"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Terlambat
Malam yang biasa nya terasa menyenangkan untuk para anak anak muda, kini mereka takut sekali mau kekuar dari rumah sekedar untuk pacaran saja. desa Purnama mulai sepi denhan anak anak muda pacaran, untuk sementara mereka berhenti pacaran saja dulu agar tidak di bunuh pembantai yang beraksi saat malam Purnama penuh.
Jangan kan para anak muda yang masih pacaran, yang sudah menikah saja sampai tidak mau berdekatan dengan pasangan bila sudah malam purnama. karena mereka sangat takut untuk di bunuh oleh pembunuh yang sampai saat ini belum di ketahui identitas nya, begitu rapat dan juga pintar sekali dia menyelinap dari polisi.
Yang mau menikah juga sebisa mungkin menghindari saat malam purnama, karena sudah ada yang menikah saat bukan malam purnama dan mereka selamat. maka nya para warga tidak mau menikah saat malam purnama, karena takut di bantai dengan sadis nya oleh orang tersebut, semua meyakini bahwa dia adalah orang bersekutu dengan iblis.
"Tolong cepat lah sedikit, Pak." ujar Bu Jelita saat memasuki hutan.
"Tadi kalau tidak hujan kita tak akan malam begini." keluh Pak Hamdan.
Mereka datang kedesa ini karena anak mereka akan menikah di sini, Arjun akan menikahi Lela anak nya Juragan Sapi yang ada di desa ujung pandang. desa yang bersebelahan dengan desa nya Purnama, seminggu lagi acara pernikahan akan di gelar.
"Lela bilang setengah jam lagi kita akan sampai, Bu." Arjun yang di kursi belakang membuka suara.
"Masih jauh berarti, kamu ini loh cari calon istri saja harus sejauh ini." keluh Bu Jelita.
"Ya nama nya juga jatuh cinta, mana bisa aku memilih yang dekat atau jauh." jawab Arjun sekena nya saja.
"Rombongan kita masih di belakang sana itu, mereka tau enggak jalan nya?" cemas Pak Hamdan.
"Tau lah, kan sudah ada maps nya." Arjun menjawab santai saja.
"Hutan sini lumayan luas sekali ya, ini kalau di bangun perumahan pasti dapat banyak." Bu Jelita menatap semua hutan.
Memang hutan inu masih luas dan sama sekali tidak terjamah, kalau di pinggiran sana masih ada orang yang menggembala kambing nya untuk cari makan. bahkan ada juga yang menanam jagung atau sayuran lain, sebab tanah nya memang sangat subur sekali sehingga mau di tanam apa pun bakal subur.
Cekiiiitt.
Mobil yang melaju kencang itu terpaksa mengerem mendadak karena di depan sana ada orang yang tergeletak, mana seluruh tubuh tepat di jalan sehingga tidak bisa mau di abaikan. kalau Pak Hamdan tetap memaksa lewat, yang ada tubuh orang ini bakal kena tabrak.
"Bagai mana ini, apa mungkin itu jebakan begal?" cemas Bu Jelita.
"Aduh, mana rombongan kita juga masih jauh!" keluh Pak Hamdan.
"Tapi kalau tidak kita pinggirkan, maka kita tidak bisa lewat." ucap Arjun.
"Takut nya pas keluar itu cuma jebakan saja." Pak Hamdan ketakutan.
"Aku akan keluar untuk melihat, kalian kunci mobil ya." pesan Arjun.
"Jangan! Ibu mohon jangan, biar lah kita tunggu rombongan saja." cegah Bu Jelita cepat.
"Mau sampai kapan kita tunggu, mereka masih jauh sekali." Pak Hamdan juga ragu.
Mau tak mau memang harus ada yang keluar untuk menyingkirkan tubuh orang tersebut, Arjun tidak mungkin membiarkan orang tua nya turun keluar dari mobil. sebagai anak dia sangat perhatian pada orang tua nya, maka dia turun untuk menyingkirkan nya.
"Hati hati, Arjun!" Bu Jelita ketakutan sekali sekarang.
