Suami Tampanku.

Arga yang baru saja kembali dari toilet segera berjalan ke arah meja yang ditempati Faras bersama sang istri dan juga kedua adiknya.

"Hai kawan..." Arga mengarahkan kepalan tangannya pada Faras dan di sambut dengan pergerakan yang sama oleh Faras yang kini sudah berdiri dari duduknya menyadari keberadaan Arga. "Sepertinya malam ini gelar couple gol paling tepat disematkan buat kalian berdua deh." ucap Arga dengan suara yang cukup keras sehingga orang-orang yang berada disekitar Faras dan Inara dipastikan dapat mendengarnya, termasuk Yumi dan antek-anteknya.

"Btw Sorry, aku nggak sempat datang ke acara pernikahan kalian tempo hari, saat itu aku sedang berada di luar negeri soalnya. biasa urusan kerjaan." imbuh Arga sebelum ikut bergabung di meja Tersebut.

"APA??? Pernikahan???." saking kagetnya Yumi sampai tak sabar meninggikan intonasi suaranya, bahkan kini wanita itu sudah berdiri dari kursinya, menatap pada Faras dan Inara.

"Ada apa denganmu, Yumi?." Arga menahan tawanya, ia sudah menduga gadis itu pasti akan terkejut setengah mati setelah mendengar Fakta jika Faras telah menikah dan yang lebih mengejutkan lagi karena wanita yang dinikahi Faras adalah Inara, gadis cantik yang paling dibenci oleh Yumi.

"Apa benar kalian sudah menikah?." tanya Yumi tanpa berniat menjawab pertanyaan dari Arga.

Arga tersenyum miring. "Yumi....Yumi.... Memangnya kau baru keluar dari Gowa mana sampai tidak tahu berita tentang pernikahan Faras dan Inara." Arga geleng kepala.

Anggaplah begitu, karena Yumi memang tidak tahu menahu tentang pernikahan Faras dan Inara, berbeda dengan antek-anteknya yang ternyata sudah tahu tentang berita pernikahan tersebut hanya saja sengaja menyembunyikannya dari Yumi, mengingat Yumi baru saja keluar dari rumah sakit akibat depresi berat yang dikarenakan ibunya meninggal dunia dan ayahnya menikah lagi.

"Diam kau! Aku tidak bertanya padamu!" sentak Yumi seraya menatap sinis pada sahabat Faras tersebut.

"Ras..apa benar kamu sudah menikah dengan Inara?." sepertinya Yumi belum puas jika belum mendengar jawaban langsung dari mulut Faras.

Faras yang tidak tahu menahu tentang kondisi Yumi langsung menganggukkan kepala. "Seperti apa yang dikatakan Arga, saya sudah menikah dan istri saya adalah wanita cantik yang kini duduk di samping saya."

Beberapa gadis yang tadi sempat membicarakan tentang Faras ikut terkejut mendengarnya. sepertinya bukan hanya Yumi yang baru keluar dari Gowa, mereka pun demikian karena tak tahu menahu tentang pernikahan Faras, pria idola semasa sekolah.

"Beruntungnya Inara."

"Kalau kata aku sih bukan hanya Inara yang beruntung, tapi Faras juga beruntung mendapatkan istri secantik dan secerdas Inara."

Salah satu dari tiga gadis tadi nampak mengangguk, setuju dengan ucapan sahabatnya. "Yumi bisa kembali masuk rumah sakit ji-wa nih saking syoknya mendengar berita pernikahan Faras, pria pujaan hatinya." gadis itu nampak menutup mulutnya dengan telapak tangannya ketika tatapan tajam Yumi tertuju ke arahnya.

Yumi beranjak begitu saja dari tempat duduknya, berlalu meninggalkan ballroom hotel dengan perasaan penuh amarah.

Setelah kepergian Yumi mulai terdengar beberapa orang bercerita tentang kondisi Yumi yang sempat mengalami depresi. Jujur, Arga, Faras, Inara dan juga si kembar sangat terkejut mendengarnya.

"Apa? Yumi pernah mengalami depresi?." Arga seperti tak percaya dengan Fakta yang baru saja didengarnya tentang Yumi. Sementara Faras dan Yumi, kedua nampak bertukar pandangan, sama-sama tidak menyangka.

