan ludah nya dengan kasar melihat seringaian Tuan nya itu berarti sudah membangun kan singa yang sedang tidur dan tentu saja Jack sudah tau akan kemurkaan Tuan nya.
"Siap kan mobil" titah Axel segera memakai jas hitam anti peluru dan siap akan menemui tikus yang mengusiknya.
"Siap tuan" jawab Jack dengan menundukkan badan nya.
*
*
*
MARKAS DYXVION
TAP
TAP
TAP
Suara sepatu mahal menggema di lorong yang sangat gelap dan hanya diterangi cahaya lampu redup. Axel bersama dengan Jack berjalan dengan penuh insting nya sebagai pemilik julukan mafia tertinggi di penjuru dunia. Dan ratusan anak buah Axel yang sudah mengabdikan jiwa, raga hidup dan mati nya untuk Axel pun sudah menyebar ke seluruh titik markas DYXVION.
Axel mengepalkan tangan nya saat melihat anak buah nya disiksa seseorang yang tak lain musuh Axel yaitu Edrick Emanuel.
"BAJINGAN KAU EDRICK " suara bariton menggema di salah satu ruangan.
"Akhirnya kau datang juga Tuan AXELINO" Edrick menyeringai saat Axel sudah berdiri dengan tatapan tajam.
"Apa mau mu" dengan suara tertahan Axel sudah tidak bisa menahan amarahnya yang kini meledak ledak.
"Oh ayolah aku hanya ingin bekerja sama denganmu tapi kau menolak nya, jadi aku hanya ingin bermain dengan mu" jawab Edrick dengan santai nya.
Axel menarik sudut bibir nya menunjukkan senyum smirk mematikan "Ingin bermain dengan ku ya?" Axel menyeringai sambil melayang kan tatapan tajam dan menusuk.
Axel berjalan mendekati Edrick tanpa ragu dengan tangan masih berada di saku celana. Tepat di depan Edrick "Persiapkan saja dirimu" Axel berbisik sambil menyeringai.
Mendengar itu Edrick langsung naik pitan dan langsung meninju rahang Axel namun Axel dengan cepat dan lihai nya langsung menghindari serangan dari Edrick.
"Percaya diri sekali kau Axel" seringai Axel dengan penuh amarah.
"AHAHAHA" gelak tawa Axel menggema di ruangan gelap nan pengap.
Axel yang sudah tidak ingin masalah ingin berlanjut Axel langsung mengeluarkan desert eagle kesayangan nya dan,,,
Dorr
Dorr
Dorr
Axel meniup ujung senjata api nya ketika selesai melubangi kepala musuhnya dan siapa lagi kalau bukan Edrick wkwk.
"Ck, tikus lemah menyerang tanpa pasukan, dia pikir dia siapa" gerutu Axel ketika melihat kedatangan Edrick yang hanya membawa beberapa pasukan.
"Jack, kau urus semua aku ingin pulang dan jangan lupa kirim mayat Edrick ke apartemen orang tua nya" titah Axel kepada tangan kanan nya.
"Ada apa dengannya kenapa langsung membunuh musuh begitu saja, biasanya jika ada yang mengusiknya sudah tentu orang itu tidak akan mati dengan mudah dan pasti tuan akan menyiksa nya habis habisan" tanya batinnya ketika melihat Axel sedikit aneh menurutnya.
Axel mengerutkan alisnya ketika tidak mendapat jawaban dari Jack "apa sekarang kau bisu dan tuli Jack?" Tanya Axel dan langsung membuyarkan lamunan Jack.
"E-ehem, maaf tuan hehe"jawab Jack derdehem sambil menggaruk tengkuk leher nya yang tak gatal.
Axel menaikkan salah satu alis nya ketika melihat gelagat aneh tangan kanan nya "hm, aku pulang lebih cepat dan jangan lupa dengan tugasmu" jawab Axel dan langsung bergegas keluar dari markas.
"Siap tuan" balas Jack dengan hormat dan tak lupa senyum yang sangat merekah.
