Karena suami dan anaknya ditembak mati oleh pemburu, Anjani. Seekor serigala betina melakukan transformasi jiwa terhadap keluarga si pemburu suami dan anaknya.
Dia ingin merampas jiwa sekaligus nyawa si pelaku, akan tetapi rencananya mengalami kendala. Sebab dia salah masuk ke dalam raga seseorang yang tidak pernah dihargai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASALAH LINDU DAN YUNITA
Dengan sekali sentuh, Tubuh Sintia sudah tidak berdaya. Tenaganya yang berusaha menolak, tak berarti apa-apa.
Tuan Lesmana menyaksikan semua kejadian dari balkon kamarnya. Ia tersenyum tipis, kabar mengenai Dito menarik seluruh investasi kepada keluarga Sintia sedikit memberikan harapan jika hubungan Dito dan Dara akan membaik.
Dan dugaan itu benar, Tuan Lesmana bisa melihat bagaimana Dito melindungi Dara.
" Sepertinya aku akan segera memiliki cucu "
Pak Aji turut senang mendengar hal itu.
Dilain tempat, Yunita tidak menemukan keberadaan Asih pelayan kepercayaannya yang ditugaskan memberi racun kepada Dara. Nomor telepon nya juga tak dapat dihubungi.
Beberapa orang pelayan ditanya, mungkin saja melihat Asih. Tapi jawaban mereka sama, belum melihat Asih dari pagi tadi. Itu berarti Asih belum pulang dari kediaman Tuan Lesmana.
Yunita sangat cemas, bagaimana jika rencananya terciduk oleh Ayah mertuanya. Maka semua akan binasa detik itu juga.
Untuk mengetahui suasana di rumah Tuan Lesmana, Diam-diam Yunita menghubungi seorang pelayan.
" Apa tidak ada kabar menarik hari ini ?" Tanya Yunita.
" Ada Nyonya " Jawab si pelayan, Membuat jantung Yunita berdegup kencang.
" Apa?"
" Tuan muda Dito mengusir Nona Sintia, Dan sepertinya Tuan Dito sudah mulai menjalin hubungan baik dengan Nona Dara"
" Dara? Perempuan itu baik-baik saja ?"
" Tentu, sekarang dia sedang ada di dalam kamar Tuan muda Dito "
" Ohhh "
Hanya itu tanggapan Yunita , Lalu ia memutuskan hubungan telfon secara sepihak.
" Jadi Asih gagal menjalankan perintah ku" Gumam nya sembari meremas ponselnya.
" Apa dia takut aku memarahi nya?"
Yunita harus tahu dimana keberadaan Asih, dia tidak ingin kehilangan gadis itu. Yunita mencoba menghubungi nomor Asih lagi, tapi sebelum ia menekan tombol memanggil. Tiba-tiba ada telpon masuk dari seorang perawat di rumah sakit.
" Hallo ?"
" Hallo.. Nyonya.. " Sahut dari seberang.
" Ada apa ?"
" Nyonya, pasien di kamar A05 menghilang "
Yunita terbelalak kaget.
" Apa maksud mu??"
" Iya Nyonya, pasien khusus itu menghilang tanpa jejak " Si perawat meyakinkan Yunita.
Perempuan itu tergamang untuk beberapa saat, lalu ia kembali teringat akan Asih. Bagaimana dia mengatakan tentang hal ini ? Pasti Asih akan menggila.
( Sedangkan Asih saat ini tengah menangis sambil memeluk Ibunya, Dia tidak pernah mengira jika majikannya alias Yunita akan sekejam itu. Padahal Asih sangat percaya dan tidak pernah menuntut apa-apa. Sampai gajinya pun ia tidak mengambil nya asal Ibunya dirawat di RS ternama dengan fasilitas terbaik. Tapi rupanya ???)
****
Dara duduk di depan cermin memperhatikan bayangannya sendiri. Anjani yang berada dalam tubuh Dara berusaha mengulang memori yang terjadi beberapa saat lalu, ketika Dito melindungi nya dari serangan Sintia.
" Ah ah ah" Dara menjitak kepalanya sendiri.
" Kamu kok bodoh banget sih ? Kamu tidak boleh terpesona dengan pria brengsek itu, Dia sudah mengabaikan mu sejak lama. Sekarang dia hanya ingin menjadikan mu tameng supaya Sintia sakit hati, paham kan?" Dara berucap pada dirinya sendiri.
Namun ucapan tersebut juga membuat dada Dara berdenyut sakit. Ia meraba dadanya.
" Kasian sekali kamu, sepertinya kau sangat mencintai nya. Sampai aku mengatakan demikian, kau sangat kesakitan " Gumam Dara.