Acara reuni terus berlanjut tanpa kehadiran Yumi, gadis manja yang terkenal tergila-gila pada Faras.

*

"Ada apa ini?." tanya seorang pemuda pada salah seorang anak buahnya yang ditugaskan menjadi pengawal pribadi adiknya, saat melihat semua barang-barang di ruang tamu sudah berhamburan ke lantai. "Di mana Yumi?." imbuhnya.

"Di kamar, Tuan."

Tatapan pria itu langsung berubah tajam. Gegas memeriksa kondisi adiknya di kamar. "Yumi....Yumi ....buka pintu dek, ini Mas." bersuara dengan nada selembut mungkin di depan pintu kamar sang adik.

"Pergi... Yumi benci sama Mas Gilang. mas Gilang sudah bohong sama Yumi." selama ini Gilang selalu memberinya harapan palsu. Gilang selalu mengatakan pada Yumi bahwa Faras akan menunggunya dan akan menikahinya, tetapi kenyataannya malam ini ia justru mengetahui kebenaran jika Faras sudah menikah.

"Buka dulu pintunya dek, kita bisa bicara baik-baik!." masih berusaha merayu sang adik agar bersedia membuka pintu kamarnya. Jujur, Gilang sangat takut jika Yumi sampai berbuat nekat, seperti apa yang pernah dilakukan oleh adiknya itu saat ayah mereka memutuskan menikah lagi dengan seorang janda beranak satu.

Karena Yumi tak lagi menghiraukan perkataannya, mau tak mau Gilang meminta ART untuk mengambil kunci cadangan.

"Cepat hubungi dokter Bayu!." titah Gilang pada pengawal adiknya setelah sebelum membuka pintu kamar Yumi dengan menggunakan kunci cadangan.

Gilang menyapu pandangan ke sekeliling kamar Yumi yang terlihat seperti kapal pecah. semua barang-barang, peralatan make up serta benda-benda lainnya sudah berhamburan di lantai. ada juga pecahan kaca yang berasal dari serpihan cermin hias.

Perlahan Gilang mengayunkan langkah mendekati adiknya itu. "Lepas...! Yumi benci sama mas Gilang." tatapan sinis Yumi ibarat belati yang merobek hati Gilang. sudut matanya pun sudah nampak basah. Cemas kondisi adiknya akan kembali seperti dahulu, mengalami depresi.

"Selamat malam." suara dokter Bayu mengalihkan pandangan Gilang ke arah dokter bayu yang kini sudah berdiri diambang pintu.

Dokter Bayu mengayunkan langkah mendekat pada Yumi dan Gilang. sesampainya di depan Yumi, pria itu pun berjongkok seraya mengucapkan kalimat-kalimat yang mampu menenangkan gadis itu. setelah merasa situasi dan kondisi Yumi mulai tenang, dokter Bayu lantas menyuntikkan obat penenang pada Yumi.

"Faras aku mencintaimu." gumam Yumi sebelum benar-benar tak sadarkan diri.

Dokter Bayu memandang pada Gilang. "Bukankah sejak awal saya sudah memperingatkan anda, tuan Gilang. Jika sudah seperti ini aku khawatir Yumi akan kembali mengalami depresi." sejak awal dokter Bayu mengingatkan Gilang agar tidak memberi harapan palsu pada Yumi, harapan bisa menikah dengan pria yang dicintainya itu.

Gilang terdiam. seandainya saat itu ia mendengar peringatan dari dokter Bayu, tidak memberikan harapan palsu pada adiknya mungkin semua ini tidak akan terjadi, Yumi tidak akan mengalami syok yang bisa saja membuat gadis itu kembali mengalami depresi.

Gilang mengangkat tubuh Yumi, membaringkannya di tempat tidur. Obat penenang itu akan bekerja selama delapan jam, dan bisa dipastikan selama delapan jam Yumi akan terlelap.

"Ikut denganku." perintah itu ditujukan Gilang pada pengawal pribadi adiknya.

Bug

Bogem mentah Gilang mengenai perut pengawal pribadi adiknya, setelah pria itu mengakui kelalaian nya, mengizinkan Yumi menghadiri reuni seangkatannya semasa SMA.

"Berani sekali kau menentang perintahku." Gilang nampak sangat emosi.

"Maafkan saya, tuan." pria bertubuh tinggi besar tersebut tertunduk, tak berani menatap tuannya itu.