Arjun pun turun sambil membawa tongkat besi sebagai senjata bila orang itu punya niat buruk pada diri nya, semakin dekat maka semakin berdegup lah jantung pria kota ini. hutan yang sangat lebat membuat keadaan kian seram saja, sudah berusaha untuk tenang pun tetap saja.
"Permisi." Arjun menggoyang bahu orang yang tergeletak itu.
"Eeegkkkk!"
"Anda kenapa, apa anda terluka?!" Arjun berjongkok untuk melihat nya.
Wuusssh.
Crassss.
"Eeeegkkk, grooookk"
Suara mengorok keluar dari mulut nya Arjun ketika celurit yang sangat besar itu menebas leher nya, orang berjubah hitam bangun dan menebas kembali leher nya Arjun agar terlepas dari raga. di dalam mobil sana Bu Jelita berteriak keras melihat anak nya di bunuh, begitu juga dengan Pak Hamdan yang langsung keluar dari dalam mobil.
"Arjuuuun, aaaakkk anak ku!" pekik Bu Jelita.
"Bajingan!" Pak Hamdan juga menyerang dengan tongkat besi.
Triiingg.
Tongkat besi beradu dengan clurit besar sehingga menimbulkan suara yang membuat tubuh merinding, Pak Hamdan berusaha melihat wajah orang yang berlindung di balik jubah hitam ini karena dia sangat penasaran sekali dengan wujud nya.
Crassss.
"Aaagggkkk!"
"Masssss!" Bu Jelita terpekik melihat tangan suami nya putus.
"Mati lah kau bersama anak dan istrimu!" geram jubah hitam.
"Apa salah kami padamu?!" Pak Hamdan masih bertanya sambil menahan sakit.
Wuussssh.
Craaaak, craaassss.
Dua kali tebasan baru kepala nya Pak Hamdan lepas dari badan, selama dua menit Pak Hamdan masih hidup walau leher sudah di penggal. masih bisa dia merasakan sakit yang sangat luar biasa ketika nyawa akan di cabut dari badan, lalu kemudian ambruk kejalan aspal.
"Tidaaaaakk, kau jahat!" teriak Bu Jelita dari dalam mobil nya.
Braaaak.
"Aaaagkkkh!" Bu Jelita terpekik kembali karena kaca mobil di hantam dengan batu besar oleh jubah hitam.
Untung nya wanita ini bisa membawa mobil sehingga dia cepat pindah di kursi kemudi, lalu menerobos tubuh anak dan suami nya yang tergeletak di jalan. mengira di akan selamat sampi desa dan minta tolong, namun baru lima menit berjalan mobil nya sudah di hadang oleh srigala besar.
"Apa lagi ini, ya allah!" keluh Bu Jelita gemetar tidak karuan.
Hewan yang leher nya putus itu mengambil ancang ancang untuk menerobos masuk kedalam mobil, Bu Jelita membulatkan tekad agar menabrak hewan ini saja.
Braaaak, Pyaaaar.
Kaca mobil pecah dan srigala berhasil masuk kedalam mobil, Bu Jelita hilang kendali sehingga dia menabrak pohon karena leher nya di koyak oleh srigala yang bisa di bilang tidak nyata karena dia hanya lah arwah saja.
"Ambil jantung nya juga!" titah jubah hitam yang sudah membawa jantung Pak Hamdan dan juga Arjun.
"Gerrrr!" srigala menggeram lalu mengoyak dadak Bu Jelita untuk mengambil jantung.
Tidak sampai lima menit jubah hitam dan srigala itu pergi, datang lah tiga gadis cantik yang mendarat sempurna di aspal juga.
"Sialan! kita kalah cepat, Nilam." kesal Maharani.
"Kalian tidak percaya dengan ucapan ku, maka nya kita jadi telat!" Xiela membuka suara.
Maharani terdiam karena tadi dia memang tidak percaya pada ucapan Xiela bahwa ada pembunuhan, maka nya debat dulu sehingga kalah cepat oleh pembunuh tersebut.
Hari minggu up satu ya.
atau jangan² ini ulahnya pak lurah lagi
dan yg pasti,slah 1 d antara mreka adlh plakunya...