KRETEK
Suara pintu dibuka, Dara langsung menoleh. Rupanya Dito nyempil di celah pintu. Pria itu nyengir kuda.
" Kamu sibuk nggak ?"
" Sibuk banget !" Cetus Dara, ia langsung naik ke tempat tidur kemudian menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Dito menghela nafas kecewa, Sebenarnya dia pengen sekali bicara serius dengan Dara. Dito ingin tahu lebih jauh tentang pamannya, Lindu. Dan juga Dika. Karena Dito yakin, Dara tahu banyak daripada dirinya.
>>>
Huweeek
Huweeek
Anindita mengeluarkan semua makanan yang baru saja ia santap. Ini cukup melelahkan, perut nya seakan menolak untuk diisi makanan.
" Kamu baik-baik saja sayang ?" Lindu bertanya, rasa kasian melihat putrinya terus saja muntah-muntah hingga wajahnya pucat.
Anindita tak berdaya, ia menggeleng lemah .
" Mama kamu kemana sih? Dari tadi pergi sampai sekarang nggak pulang-pulang"
Lindu sedikit gelisah, dia masih teringat akan ucapan Dara. Lindu melirik Anindita, Jika benar Anindita bukan putri nya? Entah dia harus bersikap seperti apa?
Lindu sudah terlanjur sayang dengan putri nya ini, tega sekali Yunita membohongi nya selama bertahun-tahun. Ahhhhh... Hati Lindu sangat sakit.
" Apa perlu kita pergi ke Dokter ?" Tanya Lindu setelah Anindita berhasil menyudahi muntah nya.
Anindita menolak dengan gelengan kepala.
" Paling cuma masuk angin saja Pa, Dari kemarin Anin malas makan " Jelas Anindita, suaranya begitu lemah.
Lindu mengangguk pelan, Dia mendampingi sang anak masuk ke kamar.
" Istirahatlah, Papa akan ambilkan parasetamol " Ucap Lindu, Anindita setuju.
Sewaktu hendak keluar, Dika muncul. Pria itu gegas pergi mengunjungi adiknya ketika mendapatkan laporan dari pelayannya jika Anindita habis muntah-muntah.
" Kau sakit Nin?" Tanya Dika.
" Katanya cuma masuk angin, Papa mau ambil obat dulu. Tolong temani adikmu" Pinta Lindu, Dika menyanggupi.
Sepertinya Lindu, Dika duduk di bibir kasur tempat Anindita terbaring. Ia merapikan sedikit selimut adiknya.
" Mama mana?" Tanya Dika, Anindita hanya menggeleng lemah. Dika menghela nafas panjang.
" Tadi Kakak pergi ke tempat kerja Antonio "
Anindita langsung buang muka, kesal sekali bila mengingat ucapan Dara. Jika sang Kakak dengan sengaja menutupi perselingkuhan Antonio.
" Nin,,,, Aku tahu kamu pasti termakan oleh ucapan Dara"
Anindita tidak menyahut.
" Itu semua bohong Nin, Tadi Kakak habis bicara sama Antonio. Kakak marahi dia habis-habisan " Jelas Dika membela diri.
" Kakak..."
" STOP!! Kalau Kakak cuma ingin membicarakan pengkhianat itu, lebih baik Kakak keluar " Anindita memotong kalimat yang hendak diucapkan oleh Dika.
Dika menghela nafas panjang, ia sudah tidak tahu bagaimana cara membujuk sang adik. Tiba-tiba Anindita mual lagi, ia cepat turun dan lari ke dalam kamar mandi.
Huweeek
Huweeek
Dika tertegun, ia terpikirkan satu keadaan buruk yang menimpa sang adik. Kebetulan Lindu sudah datang dengan membawa obat untuk putri nya.
" Anin muntah lagi?" Tanya Lindu, Dika mengangguk ragu.
" Pa... Aku takut" Suara Dika pelan terdengar.
" Takut apa?"
" Takut... Anin hamil "
Lindu terperangah, tangan nya langsung gemetar.
" Ayo kita lakukan pemeriksaan lanjut Pa... Sebelum terlambat "
Lindu tidak langsung menjawab, ia bingung dan cukup shock. Jika benar Anindita hamil diluar nikah, Pasti Tuan Lesmana tidak akan membiarkan masalah ini lolos begitu saja.
" Pa..."
Lindu gamang hingga pikiran nya melamun jauh. Otaknya terasa buntu.
km baik sintia semoga mndptkan laki² yg baik juga
Semoga Dito tak gegabah utk mempercayai semua foto yg di kirimkan wanita duplikat itu. selidikilah dulu .. jngn main usir Dara