NovelToon NovelToon
Jejak Takdir Di Ujung Waktu

Jejak Takdir Di Ujung Waktu

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Musim_Salju

Gus Zidan, anak pemilik pesantren, hidup dalam bayang-bayang harapan orang tuanya untuk menikah dengan Maya, wanita yang sudah dijodohkan sejak lama. Namun, hatinya mulai terpaut pada Zahra, seorang santriwati cantik dan pintar yang baru saja bergabung di pesantren. Meskipun Zidan merasa terikat oleh tradisi dan kewajiban, perasaan yang tumbuh untuk Zahra sulit dibendung. Di tengah situasi yang rumit, Zidan harus memilih antara mengikuti takdir yang sudah digariskan atau mengejar cinta yang datang dengan cara tak terduga.

Yuk ikuti cerita selanjutnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musim_Salju, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19: Titik Balik

Pagi itu, Zahra bangun dengan mata bengkak. Ia menghabiskan malam merenungi semua yang terjadi. Foto-foto, pesan ancaman, dan kehadiran Siska yang terus menghantui pikirannya membuatnya sulit bernapas. Ia merasa dikhianati oleh dunia, tapi bagian kecil dari hatinya masih ingin mempercayai Zidan.

Di sisi lain, Zidan duduk termenung di ruangannya di pesantren. Ia tahu ia harus bertindak cepat sebelum semua ini menghancurkan hubungan mereka. Ia memutuskan untuk menemui seseorang yang mungkin bisa membantunya, Abi Idris, sosok bijaksana yang selalu menjadi tempatnya mencari nasihat.

"Abi," kata Zidan dengan nada berat. "Masalah ini semakin parah. Saya tidak tahu harus bagaimana lagi."

Kiai Idris menatap Zidan dengan penuh perhatian. "Nak, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Tapi kamu harus berani menghadapi sumbernya. Sudahkah kamu mencari tahu siapa sebenarnya yang ada di balik ini semua?"

Zidan mengangguk pelan. "Saya curiga ini lebih dari sekadar Siska. Sepertinya ada orang lain yang memanfaatkan situasi ini untuk menghancurkan saya... dan Zahra."

Kiai Idris tersenyum tipis. "Jika begitu, kita harus menghadapinya dengan kepala dingin. Mulailah dengan mencari bukti, dan pastikan Zahra tahu bahwa kamu ada di pihaknya."

Sementara itu, Zahra memutuskan untuk menghubungi sahabatnya, Aisyah, yang selama ini menjadi tempatnya berbagi. "Ai, Aku bener-bener nggak tahu harus ngapain lagi. Semua bukti-bukti itu bikin Aku nggak bisa percaya lagi sama Zidan."

Aisyah, yang selalu mendukung Zahra, berkata, "Zahra, Kamu harus cari tahu semuanya sampai tuntas. Jangan biarin orang lain yang menentukan akhir cerita Kamu. Kalau Kamu butuh bantuan, Aku siap."

Mendengar itu, Zahra merasa sedikit lega. Ia memutuskan untuk tidak tinggal diam. Bersama Aisyah, ia mulai menelusuri foto-foto dan pesan yang diterimanya. Mereka menemukan sesuatu yang mencurigakan, cap waktu pada foto-foto tersebut tidak konsisten. Beberapa di antaranya tampak seperti hasil editan.

Sore harinya, Zidan akhirnya bertemu Zahra di sebuah tempat yang mereka sepakati. Hujan kembali turun, mengiringi percakapan yang sarat emosi.

“Zahra,” kata Zidan dengan suara berat, “aku tahu semua ini membuatmu ragu. Tapi aku mohon, dengarkan aku. Aku tidak pernah melakukan apa pun yang mengkhianati kepercayaanmu.”

Zahra menatap Zidan dengan mata yang penuh air mata. “Kalau begitu, siapa yang mengirim semua ini? Kenapa ada foto-foto dan video yang membuat semuanya terlihat seperti... seperti kamu masih bersama Siska?”

Zidan menghela napas panjang. “Aku belum tahu pasti siapa di balik ini semua. Tapi aku berjanji, aku akan mencari tahu. Aku hanya butuh kamu untuk percaya padaku, Zahra.”