*
*
*
KONTRAKAN AURORA
"Huammm, cape banget hari ini. tidur ah" monolog Aurora ketika sampai di kontrakan kecil nya.
Baru saja Aurora ingin merebahkan badan nya
Tetapi,,
Kruk kruk kruk,,
"Oh astaga tolonglah berkompromi sedikit aku sudah tidak sanggup untuk bangun aku sudah sangat mengantuk" gerutu Aurora ketika cacing diperutnya menari nari ingin makan.
"Hufttt" Aurora menghembuskan nafas kasar nya dan langsung beranjak ke dapur.
"Astaga bahan makanan bahkan sudah habis Aurora" ucap nya dengan diri sendiri ketika melihat tidak ada satu pun bahan untuk dimasak kecuali mie instan.
"Hufttt, untung ada mie instan jadi cukup untuk malam ini, mungkin besok aku akan berbelanja" ucapnya bersyukur karena masih ada mie instan.
Dan Aurora pun langsung mesasak mie nya dengan sesekali bersenandung lagu fav nya "PAYPHONE" hehe ya Aurora sangat menyukai lagu tersebut.
"Oke, mie nya sudah Mateng dan siap disantap hehe" ucap Aurora dengan senyum.
Aurora berjalan menuju kamar nya karena tidak mungkin makan di dapur dan tidak ada meja makan di kontrakan kecil milik Aurora.
Dikamar nya Aurora sibuk dengan mangkok berisi mie nya, ya dia sibuk menghabiskan nya hingga tandas dan siapa sangka jika dia mengabaikan telepon masuk di handphone nya.
"Ck, siapa sih dari tadi berisik banget ga tau apa orang udah ngantuk begini" gerutu nya yang sangat tidak suka ketika ada orang yang menelpon nya.
Yaa kebiasaan Aurora sangat terbilang aneh karena setiap kali ada yang menelpon nya ketika waktu yang tidak pas sudah pasti dia akan memblokir nomor itu.
Aurora mengerutkan kening nya ketika melihat nomor tidak di dikenal. "10 panggilan tak terjawab" monolog nya ketika melihat banyak panggilan tak terjawab.
"Ah sudahlah toh juga dia ga telpon lagi mending tidur" ucap nya yang bodo amat.
Tetapi baru saja ingin beranjak untuk tidur tiba-tiba handphone kembali berdering.
"Auroraaa tarik nafasssss,, hembuskannn. Ck, siapa sih ini iseng banget" gerutu nya ketika melihat nomor tak di kenal kembali menelpon nya.
Aurora pun menekan tombol hijau dan langsung menempelkan benda pipih itu ke telinga nya.
"Halo, siapa ya?" Tanya Aurora yang sudah tidak berminat mengangkat telepon.
"AURORAAAAAA" Teriak orang di seberang sana.
Dengan Reflek Aurora langsung menjauhkan benda pipih itu dari telinga nya sambil mengerutkan kening nya dan menutup mata nya.
"Astaga gesha! Tidak bisakah kau menurunkan nada bicaramu itu hm?" Jawab Aurora yang sudah tidak bisa menahan kantuk.
"Salah kau sendiri kenapa baru mengangkat telepon ku hah? Kenapa apa yang terjadi padamu hingga tidak bisa mengangkat telepon ku? Apa kau sedang ada masalah atau kau,," gesha menggantung pertanyaan karena Aurora memotong nya.
"Geshaa aku baik baik saja oke?, dan kau apa? Kenapa menelpon ku malam malam begini hah?" Jawab Aurora tak kalah cerewet nya dengan gesha.
"Ck, Aurora apa salah jika aku menelepon mu hm? Aku kan hanya ingin memastikan jika nomor yang kau beri bukan nomor palsu" jawab gesha dengan tanpa dosa.
"Hm, sudah ya aku ingin tidur. Byee" ucap Aurora dengan suara khas orang yang sedang menahan kantuk.
"Ehh bentar bent" belum juga gesha menyelesaikan ucapan nya tetapi,,
Tuttt,
Aurora menutup telepon secara sepihak dan tanpa dosa.
*
*
*