Zahra terdiam sejenak. Ia ingin percaya, tapi luka itu masih terasa nyata. “Aku... aku akan mencoba, Gus. Tapi aku butuh waktu.”

“Terima kasih,” kata Zidan dengan suara serak. “Aku janji, aku akan menyelesaikan semuanya.”

Beberapa hari kemudian, Zidan mulai bergerak. Dengan bantuan Dimas salah satu temannya yang diam-diam bekerja sama dengannya, mereka berhasil melacak sumber pengiriman foto dan video. Hasilnya mengejutkan, semua itu berasal dari nomor anonim yang ternyata terkait dengan seseorang yang pernah bekerja di pesantren.

Zidan akhirnya menghadapi orang tersebut, seorang mantan pegawai yang merasa dendam karena diberhentikan akibat masalah disiplin. Ia mengakui bahwa ia bekerja sama dengan Siska untuk merusak reputasi Zidan.

“Kenapa kalian melakukan ini?” tanya Zidan dengan nada tajam.

Pria itu menjawab dengan senyuman sinis. “Karena aku ingin melihat kamu jatuh, dan Siska ingin kamu kembali padanya. Kami hanya menjalankan rencana yang sempurna.”

Zidan merasa marah, tapi ia tahu bahwa kemarahan tidak akan menyelesaikan masalah. Ia memutuskan untuk membawa bukti ini kepada Kiai Idris dan melibatkan pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah ini secara hukum.

Hari itu menjadi titik balik. Dengan bukti-bukti yang ada, Zidan akhirnya bisa menunjukkan pada Zahra bahwa semua tuduhan itu tidak benar. Ia juga memastikan bahwa Siska dan kaki tangannya tidak lagi bisa mengganggu kehidupan mereka.

Di sebuah sore yang tenang, Zidan menemui Zahra di taman yang sama. Kali ini, suasana terasa lebih damai.

“Zahra,” kata Zidan pelan, “aku sudah menyelesaikan semuanya. Aku harap ini bisa membuktikan bahwa aku selalu jujur padamu.”

Zahra menatap Zidan dengan air mata yang menggenang. “Maafkan aku, Gus. Aku terlalu cepat meragukanmu.”

“Tidak apa-apa,” jawab Zidan lembut. “Aku mengerti. Aku hanya ingin kita saling percaya, saling mendukung.”

Zahra mengangguk. Untuk pertama kalinya setelah beberapa waktu, ia merasa hatinya tenang. Ia tahu bahwa badai yang mereka alami bukanlah akhir, melainkan ujian yang memperkuat cinta mereka.

Namun, di balik kedamaian itu, mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang. Tantangan baru mungkin akan datang, tapi mereka siap menghadapi semuanya bersama.

To be continued...

1
Jumi Saddah
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Berlian Bakkarang
nyai siti istri seorang kiyai tp bermulut pedas krn menghina zahra katax orang muskin segala
Nanik Arifin
waoow, dalam pesantren ternyata seperti dunia bisnis. ada lobi", ada persekongkolan, ada perebutan kedudukan, intimidasi/tekanan dll
Nanik Arifin
kog jadi ada nama Kyai Ridwan sebagai ortu Ning Maya ? Kyai Mahfud apanya Ning Maya ?
kirain kemarin" tu Kyai Mahfud ortu Ning Maya 🤭
Nanik Arifin
seorang Ning ( putri kyai ) melakukan intimidasi demi seorang lali" atau bahkan demi sebuah keangkuhan, bahwa dirinya putri seorang kyai. waoow....
ingat Maya, Adab lebih tinggi dari ilmu. sebagai putri kyai pemilik pondok ilmumu tidak diragukan lagi. tapi adabmu ??
Musim_Salju: benar banget kak, adab lebih tinggi dari pada ilmu, dan minusnya sekarang banyak yang tidak memperhatikan adab itu sendiri
Musim_Salju: Dunia sekarang banyak yang seperti itu kak, hanya saja tertutup dengan kebaikan yang dilakukan di depan banyak orang. Pengalaman pribadi saya sebagai seorang pendidik, sikit menyikut dan menjatuhkan saja ada
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!